• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .1 Analisis Deskriptif .1 Analisis Deskriptif

4.2.2 Ada Perbedaan Hasil Belajar antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan dari analisis pengujian tahap awal (pre test) antara kedua kelas sampel pada mata pelajaran ekonomi akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa diperoleh nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk uji t. Kelas eksperimen memiliki kemampuan awal dengan rata-rata 60,72, sedangkan kelas kontrol memiliki kemampuan rata-rata-rata-rata 62,97. Dari hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan menunjukan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan berawal dari kondisi yang sama.

Kegiatan pada akhir pembelajaran dengan pemberian post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil data post test akan diolah dengan uji normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata (independent sample t test dan paired sample t test). Uji normalitas dan homogenias data post test yang dilakukan dengan alat uji SPSS one sample kolmogorov-smirnov menunjukan bahwa kedua kelas mempunyai data normal dengan hasil nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 77,50 sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata 73,33. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata antar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai pre test kelas eksperimen 60,72 meningkat menjadi 77,50, sedangkan kelas kontrol dari rata-rata nilai pre test 62,97 meningkat menjadi 73,33. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disebabkan oleh pemberian perlakuan baik berupa macromedia flash maupun media belajar hasil teknologi cetak. Tetapi ada perbedaan kenaikan hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen kenaikannya mencapai 16,78 atau sebesar 27,63% sedangkan pada kelas kontrol hanya mencapai 10,36 atau sebesar 16,45%.

Kelebihan model pembelajaran problem solving menurut Sanjaya (2007:220-221) diantaranya yaitu : (1) mendidik siswa untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, (4) lebih menyenangkan dan disukai siswa, (5) mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Menurut Hamalik dalam Arsyad (2009:19) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu belajar dengan menggunakan indera ganda yaitu penglihatan dan pendengaran akan membuat siswa lebih mudah untuk menerima pelajaran yang disampaikan dibandingkan dengan materi pelajaran yang disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar (Dale dalam Arsyad, 2009:120).

Selain itu, hasil uji beda rata-rata (independent sample t test) juga menunjukan adanya perbedaan nilai thitung dengan ttabel. Dari hasil analisis uji

independent sample t test menujukan thitung = 2,245 dan ttabel = 1,997, hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (2,245>1,997) maka Ho ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan dengan adanya penerapan model pembelajaran problem solving dengan banguan macromedia flash pada kelas eksperimen sedangkan pada kontrol hanya menggunakan metode konvensional dengan bantuan media hasil teknologi cetak. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia

flash mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa terlatih untuk dapat menyelesaikan masalah secara mandiri dan terbiasa untuk mengemukakan pendapat serta bersikap aktif yang dibantu dengan adanya diskusi kelompok.

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

a. Model pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia flash lebih efektif dibandingkan dengan media hasil teknologi cetak dalam meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penyesuaian. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif menggunakan lembar observasi setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 74,03% atau dalam kategori baik, sedangkan pada pertemuan ketiga dan keempat nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi dalam kategori sangat baik yaitu sebesar 82,42% pada pertemuan ketiga dan 86,52% pada pertemuan keempat. Begitu juga dengan tanggapan siswa dari hasil uji deskriptif persentase dari setiap aspek lebih dari 78% yang berada pada kategori sangat setuju. Selain itu dari hasil uji Test of Between-Subject Effect pada Corrected Model diperoleh nilai Sig 0,00 < 0,05 maka Ha diterima dan pada nilai Adjusted R Squered

menunjukan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 69% pada kelompok eksperimen. Dari hasil Descrptive Statistic menunjukan ada peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen yaitu nilai rata-rata pre test 60,72 dan nilai post test sebesar 77,50.

b. Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dengan bantuan macromedia flash mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA Negeri 1

Cepring Kendal. Kesimpulan ini didasarkan pada nilai rata-rata siswa yang diperoleh dari hasil perbandingan antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Sebelum pembelajaran nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 60,72 dan kelas kontrol 62,97. Sedangkan setelah pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dengan bantuan macromedia flash nilai rata-rata pada kelas eksperimen mencapai 77,50 sedangkan pada kelas kontrol 73,33. Selain itu, hasil uji beda rata-rata (independent sample t test) juga menunjukan adanya perbedaan nilai thitung dengan ttabel. Dari hasil analisis uji

independent sample t test menujukan thitung = 2,245 dan ttabel = 1,997, hal ini berarti bahwa thitung > ttabel (2,245>1,997) maka Ho ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

5.2 Saran

Dari simpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Guru Akuntansi SMA Negeri 1 Cepiring dapat menerapkan model

pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia flash pada pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa karena terbukti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia flash dapat diterapkan sebagai salah satu dalam pembelajaran akuntansi sehingga diharapkan guru akuntansi dapat mengembangkannya sebagai variasi model pembelajaran pada pokok bahasan yang lain agar siswa lebih aktif dan tidak monoton dalam kegiatan belajar mengajar.