BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3. Perbedaan Frame Jawa Pos dan Kompas dalam Model Zhongdang Pan dan
Tabel 9.
Frame Jawa Pos dan Kompas
Mengenai berita terpilhnya Darmin Nasution sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2010-2014
Struktur Jawa Pos Kompas
Frame Pesimis terhadap Darmin
Nasution
Optimis pada kepemimpinan Darmin Nasution
Sintaksis Memberi gambaran tentang
siapa Darmin Nasution.Mengenai
keterlibatannya dengan banyak
kasus pajak,adanya catatan,serta perilaku apatis
pasar pasca terpilihnya Darmin sebagai Gubernur BI.
Membahas hal-hal yang umum dalam proses pemilihan darmin Nasution.Tidak menekankan Darmin Nasution pada hal negatif.Mengilustrasi sikap positif Darmin menyikapi catatan DPR padanya.
Skrip Menceritakan tentang mengapa proses fit and proper test
Darmin berlangsung lama.Mengapa ada catatan saat
beliau terpilih.Serta apatisnya pasar terhadap beliau.
Mendeskripsikan bagaimana proses fit and proper test Darmin Nasution yang berhasil ia lewati.Catatan DPR dianggap sebagai amanat setelah beliau terpilih sebagai Gubernur BI.
Tematik 1. DPR meminta klarifikasi Darmin.
2. Terpilihnya Darmin
ternyata disertai dengan catatan-catatan oleh DPR 3. Keadaan pasar yang tidak
terpengaruh oleh terpilihnya Darmin.
1. Sosok Darmin yang
berkompeten memimpin BI. 2. Harapan banyak pihak oleh
Darmin untuk memimpin Bank Indonesia
3. Darmin yang memandang positif catatan DPR
Retoris Dalam pemberitaan Jawa pos dilengkapi foto-foto Darmin
yang menggambarkan beliau.Lalu ada foto unjuk rasa
menentang beliau.ada pula grafis tentang sejarah karir
Darmin.juga termasuk pemilihan kata untuk judul
yang fontnya dibuat dalam ukuran yang mencolok.
Pada berita di Kompas tergolong kurang unsur retoris.Hanya beberapa foto Darmin dalam ukuran kecil saja.Termasuk ukuran font untuk judul juga kecil.
Berita terpilihnya Darmin Nasution merupakan sebuah berita nasional, karena
Darmin Nasution merupakan calon tunggal Gubernur Bank Indonesia yang diajukan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebuah hal yang menjadi magnitude dari
peristiwa ini adalah adanya indikasi seorang Darmin Nasution yang kemungkinan
terlibat berbagai kasus pajak yang marak menjadi perbincangan hangat di
masyarakat.
Meski demikian dalam proses fit and proper test di depan para anggota DPR
komisi XI akhirnya Darmin Nasution ditetapkan secara aklamasi sebagai Gubernur
Bank Indonesia periode 2010-2014. Hal ini tentu saja menimbulkan pro-kontra di
masyarakat meskipun oleh DPR, Darmin tetap diberi catatan yang menjadi point
yang mesti diingat oleh Darmin selama memimpin BI kedepan.
Pro kontra ini juga terjadi di media massa, di media cetak khususnya yaitu
pesimis pada sosok Darmin Nasution karena dalam setiap pemberitaan tentang
proses pemilihan beliau yang dibahas selalu tentang uraian keterlibatan Darmin
Nasution dalam kasus-kasus pajak yang telah merugikan negara.
Pemilihan angle yang dipilih oleh Jawa Pos lebih mendekati dari sudut
pandang masyarakat yang masih awam dengan sosok Darmin sendiri. Dengan
mengetahui latar belakang beliau seakan-akan Jawa Pos ingin membangun anggapan
bahwa sosok Darmin perlu dipertanyakan karena adanya catatan yang mengikuti
langkahnya menjadi oramg nomer satu di Bank Indonesia. Jawa Pos secara tersirat
menggambarkan Darmin masih cacat untuk memegang Bank Indonesia dan istilah
pesimis lebih tepat untuk menggambarkan setiap frame yang dibangun pada ketiga
pemberitaan selama proses pemilihan Darmin Nasution sebagai Gubernur Bank
Indonesia.
Sedangkan pada pemberitaan yang dilakukan oleh Kompas dapat dipastikan
mengambil angle dari sudut pandang mereka yang pro terhadap Darmin. Sehingga
tiap paragraf menyiratkan keoptimisan pada Darmin nasution untuk memimpin Bank
Indonesia. Kompas memilih aman dengan meminimalisir berita yang cenderung
memojokkan Darmin. Meski memberitakan kemungkinan tentang keterlibatan
Darmin dalam berbagai kasus pajak namun oleh Kompas semua itu diolah dengan
bahasa yang rapih sehingga tidak seperti memojokkan tetapi justru memberikan
Bahkan dalam 3 pemberitaan selama proses pemilihan Darmin Nasution
menjadi Gubernur BI, Kompas selalu merekonstruksi berita yang positif tentang
beliau. Mulai dari strategi-strategi Darmin nantinya selama memimpin BI serta
kutipan pelaku ekonomi, anggota DPR dan guru besar Universitas Lampung yang
mendukung kepemimpinan beliau di Bank Indonesia,bahkan diikuti dengan saran-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
dalam pemberitaan berita terpilihnya Darmin sebagai Gubernur Bank Indonesia
periode 2010-2014, kemudian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jawa Pos merekonstruksi sebuah pandangan pesimis terhadap sosok Darmin
Nasution untuk memimpin Bank Indonesia selama 4 tahun kedepan.Hal ini dapat
dilihat dari caranya memberitakan tentang Darmin yang dicecar pertanyaan
seputar keterlibatannya dalam berbagai kasus pajak di Indonesia. Selain kasus
pajak darmin juga dicurigai atas kepemilikan 41 SPBU di kawasan Jabodetabek.
Kemudian berita selanjutnya juga Jawa Pos mengangkat tema tentang terpilihnya
Darmin yang diikuti catatan penting dari DPR, yang menyebutkan bahwa terbukti
terlibat maka Darmin harus mengundurkan diri meski belum ada keputusan
hukum. Terakhir Jawa Pos memuat kondisi pasar yang tidak terpengaruh pasca
terpilihnya Darmin.
2. Kompas, membingkai terpilihnya Darmin dengan rasa optimis yang tinggi hal ini
karena Kompas memberitakan peristiwa ini dengan tema-tema yang netral
contihnya dengan memberitakan terpilihnya darmin sebagai Gubernur BI ke-14
yang didalamnya ada paragraf tertentu serta komentar anggota DPR, pelaku
ekonomi yang menyambut baik terpilihnya beliau. Terakhir Kompas
5. 2. Saran
Dari hasil tersebut, peneliti memberikan saran yaitu baik surat kabar Jawa
Pos dan Kompas yang merupakan dua surat kabar terkemuka berskala nasional yang
ada di Indonesia, dalam pemberitaan hendaknya tetap berpegang pada kaidah-kaidah
jurnalistik yang menjadi pedoman bagi semua insan jurnalistik. Dengan berita yang
DAFTAR PUSTAKA
Baksin, Askurifai, 2006.Jurnalistik Televisi : Teori dan Praktek, Bandung : Simbiosa Rekatoma Media.
Eriyanto, 2005.Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:PT.LkiS.
________, 2005.Analisis Wacana :Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:PT.LkiS.
Kurniawan,2001.Semiologi Roland Bathers,Magelang: Yayasan Indonesia.
Kusumaningrat,Hikmat dan Purnama, 2005.Jurnalistik : Teori dan Praktek, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
McQuail, Denis, 1994.Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga.
Oetama, Jacoeb, 2004.Pers Indonesia : Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak
Tulus, Jakarta : Penerbit buku Kompas.
Siahaan, Toman M, dkk, 2001.Pers yang Gamang : Studi Pemberitaan Jajak
Pendapat Timor Timur,Surabaya : Lembaga Studi Perubahan Sosial.
Sobur, Alex, 2009.Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudibyo, Agus, 2001.Politik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta : PT.LkiS.
Syahputra, Iswandi, 2006.Jurnalisme Damai, Yogyakarta : Pilar Media.
Non Buku : http://www.google.co.id www.bi.go.id/ http://www.ubb.ac.id/ http://suaramerdeka.com