• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREKONSTRUKSIAN ARSITEKTUR ENDAPAN FLUVIAL

DIAGRAM KRONOSTRATIGRAF

BAB 7 SISTEM FLUVIAL

7.5 PEREKONSTRUKSIAN ARSITEKTUR ENDAPAN FLUVIAL

Perekonstruksian arsitektur endapan aluvial memerlukan adanya singkapan tiga dimensi dan kemampuan untuk mengaitkan informasi yang didapat dari berbagai data pengamatan (singkapan, inti bor, dan log). Metoda-metoda korelasi konvensional kurang dapat diterapkan terhadap endapan aluvial karena sangat bervariasinya fasies fluvial pada arah lateral serta karena banyaknya bidang erosi. Tidak adanya flora dan fauna yang mencirikan endapan alur dan endapan dataran banjir juga menjadi salah satu sumber kesulitan dalam menentukan batas-batas stratigrafinya. Perekonstruksian arsitektur endapan aluvial sebagian dapat diperoleh dengan cara menerapkan metoda magnetostratigrafi (Behrensmeyer & Tauxe, 1982; Johnson dkk, 1985, 1988), mengkorelasikan lapisan-lapisan tuff (Allen & Williams, 1982), memanfaatkan pengetahuan mengenai taphonomy vertebrata (Behrensmeyer, 1987), dan mengkorelasikan litostratigrafi lapisan batubara dan paleosol (Ryer dkk, 1980; Ryer, 1981). Arti penting paleosol sebagai alat korelasi telah lama diketahui dan menarik perhatian banyak ahli, terutama karena proses pem- bentukan tanah merupakan salah satu karakter intrinsik dari lingkungan fluvial (Allen, 1974; Johnson, 1977; Bown & Kraus, 1981; Kraus, 1987).

Jika data-data tersebut di atas tidak ditemukan, maka korelasi endapan fluvial hendaknya didasarkan pada keanomalian atau perubahan yang sistematis dari fasies, tipe alur, dan pola tumpukan tubuh pasir sedemikian rupa sehingga akhirnya kita dapat mendefinisikan posisi bidang-bidang pembatas yang penting artinya dalam sekuen stratigrafi. Setelah ditemukan, bidang- bidang itu dapat digunakan sebagai sarana untuk merekonstruksikan arsitektur tiga dimensi dari sistem fluvial. Walaupun diakui bahwa perubahan arsitektur aluvial sukar untuk ditentukan faktor penyebabnya—apakah akibat perubahan base level lokal, subsidensi tektonik, atau perubahan muka air laut—namun jelas bahwa perubahan itu mencerminkan perubahan akomodasi. Jadi, prinsip-prinsip dasar sekuen stratigrafi masih tetap dapat diterapkan pada endapan ini.

7.5.1 Castissent Formation (Eosen), Pegurungan Pyrenee Selatan, Spanyol

Castissent Formation (Eosen) di Tremp-Graus Basin melukiskan pengendapan fluvial dan delta dalam cekungan yang ter- letak di atas sesar sungkup Southern Pyrenees Forland (Marzo dkk, 1988). Di tempat itu, pengendapan fluvial dan delta selam a Eosen dikontrol secara ketat oleh perpindahan Pyrenees thrust sheets (Seguret, 1972; Nijman & Nio, 1975; Ori & Friend, 1984). Castissent Formation terdiri dari beberapa kompleks batupasir berbutir kasar yang bervariasi secara lateral dan terletak diantara dua interval batulumpur bahari dan paya-paya yang berumur Ypresia (Nijman & Nio, 1975). Setiap kompleks batupasir itu terdiri dari tumpukan tubuh batupasir yang masing-masing memperlihatkan variasi ke arah lateral. Kontak antara kompleks batupasir fluvial dengan batulumpur bahari dan paya-paya yang ditindihnya adalah ketidakselarasan yang juga menjadi batas sekuen (Marzo dkk, 1988). Pemetaan mendetil terhadap batas sekuen menunjukkan bahwa Castissent Formation membentuk suatu paket endapan pengisi lembah torehan dan kompleks dataran delta bagian atas yang didominasi oleh tiga kompleks batupasir (Marzo dkk, 1988) yang terdiri dari sejumlah batupasir dan memperlihatkan variasi ke arah lateral. Ketiga kompleks itu dipisahkan oleh endapan dataran banjir yang berbutir halus dan endapan air payau yang mencerminkan perioda-perioda peningkatan agradasi dataran banjir dan inundasi bahari yang relatif lama (gambar 7-12).

Variasi lateral dalam arsitektur kompleks batupasir dan ragam sungai yang dicerminkannya paling jelas terlihat di bagian paling bawah (Kompleks A dalam karya tulis Marzo dkk, 1988). Bagian hulu lembah torehan didominasi oleh endapan alur menganyam yang memperlihatkan amalgamasi lateral dan vertikal yang tinggi untuk membentuk suatu sheet sandstone complex. Endapan dataran banjir yang korelatif dengannya berupa red bed yang tersebar luas dan disisipi oleh caliche soil. Hal itu mengindikasikan bahwa (1) sebagian besar material halus di-bypass ke arah cekungan melalui alur-alur sungai yang ada

pada saat itu; serta (2) rendahnya laju sedimentasi pada dataran banjir yang berdampingan dengan alur-alur sungai menunjang oksidasi dan pembentukan tanah.

Batupasir pengisi lembah torehan dapat ditelusuri ke arah hilir, di tempat mana batupasir itu berdampingan dengan endapan sungai meander yang bermuatan campuran. Perubahan jenis alur ke arah hilir itu disertai dengan penurunan tingkat penorehan, pengurangan hubungan antar alur, dan peningkatan preservasi endapan dataran banjir sebagai akibat tingginya agradasi dataran banjir. Dengan demikian, perubahan-perubahan lateral dalam arsitektur endapan fluvial Castissent Formation ditafsirkan mencerminkan pengurangan gradien sungai dari hinterland ke arah tepi cekungan bahari.

Arsitektur kompleks-kompleks batupasir Castissent Formation juga memperlihatkan perubahan vertikal yang sistematis (tubuh pasir A1-A3, B1-B2 pada gambar 7-12). Hal itu ditafsirkan mencerminkan fluktuasi perubahan muka air laut relatif. Perubahan itu terutama tampak jelas dalam material pengisi lembah di bagian proksimal sistem aluvial, di tempat mana berbagai endapan membentuk daur erosi-agradasi yang berulang-ulang (Marzo dkk, 1988). Setiap daur itu diawali oleh fasa penorehan endapan alur atau endapan dataran banjir yang terletak dibawahnya. Pengendapan dalam lembah itu diakhiri oleh agradasi vertikal dan pergeseran lateral alur-alur sungai menganyam sehingga menyebabkan terbentuknya tubuh-tubuh batupasir yang saling berhubungan. Endapan pengisi lembah torehan berevolusi dari endapan sungai menganyam (di bagian bawah) menjadi endapan sistem sungai sinusitas tinggi pengangkut beban campuran serta endapan dataran banjir yang berasosiasi dengannya (di bagian atas). Evolusi ragam sungai itu disertai dengan berkurangnya hubungan antar tubuh pasir dan makin banyaknya endapan overbank dan endapan dataran banjir di bagian atas Castissent Formation. Daur erosi-agradasi itu terulang tiga kali. Setiap fasa penorehan. yang menyebabkan terkeruknya endapan alur yang terbentuk sebelumnya, juga menyebabkan makin lebarnya lembah torehan.

Bukti adanya fasa penutupan dataran banjir secara periodik dalam rentang waktu yang cukup lama dimanifestasikan oleh tanah hidromorfik (hydromorphic soil) dan napal air payau. Adanya fasa agradasi dan degradasi aluvial yang berlangsung berulang-ulang mengindikasikan tingginya kontrol alosiklis terhadap keseluruhan sistem fluvial. Endapan sungai yang memper- lihatkan perubahan arsitektur ke arah atas dapat ditafsirkan sebagai bagian dari lowstand incised-valley fill, sedangkan endapan dataran banjir yang ditutupi oleh endapan alur sungai dan endapan dataran banjir ditafsirkan sebagai bagian dari transgressive dan highstand systems tract.

7.5.2 Ivishak Formation (Trias), Prudhoe Bay Field, North Slope, Alaska, Amerika Serikat

Endapan sungai dan endapan fluvio-deltaik berbutir kasar yang termasuk ke dalam Ivishak Formation (Triass) menjadi fasies reservoar utama di Prudhoe Bay Field, North Slope, Alaska. Prudhoe Bay Field merupakan lapangan migas terbesar di Amerika Serikat, dengan cadangan asli sekitar 22 juta barrel minyakbumi dan 42 triliun kaki kubik gas alam (Morgridge & Smith, 1972; Jones & Speers, 1976; McGowen & Bloch, 1985; Atkinson dkk, 1988).

Ivishak Formation merupakan bagian dari Sadlerochit Group. Kelompok itu merupakan suatu tubuh endapan klastika berbentuk taji yang berumur Permo-Trias dan terletak tidak selaras di atas batuan karbonat Lisburne Group yang berumur Karbon. Ivishak Formation diapit oleh batulumpur paparan (Kavik Formation) and batuan karbonat fosfatik (Shublik Formation) (gambar 7-13). Kontak antara Ivishak dengan Kavik dianggap selaras, sedangkan kontak atasnya dengan Shubik merupakan kontak tegas yang berasosiasi dengan endapan sisa fosfatik dan piritik. Kontak yang disebut terakhir ini ditafsirkan sebagai disconformity yang berkembang akibat shoreface reworking pada Ivishak Formation selama berlangsungnya transgresi.

Ivishak Formation memiliki ketebalan yang beragam, mulai dari sekitar 400 kaki hingga sekitar 700 kaki dan umumnya dapat dibagi menjadi dua daur pengendapan berskala besar: paket progradasional di bagian bawah dan paket agradasional-retro- gradasional di bagian atas. Paket progradasional merupakan paket endapan fluvio-deltaik dan endapan fluvial yang mengkasar ke atas serta didominasi oleh batulumpur, batulanau, batupasir, dan konglomerat. Paket agradasional-retrogradasional di- dominasi oleh batupasir fluvial yang berbutir halus dan serpih (Atkinson dkk, 1988, 1990). Berbagai penelitian yang dilakukan di masa lalu menyatakan bahwa formasi itu terbentuk dalam suatu kompleks fluvial-delta yang berprogradasi dan memiliki kaitan dengan delta kiipas yang didominasi oleh sungai menganyam atau dengan coastal braid plain (Jamieson dkk, 1980; Melvin & Knight, 1984; McGowen & Bloch, 1985; Lawton dkk, 1987).

Di Prudhoe Bay Field, berdasarkan litostratigrafi dan petrofisiknya, reservoar Ivishak dibagi menjadi empat zona (zona 1–4 dalam karya tulis Atkinson dkk, 1988). Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa stratigrafi formasi itu sebenarnya sangat kompleks (Richards dkk, 1994).

Berdasarkan hasil analisis fasies mendetil terhadap data inti bor, hasil korelasi sekuen stratigrafi pada 1300 sumur pem- boran, analisis data dipmeter, dan analisis data seismik tiga dimensi, Sadlerochit Group dapat dibagi menjadi tujuh sekuen. Batas-batas sekuen dikenal dari perubahan asosiasi fasies yang berlangsung tiba-tiba serta variasi struktur sedimen internal, ketebalan, dan derajat amalgamasi endapan pengisi alur sebagaimana yang terlihat dalam inti bor. Dalam kelompok itu dapat dikenal adanya empat ordo sekuen. Dalam tulisan ini, keempat ordo sekuen itu diberi nama orde-1 (baca: orde pertama), orde-2 (orde kedua), dst. Pada semua kasus, batas-batas sekuen dapat diikatkan dengan titik progradasi maksimum dari sekuen yang ordenya lebih rendah. Perhatikan bahwa istilah orde digunakan disini untuk memudahkan pembahasan dan hendaknya tidak dikaitkan dengan durasi sekuen yang dijelaskan pada sub bab 2.2.4 (gambar 7-13).

7.5.2.1 Sekuen Orde Pertama

Secara keseluruhan Sadlerochit Group merupakan bagian dari suatu lowstand orde-1 yang disusun oleh paket-paket endapan delta dan fluvial braid-plain complex. Endapan-endapan itu tumbuh sebagai produk penurunan muka air laut berskala

besar. Bagian dasar sekuen itu (berupa Kavik Formation) terletak tidak selaras di atas Lisburne Group. Bagian atas sekuen itu (berupa Sag River Formation) ditindih oleh Kingak Formation yang berumur Jura (Hubbard dkk, 1987).

Endapan fluvio-deltaik paling tua umumnya memperlihatkan pola progradasional dan mengindikasikan bahwa pasokan sedimen pada waktu itu lebih tinggi dibanding laju pembuatan akomodasi. Endapan aluvial yang terletak di atas paket pro- gradasional itu menjadi endapan dominan untuk bagian tengah dan bagian atas dari Ivishak Formation. Endapan-endapan yang disebut terakhir ini, bersama-sama dengan endapan dataran banjir, membentuk suatu paket agradasional. Endapan topset itu memperlihatkan evolusi dari sistem fluvial dan delta bermuatan campuran menjadi sistem fluvial yang didominasi oleh pasir dan konglomerat.

Perubahan-perubahan besar dalam ragam alur sungai dan pola tumpukan endapannya, seperti telah tersebut di atas, men- cerminkan peningkatan laju pembentukan akomodasi dari waktu ke waktu yang sejalan dengan penaikan muka air laut relatif. Masa-masa terakhir pembentukan Ivishak Formation ditandai oleh penghalusan endapan fluvial dan perombakan batupasir fluvial. Hal itu terjadi selama berlangsungnya transgresi bahari yang kemudian menyebabkan terbentuknya batuan karbonat Shublik Formation dan endapan klastika paparan Sag River Formation (gambar 7-13).

7.5.2.2 Sekuen Orde Kedua

Sekuen orde-1 dapat dibagi-bagi menjadi dua sekuen orde-2 berdasarkan kehadiran suatu batas sekuen besar yang disebut bidang 6000. Batas sekuen 6000 merupakan sebuah event yang dapat dipetakan dari data seismik serta menandai terjadinya perubahan besar dalam nisbah pasir/serpih. Bidang itu juga menandai batas atas sederetan sesar Trias awal yang hanya berkembang di bagian bawah reservoar Prudhoe Bay. Analisis data arus purba dari data dipmeter yang telah dikalibrasi oleh data inti bor juga memperlihatkan bahwa batas sekuen itu menandai terjadinya perubahan arah arus purba dalam sistem ―sungai Ivishak‖, dari Baratlaut-Tenggara (di bawah bidang 6000) menjadi Utara-Selatan (di atas bidang 6000).

Sekuen orde-2 yang terletak di bawah bidang 6000 memperlihatkan perubahan sistematis dalam ragam arsitektur, dari dominansi progradasional-agradasional menjadi endapan delta dan endapan fluvio-delta. Perubahan arsitektur endapan itu sejalan dengan peningkatan laju penaikan muka air laut.

Sekuen orde-2 yang terletak di atas bidang 6000 didominasi oleh endapan fluvial dan tidak terlalu jelas apakah paket endapan yang terletak tepat di atas bidang 6000 merepresentasikan produk pengendapan aluvial yang berkembang dalam lowstand systems tract atau dalam alluvial transgressive systems tract. Endapan fluvial yang terletak di atas paket endapan itu seluruhnya memperlihatkan pola agradasional-retrogradasional. Pola itu sesuai dengan fluks sedimen yang konstan atau menurun yang berasosiasi dengan peningkatan akomodasi.

7.5.2.3 Sekuen Orde Ketiga

Berdasarkan pergeseran sabuk fasies dan perubahan pola tumpukan, baik pada endapan tepi laut maupun endapan fluvial, dikenal adanya tiga sekuen orde-3 dalam Sadlerochit Group. Hanya dua sekuen orde-3 teratas saja yang akan dibahas disini (gambar 7-14).

7.5.2.3.1 Sekuen 2

Batas bawah sekuen ini terletak pada bidang 8000, sedangkan batas atasnya merupakan batas sekuen orde-2 yakni bidang 6000. Satuan-satuan pengendapan tertua dari sekuen ini merupakan endapan sistem delta yang bermuatan pasir hingga ber- muatan campuran (7400-7100). Sekuen pengendapan itu berprogradasi dari baratlaut ke tenggara menuju ―laut Kavik‖. Cuping- cuping delta tertua bersifat progradasional, sedangkan episode-episode pengendapan berikutnya memperlihatkan pola agradasi dan peningkatan preservasi endapan topset fluvial. Perubahan pada ragam delta itu, bersama-sama dengan peningkatan ketebalan dan kesinambungan serpih delta dan serpih dataran banjir, mengindikasikan peningkatan akomodasi sedimen setelah berlangsungnya perioda lowstand. Titik progradasi maksimum dari sekuen itu berkorespondensi dengan batas sekuen orde-3 (yakni bidang 7000) yang memisahkan endapan fluvio-deltaik dengan endapan sungai. Batas itu dikenal dalam inti bor di bagian selatan Prudhoe Bay Field berdasarkan pertindihan tiba-tiba fasies alur penebar (distributary channel) pada bagian distal endapan gosong muara sungai dan endapan delta front bagian bawah. Di sebelah baratlaut Prudhoe Bay Field, batas yang sama dicirikan oleh perubahan pola tumpukan endapan dari endapan alur penebar dan endapan alur dataran delta menjadi endapan sistem fluvial yang bermuatan pasir. Batas itu dapat dikenal di semua sudut Prudhoe Bay Field dan berkorespondensi dengan pergeseran tanggapan log sinar-gamma dan perubahan sifat-sifat petrofisik.

Di sebelah timur Prudhoe Bay Field, kompleks serpih dataran banjir dan lakustrin mendominasi bagian atas sekuen, di tempat mana endapan-endapan itu membentuk intra-reservoir seal yang melampar luas. Serpih itu mengandung horizon-horizon pedogenik yang dapat dikorelasikan dari satu sumur ke sumur lain (Atkinson dkk, 1988). Di bagian timurlaut, endapan pengisi alur yang berasosiasi dengan serpih lakustrin membentuk satuan menghalus ke atas yang terisolasi dan memiliki nisbah lebar terhadap kedalaman relatif kecil (< 1 : 200). Endapan-endapan itu berevolusi dari tubuh pasir tabuler yang teralgamasi di bagian bawah sekuen. Nisbah lebar terhadap ketebalan secara keseluruhan, bersama-sama dengan kehadiran endapan lakustrin dan dataran banjir yang berasosiasi dengannya, mengindikasikan evolusi dari ragam sungai sinusitas sedang menjadi sungai anastomotis. Sistem sungai anastomotis yang disebutkan terakhir ini dicirikan oleh gradien yang sangat rendah serta terjadinya penutupan dataran banjir oleh air secara periodik. Di bagian tenggara dan tengah Prudhoe Bay Field, tubuh-tubuh pasir endapan alur yang terisolasi membentuk tumpukan tubuh pasir tabular dan teramalgamasi yang memiliki nisbah lebar terhadap kedalaman yang tinggi (> 1 : 200). Tumpukan endapan seperti itu cenderung berasosiasi dengan dataran banjir, bukan dengan serpih lakustrin. Fasies yang disebutkan terakhir ini mirip dengan endapan-endapan sistem alur sinusitas sedang yang

bermuatan pasir atau bermuatan campuran, teralgamasi, dan berkembang di bagian tengah sekuen. Endapan-endapan yang disebut terakhir ini dapat ditelusuri keberadaannya hingga di bagian baratlaut Prudhoe Bay Field, di tempat mana endapan- endapan itu membentuk tubuh-tubuh pasir endapan alur sungai yang bertingkat-tingkat.

Bertambah banyaknya serpih lakustrin dan serpih dataran banjir ke sebelah timur Prudhoe Bay Field terjadi sejalan dengan penurunan derajat amalgamasi tubuh pasir alur ke arah barat. Hal itu kemungkinan mencerminkan peningkatan laju pem- bentukan akomodasi dari waktu ke waktu. Lebih jauh lagi, peningkatan ketebalan dan pelamparan serpih ke bagian atas sekuen 2 mungkin merepresentasikan endapan fluvial yang ekivalen dengan marine flooding surface pada endapan bahari.

Laju agradasi sungai menurun pada tahap akhir perkembangan sekuen 2 sehingga menyebabkan makin meningkatnya amalgamasi dan hubungan antar tubuh pasir pengisi alur untuk kemudian membentuk fluvial sand-sheets. Perubahan ragam arsitektur endapan itu tidak berlangsung secara berangsur di bagian timur Prudhoe Bay Field, di tempat mana tubuh-tubuh pasir pengisi alur ditindih secara tiba-tiba oleh tumpukan tubuh pasir pengisi alur yang didominasi oleh paket menghalus ke atas yang tidak lengkap karena tidak mengandung material halus (Atkinson dkk, 1988; Richards dkk, 1994). Perubahan besar dalam pola tumpukan dan derajat amalgamasi mendandai batas sekuen yang dikenal dengan sebutan bidang 6000.

7.5.2.3.1 Sekuen 3

Sekuen orde-3 yang paling atas dimulai dari bidang 6000 dan berakhir pada suatu bidang yang terletak di sekitar bidang ketidakselarasan yang memisahkan Ivishak Formation dari Shublik Formation. Posisi eksak dari batas sekuen itu tidak terlalu jelas karena sebagian besar batuan merupakan endapan sungai dan karena adanya gejala-gejala lain yang mengindikasikan batas sekuen di atas bidang ketidakselarasan itu.

Sekuen 3 secara keseluruhan memperlihatkan pola progradasional hingga agradasional. Pasir dan campuran pasir-gravel yang merupakan endapan sungai mendominasi bagian bawah sekuen ini, di tempat mana endapan-endapan itu membentuk sheet-sandstone yang berkembang baik dan melampar di seluruh bagian Prudhoe Bay Field. Endapan itu kemudian ditindih secara tiba-tiba oleh konglomerat dan batupasir konglomeratan yang juga merupakan endapan sungai. Batas antara tubuh konglomerat dengan tubuh-tubuh batupasir yang terletak dibawahnya secara tradisional ditafsirkan sebagai batas sekuen berdasarkan fakta terjadinya perubahan besar butir yang tiba-tiba (Atkinson dkk, 1988). Meskipun hal itu merepresentasikan dengan jelas satu perioda penorehan sungai, namun kebenaan bidang itu mungkin terlalu dibesar-besarkan di masa lalu karena gejala perubahan seperti itu sebenarnya juga ditemukan pada tubuh batupasir-konglomerat yang terletak di bawah batas sekuen itu. Hal itu mengindikasikan bahwa dislokasi fasies tidak terlalu jauh dan bahwa bidang itu hanya merepresentasikan batas sekuen orde-tinggi. Endapan sungai berbutir kasar pada umumnya berupa tumpukan tubuh konglomerat yang dialasi oleh bidang erosi, memiliki ketebalan hingga 10 kaki, umumnya memperlihatkan normal grading, lapisan mendatar, dan lapisan silang-siur. Endapan overbank yang berbutir halus jarang terawetkan dalam paket endapan itu.

Bagian atas dari sekuen ini didominasi oleh batupasir berbutir halus yang merupakan endapan alur dan secara umum memperlihatkan gejala penghalusan ke atas. Karakter batupasir itu mengindikasikan adanya peningkatan laju pembentukan akomodasi. Endapan itu juga mencerminkan produk bagian distal dari lingkungan dataran pantai yang disusun oleh material berukuran pasir (Atkinson dkk, 1988).

Di bagian barat dan timur Prudhoe Bay Field ditemukan serpih yang relatif tebal dan merupakan endapan dataran banjir dan endapan lakustrin. Serpih itu mirip dengan serpih yang termasuk ke dalam sekuen 2. Penyebarannya yang luas dan relatif tebal kemungkinan mencerminkan perioda penurunan gradien sungai dan peningkatan agradasi dataran banjir yang berasosiasi dengan penaikan muka air laut.

Bagian atas dari sekuen ini berubah secara tiba-tiba menjadi batuan karbonat Shublik Formation atau ditutupi oleh pasir tipis endapan transgresi yang termasuk ke dalam Eileen Formation.

Sebagai kesimpulan, rekaman stratigrafi dari Ivishak Formation melukiskan tanggapan yang kompleks dari sistem sungai dan sistem fluvio-delta terhadap perubahan-perubahan akomodasi. Pengenalan batas-batas sekuen dan bidang-bidang banjir yang ekivalen dengannya di daerah hulu menjadi sukar untuk dilakukan karena adanya komplikasi yang ditimbulkan oleh variasi endapan sungai dan delta, baik pada arah vertikal maupun pada arah lateral. Perubahan-perubahan akomodasi tercermin pada berbagai skala, mulai dari evolusi pola amalgamasi tubuh pasir endapan alur dan perkembangan serpih hingga perubahan- perubahan pola alur sebagai suatu sistem pengendapan yang selalu mencoba untuk mencapai kesetimbangan.

BAB 8