• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Uji Stabilitas Sediaan Krim Sunscreen Ekstrak Kering Teh Hijau

1. Pergeseran Viskositas

Pergeseran viskositas menggambarkan perubahan viskositas sediaan semisolid setelah masa penyimpanan. Semakin besar nilai % pergeseran viskositas yang terjadi berarti semakin besar perubahan viskositas yang terjadi pada sediaaan semisolid setelah masa penyimpanan. Dalam penelitian ini, besarnya pergeseran viskositas (%) menggambarkan perubahan viskositas yang terjadi pada sediaan krim sunscreenekstrak kering teh hijau setelah disimpan selama 1 bulan.

Tabel XIV. Data hasil perhitungan % pergeseran viskositas Viskositas (d Pa s) Percobaan 1 a b ab 48 jam 29,00 ± 1,73 29,33 ± 5,77 29,00 ± 0,50 29,17 ± 1,76 1 bulan 31,50 ± 0,50 31,83 ± 5,48 31,83 ± 1,61 29,67 ± 1,53 % pergeseran viskositas 8,62 ± 1,72 9,29 ± 8,92 9,77 ± 5,54 4,38 ± 1,74 Hasil perhitungan pergeseran viskositas, seperti tampak dalam tabel XIV, menunjukkan bahwa pergeseran viskositas sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau setelah disimpan selama 1 bulan tidak lebih dari 10%, sehingga dapat dikatakan bahwa sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau masih stabil setelah penyimpanan selama 1 bulan.

Dengan membandingkan respon viskositas sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau pada pengukuran 48 jam setelah pembuatan dan setelah 1 bulan penyimpanan, tampak bahwa viskositas sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau selama penyimpanan (1 bulan) meningkat. Peningkatan viskositas ini juga tampak pada penampilan fisik sediaan krim sunscreenekstrak kering teh hijau, di mana krim tampak lebih kental. Semakin tinggi suhu pencampuran maka

tegangan antarmuka fase minyak dan air akan menurun sehingga fase minyak lebih mudah bercampur dengan fase air (pencampuran lebih efisien). Semakin tinggi kecepatan putar yang digunakan maka energi yang diberikan pada pencampuran semakin besar sehingga dapat terbentuk droplet-droplet minyak yang berukuran kecil. Selama masa penyimpanan, shear rate(suhu dan kecepatan pencampuran) yang awalnya ada pada krim tersebut setelah pembuatan akan perlahan-lahan berkurang dan akhirnya tidak ada sama sekali, sehingga droplet-droplet minyak dalam air yang berukuran kecil dalam sistem emulsi tersebut akan menata diri. Penataan diri droplet-droplet berukuran kecil ini akan lebih memenuhi ruang fase air yang ada (konsentrasi lebih tinggi) dibandingkan dengan droplet-droplet yang berukuran lebih besar, sehingga viskositas krim meningkat.

Pada formula krim sunscreen ekstrak kering teh hijau yang digunakan pada penelitian ini, terdapat polimer nonionik berupa Tween 80. Krim memiliki sifat alir pseudoplastis. Pada kondisi tanpa adanya shearing stress maka rantai polimer akan terdispersi dalam bentuk tidak beraturan. Jika diberikan shearing stress, dalam penelitian ini berupa suhu pencampuran dan kecepatan putar, rantai polimer akan diluruskan mengikuti arah aliran sehingga frictional resistance berkurang dan viskositas menurun. Bila shearing stress menurun, yakni saat waktu pencampuran berakhir dan selama penyimpanan, rantai polimer akan tersusun menjadi lebih tidak beraturan daripada kondisi awal sehinggafrictional resistance meningkat dan viskositas juga meningkat (Jambhekar, S.S., 2004). Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan viskositas awal (48 jam setelah

pembuatan), viskositas krim cenderung meningkat pada pengukuran viskositas setelah 1 bulan penyimpanan.

Hasil perhitungan pengaruh faktor suhu pencampuran, kecepatan putar, dan interaksinya terhadap respon pergeseran viskositas sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau, seperti tampak pada tabel XI, menunjukkan bahwa faktor kecepatan putar, suhu pencampuran dan interaksinya masing-masing memberikan nilai efek negatif, yang berarti menurunkan nilai respon pergeseran viskositas. Berdasarkan nilai mutlak efek faktor suhu pencampuran, kecepatan putar, dan interaksinya terhadap respon viskositas (Tabel XI), diketahui bahwa faktor interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar diprediksi berpengaruh secara dominan terhadap respon pergeseran viskositas sediaan krim sunscreen ekstrak kering teh hijau.

Persamaan desain faktorial yang didapatkan untuk respon pergeseran viskositas ialah:

Y = - 15,0444 + 0,48756X1 + 0,07390X2 - 1,51445.10-3X1X2 Persamaan di atas dapat digunakan untuk memperkirakan suhu pencampuran dan kecepatan putar yang diperlukan dalam pembuatan krim sunscreenekstrak kering teh hijau sesuai formulasi dalam penelitian ini agar diperoleh respon pergeseran viskositas yang diharapkan (< 10%).

Berdasarkan profil pengaruh level faktor suhu pencampuran dan kecepatan putar terhadap respon viskositas (gambar 15), tampak bahwa semakin tinggi suhu pencampuran akan meningkatkan respon pergeseran viskositas pada level rendah kecepatan putar, tetapi menurunkan respon pergeseran viskositas

pada level tinggi kecepatan putar (gambar 15a). Semakin tinggi kecepatan putar akan meningkatkan respon pergeseran viskositas pada level rendah suhu pencampuran, tetapi menurunkan respon pergeseran viskositas pada level tinggi suhu pencampuran (gambar 15a). Selain itu, tampak adanya interaksi antara level rendah suhu pencampuran dan kecepatan putar, baik dengan level rendah maupun level tinggi kecepatan putar, yang ditunjukkan dengan adanya titik potong pada grafik (gambar 15a), serta ada interaksi antara level rendah kecepatan putar dan suhu pencampuran, baik dengan level rendah maupun level tinggi suhu pencampuran, yang ditunjukkan dengan adanya titik potong pada grafik (gambar 15b)

(a) (b)

Gambar 15. Profil pengaruh level faktor suhu pencampuran (a) dan kecepatan putar (b) terhadap respon pergeseran viskositas

Semakin tinggi suhu pencampuran yang diberikan selama pencampuran akan memberikan energi yang semakin besar sehingga fase minyak semakin mudah bercampur dengan fase air. Dengan tersedianya energi yang semakin besar, fase minyak berada dalam ukuran droplet yang semakin kecil sehingga semakin menyebar pada fase air. Semakin kecil ukuran droplet memang semakin

mudah terjadi koalesen, tetapi jika dibandingkan dengan ukuran droplet yang lebih besar, yang kemudian juga membentuk koalesen, maka droplet yang berukuran kecil akan memberikan sistem emulsi yang lebih stabil. Hal ini disebabkan karena droplet-droplet yang berukuran kecil akan memenuhi ruang fase air sehingga viskositas emulsi lebih tinggi daripada sistem emulsi yang tersusun oleh droplet-droplet berukuran lebih besar yang menempati ruang fase air dalam volume yang sama. Demikian pula, semakin tinggi kecepatan putar yang diberikan pada pencampuran fase minyak dan fase air akan memberikan energi yang semakin besar sehingga fase minyak semakin mudah bercampur dengan air karena fase minyak berada dalam ukuran droplet yang semakin kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi suhu pencampuran dan kecepatan putar yang diberikan pada pencampuran fase minyak dan fase air akan menghasilkan sistem emulsi yang lebih stabil (pergeseran viskositas semakin kecil).

Tabel XV. Hasil analisis Yate’s treatmentpada respon pergeseran viskositas

Source of variation

Degrees of freedom

Sum of squares Mean Squares Fhitung Ftable(1,8) 95% Replicate 2 110,56938 55,28469 5,32 Treatment 3 54,89418 18,29806 a 1 16,77281 16,77281 1,09888 b 1 10,59775 10,59775 0,69432 ab 1 27,52362 27,52362 1,80323 Experimental error 8 122,10800 15,26350 Total 11 287,57156

Keterangan: a = suhu pencampuran b = kecepatan putar

ab = interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar

Berdasarkan hasil analisis secara statistik dengan menggunakan analisis Yate’s treatment dengan taraf kepercayaan 95% (Tabel XV) menunjukkan bahwa semua nilai Fhitung < Ftabel. Oleh karena itu, H0diterima, di mana H0 menyatakan bahwa faktor suhu pencampuran, kecepatan putar, maupun interaksinya tidak

berpengaruh secara dominan terhadap respon pergeseran viskositas sunscreen ekstrak kering teh hijau. Dengan demikian, tidak ada faktor yang berpengaruh secara dominan terhadap respon pergeseran viskositas krim sunscreen ekstrak kering teh hijau.

Dokumen terkait