• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Profil Jawa Pos

Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada 1 Juli 1949, sehingga Jawa Pos

terhitung sebagai salah satu surat kabar tertua yang ada di Indonesia. Saat awal

kemunculannya Jawa pos masih bernama Java Post, lalu berganti menjadi Djawa

Post lalu menjadi Jawa Pos dan bertahan hingga sekarang.

Prndiri Jawa Pos adalah The Chung Sen, sejarahnya beliau yang seorang

WNI kelahiran Bangka, tengah bekerja di sebuah kantor film di Surabaya. Pada saat

itu beliaulah yang bertugas untuk selalu menghubungi surat kabar agar pemuatan

iklan filmnya lancar. Dari sini pula The Chung Sen mengetahui bahwa memiliki

surat kabar ternyata menguntungkan. Maka didirikanlah Java Post. Saat itu, harian

ini tentunya juga dikenal sebagai harian Melayu - Tionghua. Sebab dari pengelolaan

hingga modal usahanya berasal dari kalangan tersebut. Harian ini tentu bukan satu-

satunya harian Melayu - Tionghua yang terbit di Surabaya. Yang menjadi saingan

Java Post dan merupakan harian beroplah besar saat itu adalah Perwata Soerabaia

Trompet Masyarakat dan Perdamaian. The Chung Sen tentunya melirik keuntungan

yang berhasil diraih oleh harian Perwata Soerabaia yang sudah berhasil

memantapkan diri sebagai koran dagang di Surabaya. Tetapi cita - cita dan

impiannya itu rasanya tidak pernah tercapai. Dalam perjalanan sebagai koran Melayu

- Tionghua yang berhaluan republiken, harian ini tidak pernah terkenal di kalangan

pembacanya, terutama keturunan Tionghua. Mereka misalnya lebih suka membaca

Perwata Soerabaia yang kiblatnya masih kearah tanah leluhur mereka. Sedang harian

Perwata Soerabaia. Jadi bisa dikatakan harian Jawa Pos saat itu sebagai harian

Melayu - Tionghua yang memiliki ciri khas tersendiri.

Masalah tentang persaingan itu tentu saja bukan satu-satunya masalah yang

dihadapi Jawa Pos saat itu. Karena waktu itu, masalah mereka baru diatur sekitar

tahun enam puluhan. Sehingga memihak kepada Republik dalam situasi masih jauh

dari konferensi Meja Bundar tentunya satu gagasan yang menarik buat dikaji. Ini

tentunya tak lepas dari wawasan The Chung Sen yang jauh ke depan. Jika hanya

untuk memperoleh uang,ia tentunya bisa memerintah pemimpin redaksinya untuk

berorientasi ketanah leluhur. Tapi itu tak pernah dilakukan, pemimpin redaksi

pertama adalah Goh Tjing Ilok. Yang kedua yang memangku itu sejak tahun 1953

adalah Thio Oen Sik. Keduanya memang dikenal sebagai orang-orang republikein

yang tak pernah goyah pendiriannya.

Dalam perkembangan selanjutnya The Chung Sen bisa disebut “raja” surat

kabar dari Surabaya. Beliaulah yang di tahun 1950 - an memiliki tiga surat kabar

sekaligus. Satu berbahasa Indonesia, satu berbahasa Tionghua, satu berbahasa

Belanda. Yang berbahasa Belanda itu kemudian diubahnya menjadi Indonesian Daily

News yang berbahasa Inggris. Sebab ketika Bung Karno gencar - gencarnya anti

Belanda, hal-hal yang berbau Belanda diubah. Termasuk koran milik The Chung

Sen,Vrije Pers. Sedangkan korannya yang berbahasa Tionghoa mengalami nasib

yang sama. Bahkan tidak bisa terbit sama sekali. Maka tinggalah Jawa Pos, bahkan

yang satu inipun kian hari kian redup. Apalagi The Chung Sen harus berpacu dengan

Perkembangan teknologi cetak juga kian sulit diikuti. Maka oplah Jawa Pos

pun terus menurun, sehingga di tahun 1982 lalu tinggal 6.700 eksemplar setiap hari.

Pelanggannya di dalam kota Surabaya tinggal 2.000 orang. Peredarannya di Malang

tinggal 350 lembar. Saking sedikitnya sampai-sampai kantor pusat mengurusi sendiri

yang jumlahnya cuma 40 orang.

Maka dalam keadaan fisiknya yang kian uzur dan didorong keinginan untuk

bisa dekat dengan anak-anaknya, The Chung Sen memutuskan untuk menyerahkan

pengelolaan Jawa Pos kepada pengelola majalah mingguan berita TEMPO,ini terjadi

pada 1 April 1982. Saat itu pun Dahlan Iskan yang kini menjadi direktur, masih

bekerja sebagai Kepala Biro TEMPO di Surabaya.

“Pak The (begitu panggilan untuk The Chung Sen) menyatakan tidak

mungkin lagi bisa mengembangkan Jawa Pos. Tapi Pak The tidak ingin surat kabar

yang mati begitu saja. Itulah sebabnya Jawa Pos diserahkan kepada pengelola yang

baru” ujar Dirut PT.Grafiti Pers, penerbit TEMPO, Eric Samola,SH yang kini juga

Direktur Utama PT. Jawa Pos.

Pak The memilih TEMPO dengan pertimbangan khusus.”TEMPO kan punya

belum punya surat kabar. Kalau saya serahkan kepada rekan yang sudah punya surat

kabar, tentunya surat kabar ini akan dinomorduakan”. Begitu kata Pak The saat itu.

Dengan pertimbangan seperti itu Pak The ingin perkembangan Jawa Pos tidak

Pak The sendiri diusianya ke-89 tahun akhirnya memilih berangkat ke Inggris

bersama istrinya, Megah Indah, yang berusia 71 tahun. Dia berpesan agar Jawa Pos

dikembangkan.

4. 1. 1. 1. Kebijakan Redaksional

Sebelum berita dimuat terlebih dahulu melewati penyeleksian dengan melihat

situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan, pemantauan berita tergantung

dari bobot berita yang dimunculkan oleh suatu berita. Semakin berbobot berita

tersebut, maka akan semakin luas dalam penulisannya. Secara tidak langsung bahwa

berita yang besar atau mendapat perhatian masyarakat banyak dan sedang menjadi

isu pembicaraan masyarakat akan mendapat porsi yang lebih banyak untuk dimuat

dan diulas dari berbagai aspek oleh JawaPos. Hal itu dilakukan Jawa Pos untuk

memenuhi keingintahuan masyarakat akan informasi yang dibutuhkan, Jawa Pos

mempunyai keinginan untuk memberikan kepuasan informasi kepada masyarakat.

Di bidang keredaksian kepeloporan Jawa Pos membuat berita besar dilakukan

dengan cara judul Jawa Pos dibuat besar menjadi empat, lima kolom atau bahkan

memenuhi seluruh kolom halaman satu. Ini sebuah perubahan besar dibidang

jurnalistik karena umumnya judul koran waktu itu dua kolom, berita juga dibuat dari

banyak sudut pandang. Selain itu Jawa Pos mempelopori penulisan feature yang

berisis berita-berita unik dan human interest.

Dalam pemuatan berita-berita politik Jawa Pos selalu memiliki prinsip bahwa

apa yang diberitakan adalah benar. Tetapi tidak semua kebenaran harus diberitakan.

sehingga Jawa Pos dapat memuat berita dengan lebih leluasa. Hal yang menjadi

sangat riskan ketika memuat berita-berita yang sangat sensitif. Menurut Jawa Pos

dari fakta yang sama tergantung dari kemampuan media massa itu untuk dapat

membuatnya menjadi karya jurnalis yang dapat mengaduk-aduk emosi pembaca.

Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk menyajikan fakta yang sama dan juga

bisa sekaligus mengaduk-aduk emosi mereka. Itu semua tergantung dari reporter

dalam mencari berita, menemukan narasumber yang tetap sesuai dengan kriteria

(seperti kredibilitas dan kompetensi narasumber) serta kemampuan untuk

menuliskannya kedalam berita. Yang tidak kalah penting pula adalah kesanggupan

redaktur untuk menyetujui atau tidak berita yang akan dimuat dengan berbagai

perubahan atau editing seperlunya, begitulah proses sebuah berita dalam institusi

Jawa Pos. Jawa Pos juga mengalami perubahan dalam hal sambungan dari halaman

satu. Sambungan halaman satu di Jawa Pos kini diberikan judul lagi, yang

maksudnya untuk memudahkan pembaca mencari sambungannya. Itu semata-mata

hanya untuk memudahkan pembaca dan juga berkaitan dengan lay out.

Pada perkembangan selanjutnya untuk memenangkan persaingan atas

ketatnya kompetisi antar lembaga media maka Jawa Pos melakukan berbagai

terobosan termasuk diantaranya terbit 24 halaman setiap harinya. Dengan terbit 24

halaman ini harian Jawa Pos terbagi dalam tiga sesi yaitu :

1. Koran 1 (bagian utama) memuat liputan-liputan mengenai peristiwa nasional

maupun Internasional.

3. Koran 3 (metropolis) memuat berita-merita tentang daerah Surabaya dan seputar

Jawa Timur.

Tabel 1.

Halaman 1 Memuat berita-berita utama yang

dianggap memiliki nilai berita yang penting

Halaman 2 Memuat berita-berita seputar kekuatan-

kekuatan politik di Indonesia.

Halaman 3 Memuat berita-berita utama.

Halaman 4 Memuat berita jati diri opini dan surat

pembaca

Halaman 5-7 Memuat berita ekonomi bisnis

Halaman 8-10 Memuat berita-berita yang ada di Jawa

Timur dan Surabaya

Halaman 11-12 Memuat berita-berita seputar Nusantara

Halaman 13 Memuat berita-berita internasional

Halaman 14 Laporan khusus

Halaman 15-16 Memuat sambungan berita

Halaman 17-20 Memuat cerita-cerita olahraga

internasional

Halaman 21-27 Memuat iklan

Halaman 28-32 Memuat halaman olahraga nasional

Halaman 33-36 Memuat berita tentang Surabaya

Halaman 37-38 Nouvelle lembar baru keluarga

Halaman 39-41 Deteksi

Halaman 42-43 Komunikasi Bisnis

Halaman 44 Memuat acara hari ini

Halaman 45 Memuat berita Sidoarjo dan Gresik

Dokumen terkait