• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perimbangan Prilaku

Dalam dokumen BUKU PENGANTAR ILKOM WM .pdf (Halaman 46-48)

Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

D. Perimbangan Prilaku

Perbedaan terakhir antara komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat pada model berikut ini.

Dari model tersebut dapat dijelaskan adanya hubungan antara informasi, perilaku, dan komunikasi (verbal dan nonverbal). Di sini, terlihat bahwa seluruh wilayah kehidupan dipenuhi oleh informasi, sedangkan beberapa bagiannya adalah perilaku. Bagian yang lebih kecil lagi adalah komunikasi. Di dalam wilayah komunikasi, komunikasi verbal merupakan sub-bagian dari komunikasi nonverbal. Dengan demikian, komunikasi verbal merupakan saringan dari komunikasi nonverbal.

Yang paling pening dari model di atas, bahwa komunikasi nonverbal di dalam proses komunikasi merupakan suatu bentuk dari perilaku manusia. Komunikasi nonverbal bukanlah sebagai jumlah yang dapat dihitung. Sebagai perilaku, komunikasi nonverbal terjadi oleh adanya informasi yang tersebar dalam kehidupan manusia. Keberadaan informasi bisa disadari ataupun idak disadari. Kita dapat menyadari warna suatu halaman buku, tetapi idak akan menyadari bau yang halus. Informasi ini akan menuntun perilaku kita berdasarkan bentuk isik kita sendiri (secara alamiah atau yang dibentuk) dan mental (yang diterima dan dipengaruhi oleh masa lalu atau masa datang). Informasi menuntun prilaku seseorang,

baik aksi maupun reaksi terhadap sesuatu.

Satu hal yang perlu ditambahkan di sini bahwa di samping penjelasan teoriis dari perbedaan komunikasi verbal dan

RAYU

DASW

ATI

BUDI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab VII: Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

nonverbal di atas, kita dapat membedakan keduanya secara prakis dengan percobaan langsung sebagai berikut:

1. Cobalah cari pasangan yang sekiranya cocok.

2. Kemudian, masing-masing dari kalian duduk dalam satu tempat dengan berpunggungan. Pasikan bahwa satu sama lain saling merasakan kulit punggung yang berhimpitan. Kemudian buatlah suatu kesepakatan tentang tema tertentu untuk dibicarakan bersama dengan idak menolehkan muka masing-masing. Berbicaralah selama dua menit.

3. Setelah selesai berbicara, ubahlah posisi masing-masing saling berhadapan dengan jarak yang nyaman bagi kalian berdua. Sekarang, kalian bisa saling mendengar dan menatap. Mulailah berbicara dengan topik tertentu selama dua menit. 4. Selanjutnya, masih dalam posisi yang sama (bisa saling

mendengar dan bertatap mata), kalian berdua saing berpegangan tangan. Jangan berbicara, tetapi komunikasikan seluruh pikiran dan keinginan masing masing melalui pandangan mata dan sentuhan tangan. Kerjakan selama dua

menit.

5. Jangan lupa, seiap tahap percobaan ini agar dihayai, dirasakan, dan dievaluasi.

Setelah selesai semua tahap percobaan itu, sekarang jawablah beberapa pertanyaan berikut ini: Apakah ada percobaan perasaan dari tahap satu menuju tahap yang lain? Apakah kalian merasakan kenyamanan, grogi, perhaian, atau malu? Dapatkah pasangan kalian mengungkapkan dengan argumen-argumennya tanpa melihat ekspresi masing-masing? Kalau bisa, bagaimana? Di sini, kalian bisa menambahkan sendiri pertanyaan-pertanyaan yang lainnya.

Dari hasil percobaan tersebut, secara umum kita dapat membedakan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Di samping itu, secara khusus kita dapat menyimpulkan beberapa hal yang merupakan ciri- ciri khas dari komunikasi nonverbal, antara lain:

1. Komunikasi Nonverbal Selalu Ada

Pada saat kita dan pasangan berbicara dengan berpunggungan dapat mengetahui pendapat dan sikap masing-masing, namun idak mampu memahami hal-hal lain dari pasangan masing- masing. Kemudian, di saat kita dan pasangan berbicara sambil mendengar dan bertatap wajah, kita dapat merasakan perasaan masing-masing melalui ekspresi wajah, gaya berbicara, gerakan tangan dan kaki, serta gerakan-gerakan yang khas. Di sana kita dapat temukan bentuk-bentuk bahasan yang lain, di samping ucapan-ucapan dari pasangan masing-masing.

Di dalam kehidupan nyata sehari-hari, di sekeliling diri kita sangat banyak pesan-pesan yang bersifat nonverbal. Dengan kemampuan

yang baik untuk menyadari dan menginterpretasikan tanpa-tanda

nonverbal itu, membuat diri kita lebih baik untuk menyadari diri sendiri dan orang-orang lain.

2. Kita Tidak Mungkin Tidak Berkomunikasi

Dengan mengambil contoh yang ada, pada tahap tertentu kita dan pasangan berdiam diri dan idak berbicara sate sama lain. Apakah yang terjadi ? Keika saling bertatapan wajah, masing- masing dapat menangkap ekspresi atau mimik wajah. Sikap

duduk di saat berpunggungan atau berhadapan dapat dirasakan

apakah tubuhnya tegang atau rileks, gerakan gerakan terbuka dan tertutup dari mata pasangan, dan indakan-indakan nonverbal lainnya.

Sekarang dapat dipahami, bahwa seiap manusia merupakan

“transmiter” atau saluran informasi yang idak dimaikan atau

dipisahkan. Keika idak melakukan apa-apa, kita memberikan informasi tentang diri sendiri. Tentunya, kita idak selalu bermaksud atau mempunyai tujuan untuk mengirimkan pesan- pesan nonverbal itu. Di saat berbicara dengan gagap, berkeringat, merah muka, atau berkerut dahi, semuanya dilakukan dengan tanpa sadar. Tetapi, orang lain menyadari dan menginterpretasikan sesuai apa yang dilihatnya. Dengan demikian, semua orang adalah sumber informasi bagi diri sendiri dan orang lain.

RAYU

DASW

ATI

BUDI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab VII: Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

3. Komunikasi Nonverbal Terikat oleh Budaya

Pengerian budaya di sini adalah luas, bisa berari kebiasaan keluarga atau kelompok kecil, kebudayaan daerah (suku atau etnis) tertentu, atau kebudayaan bangsa. Dari percobaan di atas, apabila kita dan pasangan adalah orang Jawa dan Batak, tentunya dalam mengekspresikan pesan-pesan yang sama akan menampilkan tkpdakan-indakan nonverbal yang berlainan. Contohnya, dalam mengambil sikap duduk orang Jawa yang masih memegang teguh tata perilakunya akan bersikap teratur dan rapi. Mungkin pasangannya yang bersuku Batak akan bersikap bebas dan terbuka. Yang lainnya, dalam mengekspresikan kegembiraan pada orang Jawa akan menampilkan sikap gembira yang terkendali, tetapi orang Batak akan bersikap gembira dan lepas.

4. Komunikasi Nonverbal Mengungkapkan Perasaan dan Sikap

Sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan, pada saat kita dan pasangan saling berpungguggan atau berpegangan tangan, masing-

masing dapat merasakan sentuhan dan ekspresi pasangannya

dengan jelas. Mungkin masing-masing .mengekspresikan: grogi,

malu, bermain-main, bersahabat, dan lain-lain. Kesemuanya

merupakan ungkapan sikap dan perasaan.

5. Komunikasi Nonverbal Memodiikasi Pesan Verbal Membentuk Makna suatu Pesan Komunikasi

Dari percobaan yang telah dilakukan, keika pasangan berbicara dengan bertatap muka, sering kali apa-apa yang diucapkan oleh masing-masing pasangan dilengkapi dengan gerak tangan dan tubuh atau mimik wajah. Misalnya, salah seorang berkata: “Saya serius dengan pendapat ini.”, hal itu diucapkan dengan mata menatap tajam. Juga disertai dengan gerakan-gerakan tangan yang lain.

Dalam dokumen BUKU PENGANTAR ILKOM WM .pdf (Halaman 46-48)

Dokumen terkait