• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 (Halaman 108-116)

SITUASI UPAYA KESEHATAN

F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Yang dimaksud rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi minimal 11 indikator dari 16 indikator yaitu:

 Variabel KIA dan Gizi: Persalinan nakes, ASI eksklusif, penimbangan balita, gizi.

 Variabel Kesehatan Lingkungan: Air bersih, jamban, sampah, kepadatan hunian, lantai rumah.

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 97

 Variabel Gaya Hidup: Aktivitas fisik, tidak merokok, cuci tangan, kesehatan gigi dan mulut, miras/ narkoba

 Variabel lainnya: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Pengkajian PHBS Rumah Tangga di Kabupaten Jepara Tahun 2013 dilakukan secara sampling dengan mengambil sampel 9.360 Rumah Tangga di Puskesmas. Dari sampel yang diambil mendapatkan rumah tangga yang ber-PHBS adalah 79,22 % (tabel 61).

2. Persentase Posyandu Aktif

Posyandu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan kesehatan dasar utamanya lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Gambar 4.27

Persentase Posyandu berdasarkan Strata di Kabupaten Jepara Tahun 2009 – 2013

Jumlah Posyandu di Kabupaten Jepara dalam tiga tahun terakhir mengalami keajegan yaitu 1.111 posyandu (tabel 72).

0 10 20 30 40 50 60

Pratama Madya Purnama Mandiri

2009 2010 2011 2012 2013

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 98 a. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau cakupan kelima kegiatan utamanya yaitu KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan.

Gambar 4.28

Cakupan Posyandu Purnama

di Kabupaten Jepara Tahun 2009 – 2013

Posyandu yang mencapai strata purnama tahun 2013 sebesar 32,76 %. Cakupan tertinggi ada di puskesmas Jepara sebesar 55,34 % (tabel 72)

b. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

2009 2010 2011 2012 2013 cakupan 20,49 26,02 32,76 32,76 32,76 10 15 20 25 30 35

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 99

Gambar 4.29

Cakupan Posyandu Mandiri

di Kabupaten Jepara Tahun 2009 – 2013

Dari gambar terlihat adanya fluktuasi pencapaian strata posyandu mandiri. Cakupan tahun 2013 sebesar 11,43 % sama dari tahun 2012. Cakupan tertinggi di Puskesmas Jepara 32,04 % tetapi masih ada puskesmas yang belum terdapat posyandu mandiri (tabel 72).

3. Bayi Yang Mendapatkan ASI Ekslusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak anti bodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

Yang dimaksud dengan pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti air putih, susu formula, air teh, jeruk, madu, dan tanpa tambahan makanan padat seperti bubur susu, bubur nasi, tim, biskuit, pepaya, dan pisang mulai bayi lahir sampai umur 6 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan tetap mendapatkan ASI sampai umur 24 bulan.

2009 2010 2011 2012 2013 cakupan 5,8 6,5 11,43 11,43 11,43 2 4 6 8 10 12

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 100 Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat untuk bayi, diantaranya melindungi dari infeksi gastrointestinal, mencegah kekurangan zat besi, meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi resiko kegemukan dan terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol kelak saat dewasa, dan berguna bagi perkembangan otak bayi.

Gambar 4.30

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Jepara Tahun 2009 – 2013

Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Jepara selama lima tahun terakhir memperlihatkan adanya fluktuasi. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan meningkat dari 55,6 % tahun 2012menjadi 66,8 % tahun 2013 (tabel 41).

4. Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Garam beryodium adalah garam telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) (mengandung KIO3 30 – 80 ppm). Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid. Hormon ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal serta perkembangan mental dan fisik.

2009 2010 2011 2012 2013 ASI Eksklusif 29,39 41,1 33,4 55,6 66,8 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 101 Kekurangan maupun kelebihan konsumsi yodium bisa menyebabkan gangguan pada tiroid. Berdasarkan standar internasional yang digunakan Food

and Drug Administration (FDA), konsumsi yodium maksimal untuk seseorang

kira-kira 150 mikogram (mkg) per hari. Kebutuhan ini bisa didapatkan dari mengkonsumsi satu sampai satu setengah sendok makan garam beryodium.

Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), mencakup keterbelakangan mental yang permanen, gondok, kegagalan reproduksi (keguguran pada ibu hamil, bayi lahir cacat), anak kurang cerdas, meningkatnya kematian anak dan penurunan sosial ekonomi.

Gambar 4.31

Persentase Desa/kelurahan dengan Garam Beryodium Baik di Kabupaten Jepara Tahun 2009 – 2013

Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik, menggambarkan identitas mutu garam beryodium yang dikonsumsi penduduk di suatu desa/kelurahan.

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 195 desa di Kabupaten Jepara tahun 2013, terdapat 146 desa sebesar 74,87% dengan garam beryodium baik (tabel 86). Adanya peningkatan cakupan garam beryodium dikarenakan untuk tahun ini tes iodine yang dilakukan dengan kriteria dipermudah yaitu bila warna garam yang dites sudah berubah warna biru

2009 2010 2011 2012 2013 Cakupan 50 47,94 62,56 73,85 74,87 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 102 dianggap sudah memenuhi kriteria garam beryodium tidak seperti tahun 2011 harus berubah biru tua.

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI KEJADIAN LUAR BIASA DAN BENCANA Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Adapun kriteria yang dipakai untuk menentukan adanya KLB adalah sebagai berikut :

1. Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun). 3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan

dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.

6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.

7. Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.

8. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 103 b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu

sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita : a. Keracunan makanan

b. Keracunan pestisida

Tingginya frekuensi KLB seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, AFP (Acute Flacid Paralisys ), keracunan makanan, difteri, campak, diare, bencana disamping menimbulkan korban kesakitan dan kematian juga berdampak pada situasi sosial ekonomi masyarakat secara umum (keresahan masyarakat, produktivitas menurun). Kondisi tersebut menuntut adanya upaya/tindakan secara cepat dan tepat (kurang dari 24 jam) untuk menanggulangi setiap KLB serta melaporkan kepada tingkat administrasi kesehatan di atasnya.

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan KLB <24 jam adalah desa/kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB pada periode/kurun waktu tertentu.

Pada tahun 2013 dari 195 desa yang ada di Kabupaten Jepara, 5 desa/kelurahan terkena KLB dan 4 desa atau sebesar 80% telah mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten.

Kejadian KLB tahun 2013 adalah kejadian KLB Leptospirosis 1 kasus, Hepatitis A 30 kasus, Campak, 26 kasus, difteri 3 kasus, dan DBD 18 kasus. Hanya DBD yang disertai dengan kematian yaitu 11 kasus (tabel 50).

Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun 2013 104

BAB V

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 (Halaman 108-116)

Dokumen terkait