• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk olah Gambir yang sudah berkembang

Dalam dokumen Jurnal Volume 1 No. 2 2013 (Halaman 103-106)

DI SUMATERA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Luas, produksi dan potens

3. Produk olah Gambir yang sudah berkembang

Secara modern gambir dimanfaat di berbagai industri seperti farmasi, makanan, kosmetik, kimia dan agro industri, berikut Table 6. Konstribusi gambir terhadap PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku di

kabupaten Limapuluh Kota tahun 2007-2011

No. Tahun Produksi gambir (ton) Harga gambir (Rp/kg) Nilai komoditi (jt rupiah) Nilai PDRB Sektor pertanian (jt. Rupiah) Konstribusi (%) 2007 9.240,00 18.300 4.196.793,43 1.451.373,71 11,65 2008 9.699,00 16.750 5.021.813,26 1.713.161,14 9,48 2009 9.699,48 28.000 5.528.842,98 1.857.228,89 14,62 2010 7.924,00 26.000 6.296.265,75 2.159.498,40 9,54 2011 7.743,16 37.000 7.160.864,31 2.473.114,92 11,58

Table 7. Konstribusi gambir terhadap PDRB sektor perkebunan atas dasar harga berlaku di kabupaten Limapuluh Kota tahun 2007-2011

akan di uraikan kegunaan gambir dalam industri :

a. Tinta Pemilu

Tinta pemilu berbahan baku gambir asalan merupakan salah satu produk hilir gambir hasil penelitian para peneliti di Balai Riset dan Standarisasi ( Baristand ) Sumatera Barat. Selain melakukan penelitian mengenai tinta pemilu.

Latar belakang penelitian tinta pemilu berbahan alami yang terbuat dari gambir adalah :

1. Pemilu Legislatif tahun 2004 menggunakan tinta pemilu dengan kadar AgNO3 berkisar lebih 10%-15% 2. WHO mensyaratkan pengguanaan

AgNO3 di bawah 4%

3. Tinta pemilu tahun 2009 penggunaan AgNO3 adalah 3,6%-4% tahan 1-3 hari Karakteristik Tinta Pemilu Gambir Berwarna ungu, tidak mengandung bahan yang dapat menimbulkan iritasi, tidak me- lapisi permukaan kulit (air tetap menembus kulit pada waktu berwuduk), telah menda- patkan sertifikat halal oleh LPPOM dan MUI serta tidak luntur jika dicuci dengan sabun dan deterjen. Keuntungan penggunaan tinta alami adalah tidak merusak kulit, harga lebih murah dibandingkan tinta pemilu berbahan kimiawi, tidak merusak kesehatan dan tidak merusak lingkungan.

b. Produk Katekin

Katekin adalah salah satu produk turunan yang diperoleh dari komponen utama tanaman gambir. Gambir selain dari gambir murni, gambir terstandarisasi, tanin dan alkaloid. Katekin yang dihasilkan dari proses yang tepat dapat menghasilkan nilai komersial yang sangat tinggi.

Penggunaan katekin gambir cukup banyak untuk kepentingan di berbagai industri yaitu industri kesehatan, kosmetik

(antiaging dan antioksidan), makanan dan minuman dan pewarna. Katekin murni memiliki nilai komersial yang sangat tinggi yaitu USD 150/10 mg. Pada industri farmasi, katekin digunakan dalam pembuatan berbagai macam obat seperti obat penyakit hati, permen pelega tenggorokan, obat skait perut, obat sakit gigi, obat penyakit azheimer, obat anti kanker dan pasta gigi. Pada industri kosmetika, katekin digunakan dalam pembuatan produk krim anti penuaan, krim anti jerawat, anti ketombe, perawatan rambut rusak dan sabun mandi. Pada industri pewarna, katekin digunakan sebagai bahan untuk pewarna kain wol dan sutra, pewarna kulit samak, pewarna rambut dan pewarna makanan.

Saat ini, gambir di ekspor masih dalam bentuk gambir yang diproduksi secara tradisional dengan kadar katekin <50% yang nilainya relatif rendah, sedangkan pasar ekspor menghendaki kadar katekin di ats 55%. Metode inovatif ini dinilai prospektif karena dapat meningkatkan kadar katekin gambir melalui beberapa tahapan, yakni pelarutan dengan air panas, pencucuian berulang, pelarutan dengan pelarut organik dan dikeringkan dengan spray dyer. Proses pemurnian tersebut menghasilkan produk katekin dengan kadar >90%.

c. Produk Olahan Gambir Universitas Andalas

Laboratorium Andalas Farma telah melakukan diversifikasi pemanfaatan gambir sebagai obat-obatan, kosmetik, makanan dan minuman, bahan kimia dan agro industi. Produk obat-obatan berupa obat untuk anti diare, obat mag, diabetes militus, obat luka dan kumur-kumur. Untuk kosmetik berupa antiaging, antiacne dan anti ketombe. Untuk makanan dan minuman berupa pengawet makanan dan minuman, katevit (minuman kesehatan), teh gambir, dan permen gambir.

Profil investasi Untuk industri kimia berupa bahan untuk

pengawet kayu, lem kayu, tinta gambir, dan zat pewarna.

Hasil produk olahan gambir untuk penyamakan kulit yang berbahan dasar gambir telah di uji cobakan pada UPTD penyamakan kulit di kota Padang Panjang oleh Bapak Prof. DR. Anwar Kasim, dimana hasilnya lebih baik dari pada memakai tannin yang di impor dari luar negeri yang bersumber dari tanaman Mimosa (Kasim dan Mutiar, 2012)

PENUTUP Kesimpulan

1. Komoditi gambir berkembang di Kabupaten Limapuluh Kota dengan luas pertanaman mencapai 15.470,5 ha dan produksi 7.743,16 ton yang tersebar pada 9 kecamatan dari 13 kecamatan. 2. Potensi lahan untuk pengembangan

gambir di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 6.715,5 ha yang tersebar pada kecamatan-kecamatan antara lain kecamatan Bukit Barisan 2.291,0 ha, Pangkalan Koto Baru 1.815,0 ha, Lareh Sago Halaban 902,5 ha Kapur IX 722,0 ha dan Harau 700,0 ha.

3. Daerah pengembangan yang besar terdapat di kecamatan Kapur IX ada 20 kelompok tani dengan luas kebun gambir 722 ha, di kecamatan Harau 17 kelompok tani gambir dengan luas 525 ha, di kecamatan Lareh Sago Halaban 14 kelompok tani gambir dengan luasan 250 ha. Rata-rata masing-masing kelompok seluas 26,48 ha.

4. Pada tahun 2011 sektor pertanian masih dominan terhadap perekonomian di Kabupaten Limapuluh Kota bila ditin- jau dari sisi PDRB menurut lapangan

usaha. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 34,53 persen terhadap perekonomian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran menduduki urutan kedua dengan konstribusi sebesar 21,74 persen (dari tahun ke tahun cendrung meningkat) dan jasa-jasa sebesar 15,21 persen dan sektor industri pengolahan 9,64 persen (turun dari tahun 2009). 5. Pada tahun 2011 walau pun produksi

turun tetapi dengan harga gambir yang cukup tinggi yaitu Rp 37.000,-/ kg sehingga nilai komoditi gambir naik menjadi Rp 286.496,90 dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 4,00 persen.

6. Pada tahun 2011 kontribusi komoditi gambir terhadap PDRB sektor pertanian kembali turun menjadi 11,58 persen, karena produksi gambir turun lagi menjadi 7.743,16 ton.

7. Diversifikasi produk turunan komoditi gambir sudah cukup banyak antara untuk Obat-obatan; kosmetik; makanan dan minuman; bahan kimia dan agro industri.

Rekomendasi

1. Untuk meningkatkan harga gambir perlu peningkatan mutu hasil olahan gambir sesuai dengan SNI

2. Untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditi gambir perlu pengembangan industri pengolahan gambir.

3. Dengan berkembangnya industri pengolahan gambir akan meningkatkan pendapatan petani dan PDRB dari kabupaten Limapuluh Kota.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 1999. Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif. Badan Litbang Pertanian Jakarta.

Baristan. 2013. Pengenalan Tinta Pemilu berbahan dasar gambir. Bahan presentasi kepada KPU Pusat yang difasilitasi oleh Kementrian Koordinasi bidang Perekonomian RI dan Kementrian Perindustrian RI. di Padang Sumatera Barat.

Bakhtiar, A 1991. Manfaat Tanaman Gambir. Makalah Penataran Petani dan Pedagang Pengumpul Gambir di Kecamatan Pangkalan Kab. 50 Kota 29-30 November 1991. FMIPA Unand. Padang 23 hal.

Bappeda Prov. Sumbar. 1997. Kebijaksanaan dan program pemerintah daerah untuk memacu ekspor komoditi perkebunan. Makalah seminar pengembangan produk pertanian dengan orientasi pasar bebas, Padang 27 Nop. 1997. Bappeda, 2010. Grand Design 10 (sepuluh)

Unggulan Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Bappeda Prov.Sumbar, 2011. Laporan Renca Tindak/ Action Plan 5 (lima) Industri Unggulan Sumtera Barat. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat.

Bappeda Prov.Sumbar, 2012.

Perkembangan Ekonomi Sumatera Barat (Tinjauan PDRB Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten/Kota menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011). Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat

Dinas Perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota, 2011. Laporan perkembangan perkebunan di Kabupaten Limapuluh Kota.

Dinas Perkebunan, 2012. Buku Data Base, Informasi Harga Pasar tahun 2011. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil tahun 2011. Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat.

Denia.A. 2004. Status teknologi produksi tanaman gambir. Makalah Utama pada ekspose Teknologi Gambir, Kayumanis dan Atsiri. Di Laing Solok, Sumbar, 2 Desember 2004. Direktorat IKM, 2012. Profil investasi

turtunan produk gambir. Direktorat IKM Wilayah I. Direktorat Jendral Industi Kecil dan Menengah. Kementerian Perindustrian. Jakarta. Driyamedia. 1996. Berbuat bersama

berperan setara. ”Acuan penerapan Participatory Rural Appraisal (PRA). Bandung.

Gumbira Sa’id E, 2008. Review kajian, penelitian dan pengembangan agroindustri strategis Nasional: kelapa sawit, kakao dan gambir J. Tek. Ind. Pert. Vol. 9(1), 45-55. Gumbira Sa’id E, K.Syamsu,

E.Mardliyati; A.Herryandie;

Dalam dokumen Jurnal Volume 1 No. 2 2013 (Halaman 103-106)