• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buruh Pabrik Petani Nelayan Pedagang Pelayan Toko Pekerja Seks Komersial

Ibu

Buruh Tani

Buruh Pabrik Petani Nelayan Pedagang Pelayan Toko Pekerja Seks Komersial Pengguran

menjadi strategi anfakah baru yang dilakukan terus menerus tidak hanya saat kritis (saat kejadian bencana) namun juga dilakukan pada saat normal.

Pembagian kerja pada kegiatan domestik rumahtangga buruh tani didominasi oleh perempuan yaitu ibu dan anak perempuan, sedangkan pada rumahtangga buruh tani yang memiliki pilihan strategi nafkah sebagai buruh migrant, pelaku kegiatan domestik dilakukan oleh perempuan yang merupakan anggota keluarga selain ibu atau anak perempuan yang bekerja sebagai buruh migran. Pada keluarga buruh tani yang bekerja sebagai buruh migran, pekerjaan domestik dilakukan oleh nenek, tante, maupun saudara lain, hanya 30% rumahtangga saja yang pekerjaan domestiknya dilakukan oleh suami maupun anak laki laki. Kegiatan kemasyarakatan umumnya didominasi oleh laki laki yaitu suami. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perempuan umumnya bertanggung jawab terhadap kegiatan diranah domestik sedangkan suami atau anak laki laki diranah produktif dan kemasyarakatan.Pembagian kerja tersebut terjadi secara turun temurun pada rumahtangga buruh tani di Desa Sungai Buntu.

Pembagian Kerja di Rumahtangga Buruh Tani saat terjadi Banjir

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan tentang pembagian kerja yang terjadi pada rumahtangga buruhtani pada kondisi normal (tidak saat terjadibanjir). Pembagian kerja tersebut didominasi oleh permepuan (Ibu atau anak perempuan) dalam pekerjaan domestik maupun pekerjaan produktif sedangkan pekerjaan pekerjaan produktif lain maupun pekerjaan kemasyarakatan didominasi oleh laki laki (ayah). Pada saat terjadi kejadian banjir maupun kekeringan, dominasi kegiatan produktif dilakukan oleh laki laki (ayah) mencakup kegiatan produktif seperti mengambil kerang di pantai, mengais padi ke tetangga desa sedangkan perempuan (Ibu) umumnya hanya berjualan ikan sebagai strategi nafakh utama yang dilakukan saat terjadi banjir. Pemenuhan kebutuhan sehari hari dilakukan baik oleh ayah maupun oleh Ibu. Tindakan pembersihan rumah setelah banjir umumnya dilakukan bersama (ayah, ibu, anak laki laki dan anak perempuan) dalam rumahtangga. Kegiatan kemasyarakatan seperti perbaikan salluran air maupun gorong gorong umumnya dilakukan oleh laki laki (ayah atau anak laki laki). Pada Gambar X menunjukkan pembagian kerja saat terjadi kejadian banjir yang dilakukan rumahtangga di Desa Sungai Buntu.

Gambar 23 Pembagian Kerja pada rumahtangga buruh tani saat terjadi banjir Pada saat terjadi banjir, dominasi pekerjaan dilakukan oleh ayah untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sedangkan ibu hanya bersifat membantu. Pilihan strategi nafkah sebagai buruh migrant, pekerja seks komersial, peayan restaurant umumnya membantu untuk mencukupi kebutuhan sehari hari yang tidak hanya

0 20 40 60 80 Ayah Ibu Anak Lk Anak Pr Lainnya

dilakukan sebagai alternatif strategi saat terjadi kejadian kritis (kejadian banjir) namun juga dilakukan pada saat normal sehingga pekerjaan tersebut tidak dimasukan kedalam dominasi pekerjaan saat terjadi kejadian banjir. Dilihat berdasarkan pelaku pekerjaan yang melakukan strategi nafkah dirumahtangga yaitu ayah, ibu, anak laki laki dan anak perempuan dalam mencukupi kebutuhan sehari hari dalam satu tahun baik saat terjadi banjir maupun saat normal terdapat pada Tabel 25.

Pada Tabel 25 menunjukkan jjika dilihat dari anggota dalam rumahtangga yang melakukan tindakan strategi nafkah, terlihat bahwa terdapat dominasi perempuan (ibu atau anak perempuan) dalam melakukan kegiatan produktif melalui strategi nafkah ganda untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Pada Tabel 25 menunjukkan jumlah pendapatan yang diterima oleh masing masing pelaku strategi nafkah dalam rumahtangga. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan rata rata yang diterima dari beberapa strategi nafkah yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam rumahtangga.

Tabel 25 Pelaku Strategi Nafkah dalam Rumahtangga Buruh Tani

Ket Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Ket Banjir Banjir Banjir X ROB X

Ayah  Ngebeca    Mencari

kerang

 Kerja di Kota

Ibu  Menjual Ikan Buruh Migran PSK Buruh Migran PSK   PSK

Anak Lk  Ngojek Preman   

Anak Pr  Migrasi    Pelayan

Toko

 Migrasi Buruh Migran

Pdptn <1jt 2-10jt 2-10jt 500 -1jt 1jt 2-10jt

Ket Jul Aug Sep Okt Nov Des

Ket X Tanam Tanam Tanam Panen Istirahat

Ayah  Tanam Tanam Tanam Panen Pesta

Ibu Buruh Migran Pesta

Anak Lk Tanam Tanam Tanam Tanam Pesta

Anak Pr PSK Pesta

Pdptn 2-10jt Tanam Tanam Tanam 4.8jt 4.8jt

Sumber : data primer hasil wawancara dengan narasumber

Dilihat berdasarkan Tabel 25, pendapatan yang dihasilkan dari bekerja sebagai buruh migrant dan pekerja seks komersial merupakan sumber pendapatan yang paling besar. Hal tersebut juga mendasari bahwa pilihan strategi ini tidak hanya dilakukan pada saat terjadi banjir, namun menjadi strategi nafkah utama dalam keluarga yang secara tidak langsung menggantikan peran ayah sebagai buruh tani. Pekerjaan sebagai buruh tani pada akhirnya hanya menjadi pekerjaan tambahan untuk memenuhi status “bekerja” yang dilakukan oleh laki laki (ayah) dalam rumahtangga. Pendapatan dari bekerja sebagai buruh tani umumnya habis pada saat panen raya yang digunakan untuk “naggap odong odong”. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan ketergantungan terhadap pendapatan dari buruh migran, pekerja seks komersial, pelayan toko, maupun strategi nafkah

ganda lainnya dalam rumahtangga. Secara tidak langsung, pada rumahtangga buruh tani yang memiliki anggota keluraganya yang bekerja sebagai buruh migrant maupun pekerjaan lain sebagai nafkah ganda, persoalan banjir di sektor pertanian tidak menjadi persoalan yang besar bagi sebagian rumahtangga buruh tani. Hal tersebut disebabkan sumber pendapatan utama adalah nafkah ganda, sedangkan pertanian menjadi sumber pendapatan tambahan.Berbeda halnya dengan rumahtangga buruh tani yang tidak memiliki sumber nafkah ganda yang menggantikan pertanian sebagai sumber nafkah utam, persoalan banjir berdampak besar khususnya bagi pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari hari rumahtangga. Persoalan dampak banjir dirasakan oleh rumahtangga yang sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Pembagian Kerja di Rumahtangga Pemilik Lahan

Peran dalam rumahtangga terdiri dari pembangian kerja di rumahtangga. Pembagian kerja di rumahtangga terdiri atas kegiatan produktif, reproduktif maupun kegiatan kemasyarakatan. Pembagian kerja satu hari 24 jam, seperti halnya pada rumahtangga buruh tani, pada rumahtangga pemilik lahan umumnya dominasi kegiatan produktif dilakukan oleh laki laki (kepala rumahtangga) dengan sumber mata pencaharian utama adalah sebagai petani.

Gambar 24 Pilihan Pekerjaan Pemilik Lahan

Pada saat terjadi gagal panen, berbeda halnya dengan buruh tani yang melakukan strategi nafkah dengan melakukan berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh anggota keluarganya. Pada rumahtangga pemilik lahan, umumnya strategi nafkah dilakukan dengan menjual aset sedangkan pekerjaan produktif tetap dilakukan oleh laki laki. Pada Gambar 18 menunjukkan beberapa pekerjaan produktif yang dilakukan oleh pemilik lahan. Pekerjaan produktif yang dilakukan oleh pemilik lahan antara lain menjadi petani sekaligus pedagang serta peternak, namun 50% perempuan (istri) melakukan pekerjaan sebagai pembuat opak. Usaha pembuat opak tidak dilakukan oleh semua pemilik lahan hanya 50% pemilik lahan yang melakukan usaha tersebut sedangkan pemilik lahan lain bergantung pada usaha perdagangan dan peternakan saat terjadi kegagalan panen.

Kegiatan domestik pada saat kegiatan pertanian berjallan normal maupun saat terjadi gagal panen umumnya didominasi oleh perempuan khususnya istri. pada rumahtangga pemilik lahan, pembagian kerja dalam rumahtangga umumnya tidak terlalu jelas dominasi pekerjaan domestrik umumnya dilakukan oleh perempuan (istri), namun ada kalanya juga dibantu oleh suami maupun anak laki laki. Hal tersebut berbeda dengan dominasi pekerjaan domestik pada buruh tani

0 50 100 150

Petani Pedagang Tengkulak Membuat

Opak Peternak Ayah Ibu Anak Lk Anak Pr

yang didominasi oleh istri maupun anak perempuan dalam situasi apapun. Pada Gambar 26 menunjukkan dominasi pekerjaan domestik yang dilakukan oleh anggota rumahtangga pada pemilik lahan

Gambar 25 Pembagian kerja domestik pada rumahtangga pemilk lahan Pembagian kerja yang dilakukan oleh rumahtangga pemilik lahan umumnya pekerjaan domestik seperti memasak, mencuci menyetrika, menyapu dilakukan oleh istri dan sebagian dilakukan oleh anak perempuan sedangkan untuk mengantarkan anak sekolah dilakukan oleh anak laki laki maupun suami. Kondisi tersebut menunjukkan perempuan (anak perempuan dan istri) tidak hanya bekerja pada ranah domestik saja, namun terdapat pembagian kerja diranah domestik antara laki laki dan perempuan yang dilakukan oleh rumahtangga pemilik lahan.

Pada kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh rumahtangga pemilik lahan menunjukkan dominasi kegiatan kemasyarakat dilakukan oleh ayah. hal tersebut disebabkan sebagian besar pemilik lahan di Desa Sungai Buntu juga memegang jabatan tertentu seperti mantan kepala desa maupun aparat desa yang lain. Pada Gambar 27 menujukkan dominasi pelaku kegiatan kemasyarakatan dalam rumahtangga pemilk lahan.

8.2

Analisis

Gambar 26 Pelaku Kegiatan Kemasyarakatan rumahtangga pemilik lahan Pembagian kerja yang dilakukan oleh rumahtangga pemilik lahan umumnya pekerjaan kemasyarakatan seperti mengikuti kegiatan PKK dan pengajian dilakukan oleh istri sedangkan mengikuti rapat RT, pemakaman, dan penyuluhan dilakukan oleh suami. Kondisi tersebut menunjukkan perempuan (anak perempuan dan istri) tidak hanya bekerja pada ranah domestik saja, namun terdapat pembagian kerja untuk dapat mengikuti berbgai kegiatan kemasyarakatan antara laki laki dan perempuan yang dilakukan oleh rumahtangga pemilik lahan.

0 50 100 150

Rapat RT Kegiatan PKKPemakaman Pengajian Penyuluhan

Ayah Ibu Anak Lk Anak Pr 0 20 40 60 80 100 120 Ayah Ibu Anak Lk Anak Pr Lainnya

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan tentang pembagian kerja yang terjadi pada rumahtangga pemilik lahan pada saat kondisi normal. Pembagian kerja tersebut didominasi oleh laki laki (ayah) baik dalam pekerjaan porduktif dan pekerjaan kemasyarakatan sedangkan ibu (perempuan) pekerjaan domestik. Pada saat terjad kejadian banjir, dominasi kegiatan produktif dilakukan oleh ayah yaitu dalam kegiatan produktif seperti menjual asset mencakup emas, barang berharga lain, tanah, dan ternak sednagkan perempuan (ibu) hanya melakukan pekerjaan domestik dan mengelola usaha opak yang dimiliki oleh 50% pemilik lahan sebagai strategi nafkah saat terjadi banjir. Pemenuhan kebutuhan sehari hari dilakukan baik oleh ayah maupun ibu sedangkan tindakan pembersihan setelah banjir dilakukan bersama sama oleh anggota keluarga (ayah, ibu, anak laki laki dan anak perempuan). Kegiatan kemasyarakatan seperti perbaikan saluran dan gorong gorong umumnya dilakukan oleh laki laki (ayah atau anak laki laki) dalam rumahtangga. Grafik pembagian kerja saat banjir terdapat pada Gambar 24.

Gambar 27 Pembagian Kerja Rumahtangga Pemilik Lahan Saat banjir Pada saat terjadi banjir, dominasi pekerjaan dilakukan oleh ayah untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sedangkan ibu hanya bersifat membantu. Pilihan strategi nafkah dalam mengelola industri opak membantu untuk mencukupi kebutuhan sehari hari namun tindakan yang dilakukan pada saat kejadian banjir juga dilakukan pada saat normal (tidak ada bencana). Kegiatan industri opak merupakan bagian dari akumulasi aset yang dilakukan oleh pemilik lahan sehingga tidak dimasukkan dalam dominasi pekerjaan saat terjadi kejadian kritis. Dilihat berdasarkan pelaku yang melakukan strategi nafkah pada rumahtangga pemilik lahan, anggota keluarga mencakup ayah, ibu, anak laki laki dan anak perempuan, pada dasarnya semua anggota keluarga memiliki kontribusi dalam memenuhi kebutuhan sehari hari baik yang dilakukan pada saat kritis (terjadi kejadian banjir) maupun yang dilakukan pada saat normal. Pada Tabel 26 menunjukkan kontribusi yang dilakukan oleh anggota keluarga pemilik lahan dalam satu tahun.

Pada rumahtangga pemilik lahan 80% pekerjaan laki laki dilakukan oleh laki laki (ayah) sedangkan perempuan hanya bersifat membantu tidak hanya

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ayah ibu anak lk anak pr

dilakukan pada saat normal namun juga dilakukan pada saat paceklik akibat kejadian banjir. Hal tersebut mendasari sebagian besar pendapatan berasal dari pilihan tindakan yang dilakukan oleh ayah. Pilihan tindakan yang dilakukan oleh Ibu umumnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari hari dalam masa paceklik.

Tabel 26 Pelaku Strategi Nafkah dalam Rumahtangga Pemilik Lahan

Ket Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Ket Banjir Banjir Banjir X ROB X

Ayah  Menjual Ternak / Emas Menjual Ternak / Emas Menjual Ternak / Emas Menjual Ternak / Emas  Kerja di Kota 

Ibu Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak

Anak Lk  Beternak Beternak   

Anak Pr  Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Pdptn 1-3 jt 1-3 jt 1-3 jt 2,850 (ribu) 2,850 (ribu) 2,850 (ribu)

Ket Jul Aug Sep Okt Nov Des

Ket X Tanam Tanam Tanam Panen Istirahat

Ayah Gadai Sawah Tanam Tanam Tanam Panen Jual

Ibu Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak

Anak Lk Beternak Tanam Tanam Tanam Tanam Pesta

Anak Pr Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak Usaha Opak

Pdptn >10jt Tanam Tanam Tanam 24jt 24jt

Sumber : data primer hasil wawancara dengan narasumber

Pada Tabel 26 menunjukkan jika dilihat dari anggota rumahtangga yang melakukan tindakan strategi nafkah terlihat bahwa terdapat dominasi suami sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Strategi nafkah yang dilakukan dapat berupa strategi nafkah kondisional yaitu hanya terjadi pada saat banjir maupun strategi nafkah yang dillakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Tabel 26 menunjukkan jumlah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga dari berbagai pilihan strategi nafkah yang dilakukan oleh masing masing anggota rumahtangga. Pendapatan yang dihasilkan dari bekerja sebagai petani merupakan sumber pendpatan yang paling utama yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Kondisi tersebut mendasari kejadian banjir merupakan kejadian yang merugikan pemilik lahan. Walaupun memiliki beberaoa sumber mata pencaharian, namun pendapatan utama berasal dari pertanian. Pengambilan Keputusan Rumahtangga Pemilik Lahan

Pengambilan Keputusan Rumahtangga Pemilik Lahan Saat Normal

Pada rumahtangga pemilik lahan, pengambilan keputusan terkait dengan konsumsi rumahtangga dilakukan oleh ibu sedangkan pengambilan keputusan untuk berbagai hal selain konsumsi didominasi oleh ayah (laki laki). Pada Gambar29menunjukkan bahwa pada rumahtangga pemilik lahan, dominasi pengambilan keputusan dilakukan oleh laki laki dibandingkan perempuan. Pengambilan keputusan sebagian bear dilakukan oleh laki laki (ayah) antara lain pengambilan keputusan dalam hal keputusan untuk menyekolahkan anak atau tidak, keputusan untuk bekerja dimana, sebagian kecil keputusan terhadap kesehatan dan keputusan terhadap barang non konsumsi.

Gambar 28 Pengambilan keputusan pada rumahtangga pemilik lahan Pada Gambar 29 menunjukkan dengan jelas bahwa pengambilan keputusan diranah konsumsi didominasi oleh Ibu, sedangkan pengambilan keputusan terkait dengan sekolah dan pekerjaan didominasi oleh ayah. pengambilan keputusan lain dilakukan secara bersama dengan dominasi yang hampir sama. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peran dan status laki laki pada rumahtangga pemilik lahan lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Hal tersebut terlihat dari peran perempuan yang lebih dominan pada kegiatan domestik dan bertanggung jawab memutuskan diranah tersebut. Pada kegaitan produktif maupun kemasyarakatan didominasi oleh laki laki.

Pada rumahtangga pemilik lahan, baik pada saat panen baik maupun gagal panen pilihan strategi nafkah tidak melibatkan perempuan (istri dan anak perempuan). Pengambilan keputusan dan keterlibatan hanya dilakukan oleh pemilik lahan (ayah) saja. Pilihan pembuatan dan berdagang opak juga merupakan keputusan bersama yang diputuskan oleh ayah sebagai pengambil keputusan. Kondisi tersebut menunjukkan tidak terjadi perubahan signifikan terhadap rumahtangga pemilik lahan akibat strategi nafkah yang dilakukan anggota rumahtangga pemilik lahan.

Pengambilan Keputusan Rumahtangga Pemilik Lahan Saat Kejadian Banjir Pada penjelasan sebelumnya telah dijabarkan bahwa pengambilan kepuusan dalam rumahtangga pemilik lahan didominasi oleh laki laki (ayah) dalam beberapa aspek. Pada saat kejadian banjir, dominasi pengambilan keputusan dilakukan oleh perempuan (ibu) sebagaimana yang terlihat pada grafik pengambilan keputusan (Gambar 26). Pengambilan keputusan pada saat banjir didominasi oleh perempuan (Ibu) disebabkan laki laki (ayah/anak laki laki) umumnya menyelamatkan sawah dari banjir baik dengan melakukan pemanenan lebih awal jika banjir terjadi menjelang panen, sedangkan jika banjir terjadi pada awal masa tanam maka petani akan menyelamatkan bibit untuk dipergunakan pada masa tanam berikutnya.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh rumahtangga saat terjadi banjir meliputi keputusan pindah rumah 67% dilakukan oleh ayah, 33 persen dilakukan oleh ibu, pengambilan keputusan untuk bekerja selama masa banjir 100% dilakukan oleh ayah pada rumahtangga pemilik lahan, pengambilan keputusan konsumsi mencakup pemilihan makanan dan jenis panganan 100%

0 20 40 60 80 100 120

Konsumsi Sekolah Anak Bekerja Kesehatan Pembelian

barang Non Konsumsi ayah ibu anak lk anak pr

dilakukan oleh Ibu, pengambilan keputusan terkait dengan pengeluaran 67% diputuskan oleh ibu dan 33% rumahtangga pemilik lahan diputusakan oleh ayah. Begitupun yang terjadi pada pengambilan keputusan dibidang kesehatan 67% dilakukan oleh Ibu sedangkan 33% diputuskan oleh ayah. Pengambilan keputusan secara keseluruhan didominasi oleh Ibu dalam beberapa aspek selama kejadian banjir.

Gambar 29 Pengambilan keputusan pada rumahtangga pemilik lahan Dominasi pengambilan keputusan dilakukan oleh perempuan (ibu) pada saat terjadi kejadian banjir. Pada rumahtangga pemilik lahan, perempuan (ibu dan anak perempuan) tidak melakukan strategi nafkah ganda sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan pada rumahtangga buruh tani. Umumnya perempuan pada rumahtangga pemilik lahan hanya menjalankan usaha keluarga yang tidak hanya dilakukan pada saat terjadi kejadian banjir, namun juga dilakukan pada saat kondisi normal dan pilihan strategi nafkah tersebut bukanlah untuk mengatasi kejadian banjir namun pendapatan yang diperoleh dari pilihan tindakan tersebut dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari hari selama masa kejadiab banjir. Kondisi tersebut menyebabkan anggota rumahtangga memutuskan tindakan yang diambil pada saat kritis tidak harus menunggu keputusan ayah terlebih dahulu. Pengambilan Keputusan Rumahtangga Buruh Tani

Pengambilan Keputusan Rumahtangga Buruh Tani Saat Normal

Peran menurut Roger dan Shoemaker (1986) menunjukkan pada pola perilaku yang nampak pada seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu. Peran mencakup sikap, nilai, perilaku seseorang yang ditentukan oleh masyarakat yang berada pada posisi tertentu. Menurut Soekanto (1990), peranan mencakup tiga hal yaitu 1) Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, 2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan 3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial dalam masyarakat. Talcott (1988), mengemukakan beberapa macam sumber status, yaitu keanggotaan dalam family, kualitas pribasi, prestasi, pemilikan wewenang, dan kekuasaan. Dalam masyarakat petani, biasanya status sosial dikaitkan dengan jabatan atau kekuasaan seseorang dalam pemerintahan atau kepemimpinan suatu struktur masyarakat maupun pengakuan masyarakat terhadap kelebihan kelebihan

0 20 40 60 80 100 Ayah Ibu Anak Lk Anak pr

yang dimiliki seseorang secara informal (kekayaannya, kepribadiannya, kepandaiannya atau prestasi dalam keagamaan).

Pada masyarakat Desa Sungai Buntu, pembagian peran dan status tidak jauh berbeda dengan pembagian peran dan status dengan daerah lain di Indonesia dimana peran pada kegiatan produktif didominasi oleh laki laki sedangkan perempuan mendominasi kegiatan sektor domestik. Pada pengambilan keputusan dirumahtangga umumnya didominasi oleh laki laki sedangkan dominasi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perempuan hanya sebatas pada pengambilan keputusan yang masih terkait dengan kegiatan domestik. Pada Gambar 27 terlihat dominasi pengambilan keputusan dalam rumahtangga buruh tani.

Gambar 30 Dominasi Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga Buruh Tani Di Desa Sungai Buntu pekerjaan produktif umumnya dikerjakan oleh laki laki, sedangkan perempuan bersifat membantu. Kondisi tersebut berubah ketika perempuan pergi menjadi buruh migran. Pekerjaan produktif (menghasilkan uang) umumnya dilakukan oleh perempuan, dan perempuan jugalah yang mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan keluarga. Laki laki dalam keluarga migran umumnya bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari hari dan sebagian besar bergantung pada kiriman dari istrinya diluar negeri. Hal tersebut juga mempngaruhi pengambilan keputusan dirumahtangga, dimana pengambilan keputusan non konsumsi umumnya dilakukan oleh buruh migran (ibu atau anak perempuan. Pengambilan keputusan dalam rumahtangga buruh tani yang angota keluarganya menjadi buruh migran berbeda dengan buruh tani yang anggota keluarganya menjadi pekerja seks komersial. Hal tersebut disebabkan semua keputusan diputuskan oleh suami, bahkan dalam pembelian barang non konsumsi. Pada rumahtangga buruh tani, dampak pilihan strategi nafkah cukup siginifikan baik terhadap perubahan pelaku kegiatan produktif yang awalnya dilakukan oleh laki laki (ayah) menjadi dilakukan oleh ibu maupun anak perempuan. Kondisi tersebut juga berdampak pada pengambilan keputusan di rumahtangga, dimana dominasi pengambilan keptusan pun bergeser dimana pada awalnya semua pengambilan keputusan dilakukan dominan oleh ayah pada beberapa hal menjadi keputusan ibu atau anak perempuan. Besarnya perubahan pada peran perempuan di rumahtangga tidak berdampak siginifikan pada kenaikan statusnya dalam rumahtangga. Hal tersebut disebabkan seluruh tindakan yang dilakukan oleh perempuan dalam rumahtangga dipengaruhi oleh keputusan laki laki (ayah). Keberadaan perempuan dalam rumahtangga dianggap hanya menjadi asset untuk dapat mencukupi kebutuhan rumahtangga.

0 20 40 60 80 100 Konsumsi Sekolah Anak

Bekerja Kesehatan Pembelian barang Non Konsumsi ayah ibu anak Lk anak Pr

Pengambilan Keputusan Rumahtangga Buruh Tani Pada Saat Kejadian Banjir

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pengambilan keputusan dalam rumahtangga pemilik lahan didominasi oleh laki laki (ayah) dalam berabagai aspek. Pada saat terjadi kejadian banjir, dominasi pengambilan keputusan masih didominasi oleh ayah mencakup pengambilan keputusan terkait dengan pemindahan rumah (menggeser atau menumpang di rumah saudara terdekat), pengambilan keputusan untuk bekerja, pengambilan keputusan konsumsi, pengambilan keputusan terkait dengan pengeluaran rumahtangga selama kejadian banji dan pengambilan keputusan terkait dengan kesehatan.

Dokumen terkait