1. Definisi Perilaku Asertif
Perilaku asertif berarti mampu menyatakan ide dan perasaan secara terbuka dalam hubungan interpersonal yang efektif (Verderberg, 1984). Perilaku asertif ini meliputi kemampuan untuk menyatakan pendapat serta keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakan dan perasaan yang dimiliki, namun tidak dengan menyerang orang lain secara pribadi.
Adams (1995) menyatakan bahwa perilaku asertif berarti mengerti apa yang diperlukan dan diinginkan, menjelaskannya kepada orang lain, bekerja dengan cara sendiri untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri sambil tetap menunjukkan hormat kepada orang lain.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah kemampuan untuk menyatakan ide, pemikiran, perasaan, dan kebutuhan diri sendiri secara jujur dan terbuka serta kemampuan untuk mengambil inisiatif dalam memenuhi kebutuhannya, tetapi dengan tetap menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain sehingga tidak menyerang atau melukai perasaan lawan bicaranya.
2. Ciri-ciri Perilaku Asertif
Perilaku asertif memiliki beberapa ciri khusus, Zeuschner (1992) menyebutkan ciri-ciri perilaku asertif sebagai berikut:
a. Memiliki kemauan untuk berkomunikasi. Artinya berkemauan untuk menyatakan ide, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. b. Bertanggung jawab. Artinya bersikap mandiri dengan bertanggung
jawab terhadap segala ide dan perasaan yang muncul serta mau mengakui secara jujur ide dan perasaan yang dimilikinya tersebut. c. Kemampuan untuk berkomunikasi sesuai dengan norma dan
budaya. Artinya cara menyampaikan ide dan perasaannya tidak bertentangan dengan aturan dan budaya sekitarnya.
d. Terkendali dan terkontrol. Artinya mampu menyampaikan ide, pemikiran, dan perasaan tanpa menyerang atau melukai perasaan lawan bicaranya.
Adams (1995) meyatakan bahwa perilaku asertif memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
a. Adanya kemampuan untuk bergaul dengan jujur dan langsung. Individu yang berperilaku asertif menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan, ide, dan mempertahankan hak mereka tetapi dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak melanggar hak dan kebutuhan orang lain.
b. Adanya perilaku yang otentik, apa adanya, terbuka dan langsung. c. Kemampuan untuk bertindak demi kepentingan sendiri. Individu
yang berperilaku asertif mampu mengambil inisiatif demi memenuhi kebutuhannya.
d. Kemampuan untuk meminta informasi dan bantuan dari orang lain apabila membutuhkannya.
e. Bila berkonflik dengan orang lain, individu yang berperilaku asertif bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak.
Alberti & Emmons (1987) mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku asertif, yaitu:
a. Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan antar manusia. Individu yang berperilaku asertif menjunjung tinggi persamaan derajat manusia dalam segala bentuk interaksinya dengan individu lain. Individu-individu asertif dapat memahami kelebihan-kelebihan individu lain secara wajar. Mereka tidak merasa rendah diri (minder) karena kekurangannya dan tidak meremehkan individu lain karena kelebihannya.
b. Bertindak sesuai dengan minat. Individu-individu yang asertif selalu bertindak sesuai dengan yang paling diminati dan berdasarkan motivasi yang muncul dari dalam dirinya. Mereka bertindak tanpa banyak dipengaruhi oleh individu lain. Mereka bertindak sesuai dengan suara hati, dengan apa yang dibutuhkan, diinginkan, dan dirasakan. Mereka dapat menentukan sendiri arah hidupnya tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya.
c. Mempertahankan hak-hak pribadi. Individu yang asertif mampu mempertahankan hak-hak pribadinya tanpa merasa cemas. Mereka mampu untuk berkata ‘tidak’, menetapkan batasan-batasan waktu dan tenaga, menyatakan kekecewaan atau kekesalan, mengekspresikan dukungan atau bantahan terhadap suatu pendapat. Mereka menggunakan hak-hak pribadinya tanpa memungkiri bahwa individu lain juga memiliki hak-hak yang sama. Jadi mereka menyadari akan hak-hak pribadinya dan mempertahankan hak-hak mereka tersebut tanpa melanggar hak-hak individu lain.
d. Mengekspresikan perasaan secara terbuka dan nyaman. Yaitu menunjukkan ketidaksetujuan, amarah, rasa persahabatan, perasaan cemas, mengekspresikan kesetujuan atau dukungan, menjadi spontan tanpa merasa cemas. Perilaku asertif ditandai dengan adanya ekspresi yang jelas dan langsung. Individu-individu asertif dapat mengungkapkan seluruh isi pikiran, perasaan, dan
kebutuhannya kepada individu lain tanpa ia sendiri merasa cemas, ragu-ragu, atau takut.
e. Menghormati individu lain, tidak melanggar hak-hak individu lain. Individu-individu asertif beranggapan bahwa individu lain adalah pribadi yang memiliki hak-hak yang sama dengan dirinya. Untuk itu individu asertif selalu berusaha menghargai hak individu lain dalam interaksinya dengan individu lain. Individu asertif terbiasa mengembangkan perilaku yang tidak menyerang individu lain, tidak melukai, mengancam, dan tidak menguasai individu lain. Individu-individu asertif dapat menghargai pribadi individu lain dengan segala haknya.
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
a. Memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan yang dimiliki seefektif mungkin. Kemampuan berkomunikasi ini meliputi:
1) Bergaul dengan jujur dan langsung. Bersikap otentik, terbuka, dan apa adanya.
2) Berani mengutarakan pendapat, ide atau pemikirannya.
3) Mengekspresikan perasaan secara terbuka dan nyaman tanpa merasa cemas, ragu-ragu, atau takut.
4) Mampu meminta informasi dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkannya.
b. Mampu berkata “tidak” tanpa merasa takut atau cemas.
c. Dapat berinisiatif dan mandiri. Mampu menentukan sendiri arah hidupnya tanpa dipengaruhi oleh lingkungan atau individu lain. Mampu bertindak sesuai dengan suara hati, dengan apa yang dibutuhkan, diinginkan, dan dirasakan.
d. Menghormati hak orang lain. Termasuk didalamnya:
1) Mempertahankan hak-hak pribadi tanpa melanggar melanggar hak-hak individu lain.
2) Mampu berkomunikasi secara sopan sesuai dengan norma yang ada sehingga tidak melukai atau menyerang lawan bicara. 3) Menjunjung persamaan derajat manusia sehingga tidak merasa
rendah diri atau sebaliknya, bersikap meremehkan, saat berinteraksi dengan orang lain.
4) Bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak ketika mengalami konflik dengan orang lain.