• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010 2011"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM SOLVING

DENGAN BANTUAN MACROMEDIA

FLASH

TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA

KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 CEPIRING

KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Eka Hidayanti

7101407308

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi di Semarang, pada :

Hari : Senin Tanggal : 8 Agustus Tahun : 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Agung Yulianto, S.Pd., M.Si Bestari Dwi Handayani, S.E., M.Si NIP 197407072003121002 NIP.197905022006042001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 9 September 2011

Penguji

Dra. Margunani, M.P NIP. 195703181986012001

Anggota I Anggota II

Agung Yulianto, S.Pd., M.Si Bestari Dwi Handayani, S.E., M.Si NIP 197407072003121002 NIP.197905022006042001

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 2011 Penulis,

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

vSesungguhnya Alloh tidak mengubah suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS Ar-Ra’ad:11)

vSesungguhnya sesudah ada kesulitan itu, ada kemudahan. (Q.S Al-Insyiroh:6)

Persembahan

Skripsi ini saya dedikasikan untuk :

v Ibu dan Bapak yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan moral dan material yang tak terhingga

v Keluarga besar Putra Sampoerna Foundation (PSF) atas segala dukungan dan bantuannya

v Keluarga besar Sampoerna Foundation Scholar Club (SFSC) Semarang atas persahabatan, kekeluargaan dan dukungannya

v Saudaraku (Dwi Ernawati dan Riyan Triyono)

v Yogi Nugraha yang selalu memberikan bantuan dan dukungannya

v Sahabat-sahabatku di Wisma Rizkia 3 (intan, luthfi, erna, wiwin, dwi, dan sulis)

v Teman-teman seperjuangan khususnya Pend. Ekonomi/Pend. Akuntansi 2007

(6)

vi PRAKATA

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia

Flash terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi/Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang;

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini;

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah membantu memberikan izin observasi dan penelitian skripsi ini;

4. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini; 5. Bestari Dwi Handayani, SE., M.Si. Dosen pembimbing II yang telah

(7)

vii

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama belajar di Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang;

7. Drs. Noor Afif, Kepala SMA N 1 Cepiring Kendal yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini;

8. Drs. Muhlisin, Guru Akuntansi SMA N 1 Cepiring Kendal yang telah membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini;

9. Bapak dan Ibu guru serta TU SMA N 1 Cepiring Kendal atas bantuan yang telah diberikan;

10.Siswa-siswi kelas XI IPS1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4 SMA N 1 Cepiring Kendal yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini;

11.Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi dan semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga atas izin Allah skipsi ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

(8)

viii SARI

Eka Hidayanti. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si . Pembimbing II: Bestari Dwi Handayani, SE., M.Si. 93 hal.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Solving, Macromedia Flash, Hasil Belajar

Penggunaan model pembelajaran oleh guru yang cenderung sama dalam kurun waktu yang lama akan membuat siswa merasa bosan, sehingga dapat mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah. Untuk itu dibutuhkan suatu alternatif model dan media pembelajaran yang dapat membantu mengurangi rasa kebosanan siswa salah satunya dengan model pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia flash. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran problem solving dengan menggunakan bantuan macromedia flash mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011 dan apakah model pembelajaran problem solving

dengan menggunakan bantuan maromedia flash lebih efektif dibandingkan dengan media hasil teknologi cetak dalam meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah empat kelas, dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh kelas XI IPS 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia Flash dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dengan metode konvensional. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes, lembar observasi dan angket.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, karena nilai t positif maka rata-rata kelas eksperimen lebih besar. Berdasarkan hasil analisis pada paired sample statistic

dapat diketahui bahwa nilai rata- rata pre tes kelas eksperimen adalah 60,72 dan

post tes adalah 77,50 sehingga dapat disimpulkan terjadi kenaikan nilai rata- rata siswa setelah dilaksanakan treatment sebesar 28,34 %.

Pembelajaran model problem solving dengan bantuan macromedia flash

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan Kelulusan... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv

Motto dan Persembahan ...v

Prakata ... vi

Sari ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ...xv

Daftar Lampiran... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...9

1.3 Tujuan Penelitian ...10

1.4 Manfaat Penelitian ...10

BAB II LANDASAN TEORI ...12

2.1 Hasil Belajar... ...12

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...14

2.2 Tentang Pembelajaran ...21

(10)

x

2.3.1 Model Pembelajaran Problem Solving ...26

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ...28

2.3.3 Tujuan Pembelajaran Problem Solving ...30

2.3.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pembelajaran Problem Solving ……… 31

2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Solving ……….. 32

2.4 Media Pembelajaran ...34

2.4.1 Ciri-ciri Media Pembelajaran ………. 35

2.4.3 Macam-macam Media Pembelajaran ………. 36

2.4.4 Manfaat Media Pembelajaran ………. 37

2.5 Media Pembelajaran Macromedia Flash ………. ... 39

2.6 Kerangka Berpikir ……….. 41

2.8 Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN… ... 48

3.1 Desain Penelitian ...48

3.1.1 Tahap Persiapan ...49

3.1.2 Tahap Pelaksanaan ...51

3.1.3 Tahap Pemberian Tes Akhir ……….. 53

3.2 Populasi ...53

3.3 Sampel ...54

3.4 Analisis Instrumen ...55

3.4.1 Validitas ... 55

(11)

xi

3.4.3 Tingkat Kesukaran Soal ... 57

3.4.4 Daya Beda ... 59

3.5 Metode Pengumpulan Data ...60

3.5.1 Metode Dokumentasi ...60

3.5.2 Metode Tes ...61

3.5.3 Metode Observasi ...61

3.5.4 Metode Kuesioner atau Angket ……… 61

3.6 Teknik Analisis Data ...62

3.6.1 Analisis Deskriptif ...62

3.6.2 Analisis Data Awal...65

a. Uji Normalitas ………... 65

b. Uji Homogenitas ……….... 66

3.6.3 Analisis Data Post Test ...66

a. Uji Normalitas ……… 67

b. Uji Homogenitas ……… 67

c. Uji Hipotesis ………... 68

3.6.4 Indikator Keberhasilan ...69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...71

4.1 Hasil Penelitian ...71

4.1.1 Analisis Deskriptif ...71

4.1.2 Analisis Pengujian Tahap Awal ...78

a. Uji Normalitas ……….. 78

(12)

xii

4.1.3 Analisis Pengujian Tahap Akhir ...79

a. Uji Normalitas ... 79

b.Uji Homogenitas ... 80

4.1.4 Uji Hipotesis... 82

a. Uji Test of Between-Subject Effect ...82

b. Uji Independent Sample t Test ...83

4.1.5 Pembahasan ... 84

BAB V PENUTUP ...89

5.1 Simpulan ...89

5.2 Saran ...90

DAFTAR PUSTAKA ...91

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jumlah Ketuntasan Siswa Tahun Ajaran 2009/2010 ...2

2 Tahap-tahap Pemecahan Masalah ... 28

3 Desain Kelompok Pre test dan Post test ...49

4 Gambar Populasi ...54

5 Hasil Rekap Analisis Validitas Soal Uji Coba ...56

6 Rekap Analisis Tingkat Kesukaran Soal...58

7 Hasil Rekap Analisis Soal Instrumen Pre Tes dan Post Test ...58

8 Ktriteria Soal Berdasarkan Daya Beda ...60

9 Rekap Analisis Daya Pembeda Soal ...60

10 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ...63

11 Kreteria Hasil Persentase Lembar Pengamatan Siswa ...64

12 Kriteria Hasil Persentase Tanggapan Siswa ...65

13 Deskriptif Data Hasil Belajar sebelum Pembelajaran (Pre Test) ...71

14 Jumlah Partisispasi Siswa ...72

15 Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ...73

16 Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ...74

17 Deskriptif Data Hasil Belajar setelah Perlakuan (Post Test) ...75

18 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Aktivitas Siswa ...76

(14)

xiv

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema Kerangka Berpikir ...46

2 Prosedur Pembelajaran di Kelas Eksperimen ...52

3 Prosedur Pembelajaran di Kelas Kontrol ...53

4 Dokumentasi Pelaksanaan Pre Test ………177

5 Dokumentasi Pelaksanaan Diskusi pada Kelas Eksperimen ………. 177

6 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ……… 177

7 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ………….. 178

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama dan Ketuntasan Ulangan Harian Kelas XI IPS 1 ...94

2. Daftar Nama dan Ketuntasan Ulangan Harian Kelas XI IPS 2 ...95

3. Daftar Nama dan Ketuntasan Ulangan Harian Kelas XI IPS 3 ...96

4. Daftar Nama dan Ketuntasan Ulangan Harian Kelas XI IPS 4 ...97

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...98

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 103

7. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 108

8. Soal Uji Coba ... 110

9. Kunci Jawaban Uji Coba ... 122

10.Analisis Soal Uji Coba dan Perhitungannya ... 123

11.Daftar Peserta Didik Kelompok Uji Coba ... 131

12.Kisi-kisi Soal Pre Test... 132

13.Soal Pre Test ... 134

14.Kunci Jawaban Soal Pre Test ... 152

15.Daftar Peserta Didik Kelompok Eksperimen ... 153

16.Daftar Peserta Didik Kelompok Kontrol ... 154

17.Daftar Nama Anggota Kelompok ... 155

18.Daftar Nilai Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156

19.Hasil Uji Normalitas Data Pre Test ... 157

(17)

xvii

21.Soal Post Test ... 159

22.Kunci Jawaban Post Test ... 169

23.Daftar Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 170

24.Hasil Uji Normalitas Data Post Test ... 171

25.Hasil Uji Homogenitas Data Post Test ... 172

26.Hasil Uji Test of Between-Subject Effet…………..…...173

27.Hasil Uji Independent Sample t Test ... 174

28.Pedoman Pengisian Lembar Observasi Siswa ... 175

29.Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan ... 176

30.Angket Tanggapan Siswa ... 180

31.Hasil Analisis Deskriptif Persentase Tanggapan Siswa ... 181

32.Scrip Macromedia Flash ………..182

33.Dokumentasi Penelitian ... 186

(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hasil belajar dalam dunia pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar, karena hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan pendidikan. Hasil belajar itu sendiri sangat berpengaruh bagi siswa maupun guru. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa tergantung pada kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu. Pengaruhnya untuk guru sebagai tolak ukur dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran, sehingga dapat dievaluasi apabila hasilnya kurang maksimal.

(19)

Hasil belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap dan memahami suatu materi, serta mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila nilai yang diperoleh mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang sudah ditentukan. Standar ketuntasan yang digunakan oleh SMA Negeri 1 Cepiring Kendal adalah sebesar 66.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Cepiring Kendal, sekolah tersebut sudah memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar terutama untuk mata pelajaran akuntansi. Sarana prasarana yang tersedia dan kondisi lingkungan yang mendukung diharapkan hasil belajar dapat tercapai dengan baik, namun pada kenyataanya masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimum.

Data sementara yang diambil dari nilai ulangan harian khususnya pokok bahasan jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal tahun ajaran 2009/2010 diketahui ada beberapa siswa yang nilainya belum tuntas. Untuk memperjelas berikut tabel ketuntasan siswa.

Tabel 1 Jumlah Ketuntasan Siswa

Kelas Tuntas Tidak tuntas % tuntas % tidak tuntas

XI IPS 1 17 21 44,74 55,26

XI IPS 2 16 20 44,44 55,55

XI IPS 3 15 22 40,54 59,46

XI IPS 4 17 19 47,22 52,78

Total 65 82 44,22 55,78

(20)

Berdasarkan data diatas dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) oleh SMA Negeri 1 Cepiring sebesar 6,6 terdapat 55,78% siswa kelas XI IPS berada pada kriteria tidak tuntas sedangkan siswa yang mampu mencapai ketuntasan hanya 44,22%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran akuntansi tersebut belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Menurut Mulyasa (2004:99) seorang peserta didik dikatakan tuntas dalam belajar apabila ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.

Hasil observasi awal yang dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran didalam kelas, diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional dengan mengandalkan media hasil teknologi cetak tanpa ada tambahan metode atau media pembelajaran lain yang lebih variatif. Begitu masuk guru memberikan sedikit penjelasan dengan ceramah tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan memberikan siswa beberapa latihan soal atau tugas. Siswa diminta untuk membuka catatan dan mengerjakan buku lembar kerja atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

(21)

pembelajaran yang monoton membuat siswa merasa bosan sehingga siswa kurang aktif dan kadang-kadang konsentrasinya terpecah dengan hal lain, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Model pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi dengan cara ceramah, tanya jawab, dan latihan soal yang hanya menuntut siswa untuk memahami konsep. Padahal dalam mempelajari akuntansi diperlukan keterampilan dan pemahaman untuk mengerjakan pembukuan sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk melengkapi model pembelajaran konvensional. Menurut Hamalik (2002:35) model konvensional merupakan model pembelajaran yang bernaung pada teori behavioristik yang berpusat pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Namun meskipun demikian bukan berarti model konvensional ini tidak efektif karena guru banyak yang menggunakan model ini dan dapat mencapai ketuntasan nilai siswa.

(22)

guru dengan siswa. Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar akan menciptakan suasana belajar yang aktif dan siswa akan merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Selain itu, pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan sampai menemukan jawabanya sendiri akan memberikan pemahaman yang mendalam terhadap materi yang disampaikan Peserta didik akan terbiasa untuk berusaha belajar mandiri dalam memecahkan masalah dengan mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengelola informasi.

Menciptakan kondisi belajar seperti di atas, salah satunya dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah). Pemilihan model pembelajaran problem solving dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berfikir tinggi (Suyitno, 2004:36). Tujuan yang ingin dicapai dari model pembelajaran problem solving

adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah (Sanjaya, 2007:216).

(23)

diantaranya yaitu : (1) mendidik siswa untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, (4) lebih menyenangkan dan disukai siswa, (5) mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Melalui proses pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai pusat kegiatan maka siswa akan memperoleh kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar dikelas. Salah satu karakteristik pembelajaran problem solving untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta memecahkan persoalan-persoalan yang diberikan kepada siswa sehingga memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar banyak hal dari sumber-sumber informasi yang ada dengan demikian pengetahuan siswa dapat bertambah. Keunggulan-keunggulan yang ada dalam problem solving sangat tepat dan lebih efektif digunakan dalam mata pelajaran ekonomi akuntansi khususnya materi jurnal penyesuaian karena didalamnya dibutuhkan pemahaman konsep yang mendalam.

(24)

buatan microsoft yang dikhususkan untuk menciptakan animasi dan atau dynamic content home (isi halaman yang dinamis).

Hamalik dalam Arsyad (2009:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dalam proses belajar mengajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. (Djamarah dan Zain, 2010: 120)

(25)

Beberapa peneliti sebelumnya telah membuktikan keefektivan penggunaan model pembelajaran problem solving dalam proses pembelajaran. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Serin (2011) diperoleh hasil dengan metode

problem solving terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dalam pengenalan Computer-Based

mencapai 86,3 sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 74,6.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Suharsono (1998) diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pemecahan masalah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa baik pada taraf signifikan 0,05 maupun 0,01. Selain itu dalam penelitian Kristiadi (2007) menunjukan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan strategi pembelajaran

problem solving, strategi pembelajaran inquiry dan strategi ekspositori terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dimana F hitung > F table (11,958 > 3,07 dengan taraf signifikansi 0,05).

(26)

Penelitian lain yang dilakukan oleh Muttaqin (2007) diperoleh hasil dengan menggunakan gambar animasi pada macomedia flash mahasiswa terbukti mudah memahami cara kerja suatu alat, terutama dalam matakuliah mekatronik. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Suheri (2006) menyimpulkan bahwa penerapan animasi multimedia pembelajaran lebih mudah, singkat, murah dan menyenangkan serta memperkenalkan dengan dunia multimedia.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving dengan Bantuan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah model pembelajaran problem solving dengan bantuan macromedia

flash lebih efektif dibandingkan dengan media hasil teknologi cetak dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011?

(27)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui model pembelajaran problem solving dengan bantuan

macromedia flash lebih efektif dibandingkan dengan media hasil teknologi cetak dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepiring Kendal Tahun Ajaran 2010/2011.

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang relevan, khususnya untuk pengembangan tentang macromedia flash dalam model pembelajaran problem solving yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

(28)

b. Bagi guru

Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan dalam media ataupun model pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu sebagai alternatif dalam mengajaran materi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.

c. Bagi Sekolah

(29)

12 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran (Anni, 2004:4). Hasil belajar menurut Tu’u (2004:93-96) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh bermacam-macam unsur, selain dipengaruhi peraturan sekolah, disiplin dalam belajar dan berperilaku yang baik, hasil belajar juga berubah karena pengaruh factor-faktor lain yaitu kecerdasan, usaha diri, les privat, teman bermain, waktu yang cukup untuk belajar.

Menurut Sudjana (2001:3) hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai proses belajar mengajar dapat ditunjukan dalam berbagai macam bentuk seperti perubahan pengetahuan, keterampilan, kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Ada tiga macam hasil belajar yakni : (1) keterampilan dan kebiasaaan, (2) pengetahuan dan pengertian, serta (3) sikap dan cita-cita.

(30)

1)Ranah kognitif

Ranah ini berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2) Ranah afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

3) Ranah psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak, ada enam aspek dalam ranah ini yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Penelitian ini akan digunakan penilaian ranah kognitif dan ranah afektif. Penilaian ranah psikomotorik dalam pembelajaran akuntansi sulit untuk diukur dengan tepat.

Sardiman (2004:49) mengemukakan bahwa hasil belajar yang baik bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (a) hasil itu tahan lama dan dapat digunakan sebagai kehidupan oleh siswa, (b) hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian diri sehingga dapat mempengaruhi pandangan dan cara untuk mendekati suatu permasalahan.

(31)

inovasi pendidikan, dimana dari prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peran sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan serta dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan sejauh mana pencapaian hasil proses pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran khususnya jurnal penyesuaian, ditunjukan dengan nilai tes atau ulangan. Pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam diri siswa maupun faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa.

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern tersebut meliputi antara lain:

a. Faktor jasmaniah, terdiri dari :

(32)

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu. Cacat itu berupa buta, tuli, setengah buta, setengah tuli, patah kaki, patah tanga, lumpuh dan lain-lain.

b. Faktor psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara afaktif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek(benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

3) Minat

(33)

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar siswa. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjunya ia lebih giat dalam belajarnya.

5) Motif

Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motif yang kuat sangatlah perlu dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya akan berhasil jika anak sudah siap (matang).

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respone atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor kelelahan

(34)

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :

a. Faktor keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Faktor keluarga terdiri dari beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, terdiri dari : 1)Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru menyajikan tidak jelas. Guru biasa mengajar dengan metode ceramah. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru haruslah berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

2)Kurikulum

(35)

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. 3)Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses situ sendiri. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.

4)Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5)Disiplin sekolah

Disiplin akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. Siswa akan disiplin apabila guru dan staf yang lain disiplin pula.

6)Alat pelajaran

(36)

7)Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Waktu belajar yang baik adalah pagi hari karena pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.

8)Standar pelajaran di atas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

9)Keadaan gedung

Keadaan gedung mempengaruhi belajar siswa. Jumlah siswa yang banyak dan variasi karakteristik masing-masing menuntut keadaan gedung yang memadai di dalam kelas. Keadaan yang memanadi akan member kenyamanan siswa dalam belajar.

10)Metode belajar

Banyak siswa yang melaksanakan cara belajar yang salah, dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajarnya.

11)Tugas rumah

(37)

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor-faktor tesebut antara lain :

1)Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Akan tetapi perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. 2)Mass media

Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah, buku-buku, komiki, dan lain-lain. Mass media yang baik meberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.

3)Teman bergaul

Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada tang tidak terduga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siwa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi sifat yang jelek juga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.

4)Bentuk kehidupan masyarakat

(38)

pengaruh yang positif terhadap anaknya atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Sedikit berbeda dengan Slameto, Suryabrata (2008:233) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diklasifikan dengan yaitu:

a. Faktor intern atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor fisiologis yang bersifat jasmani dan faktor psikologis yang bersifat rohani. b. Faktor ekstern atau yang berasal dari luar diri siswa meliputi faktor nonsosial

dan faktor sosial. Faktor nonsosial diantaranya meliputi cuaca, keadaan udara, waktu, tempat, dan alat-alat yang digunakan dalam belajar. Sedangkan faktor sosialnya adalah kondisi siswa yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.

Hal yang membedakan dalam Slameto adalah baik faktor intern maupun faktor ekstern dijabarkan satu persatu sehingga lebih rinci.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa seperti didalamnya terdapat metode belajar, media / alat pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemecahan masalah (problem solving) dengan bantuan macromedia flash.

2.2 Tentang Pembelajaran

(39)

pembelajaran yang diinginkan. Tujuan dari pembelajaran itu sendiri adalah membatu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa (Darsono, 2002:26). Pembelajaran yang memiliki tujuan jelas diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Pengajaran menjadi lebih baik dan efektif b. Hasil belajar dapat dicapai lebih efisien

c. Model pembelajaran yang sesuai dapat dipilih secara lebih mudah d. Mudah cara menyususn alat evaluasi

e. Hasil evaluasi akan lebih baik (Slameto 2010:32-33)

Adapun komponen-komponen pembelajaran menurut Djamarah dan Zain (2010:41-50) kegiatan belajar mengajar sebagai suatu sistem mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi.

a. Tujuan

(40)

b. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.

c. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

d. Metode

Metode adalah suatu cara yag dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode dalam kegiatan belajar mengajar yang diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

e. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat sebagai perlengkapan untuk membatu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan (Marimba dalam Djamarah dan Zain,2010:47).

f. Sumber Pelajaran

(41)

sebagai sumber belajar dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah diterapkan.

g. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dan sesuatu.

2.3 Model Pembelajaran

Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh model atau metode pembelajaran untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan oleh guru didalam kelas. Mills dalam Suprijono (2009:45) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implementasinya pada tingkat operasional di kelas (Suprijono,2009:46). Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

(42)

Selain itu menurut Arends dalam Suprijono (2009:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Merujuk pemikiran Joyce dalam Suprijono (2009:46) fungsi model adalah “each model guildes us as we design instruction to help students achieve various

objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Selain itu model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Menurut Trianto (2007:16) model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh startegi, metode atau prosedur. Ciri- ciri tersebut ialah :

a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. b. Landasan operasional tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

(43)

2.3.1 Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran melalui pemecahan masalah atau sering disebut dengan

problem solving membantu peserta didik untuk berusaha belajar mandiri dalam memecahkan problem dengan mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengelola informasi. Selain itu juga memotivasi peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaannya sampai menemukan jawaban-jawaban atas problem yang sedang dihadapi.

Model pembelajaran melalui pemecahan masalah (problem solving) dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi. Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada daya pikir untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan kecakapan kognitif dalam memecahkan suatu masalah secara rasional, lugas dan tuntas (Mulyono, 1999:255).

Menurut Nasution (1996:172) memecahkan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya tanpa bantuan khusus. Pemecahkan masalah bagi pelajar dapat menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun tidak dapat dirumuskan secara verbal. Masalah yang dipecahkan sendiri, memberikan hasil yang lebih unggul, yang digunakan dalam situasi-situasi lain.

Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan model berpikir, sebab dalam

(44)

(2008:134) mengemukakan bahwa pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu keterampilan seseorang siswa dalam menggunakan proses berfikir untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyususn berbagai alternative pemecahan dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.

Menurut Hamalik (2002:151) masalah pada hakikatnya suatu pertanyaan yang mengandung jawaban. Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat, bila pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sintematis. Ini berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada individu yang hendak memecahkan masalah tersebut.

Suatu pertanyaan akan menjadi masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan masalah lagi bagi siswa untuk saat berikutnya bila siswa tersebut telah mengetahui cara atau proses mendapatkannya penyelesaian masalah tersebut. Menurut Hudojo (2005:149) pertanyaan akan menjadi masalah bagi siswa jika:

a. Pertanyaan yang diberikan pada seorang siswa harus dapat dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan tersebut harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya.

b. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa. Karena itu, faktor waktu untuk menyelesikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang essensial.

(45)

a. Siswa memiliki prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut. b. Diperkirakan siswa mampu menyelesaikan soal tersebut.

c. Siswa belum mengetahui cara untuk menyelesaikan soal tersebut. d. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut. 2.3.2Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Beberapa model pemecahan masalah menurut Gulo (2002: 115) a. Penyelesaian masalah menurut John Dewey

Pemecahan masalah dalam tahap ini dilakukan melalui 6 tahap, yaitu:

Tabel 2 Tahap – Tahap Pemecahan Masalah

Tahap-tahap Kemampuan yang diperlukan

a. Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas b. Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memerinci,

menganalisis masalah dari berbagai sudut c. Merumuskan

hipotesis

Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan alternative penyelesaian

d. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hiptesis

Kecakapan mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, tabel

e. Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kacakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan f. Menentukan pilihan Kecakapan membuat alternative penyelesaian,

kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan

b. Pemecahan masalah menurut Lawrence Senesh Langkah-langkah pemecahan masalah yaitu :

(46)

3)Mendefinisikan masalah (definition of the problem) 4)Menentukan ruang lingkup masalah (scope of the problem) 5)Menganalisis sebab-sebab masalah (causes of probelm) 6)Menyelesaikan masalah (solution of the problem) c. Penyelesaian masalah menurut David Johnson dan Johnson

Penyelesaian masalah menurut David Johnson dan Johnson ini dilakukan melalui kelompok. Suatu isu berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan. Masalah yang dipilih mempunyai sifat conflict issue atau controversial, masalahnya dianggap penting (important), urgen dan dapat diselesaikan (solutinable). Prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut :

1)Mendefinisikan masalah 2)Mendiagnosis masalah

3)Merumuskan alternative strategi 4)Menentukan dan menerapkan strategi 5)Mengevaluasi keberhasilan strategi 6)Scenario kegiatan belajar mengajar

Menurut Djamarah dan Zain (2010:92) penggunaan model pembelajaran

problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

(47)

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua diatas.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Sedangkan menurut Suyitno (2004:37) langkah yang dapat ditempuh guru dalam model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut:

a. Guru mengajarkan materi seperti biasa.

b. Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.

c. Guru memberikan 1 atau 2 soal yang harus dipecahkan siswa berdasarkan persyaratan soal sebagai sebuah problem.

d. Siswa dengan dipandu guru menyelesaikan soal yang dipakai sebagai bahan ajar dalam model pembelajaran pemecahan masalah.

2.3.3Tujuan Pembelajaran Problem Solving

Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dan manfaat model pembelajaran problem solving

(48)

a. Mengembangkan kemampuan peserta didik didalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis dan analitis

c. Mengembangkan sikap toleransi terhadap pendapat orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat.

Tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Hudojo (2005:125) tujuan dari model pembelajaran problem solving yaitu:

a. Siswa mampu memahami proses masalah tersebut dan menjadi terampil dalam memilih dan mengidentifikasikan kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Melalui pemecahan masalah siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep2, teorema2, dan keterampilan yang telah dipelajari.

c. Potensi intelektual siswa meningkat

2.3.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pembelajaran Problem Solving

(49)

a. Motivasi

Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian, sedang motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas.

b. Kepercayaan dan sikap yang salah

Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Kerangka rujukan yang tidak cermat menghambat efektivitas pemecahan masalh. Sikap yang defensive (misalnya kurang kepercayaan pada diri sendiri) akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan dan mempersukar penyelesaian. c. Kebiasaaan

Kecenderungan untuk menyelesaikan pola berfikir tertnetu atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efesien. d. Emosi

Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah dapat berfikir betul-betul obyektif. Sebagai manusia yag utuh kita tidak dapat mengesampingkan emosi (Gulo, 2002:116).

2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Solving

Menurut Djamarah dan Zain (2010:92-93) model pembelajaran problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran problem solving

(50)

b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara

kreatif dan menyaluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.

Kekurangan model pembelajaran problem solving :

a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan

waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima

informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok, yang kadang - kadang memerlukan berbagi sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dengan cara:

(51)

b. Guru harus pandai mengatur waktu dan tidak mengulang-ulang materi yang telah disampaikan sehingga pembelajaran pemecahan masalah ini tidak harus mengambil waktu pelajaran lainnya.

c. Membiasakan menggunakan pembelajaran pemecahan masalah pada pembelajaran akuntansi dengan sarana dan fasilitas yang memadai serta waktu yang cukup sehingga dapat menghasilkan kualitas hasil belajar siswa yang lebih baik.

2.4 Media Pembelajaran

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembalajaran, khususnya teknologi informasi. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi tidak hanya mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga membuat proses pembelajaran lebih menarik.

Hamalik dalam Arsyad (2009:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pegaruh psikologis terhadap siswa.

(52)

bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.

Heinich dan kawan-kawan dalam Arsyad (2009:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambaran yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Hamidjojo dalam Arsyad (2009:5) memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, sehingga ide dan gagasan yang dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju.

2.4.1Ciri – ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2009:12-14) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

a. Ciri Fiksatif

(53)

b. Ciri Manipulatif

Dengan ciri manipulatif media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian yang penting dari urutan suatu kejadian dengan memotong bagian yang tidak diperlukan, sehingga dapat menghemat waktu. Selain itu video atau rekaman dari informasi yang disampaikan dapat dipercepat atau diperlambat bahkan diputar mundur untuk menayangkan kembali hasil rekaman video.

c. Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sebagian besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

2.4.2Macam – macam Media Pembelajaran

Menurut Djamarah dan Zain (2010:124-126) klasifikasi media terdiri dari tiga macam :

a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :

1)Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja seperti radio.

2)Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan seperti menampilkan gambar, lukisan atau cetakan.

(54)

dalam : a). Audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film rangkai suara. b). Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara.

b. Dilihat dari daya liputannya

1)Media dengan daya liput luas dan serentak

2)Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat 3)Media untuk pengajaran individual

c. Dilihat dari bahan pembuatannya

1)Media sederhana yaitu media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit. 2)Media kompleks yaitu media yang bahan dan alat pembuatannya sulit

diperoleh serta mahal harganya, sulit pembuatannya dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

2.4.3Manfaat Media Pembelajaran

Pengaruh media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar, selain membangkitkan motivasi dan minat siswa media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi. Menurut Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2009:24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

(55)

b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar pada setiap jam pelajaran; d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapinjuga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain.

Sedangkan Nana Sudjana dalam Djamarah dan Zain (2010:134) mengemukakan fungsi dari media pembelajaran dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut:

a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.

b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.

c. Media pengajaran dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

(56)

e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa sehingga mempunyai nilai tinggi.

2.5 Media Pembelajaran Macromedia Flash

Macromedia flash merupakan software yang digunakan secara luas oleh para desainer professional, programmer, maupun animator kerena kemampuan programnya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia dengan gabungan antara grafis, teks, animasi dan suara serta interaktivitasnya terhadap user. Macromedia flash berguna untuk membuat animasi, baik animasi interaktif maupun noninteraktif, simulasi, presentasi, game, dan bahkan film.

Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang lebih maju. Macromedia flash tidak hanya digunakan oleh web design melainkan juga oleh para pendidik. Macromedia flash pada umumnya digunakan dalam mata pelajaran yang menyangkut banyak perhitungan, penjabaran yang luas dan hal-hal yang membutuhkan animasi untuk gambaran umum.

(57)

dari macromedia flash dalam mewujudkan suatu pembelajaran interaktif antara lain:

a. Animasi dan gambar konsisten dan fleksibel

b. Gambar flash tidak akan pecah meskipun di zoom beberapa kali

c. Waktu loading lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan animasi lainnya d. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan e. Hasil akhir flash lebih kecil sehingga dapat disimpan dalam berbagai macam

bentuk seperti *.avi, *.gif, *.mov, maupun file dengan format lain.

Selain manfaat yang diperoleh dari media pembelajaran macromedia flash, Nurchayati (2010) mengemukakan enam kelebihan yang dimiliki dari macromedia flash yaitu :

1) Flash merupakan teknologi animasi web yang paling populer sehingga banyak didukung oleh berbagai pihak.

2) Ukuran file yang relatif kecil dengan kualitas yang cukup baik.

3) Kebutuhan hardware yang tidak tinggi sehingga bisa masuk ke komputer pribadi.

4) Dapat digunakan untuk membuat website, CD Interaktif, Animasi kartun, Kartu elektronik, iklan televisi, banner di web, presentasi interaksi, permaianan, dan aplikasi di handphone.

5) Flash dapat ditampilkan di berbagai media seperti web, CD Room, VCD, DVD, Handphone dan PDA.

(58)

2.6 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran akuntansi di sekolah setiap guru mengharapkan agar pembelajaran berjalan secara efektif dengan hasil belajar yang optimal yang ditujukan dengan nilai tes yang memuaskan. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan pelatihan, khusunya dalam materi pokok jurnal penyesuaian. Siswa dituntut untuk memahami akun-akun yang memerlukan penyesuaian yang selanjutnya akan dicatat dalam kertas kerja. Sering kali dalam pembelajaran siswa hanya menghapal tanpa memahami jurnal penyesuaian, kelemahan dalam menyusun dan menganalisisnya secara sistematis dan benar. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

Hasil belajar peserta didik dijadikan sebagai indikator tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap dan memahami suatu materi, serta mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap suatu materi pelajaran yang disampaikan. Semakin dalam pemahaman peserta didik dalam belajar semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tersebut. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dihasilkan oleh peserta didik dipengaruhi oleh bergai faktor diantaranya adalah model dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(59)

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cepiring model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar didalam kelas masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa hanya diposisikan sebagai pihak penerima ilmu pengetahuan yang pasif dan hanya mendengarkan dan menjawab soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran akuntansi, model pembelajaran konvensional pada dasarnya masih bisa untuk diterapkan, namun pembelajaran jenis ini kurang tepat apabila tidak dimodifikasi oleh metode-metode pembelajaran lainnya. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Hamalik (2002) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pegaruh psikologis terhadap siswa. Berdasarkan hal itu ada tidaknya suatu media pembelajaran mempengaruhi keseluruhan proses pembelajaran, terutama dalam hasil belajar siswa.

(60)

dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) melatih peserta didik untuk dapat menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan oleh guru sampai dengan menemukan jawabanya sendiri, dengan demikian siswa akan lebih memahami dan mengerti dari materi yang sedang diajarkan. Selain itu, dengan siswa menemukan jawaban sendiri maka daya ingat yang diperoleh siswa akan lebih mendalam. Apalagi dalam mata pelajaran akuntansi khususnya pokok bahasan jurnal penyesuaian, benar-benar dibutuhkan pemahaman yang baik untuk mempelajari konsep-konsep yang terdapat didalamnya.

Selain penerapan model pembelajaran problem solving untuk menambah minat dan semangat belajar yang baru maka penggunaan alat bantu berupa media juga sangat penting. Adanya bantuan macromedia flash dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar-gambar serta animasi bergerak sehingga siswa lebih tertarik dan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Macromedia flash adalah aplikasi perangkat lunak buatan microsoft yang dikhususkan untuk menciptakan animasi dan atau dynamic content home (isi halaman yang dinamis).

(61)

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dalam proses belajar mengajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. (Djamarah dan Zain, 2010: 120)

Beberapa peneliti sebelumnya telah membuktikan keefektifan penggunaan model pembelajaran problem solving dalam proses pembelajaran. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Serin (2011) diperoleh hasil dengan metode

problem solving terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dalam pengenalan Computer-Based

mencapai 86,3 sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 74,6.

Penelitian lain yang dilakukan Suharsono (1998) diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pemecahan masalah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa baik pada taraf signifikan 0,05 maupun 0,01. Selain itu dalam penelitian Kristiadi (2007) menunjukan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan strategi pembelajaran

(62)

Sementara dalam penelitian lain dijelaskan tentang efektivitas pemakaian media sebagai alat bantu dalam penggunaan model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar dan menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak membosankan seperti yang diungkapkan oleh Rajendran,dkk (2010) melakukan penelitian dimana diperoleh hasil dari penelitian mereka bahwa mayoritas siswa merasa mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan virtual lab E-learning dari pada dengan membaca buku.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Muttaqin (2007) dengan judul “Pengajaran Mekatronika Menggunakan Gambar Animasi Makromedia Flash di Jurusan Teknik Mesin” diperoleh hasil dengan menggunakan gambar animasi pada macomedia flash mahasiswa terbukti mudah memahami cara kerja suatu alat, terutama dalam matakuliah mekatronik. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Suheri (2006) menyimpulkan bahwa penerapan animasi multimedia pembelajaran lebih mudah, singkat, murah dan menyenangkan serta memperkenalkan dengan dunia multimedia.

(63)

Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan

Perbedaan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran problem

solving dengan bantuan macromedia flash

Gambar

Tabel 2 Tahap – Tahap Pemecahan Masalah
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
gambar diam seperti film rangkai suara. b). Audiovisual gerak yaitu media
Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

The dominant type of translation in this research is literal translation.The second is that there are three kinds of translation variations which occur in English-Indonesian

MOTIVE AND IT’S INFLUENCE ON THE MAJOR CHARACTER’S BEHAVIOR IN DANIELLE STEEL’S REMEMBRANCE.. HUMANISTIC

Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang masih melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi

Ditinjau dari ruang dan waktu maka penggunaan lahan oleh manusia atas wilayah yang sedemikian luas dan terbesar seperti Indonesia adalah sangat komplit, sehingga

b) merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak; dan c) tidak memerlukan pelicin sehingga puting lebih mudah disucihamakan. 8) Puting harus segera disucihamakan

Pembentukan dispersi padat PGV-0 dengan pengompleks HPBCD diharapkan dapat meningkatkan jumlah obat yang terlarut dalam basis gel, sehingga dapat meningkatkan jumlah obat

Hasil yang diperoleh dari kegiatan PPL yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata berkaitan dengan perencanaan, penulisan perangkat pembelajaran, pengetahuan

2 Maranatha Christian University The inner and social conflicts which the protagonist of the novel experiences lead me to find the theme of the story.. Theme itself