(2) MARJOKO KARANGANYAR
6.1.4 Tindak Pidana Penipuan
6.1.4.1 Perbedaan antara Tipu-muslihat dan Rangkaian Kebohongan
Di dalam hukum pidana penipuan akan dibedakan antara tipu-muslihat (listige kunstgrepen) dan rangkaian kebohongan (samenweefsel van verdichtsels)
Dikatakan tipu muslihat apabila penipuan itu berbentuk membohongi orang tanpa kata-kata (misalnya dengan cara memperlihatkan sesuatu), sedangkan rangkaian kebohongan akan berbentuk adanya kata-kata yang tidak benar. Di dalam praktik kedua cara itu terkadang digunakan secara bersama-sama.
Tipu muslihat dapat juga berbentuk suatu tindakan, sedangkan rangkaian kebohongan memerlukan sedikitnya dua pernyataan yang bohong. Di dalam praktik ada kecenderungan untuk menganggap ada dua pembohongan, sedangkan sebenarnya hanya ada satu pernyataan yang dipecah menjadi dua.
Ditambah lagi pernyataan-pernyatan itu tidak perlu semua bohong. Meskipun ada di antaranya yang benar, sudah dapat dianggap ada penipuan.
Berikut data-data yang menunjukkan tindak pidana penipuan.
(1) MARIO ALIAS BASUKI
Klaten No: 216/Pid. B/2004/PNKL Senin, 20-12-2004
Barang siapa orang yang merupakan Subyek Hukum, dalam hal ini adalah
Terdakwa : MARIYO AL.BASUKI, yang sehat akalnya, sehingga setiap perbuatannya dan akibat dari perbuatannya tersebut dapat dipertanggung jawabkan kepadanya
pada hari Jum’at tanggal 1 Oktober 2004, sekitar pukul 21.30 Wib, di Sekolahan SMP Negeri I, Desa Kraguman, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Saksi korban bernama Sujiati, Andriani dan Gir Wahyuni, telah terjadi tindak pidana penipuan yang berkedok akan mencarikan pekerjaan yang dilakukan oleh Terdakwa, dan Terdakwa berhasil meminta perhiasan emas dan uang dan hingga Terdakwa ditangkap, Saksi korban belum bekerja dan apa yang dijanjikan Terdakwa tidak terbukti dan ternyata hanya menipu
(a) Di dalam bidang hukum akan ditemukan tafsiran makna sebagai berikut.
barang siapa ditafsirkan secara referensial ‘seseorang yang menjadi subjek hukum (tindak pidana) → ‘terdakwa’ →. ‘Mario alias Basuki’. Sebagai pelaku terdakwa harus sehat akalnya karena dapat mempertanggungjawabkan tindakannya berdasarkan hukum yang berlaku.
membujuk/ menggerakkan orang lain ditafsirkan sebagai tindakan
‘menjanjikan akan mencarikan pekerjaan kepada saksi korban’
dengan memakai rangkaian kata-kata bohong tidak ditafsirkan (hanya dinyatakan telah terjadi tindak pidana penipuan).
tipu muslihat tidak ditafsirkan.
dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain
‘terdakwa meminta perhiasan emas dan uang’
dengan melawan hukum tidak ditafsirkan.
(b) Ditinjau secara leksikal dapat ditemukan makna sebagai berikut.
barang siapa ‘siapa saja’
membujuk/ menggerakkan orang lain ‘berusaha meyakinkan seseorang bahwa yang dikatakan benar untuk memikat hati atau menipu’; membangkitkan perasaan’
dengan ‘menerangkan cara’
memakai ‘dengan menggunakan’
rangkaian kata-kata ‘susunan kata’
bohong ‘tidak sesuai dengan hal sebenarnya’
tipu muslihat ‘siasat’
dengan ‘menerangkan cara’
maksud ‘tujuan; niat’
hendak menguntungkan ‘akan memberi keuntungan (laba)’
diri sendiri ‘orang seorang (terpisah dari yang lain); badan’
orang lain ‘bukan diri sendiri atau kerabatnya’
dengan ‘menerangkan cara’
melawan’menentang; menyalahi’
hukum ‘undang-undang atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah’
(2) ROCHMANI AL. ROY (PENIPUAN) Surakarta No. 53/Pid.B/2005/PN.Ska. Rabu, 2-3-2005
SURAT TUNTUTAN No.Reg.Perkara : PDM-068 /SRKTA/ Ep.1 /04/2005 R a b u tanggal 2 Maret 2005.
Barang siapa. sebagai subyek hukum dan pelaku tindak pidana dalam daerah hukum Indonesia dan terhadapnya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, dalam perkara ini adalah terdakwa Rochmani Als Roy bertempat di Gilingan Banjarsari Surakarta Dengan maksud hendak
menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
terdakwa telah meminjam sepeda motor kepada saksi Rina Yuli Astuti, dan setelah itu sepeda motor Susuki Shogun warna biru No.Pol. AD-2017-CD digadaikan kepada saksi Marsono dan
Sutrisno sehatga Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan uang tersebut telah digunakan terdakwa Roy untuk membeli Handhphone dan untuk dipakai untuk keperluan sehari-hari dan telah habis
Melawan hukum baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu baik dengan akal dan tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong membuat hutang atau menghapuskan piutang ;
terdakwa Rochmani Als Roy, telah menjual sepeda motor Susuki Shogun milik saksi Rina Yuli Astuti, dan hasil perbuatan tersebut telah digunakan dengan sengaja untuk keperluan sehari-hari dan dilakukan perbuatan tersebut tidak seijin oleh yang punya yaitu saksi Rina Yuli Astuti,
(a) Ditinjau dari segi hukum dapat ditemukan tafsiran makna sebagai berikut.
barang siapa ‘subyek hukum dan pelaku tindak pidana dalam daerah hukum Indonesia dan terhadapnya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum’ →
‘terdakwa’ → ‘Rochmani alias Roy’
dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain ditafsirakan berdasarkan tindakan terdakwa sebagai ’meminjam sepeda motor kepada saksi Rina Yuli Astuti, dan setelah itu sepeda motor Susuki Shogun warna biru No.Pol. AD-2017-CD digadaikan kepada saksi Marsono dan Sutrisno seharga Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan uang tersebut telah digunakan terdakwa Roy untuk membeli Handhphone dan untuk dipakai untuk keperluan sehari-hari’
melawan hukum baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu baik dengan akal dan tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong membuat hutang atau menghapuskan piutang ditafsirkan
‘telah menjual sepeda motor Susuki Shogun milik saksi Rina Yuli Astuti, dan hasil perbuatan tersebut telah digunakan dengan sengaja untuk
keperluan sehari-hari dan dilakukan perbuatan tersebut tidak seijin oleh yang punya yaitu saksi Rina Yuli Astuti’.
Penafsiran unsur pidana dilakukan dengan menentukan padananya yaitu ‘tidak seijin yang punya’
(b) Ditinjau secara leksikal dapat ditemukan makna sebagai berikut.
barang siapa ‘siapa saja’
dengan ‘menerangkan cara’
maksud ‘tujuan; niat’
hendak menguntungkan ‘akan memberi keuntungan (laba)’
diri sendiri ‘orang seorang (terpisah dari yang lain); badan’
orang lain ‘bukan diri sendiri atau kerabatnya’
dengan ‘menerangkan cara’
melawan’menentang; menyalahi’
hukum ‘undang-undang atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah’
memakai ‘menggunakan’ nama ‘kata untuk menyebut atau memanggil orang (barang, tempat, dan binatang)’ palsu ‘tidak asli atau sah’
keadaan ‘situasi;yang sedang berlaku; suasana’
palsu ‘tidak asli atau sah’
dengan akal ‘daya pikir; cara melakukan sesuatu’
dan tipu muslihat ‘siasat’
dengan karangan ‘cerita yang diada-adakan’
perkataan-perkataan ‘rangkaian perkataan’
bohong ‘tidak sesuai dengan hal sebenarnya’
membuat hutang ‘meminjam uang orang lain’
menghapuskan piutang ‘mebebaskan uang pinjaman dari orang lain’