• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Gas Rumah Kaca Hasil dari Perubahan Tutupan

Dalam dokumen Sekretariat RAN-GRK - Publikasi RAD GRK DIY (Halaman 74-79)

BAB 4 ANALISIS EMISI GAS RUMAH KACA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA

4.1 Analisis Emisi Gas Rumah Kaca

4.1.1 Analis Gas Rumah Kaca Sektor Berbasis Lahan

4.1.1.1 Perhitungan Gas Rumah Kaca Hasil dari Perubahan Tutupan

Biomassa hutan adalah materi organik yang merupakan hasil utama dari proses fotosintesis dikurangi konsumsi dari respirasi dan pemanenan (Watson, 2009). Stok karbon diprediksi dari biomassa menurut jenis penutupan hutan dan lahan per hektarnya dengan perkiraan sebanyak 50% dari nilai biomass (Westlake, 1966). Namun demikian perbandingan stok karbon dengan biomassa bervariasi tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya seperti jenis pohon, tempat tumbuh, curah hujan dan lain-lain. Stok karbon diperhitungkan dari seluruh kelompok penyimpanan (pools) karbon, yaitu sebagai berikut:

a.

Karbon dari biomasa di atas permukaan tanah (Above ground biomass)

b.

Karbon dari biomasa di bawah permukaan tanah (Below ground biomass)

c.

Karbon dari pohon mati (Necromass/ dead wood)

d.

Karbon dari serasah (Litter)

e.

Kandungan karbon di tanah (Soil organic matter)

Pendugaan penyimpanan karbon dalam masing-masing kelompok di atas menggunakan data sumber daya hutan mulai dari anakan (seedling) sampai dengan pohon/tegakan hasil pengukuran lapangan pada sample plot yang tersebar di seluruh Indonesia melalui kegiatan Inventarisasi Hutan Nasional (NFI). Perubahan pada data stok karbon akan berpengaruh pada perubahan nilai emisi maupun serapan karbonnya.

ANALISIS

ANALISIS

ANALISIS

ANALISIS EMISI GAS EMISI GAS EMISI GAS EMISI GAS

RUMAH KACA DI

RUMAH KACA DI

RUMAH KACA DI

RUMAH KACA DI

PROVINSI DIY

PROVINSI DIY

PROVINSI DIY

PROVINSI DIY

4

44

4

BAB

BAB

BAB

BAB

Gambar 4.1 Kelompok Penyimpanan Karbon

Dalam kegiatan terkait per pengemisi karbon (emitter) d emisi dan serapan karbon pelaporan perubahan emisi Metode inventarisasi gas ruma pada gambar 1. Pada metode utama, yaitu data kegiatan (ac

Gambar 4.3 Model Inven

Data aktivitas adalah ukuran serapan gas rumah kaca. D adalah data aktivitas yang m aktivitas merupakan data pen trend di masa datang. Pada

Land Use Change and Fores

lahan dengan skala nasional analisis sektor berbasis lahan geografis yang sudah dalam b dari pemetaan dengan meng bentuk data digital.

Perhitungan dilakukan denga Provinsi Daerah Istimewa Y rumah kaca tiap luasan tutu perhitungan tersebut untuk ke A. Matrik Perubahan Lahan Dalam perhitungan mengg di Provinsi DIY yang men Kaca di Provinsi DIY. Seca Tabel 4.1 Matrik Peru

Sum of Luas Row Labels Column Labels 2002 2002 814.9826914 2006

erubahan iklim, sektor kehutanan dapat b ) dan penyerap karbon (sinker). Untuk meng n yang terjadi perlu dilakukan pengukuran,

i karbon yang dikenal dengan inventarisasi mah kaca yang digunakan adalah metode IPC de inventarisasi gas rumah kaca tersebut ada

(activity data) dan faktor emisi atau serapan (em

entarisasi Gas Rumah Kaca dari LULUCF

an kuantitatif kegiatan manusia yang menyeb Dalam penghitungan emisi karbon, salah s

merupakan data penutupan lahan dan pe enutupan lahan di masa lalu dan sekarang a kegiatan inventarisasi GRK dari sektor LU

restry), data aktivitas diwujudkan dalam bentu al/regional. Untuk Provinsi Daerah Istimewa an untuk tutupan lahan digunakan data berbas bentuk peta digital. Data tersebut sebelumny nggunakan beberap citra satelit yang kemudia

gan melakukan pengukuran jumlah luasan Yogyakarta yang kemudian dilakukan perhi utupan lahan dengan menggunakan softwar kemudian diolah dengan menggunakan softwa an di Provinsi DIY

ggunakan metode historical digunakan matriks enjadi asumsi awal dalam melakukan perhitu ecara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel be

rubahan Lahan di Provinsi DIY

2006 2007 2012 6914 37477.22172 42.02764142 t berfungsi sebagai ngetahui perubahan n, pemantauan dan si gas rumah kaca. CC GL 2006 seperti a 2 (dua) komponen

(emission factor).

ebabkan emisi atau satu komponennya perubahannya. Data g untuk menghitung LULUCF (Land Use,

ntuk peta penutupan a Yogyakarta dalam asis sistem informasi nya merupakan data dian diolah kedalam

an tutupan lahan di rhitungan emisi gas are GIS. Hasil dari ware abacus.

riks perubahan lahan itungan Gas Rumah berikut ini.

2014 21.68946892

Sum of Luas Row Labels Column Labels 2002 2006 2007 2012 2014 2007 2532.450192 2012 46755.97858 2014 1408.774352 2500 161.8200702 5001 20091 491.9659459 20092 19.31170013 20093 854.0536264 20121 Grand Total 814.9826914 37477.22172 2532.450192 48325.15756 1430.463821

Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012

Dapat dilihat lanjutan matriks perubahan lahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Lanjutan Matrik Perubahan Lahan di Provinsi DIY Sum of Luas

Row Labels 5001 20091 20092 20093 20121 Grand Total

2002 836.6721604 2006 182.887173 3551.274697 117.3786258 41370.78986 2007 2532.450192 2012 46755.97858 2014 1408.774352 2500 98.17094487 6.739594279 266.7306093 5001 731.8453865 731.8453865 20091 34721.41001 13.4266784 35226.80263 20092 131188.2933 131207.605 20093 88.97719692 61054.66377 61997.69459 20121 436.3176883 436.3176883 Grand Total 731.8453865 35002.46812 134841.9719 61178.78199 436.3176883 322771.661

Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012

Dapat dihitung pula emisi bersih untuk aktivitas penggunaan lahan, khususnya pada beberapa aktivitas perubahan tutupa lahan. secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Net Emission di Provinsi DIY Sum of

co2t09_11_2

Column Labels

Row Labels 2012 2014 20091 20092 20093 Grand Total

2002 13508.17955 13,508.18

2006 21439.56072 88597.86209 1694313.158 58155.24017 1,862,505.82 Grand Total 21439.56072 13508.17955 88597.86209 1694313.158 58155.24017 1,876,014.00

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Karbon dengan Metode Historical di Provinsi DIY Menurut Data Penutupan Lahan Tahun 2000-2011

Sum of co2t09_11_2 Column Labels Row Labels 2002 2006 2007 2012 2014 2002 0 13508.18 2006 0 21439.56 2007 0 2012 0 2014 0 2500 -593.88 5001 20091 12638.61 20092 637.8655 20093 12537.51 20121 Grand Total 0 0 0 46659.66 13508.18

Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012

Berikut dapat dilihat lanjutan dari perhitungan net emission untuk perubahan tutupan lahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tabel 4.5 Lanjutan Hasil Perhitungan Karbon dengan Metode Historical di Provinsi DIY Menurut Data Penutupan Lahan Tahun 2000-2011 Sum of co2t09_11_2 Column Labels

Row Labels 5001 20091 20092 20093 20121 Grand Total 2002 13508.18 2006 88597.86 1694313 58155.24017 1862506 2007 0 2012 0 2014 0 2500 -2882.3 -123.671555 -3599.85 5001 0 0 20091 0 - 98.5518 12540.05 20092 0 637.8655 20093 - 1632.73 0 10904.78 20121 0 0 Grand Total 0 85715.56 1692582 58031.56862 0 1896497

Sumber : Hasil Analisisn Tim Penyusun, Tahun 2012

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan didapat Emisi Tahunan Gas Rumah Kaca untuk sektor berbasis lahan adalah 172.408,8 Ton CO2 eq/Th, sedangkan Emisi Tahunan per Km2 adalah sebesar 54,1179 Ton CO2 eq/Th/Km2. Dalam 1 tahun (tahun 2010) terjadi kerusakan tutupan lahan hutan sebesar 1.729,46 Ha di Kabupaten Sleman atau sekitar

17,2936 Km2 lahan hutan akibat bencana alam letusan Gunung Merapi, maka kemungkinan reduksi gas CO2 di Provinsi DIY yang tidak terurai atau terserap oleh tutupan hutan adalah sebesar 935.94,74 Ton dalam 1 (satu) Tahun. Namun angka ini tidak signifikan jika dilihat berdasarkan angka konsentrasi gas rumah kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara dominan terkonsentrasi pada daerah perkotaan, sedangkan hutan yang rusak akibat letusan Gunung Merapi hanya pada wilayah Kabupaten Sleman dan kondisi tersebut termasuk kategori kejadian luar biasa. Kemungkinan angka yang mendekati adalah berdasarkan data dalam angka Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010, yaitu : jumlah kerusakan hutan akibat pencurian kayu sebesar 32 Ha, bencana alam sejumlah 3 Ha, dan kebakaran sejumlah 4 Ha dan total kerusakan adalah 39 Ha atau setara dengan 0,39 Ha. Apabila dikonversi kedalam jumlah serapan gas CO2 adalah sebesar 21.10598 Ton CO2 eq/Th/Km2.

Dalam dokumen Sekretariat RAN-GRK - Publikasi RAD GRK DIY (Halaman 74-79)

Dokumen terkait