• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL 2 Fasilitas Umum

6. Percaya Diri

Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah percaya diri (self efficacy). Hal ini senada dengan pendapat Rotter (1966) dan Wallston (1966) mengenai teori self-efficacy oleh Bandura yang penting sebagai kontrol dari faktor-faktor perilaku sehat. Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang ia lakukan agar terhindar dari penyakit. Contohnya, seorang

wanita merasa percaya diri dan yakin untuk melakukan tes pap smear atau IVA untuk mendeteksi dini kanker serviks. Dalam penelitian ini, ibu Rosmauli Boru Sitanggang yang melakukan IVA yang sebelumnya tidak mengetahui dan mempunyai pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks merasa percaya diri untuk melakukan IVA sebagai upaya pencegahan infeksi kanker serviks.

b.Aplikasi Penerapan Komponen Health Belief Model

Penelitian sebelumnya menghasilkan area luas yang bisa diidentifikasikan dari aplikasi HBM:

1. Promosi kesehatan (seperti olahraga dan perilaku mengurangi risiko kesehatan seperti pemberian vaksinasi dan penggunaan alat kontrasepsi. Dalam penelitian ini vaksinasi HPV sangat dianjurkan pada wanita yang berusia minimal 10 tahun dan sudah mengalami menstruasi untuk mencegah terinfeksinya virus HPV yang saat ini semakin meningkat jumlahnya.

2. Rekomendasi Medis, biasanya diikuti oleh diagnosis dari tenaga profesional tentang penyakit. Ibu Eka Yulianti yang melakukan pap smear dan didiagnosa terinfeksi HPV, menuruti rekomendasi bidan Shanty untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis kandungan (obginekologi) di Rumah Sakit Imelda Medan.

3. Kunjungan Klinik termasuk kunjungan dengan alasan yang bervariasi dari setiap individu yang berobat.

Teori diatas sangat relevan digunakan dalam mengkaji topik penelitian ini, karena berhubungan langsung dengan kognitif dari wanita untuk mencegah kanker serviks yang diimplementasikan dalam bentuk deteksi dini kanker serviks.

1.3. Rumusan Masalah

Karena penelitian ini bersifat ilmiah, maka haruslah dibuat batasan-batasan rangkaian analisa ; untuk menghindari dan untuk memfokuskan masalah-masalah yang akan dikaji maupun hal-hal yang berkaitan di dalamnya. Maka, permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik Bidan Praktik

Swasta “MANDA” di Jalan Karya Cilincing Gang Ciliwung No.22, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1.Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkapkan Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA” di Jalan Karya Cilincing Gang Ciliwung No.22, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Secara teoritis,, penelitian ini bertujuan untuk menambah kashanah pengetahuan kepustakaan tentang masalah kebudayaan, khususnya yang menyangkut Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks.

Secara praktis, penelitian ini bertujuan untuk mencari informasi dan membantu dalam penilaian terhadap pengimplementasi deteksi dini kanker serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA”. Penelitian ini diharapkan bermanfaat

sebagai masukan bagi masyarakat luas untuk mengetahui bagaimana implementasi deteksi dini kanker serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA”.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah bahan bacaan dan referensi bagi para akademisi dan masyarakat luas dalam mengetahui aspek kesehatan tentang deteksi dini terhadap kanker serviks untuk wanita serta menambah kepustakaan Departemen Antropologi FISIP USU dan memperluas kajian mengenai deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan antropologi. 1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif berupa metode etnografi. Dimana penulis melakukan wawancara langsung dengan Bidan dan pasiennya yang melakukan pap smear dan IVA di Klinik Bidan

Praktik Swasta “MANDA” berdasarkan pada kenyataan di lapangan. Untuk mendeskripsikan secara rinci, maka penulis melakukan penelitian lapangan (field research) selama dua bulan. Selama dua bulan tersebut penulis mencoba memahami

suatu pandangan hidup secara terperinci, dibentuk dengan kata-kata dan gambaran holistik.

Tujuan metode kualitatif adalah menceritakan dan menjelaskan secara detail dan mendalam terhadap suatu masalah yang akan di teliti. Penelitian ini juga bertipekan deskriptif untuk mencapai sasaran yang dituju, yakni dengan mendeskripsikan Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta

interview)6 dengan para informan, sumber pustaka yang relevan atau pun informasi dari lembaga resmi seperti Klinik Bidan Praktik “Manda”menjadi data utama bagi peneliti.

Penulis memposisikan diri sebagai orang yang sedang belajar, tidak mengetahui mengenai perihal deteksi dini kanker serviks sebelumnya di Klinik Manda dan menempatkan informan sebagai guru yang menjadi tempat bertanya. Peneliti juga menunjukkan rasa ketertarikan akan hal tersebut, sehingga mereka menjadi bersemangat untuk menceritakan apa saja pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tanpa adanya rasa takut pendapat tersebut benar atau salah.

Teknik-teknik yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Observasi Partisipasi

Observasi partisipasi dilakukan di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA” di

Jalan Karya Cilincing Gang Ciliwung No.22, Medan. Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan apapun yang terjadi selama proses pengambilan data. Penulis terjun langsung ke klinik dan ke rumah informan. Lama observasi dan pengambilan data penelitian dilakukan selama dua bulan dengan melibatkan penulis secara langsung dalam kegiatan di lapangan serta mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh informan berkaitan dengan tes pap smear dan IVA. Selain itu, penulis juga menggunakan alat-alat lain untuk mendukung pencarian dan pencatatan informasi

6

Wawancara mendalam (depth interview) yaitu penelitian kualitataif biasanya lebih sering menggunakan wawancara mendalam ketimbang wawancara terstruktur (menggunakan kuesioner) dalam proses pengumpulan data di lapangan . Wawancara mendalam biasanya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

yang telah ditemukan, seperti : alat perekam visual maupun alat perekam audio, kamera handphone dan field note.

Dokumen terkait