• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA SINGKAPAN DAN DATA SUMUR

4.4 SEKUEN STRATIGRAFI BERDASARKAN WIRELINE LOGS

4.4.2 Trend Log

Rekaman log dapat digunakan untuk memperkirakan litologi. Karena itu, trend rekaman log (pada berbagai skala) meng- indikasikan trend energi pengendapan dan, pada gilirannya, mengindikasikan pola tumpukan sedimen. Sebagai contoh, pada paket endapan laut-dangkal, peningkatan energi pengendapan berkaitan langsung dengan penurunan kedalaman. Banyak literatur stratigrafi menyajikan berbagai hasil penelitian yang mencoba melukiskan kaitan antara trend log dengan pengendapan,

misalnya kaitan antara peningkatan sinar gamma dengan endapan gosong tanjung atau antara penurunan sinar gamma dengan endapan gosong muara sungai (a.l. Pirson, 1977; Coleman & Prior, 1980; Galloway & Hodbay, 1983; Cant, 1984; Rider, 1986).

Dari hasil pengamatan yang seksama terhadap log, para ahli mengetahui adanya sejumlah trend rekaman log, khususnya log sinar gamma. Trend log dapat dipandang sebagai perubahan pembacaan log rata-rata atau sebagai penyimpangan dari garis-dasar serpih atau garis-dasar pasir. Perlu diketahui, garis-dasar pasir pada suatu segmen log sinar gamma menandai nilai bacaan minimun pada segmen itu, sedangkan garis-dasar serpih menandai nilai bacaan maksimum pada segmen tersebut. Trend log utama diperlihatkan pada gambar 4-7.

4.4.2.1 Trend Makin Bersih ke Atas

Trend makin besih ke atas (the cleaning-up trend) memperlihatkan penurunan nilai rekaman kadar sinar gamma ke arah atas suatu paket batuan, hal mana mencerminkan kadar lempung dalam paket batuan tersebut makin ke atas makin rendah. Perubahan itu sendiri dapat terjadi karena berubahnya litologi: makin ke atas batuannya secara berangsur makin "bersih" akan lempung. Perubahan seperti itu juga dapat terjadi berubahnya proporsi lapisan-lapisan batuan yang relatif kaya akan lempung dengan batuan yang relatif miskin akan lempung, dimana lapisan-lapisan batuan itu sendiri berada di bawah resolusi log: makin ke atas lapisan yang relatif miskin akan lempung makin banyak dibanding lapisan yang relatif kaya akan lempung.

Trend pada kurva lain tergantung pada rekaman log pada litologi yang paling "bersih." Pada kumpulan batulempung- batulanau-batupasir sarang yang mengandung air, waktu tempuh gelombang suara sering menurun ke arah atas jika paketnya dari bawah ke atas berupa serpih-batulanau-batupasir sarang. Pada paket batuan seperti itu, rekaman resistivitas makin ke atas makin rendah, sedangkan rekaman FDC-CNL akan saling terpisah satu sama lain. Pola yang dihasilkan mungkin akan berbeda apabila pasirnya makin ke atas makin banyak mengandung semen atau jika batupasirnya mengandung hidrokarbon.

Pada tatanan laut-dalam, paket batuan yang makin ke atas makin bersih biasanya berkaitan dengan transisi dari litologi yang kaya akan serpih di bagian bawah menjadi litologi yang kaya miskin akan serpih di bagian. Paket seperti itu terjadi akibat bertambahnya energi pengendapan sedemikian rupa sehingga paket itu umumnya akan makin kasar ke atas dan sekaligus mengindikasikan makin dangkal ke atas. Penafsiran seperti ini hendaknya di-cross-check dengan data-data paleobatimetri yang ada (misalnya data inti bor, data biostratigrafi, kehadiran litologi kunci seperti batubara, dsb), dimana data seismik sendiri hendaknya diletakkan pada konteks pengendapan. Gambar 4-8 memperlihatkan suatu trend log sinar gamma yang meng- indikasikan paket yang makin ke atas makin bersih. Data tersebut diambil dari Formasi Tarbert (Jura Tengah) yang ditembus oleh sumur bor di Laut Utara. Kontrol dari inti bor menunjukkan bahwa trend itu berkorespondensi dengan gejala pengkasaran ke atas dan gejala pendangkalan ke atas dari fasies-fasies yang terekam oleh log tersebut.

Trend log berskala besar yang mengindikasikan paket yang makin ke atas makin bersih umumnya berkorespondensi dengan klinoform seismik. Hal ini akan dibahas lebih jauh pada sub bab 4.4.

Pada tatanan laut-dalam, trend yang mengindikasikan paket yang makin ke atas makin bersih umumnya merupakan suatu bagian dari trend berbentuk busur yang ukurannya lebih besar. Gejala yang disebut terakhir ini umumnya berkorespondensi dengan meningkatnya kadar pasir dalam suatu paket turbidit berlapis tipis.

Paket yang makin ke atas makin bersih kadang-kadang juga terbentuk sebagai hasil perubahan berangsur dari sedimen klastika menuju sedimen karbonat atau penurunan secara berangsur anoxity. Kedua gejala yang disebut terakhir ini tidak selalu berkaitan dengan gejala pendangkalan ke atas atau gejala progradasi sistem pengendapan.

4.4.2.2 Trend Makin Kotor ke Atas

Trend peningkatan nilai pembacaan log sinar gamma ke arah atas (yang umumnya dapat terlihat pada garis-dasar serpih dan garis-dasar pasir; gambar 4-7), berkorespondensi dengan paket dimana kadar mineral lempung makin ke atas makin tinggi. Gejala ini mungkin disebabkan akibat perubahan litologi, misalnya dari batupasir ke serpih, atau akibat penipisan lapisan-lapisan batupasir ke arah atas disertai dengan penebalan lapisan-lapisan serpih. Kedua paket seperti yang disebut terakhir ini meng- implikasikan penurunan energi pengendapan ke atas. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, trend dari log-log lain tergantung pada tanggapan log terhadap pasir yang paling bersih.

Paket menghalus ke atas umumnya terbentuk pada alur sungai meander atau alur pasut, dimana makin ke atas meng- indikasikan penurunan kecepatan arus (dan, oleh karenanya, penurunan energi) dalam alur-alur tersebut. Paket-paket batuan menghalus ke atas berskala besar umumnya ditemukan dalam endapan fluvial yang mengangkut sedimen berbutir kasar serta dalam endapan pengisi estuarium (lihat Bab 8). Endapan alur sering memiliki endapan sisa yang dapat mempengaruhi tanggapan log sinar gamma apabila material pembentuk endapan sisa itu berupa kecur-kecur serpih atau berupa mineral berat.

Pada tatanan laut-dangkal, trend makin kotor ke atas seringkali mencerminkan peristiwa mundurnya sistem pantai-paparan sedemikian rupa sehingga peristiwa itu menghasilkan paket mendangkal ke atas atau paket yang makin ke atas makin men- cerminkan energi yang makin rendah. Pada kasus gambar 4-9, trend makin kotor ke atas berkorespondensi dengan endapan pantai-paparan transgresif yang merupakan salah satu bagian dari Formasi Tarbert (Jura Tengah). Bagian ini berbeda dengan bagian lain dari formasi tersebut yang telah dilukiskan pada gambar 4-8. Endapan-endapan laut dangkal yang memperlihatkan gejala penghalusan ke atas dapat terbentuk sebagai tumpukan parasekuen mengkasar ke atas yang berukuran kecil.

Pada tatanan laut-dalam, trend makin kotor ke atas dapat terbentuk akibat menurunnya prosentase pasir dalam turbidit berlapis tipis dan mengindikasikan perioda penurunan aktivitas pembentukan kipas bawah laut (gambar 4-11).

Paket makin kotor ke atas juga dapat terbentuk akibat peningkatan anoxity secara berangsur ke arah atas atau perubahan berangsur pengendapan sedimen klastika dan sedimen karbonat yang kemungkinan dipengaruh oleh iklim.

4.4.2.3 Trend Silindris

Trend silindris (cylindrical motif), atau disebut juga boxcar trend, adalah trend log sinar gamma dimana secara umum pem- bacaan log pada zona ini rendah, namun diatas dan dibawahnya dibatasi oleh pembacaan log yang tinggi, dan perubahan pada batas itu berlangsung secara tiba-tiba. Bacaan log sonik pada zona yang menghasilkan trend ini mungkin saja lebih rendah atau lebih tinggi daripada nilai bacaan log sonik pada serpih, tergantung pada tingkat sementasi dan kompaksi batuannya.

Perselingan antara dua unit yang memiliki tanggapan log berbeda mengindikasikan adanya dua energi pengendapan yang berbeda. Perubahan dari satu unit ke unit lain terjadi secara tiba-tiba juga mengimplikasikan terjadinya perubahan energi peng- endapan secara tiba-tiba. Trend silindris merupakan trend tipikal untuk batupasir endapan alur sungai, turbidit, atau batupasir endapan eolus. Beberapa unit batupasir pada gambar 4-10 dapat ditafsirkan sebagai batupasir silindris dan unit J64 dengan jelas menunjukkan trend silindris. Log itu diambil dari reservoar batupasir turbidit di Miller Field, Laut Utara.

Batupasir turbidit yang memperlihatkan trend silindris umumnya memiliki kisaran ketebalan yang jauh lebih bervariasi dibanding batupasir alur sungai. Trend menebal ke atas atau menipis ke atas dari pasir silindris dalam suatu satuan peng- endapan seringkali terlihat dalam turbidit (misalnya batupasir menebal ke atas di bagian bawah J64 pada gambar 4-10). Trend ini tidak memperlihatkan perpindahan yang sistematis garis-dasar serpih atau garis-dasar pasir sedemikian rupa sehingga satuan itu menjadi tampak tebal dan, oleh karena itu, dapat diditeksi oleh log.

Perlu dicamkan bahwa tubuh pasir endapan laut-dangkal mungkin dapat terpancung bagian bawahnya oleh sesar atau memiliki dasar yang tajam akibat penurunan muka air laut atau faktor lain. Karena itu tubuh pasir itu dapat memiliki trend silindris, meskipun didalamnya mungkin memperlihatkan sedikit perpindahan garis-dasar serpih. Selain itu, evaporit sering mem- perlihatkan trend silindris.

4.4.2.4 Trend Busur

Trend busur (bow trend), atau dikenal juga dengan nama trend setangkup (symmetrical trend), terdiri dari trend makin bersih ke atas yang kemudian ditindih oleh trend makin kotor ke atas, dimana paket yang dicerminkan oleh kedua trend itu lebih kurang sama tebalnya dan perubahan dari trend bawah ke trend atas berlangsung secara berangsur. Trend busur umumnya terbentuk akibat peningkatan dan penurunan laju sedimentasi klastika dalam tatanan cekungan, dimana sedimen tidak terhambat oleh alas kikis, misalnya sewaktu progradasi dan retrogradasi suatu sistem kipas yang kaya akan lumpur. Gambar 4-11 memperlihat- kan sejumlah trend busur dalam kipas bawahlaut di Ettrick Field, bagian tengah Laut Utara. Pada beberapa sumur minyak di Ettrick Field, lapisan-lapisan batupasir turbidit terletak di bagian tengah busur.

Trend busur jarang terbentuk pada tatanan laut-dangkal, di tempat mana alas kikis cenderung menghasilkan satuan pro- gradasional yang relatif tebal atau satuan transgresif yang relatif tipis. Walau demikian, trend busur bukan tidak pernah di- temukan dalam endapan laut-dangkal, khususnya apabila topografi retakan atau sesar tumbuh memungkinkan terbentuknya endapan transgresi yang tebal.

4.4.2.5 Trend Tak Beraturan

Trend tak beraturan (irregular trend) tidak memiliki perubahan atau ketetapan yang sistematis pada satu arah tertentu. Pola ini biasanya mencerminkan aggradasi dari litologi serpihan atau lanauan dan mungkin merupakan trend tipikal dari endapan laut-dangkal maupun endapan laut-dalam, endapan danau, atau endapan limpah banjir. Sebenarnya mungkin ada suatu per- pindahan yang sistematis, namun samar, dari garis-dasar serpih. Namun, karena samar, perubahan itu dipandang "tidak ada." Pengolahan kembali tampilan log dengan cara meningkatkan skala horizontal dan atau menurunkan skala vertikal mungkin akan menyebabkan perubahan yang samar itu menjadi lebih jelas.

Trend tak beraturan kemungkinan besar tidak akan muncul dalam endapan paparan atau endapan paya-paya, di tempat mana perubahan kedalaman yang berlangsung dengan pola mendaur akan menghasilkan rekaman log yang mendaur pula dan akan dikenal sebagai parasekuen.