• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PENGANTAR ILKOM WM .pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU PENGANTAR ILKOM WM .pdf"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Perpustakaan Nasional RI Katalog Dalam Terbitan RAYUDASWATI BUDI

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Oleh : Rayudaswati Budi, S.Sos, M.Si Cet. I - 2010

KRETAKUPA Print, Makassar vi. 106 hal. : 23x15

ISBN : 978-602-976 92 1-0

Hak Cipta 2010, pada penulis

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin foto copy tanpa izin penerbit

Layout & Desain Cover : Taufiq “IMAGI Design” Hidayat Dicetak oleh Percetakan :

KRETAKUPA Print Makassar Jl. Racing Centre (Komp. UMI) Blok H/21, Makassar

(3)
(4)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar

ILMU KOMUNIKASI

KRETAKUPA

Print,

Makassar
(5)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I Sejarah, Deinisi, dan Tingkatan Proses Komunikasi

A. Komunikasi dan Pertumbuhannya 1

B. Para Tokoh Pendiri Komunikasi 1

C. Deinisi Komunikasi 3

D. Tingkatan Proses Komunikasi 6

BAB II Fungsi dan Prinsip Komunikasi

A. Fungsi Komunikasi 8

B. Prinsip-prinsip Komunikasi 9

C. Hakekat Komunikasi 10

BAB III Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

A. Proses Komunikasi 12

B. Unsur-Unsur Komunikasi 15

BAB IV Model Dasar Komunikasi

I. Pengerian dan Fungsi Model 22

A. Model Komunikasi Barnlund 23

B. Model Komunikasi Laswell 25

C. Model Sirkulasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm 25

D. Model Komunikasi Gerbner 26

E. Model Komunikasi Riley& Riley 28

F. Model Komunikasi Newcomb 29

G. Model Komunikasi Shannon dan Weaver 29

H. Model Komunikasi Deleur 30

Daftar Isi

3. Bapak Drs. H. M. Dahlan Abubakar (Kepala Humas Universitas Hasanuddin)

yang iada heninya memberi dukungan termasuk membantu penulis dalam pengurusan ISBN dan percetakan. Juga kepada bapak Prof. Dr. H. Haied Cangara, M. Sc., Dr. Muh. Iqbal Sultan, M. Si., Dr. Muh. Najib, M. Ed., M. Lib., Dr. Muh. Farid, M.Si., Dr. Jeanny Maria Faima, M. Si., Drs. Sudirman Karnay, M. Si. serta seluruh dosen penulis selama menempuh pendidikan S1 dan S2 di Unhas yang menjadi moivator dan inspirator penulis.

4. Suami tercinta Tauiq Hidayat yang dengan penuh perhaian dan pengerian serta senaniasa selalu mendampingi dan menyemangai penulis dalam penyusunan buku ini. “I love you honey !”

5. Kedua orangtua tercinta, ayah H. Budisterang (alm) dan ibu Hj. A. Mas’Illang (alm.a) penulis ucapkan terima kasih banyak atas didikan dan asuhannya semasa hidup, walau karya ini belum sempat kalian lihat. Juga kepada kesembilan saudara tercinta, penulis juga ucapkan terima kasih atas kasih sayang serta perhaian yang diberikan selama ini. 6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM-UMI) atas

interaksi dan komunikasi, keika penulis harus sejenak berpikir untuk

memberikan masukan terhadap program-program himpunan yang berkaitan dengan akademik.

7. Kepada siapa pun yang tak mungkin penulis sebutkan, terimakasih atas kontribusinya, sehingga selesainya buku ini.

Semoga semua amal baik bapak/ibu/Sdr. mendapat balasan yang seimpal dari Allah SWT, Amin. Seperi pepatah mengatakan “iada gading yang tak retak,” tentunya penulisan buku ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis menunggu tegur sapa, saran, kriik yang membangun untuk penyempurnaan buku ini.

Makassar, 27 September 2010

Penulis,

(6)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

A. Komunikasi dan Pertumbuhannya

Ilmu komunikasi, seperi juga antropologi atau sosiologi, adalah disiplin ilmu deskripif. Dalam sejarah pertumbuhannya, ilmu komunikasi berawal sejak retorika terlahir sebagai pengetahuan dan seni berbicara secara lisan, tatap muka dalam konteks publik (lihat Efendy, 2000). Ilmu dan seni dalam menyampaikan pesan ini kemudian berkembang bukan saja dalam tataran tatap muka dengan publik, tapi juga melalui media massa. Di Eropa, ia berkembang menjadi publizisikwissenschat atau publisiik, sedangkan di Amerika ia lebih dikenal sebagai communicaion science atau ilmu

komunikasi.

B. Para Tokoh Pendiri Komunikasi

Baru belakangan ini, utamanya setelah paruh berakhirnya Perang Dunia II, bidang studi komunikasi relaif menemukan idenitasnya sendiri. Perkembangan sebe-lumnya masih terkait erat pada disiplin ilmu-ilmu murninya, seperi sosiologi, psikologi, atau poliik. Sebelum itu, dapat dikatakan ilmu komunikasi masih mencari bentuknya. Karena itu, perinis dan bapak ilmu komunikasi umumnya berasal atau terkait dengan disiplin ilmu-ilmu murni itu.

Berikut ini uraian ringkas para tokoh peletak batu pertama ilmu

komunikasi di Amerika yang disarikan dari berbagai sumber :

Sejarah, Definisi dan

Tingkatan Proses

Komunikasi

BAB

I

II. Model-model Pengaruh Komunikasi 31 A. Model Simulus-Response (S-R) 31 B. Model Pengaruh Psikologis TV dari Comstock 32 C. Model Komunikasi Dua Tahap Katz & Lazarfeld 33

D. Model Spiral Keheningan 34

BAB V Konsep dan Teori Informasi

A. Pandangan tentang Informasi 36

B. Teori Informasi 38

C. Sifat Informasi 39

D. Mengatasi Keidakpasian dengan Redudancy 40

E. Jenis dan Kualitas Informasi 40

BAB VI Pesan dan Makna : Antara Wadah dan Isi

A. Makna tentang Makna 43

B. Teori Makna 44

BAB VII Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

A. Maksud dan Tujuan Pesan 46

B. Perbedaan Simbolik 47

C. Mekanisme Proses 47

D. Perimbangan Perilaku 48

E. Jenis Komunikasi Nonverbal 50

F. Fungsi Komunikasi Nonverbal 57

(7)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab I: Sejarah, Definisi dan Tingkatan Proses Komunikasi

• John Dewey (Psikologi dan Filsafat): ia adalah ahli psikologi dan ilsafat. Sebagai pengajar dan penelii di University of Michigan

(1884 -1894), Dewey menginginkan adanya surat kabar sebagai alat perubahan sosial. Meskipun surat kabar yang diinginkan Dewey idak pernah terwujud dalam hidupnya, ia idak sangsi akan potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial. • Charles H. Cooley (Sosiologi): lahir pada 1864. Cooley melihat

bahwa proses komunikasi antarpribadi merupakan basis sosialisasi dari studi sosiologi. la meninggal pada 1920, dan sepanjang kariernya melakukan observasi atas hal ini.

• Robert E. Park (Filsafat dan Sosiologi): sarjana pada 1887, menjadi wartawan selama 11 tahun. Selama karier kewartawanannya, ia menganalisis perilaku menyimpang pada masyarakat miskin kota. la melihat bagaimana ipe jurnalisik memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial. Perhaiannya sangat besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat umum, mendorongnya mengambil program master di bidang ilsafat pada Harvard University dan melanjutkan program doktornya di University of Berlin. Kembali ke Amerika, ia menjadi petugas public relaions untuk Congo Reform Associaion. Pada 1914, ia menjadi staf pengajar di University of Chicago dan memberi perhaian mendalam pada riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan surat kabar, yang kemudian dikenal sebagai studi Agenda Seing.

• George H. Mead (Filsafat dan Psikologi): ia banyak terpengaruh Dewey dan Cooley dengan menempatkan komunikasi sebagai basis sosialisasi. Melalui pendekatan ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi

hubungan antarmanusia.

• Kurt Lewin (Psikologi): Lewin adalah ilmu wan Jerman keturunan Yahudi, mengajar di Universitas Berlin. Keika Nazi berkuasa tahun 1933, ia melarikan diri dan masuk ke University of Iowa. Wilbur Schramm adalah salah seorang muridnya. Lewin, yang juga terpengrauh pemikiran Freud, dengan menggunakan

studi eksperimen banyak mengkaji dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi. la juga menaruh perhaian terhadap studi gatekeeping tentang pengendalian arus informasi melalui saluran komunikasi hingga akhir hayatnya 1947.

• Nobert Weiner (Matemaika): lahir pada 1894, meraih doktor pada usia 19 tahun. Pada 1919, menjadi profesor matemaika di MIT. la juga tertarik mempelajari isika, jaringan saraf, dan kedokteran jiwa. Keika PD II pecah, Weiner mengembangkan teori Cyberneics. Dalam proyek itu ia bekerja sama dengan Warren Weaver serta John Neuman dari Princeton University, yang kelak mencetuskan komputer pertama ENIAC. Weiner meninggal pada 1964, mewarisi teori cyberneics yang membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage, transmisi, dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya.

• Harold D. Laswell (Ilmu Poliik): lahir pada 1902, di usia 16 tahun menjadi mahasiswa University of Chicago. la banyak dipengaruhi John Dewey, George Mead, dan Robert Park. la adalah ahli ilmu sosial Amerika pertama yang tertarik pada bidang psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kontribusi Lasswell pada ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya Propaganda and

Communicaion in World History, yang memuat formulasi yang

kelak banyak digunakan dalam riset komunikasi massa: who,

says what, in with channel, to whom, with what efect.

(8)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab I: Sejarah, Definisi dan Tingkatan Proses Komunikasi

terhadap ilmu komunikasi dan menjadikan riset di bidang komunikasi sebagai usaha yang melembaga. la memformulasi teori komunikasi dua langkah (two-step-low), bahwa pengaruh media sangat kecil terhadap perilaku pemilihan dibanding dengan saluran antarpribadi yang mengandalkan peran pemuka pendapat (opinion leader).

• Carl I. Hovland (Psikologi Eksperimen): apabila pelopor komunikasi sebelumnya banyak dipengaruhi pemikiran Eropa, Hovland dapat dikatakan murni Amerika. Keika PD II meletus, ia dipanggil kantor penerangan AS untuk mempelajari pengaruh ilm terhadap moral tentara. Hovland mengkaji pengaruh ilm dari segi kredibilitas sumber, penyajian pesan dalam satu sisi (one-side) atau dua sisi (two-side), aspek kekuatan dan efeknya terhadap tentara. Kelak, eksperimen Hovland banyak memberi manfaat dalam studi komunikasi persuasif.

• Claude E. Shannon (Elektronika): lahir 1916, meraih gelar sarjana muda di Michigan dan meraih doktor dari MIT. Di sini, ia menjadi murid Norbert Weiner, walau idak terlalu banyak berhubungan dengan dosennya itu. Sebagai sarjana elektronika, Shannon lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium Bell. Kontribusi Shannon terhadap ilmu komunikasi adalah tulisannya yang membicarakan teori informasi. Bersama Weaver, ia

mengembangkan the Mathemaical Theory of Communicaion,

memperkenalkan model komunikasi yang kelak banyak dikuip sarjana komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang dilukiskan secara visual.

• Wilbur Schramm (Kesusastraan): lahir pada 1908, memperoleh gelar master dari Harvard University dan doktor bidang kesusastraan Amerika dari University of Iowa. la mengajar mata kuliah creaive wriing. Keika PD II pecah, ia bekerja di kantor penerangan angkatan perang AS, di mana ia bertemu Lasswell. Empat tahun kemudian, ia pindah ke University of Ilionis, mendirikan lembaga pendidikan dan riset komunikasi. Di sini, Schramm pertama kali menerima mahasiswa program doktor

dalam bidang komunikasi pada 1950. la mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir hayatnya, 1987. Schramm adalah orang pertama yang menjalin bidang-bidang ilmu sosial seperi psikologi sosial, antropologi, ilmu poliik, dan ekonomi untuk pengembangan ilmu komunikasi.

• Everet M. Rogers (Sosilogi Pedesaan): meraih gelar master di Iowa University dan melanjutkan studinya di bidang sosiologi. Meraih doktor pada 1957, saat Scramm meluluskan doktor angkatan pertama di bidang ilmu komunikasi. Disertasi Rogers membicarakan difusi inovasi pada masyarakat pedesaan Iowa. Pada 1964, keika pindah ke Michigan University, Rogers bersama David K. Berlo - doktor komunikasi angkatan pertama yang diluluskan Schramm pada 1957 - membina jurusan ilmu

komunikasi.

C. Deinisi komunikasi

Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit dideinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah ari. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendeinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu deinisi tunggal terbuki idak mungkin dan idak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam isilah itu. Deinisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya, dalam hal apa deinisi itu kita perlukan.

Dalam tahap awal pembahasan ini, cobalah Anda kaji, manakah di antara perisiwa di bawah ini yang merupakan obyek kajian ilmu

komunikasi?

1. Suatu petang Anda berdiri takjub di tepi padang ilalang dan berkata,” Wahai rumput yang bergoyang, sungguh indah pemandangan yang kau berikan padaku di petang ini...”

2. Suatu hari Anda berkunjung ke makam kakek Anda. Sambil menabur bunga, lirih Anda berkata, ”Kakek, jika selama hidup cucumu ini selalu membuatmu kesal, maakanlah...”

(9)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab I: Sejarah, Definisi dan Tingkatan Proses Komunikasi

4. Anda berkata pada kucing kesayangan, ”Pus, mari sini, biar aku elus”. Kucing itu, sambil mengibas ekor, datang menghampiri. 5. Anda berkata kepada seorang teman, ”Wah, maaf, kemarin saya

lupa menelepon”.

6. Teman Anda tertawa-tawa. Kepada teman Anda yang menjadi pasien RS Jiwa itu, Anda bertanya, ”Apa kabar, bagaimana kesehatanmu?”

Manakah di antara perisiwa di atas yang menjadi obyek kajian ilmu komunikasi? Untuk dapat mengideniikasi hal ini, kita perlu memiliki satu deinisi komunikasi yang dapat kita pegang bersama. Deinisi ini kita perlukan guna memberi pengerian dan pembatasan tentang komunikasi dan ilmu komunikasi yang kita maksud.

Komunikasi: Deinisi dan Obyek Kajian

Untuk menyatukan pemahaman, mari kita deinisikan komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya, kita nyatakan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia. Syarat suatu ilmu, sebagaimana disimpulkan pada bagian terdahulu, harus memiliki obyek kajian; di mana obyek kajian itu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifatnya (Poedjawijatna, 1983; Hata, 1987). Obyek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha penyampaian

pesan antarmanusia.

Kembali pada enam perisiwa di atas, berdasarkan deinisi yang kita gunakan, dapat kita nyatakan bahwa ilmu komunikasi hanya mengkaji perisiwa nomor lima. Karena, hanya perisiwa nomor lima yang mengkaji perilaku manusia (obyek materia), yakni dalam hal penyampaian pesan antarmanusia (obyek forma). Ilmu komunikasi idak mengkaji penyampaian pesan kepada makhluk yang bukan manusia, walau idak dipungkiri bahwa manusia juga menyampaikan ”pesan” kepada makhluk yang bukan manusia - seperi kepada hewan atau tumbuhan dan bahkan Tuhan - biarlah hal itu menjadi obyek kajian ilmu yang lain.

Jika halnya demikian, bagaimanakah dengan perisiwa nomor 6?

Bukankah penerima pesan, kawan yang sedang dirawat di rumah sakit jiwa itu adalah manusia juga?

Tiga Kategori Deinisi Komunikasi

Tahun 1976, Dance dan Larson mengumpulkan 126 deinisi komunikasi yang berlainan. Saat ini, jumlah itu telah meningkat lebih banyak lagi. Namun, Dance dan Larson mengideniikasi iga dimensi konseptual pening yang mendasari perbedaan dari ke-126 deinisi temuannya itu;

(1) Tingkat observasi atau derajat keabstarakannya: yang bersifat umum, misalnya deinisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Yang bersifat terlalu khusus, misalnya deinisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah, dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir,

dan sebagainya.

(2) Tingkat kesengajaan: yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya deinisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi

yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi

perilaku penerima. Sedangkan deinisi yang mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Code (1959), yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih.

(3) Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan: yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya deinisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengerian. Sedangkan yang idak menekankan keberhasilan, misalnya deinisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses transmisi informasi (lihat Litlejohn, 2002).

Kata atau isilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communicaion”) berasal dari Bahasa Lain “communicatus” yang berawal dari kata ”communico”

(10)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab I: Sejarah, Definisi dan Tingkatan Proses Komunikasi

Menurut Webster New Collogiate Dicionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau ingkah laku”.

Berikut ini adalah bebarapa deinsi tentang ilmu komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

Hovland, Janis & Kelley Komunikasi adalah suatu proses melalui

mana seseorang (komunikator) menyampaikan simulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

Berelson & Steiner Komunikasi adalah suatu proses penyampaian

informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperi kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.

Harold LaswellKomunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses

yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.(who says what in which channel to whom and with what efect).

Barnlund Komunikasi imbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan

untuk mengurangi rasa keidakpasian, berindak secara efekif,

mempertahankan atau memperkuat ego.

Weaver Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran

seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

Gode Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari

semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Dari berbagai deinisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan deinisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalamelihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan ari, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat muli-disipliner. Deinisi Hovland Cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah

mengubah atau membentuk perilaku. Deinisi Berelson dan Steiner,

menekankan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian, yaitu penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Deinisi Laswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu :

- siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiaif atau

sumber.

- mengatakan apa ( isi informasi yang disampaikan)

- kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima)

- melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi) - dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi –pada diri penerima)

Deinisi Laswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Deinisi Gode, memberi penekanan pada proses penularanpemilikan, yaitu dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki oleh satu orang kemudian setelah komunikasi menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Deinisi Barnlund, menekankan pada tujuan komunikasi, yaitu untuk mengurangi keidakpasian, sebagai dasar berindak efekif,

dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.

Berdasarkan deinisi-deinisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakterisik sebagai berikut :

Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi sebagai suatu proses

arinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian indakan atau perisiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

(11)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab I: Sejarah, Definisi dan Tingkatan Proses Komunikasi

para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhaian yang

sama terhadap topik pesan yang disampaikan.

Komunikasi bersifat simbolis Komunikasi pada dasarnya merupakan

indakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

Komunikasi bersifat transaksional Komunikasi pada dasarnya

menuntut dua indakan, yaitu memberi dan menerima. Dua indakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.

Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi idak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperi telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu idak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.

D. Tingkatan Proses Komunikasi

Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 ingkatan sebagai berikut :

Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communicaion) Yakni

proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf.Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.

Komunikasi antar-pribadi (interpersonal communicaion) Yakni

kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya.Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dsbnya.

Komunikasi dalam kelompok(group communicaion) Yakni kegiatan

komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada ingkatan ini, seiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai

dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepeningan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi.Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya.

Komunikasi antar-kelompok/asosiasi Yakni kegiatan komunikasi

yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapi masing-masing membawa peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing.

Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip eisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.

(12)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

A. Fungsi Komunikasi

Secara umum fungsi Komunikasi adalah :

1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan

2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan 3. Dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu

4. Dapat mengetahui atau mempelajari dari perisiwa di lingkungan

5. Dapat mengenal diri sendiri

6. Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. 7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang 8. Dapat mengisi waktu luang

9. Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta

perilaku kebiasaan

10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar menguip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi-fungsi suatu perisiwa komunikasi (communicaion event) tampaknya idak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi-fungsi dominan.

Fungsi dan Prinsip

Komunikasi

(13)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab II: Fungsi dan Prinsip Komunikasi

FUNGSI KOMUNIKASI SOSIAL komunikasi itu pening membangun

konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep diriKonsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Keika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

FUNGSI KOMUNIKASI EKSPRESIF Komunikasi ekspresif dapat

dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

FUNGSI KOMUNIKASI RITUAL Komunikasi ritual sering dilakukan

secara kolekif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

FUNGSI KOMUNIKASI INSTRUMENTAL Komunikasi instrumental

mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan indakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu perisiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang indih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

B. Prinsip – Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperi halnya fungsi dan deinisi

komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep

yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Isilah prinsip oleh

William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A. Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakterisik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat isilah baru yaitu prinsip-prinsip

komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai

penjabaran lebih jauh dari deinisi dan hakekat komunikasi yaitu :

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik.

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan idak berakhir pada suatu iik, tetapi terus berkelanjutan.

Prinsip 2 : Seiap prilaku mempunyai potensi komunikasi.

Seiap orang idak bebas nilai, pada saat orang tersebut idak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu simulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.

Seiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi

isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada

diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai ingkat kesengajaan.

Seiap indakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari ingkat kesengajaan yang rendah arinya indakan komunikasi yang idak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada indakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

(14)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab II: Fungsi dan Prinsip Komunikasi

kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperi itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik.

Dalam diri seiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperi lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan indakan komunikasi.

Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efekilah komunikasi.

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial.

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam ari idak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai buki bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengeri.

Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional. Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible.

Seiap orang yang melakukan proses komunikasi idak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang diimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi idak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakii orang lain, maka efek sakit hai idak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasehat untuk menyelesaikan berbagai masalah.

Dalam ari bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

C. Hakekat Komunikasi

Memahami komunikasi berari memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibat-akibat apa yang diimbulkannya, apakah tujuan dari akiitas berkomunikasi sesuai dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.

Menurut Anwar Ariin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep yang muli-makna. Makna komunikasi dapat dibedakan

berdasarkan:

Komunikasi sebagai proses sosial Komunikasi pada makna ini ada

dalam konteks ilmu sosial. Dimana para ahli ilmu sosial melakukan peneliian dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang secara umum menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan dengan perilaku.

Harold D. Lasswell menelii masalah ideniikasi simbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas/efek pada opini publik. Berkaitan dengan efek-efek teknik propaganda pada perang dunia 1 (1927). Beliau seorang ahli poliik, menelii dengan cara meyebarkan lealet mengenai perang.

Kurt Lewin menelii fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial informal. Lewin menelii ipe-ipe gatekeeper yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin autokraik, demokraik. Lewin juga menelii individu-individu yang ada pada kelompok-kelompok penekan dan individu-individu yang berada pada kelompok (members group). Soearang ahli psikologi.

(15)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab II: Fungsi dan Prinsip Komunikasi

yang memperkenalkan peneliian-penelian eksperimental dalam komunikasi massa. Seorang ahli sosiologi, menelii melalu pemutaran ilm berbeda kepada 2 kelompok berbeda, dan melihat efek dari ilm tersebut terhadap individu. Kredibiltas terdiri dari:

1. Expert (ahli dalam bidang tersebut)

2. Competency (memiliki kompetensi)

3. Skill (harus memiliki kemampuan dalam bidang nya)

4. Trust (harus bisa di percaya)

Paul F.Lazarsfeld mengungkapkan hubungan antara status sosial, ekonomi, mass media exposure dan pengaruh interpersonal atau efek pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku.

Teknik-teknik analisis yang digunakan oleh para penelii tersebut memberikan contoh bagaimana menjelaskan sistem komunikasi dalam konteks proses sosial.

Komunikasi sebagai Perisiwa Dalam hal ini komunikasi mempunyai pengerian, bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya. Perisiwa komunikasi dapat diklasiikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Ada yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi tatap muka, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi yang menggunakan

media dan tanpa media.

Komunikasi sebagai Ilmu Struktur ilmu pengetahuan melipui aspek aksiologi, epistomologi dan ontologi. Aksiologi mempertanyakan dimensi uilitas (faedah, peranan dan kegunaan). Epistomologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontologi mengenai struktur material dari ilmu pengetahuan.

Komunikasi sebagai kiat atau keterampilan Komunikasi dipandang

sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi. Perkembanagan dunia komunikasi di Indonesia pada masa yang akan datang menunjukkan prospek yang semakin cerah. Dengan demikian, masalah-masalah yang berhubungan dengan profesi komunikasi tetap menjadi agenda

pening. Antara komunikasi dan bidang profesional terdapat kaitan yang signiikan. Dalam menunjang suatu profesi atau karir yang menuntut kemampuan pemahaman pada sifat dasar komunikasi, berkomunikasi secara kompeten dan efekif diperlukan dalam bidang kemampuan berkomunikasi (speech communicaion), komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi poliik, public relaions, periklanan, penyiaran (broadcasing) dan pemasaran.

(16)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

A. Proses Komunikasi

Secara linear proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat elemen

atau komponen sbb:

1. Sumber/pengirim pesan/ komunikator yakni: seseorang atau

sekelompok orang atau suatu organisasi/insitusi yang mengambil inisiaif menyampaiakan pesan

2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperi kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura (gerakan).

3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka)

4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/ insitusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.

Di samping keempat elemen tersebut di atas (lazim disebut sebagai model S-M-C-R atau Source-Message-Channel-Receiver, ada 3 (iga) elemen atau faktor lainnya yang juga pening dalam proses komunikasi,

yakni :

1. Efek/akibat/ dampak/ hasil yang terjadi pada pihak penerima/

komunikan

Proses

dan

Unsur-unsur

Dasar Komunikasi

(17)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

2. Umpan balik/ feedback, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/ komunikan atas pesan yang diterima.

3. Gangguan /noise, yakni faktor-faktor isik atau psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses

komunikasi.

Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai

berikut :

Sumber/

penerima a

pesan

saluran

Penerima/

Sumber

Efek/akibat/ hasil

Messages Channel

Decoding

Interpreting

Encoding Channel

Messages Channel

Encoding

Interpreting

Decoding Channel

Source/receiver Source/receiver

Keterangan :

Source : Sumber pengirim pesan

Encoding : Membentuk kode-kode pesan

Decoding : Memecahkan/membaca kode-kode pesan

Interpreing : Menginterpretasikan kode pesan

Messages : Pesan

Channel : Saluran

Receiver : Penerima pesan

Feedback : Umpan balik

Proses komunikasi yang digambarkan diatas dapat dijelaskan demikian : pertama, pihak sumber membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui satu saluran tertentu ( misalnya melalui surat, telepon, gelombang udara) jika komunikasi berlangsung secara tatap muka. Kemudian pihak penerima mengarikan dan menginterpretasikan pesan tersebut. Apabila ia (penerima) punya

tanggapan maka ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya

kembali kepada sumber.

Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber disebut

sebagai umpan balik. Pihak sumber kemudian akan mengarikan dan menginterpretasikan tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikianlah proses ini terus berlanjut secara sirkuler, dimana kedudukan sebagai sumber dan penerima berlaku secara berganian.

Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest

(pertautan minat dan kepeningan) diantara sumber dan penerima

pesan.

Frame of

reference

Frame of

reference

M

A

Frame of

Reference

Frame of

Reference

B

Overlapping of Interest

A dan B : para pelaku komunikasi

M : message/pesan

(18)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

kepeningan, orientasi. Semakin besar ingkat persamaan dalam hal kerangka referensi, semakin besar pula overlaping of interest, dan ini berari akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung. Sebagai contoh : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang soal perkembangan nilai valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C, seorang pemuda desa tamatan SD, tentu proses komunikasinya idak berjalan sebagaimana diharapkan si A, karena antara si A dengan si C terdapat perbedaan yang menyangkut ingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepeningannya.

Contoh di atas, memberikan gambaran bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah apabila diantara para pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak persamaan dalam hal kerangka referensi. Namun demikian, idak berari bahwa komunikasi baru terjadi apabila kerangka referensi dari masing-masing pelaku (sumber dan penerima) relaif sama. Arinya, apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang maka kita harus mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dngan ingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain pihak sumber perlu mengenali karakterisik individual, sosial dan budaya dari pihak penerima.

Dalam praktek, komunikasi yang terjadi antara sumber dan penerima ini sering idak dapat berjalan dengan baik karena ada gangguan (noise). Gangguan yang dimaksud disini umumnya menunjukkan pada faktor-faktor isik ataupun psikologis yang dapat mempengaruhi penyampaian pesan. Suara gaduh atau bising, gema suara yang imbul karena konstruksi ruangan, suhu udara yang panas sehingga mempengaruhi ingkat konsentrasi, adalah contoh-contoh isik yang dapat menngganggu proses komunikasi.

Sementara faktor-faktor psikologis yang dapat mengganggu proses komunikasimisalnya rasa takut, „grogi“ atau „emosi“ (marah).

A B

M

feedback

feedback noise

A dan B : pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi

M : pesan

Berdasarkan ingkat parisipasi para pelaku yang terlibat, proses komunikasi dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis atau bentuk Komunikasi satu arah (one way communicaion) dan Komunikasi dua arah (two

way communicaion). Komunikasi satu arah adalah suatu bentuk

proses komunikasi dimana yang akif terlibat hanyalah pihak sumber. Pihak penerima pesan bersifat pasif dalam ari hanya menerima saja

semua pesan yang disampaikan sumber tanpa memberikan umpan

(19)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

A. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi telah kita deinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia. Dari deinisi ini terlihat bahwa untuk dapat terjadi proses komunikasi minimal terdiri dari iga unsur utama: pengirim pesan, pesan itu sendiri, serta target penerima pesan. Namun, komunikasi bukan semata terdiri atas iga unsur itu. Perhaikan kasus berikut ini!

Surat bagi Kekasih

Anda menuntut ilmu di negeri seberang, rindu pada kekasih. Karena

kterbatasan dana, Anda putuskan mengunakan surat sebagai

medium pengantar psan. Kekasih menerima surat Anda. la pun

sama rindunya, membalas surat Anda sambil menangis. Tanpa sadar,

ia menteskan air mata, jatuh pada surat yang ditulisnya. Anda

menerima surat itu. Namun, pada bagian tertentu, tulisan kekasih

Anda tidak terbaca, luntur terkena ttsan air matanya.

Kasus di atas mengindikasikan adanya unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :

(a) Anda sebagai penyampai pesan,

(b) Pesan yang Anda sampaikan,

(c) Surat sebagai medium pengantar pesan,

(d) Kekasih Anda sebagai penerima pesan,

(e) Efek atau pengaruh pesan yang membuat kekasih Anda

menangis,

(f) Jawaban kekasih Anda yang ditulis dengan menggunakan surat sebagai medium,

(g) Adanya gangguan pada tulisan di surat itu karena terteteskan air

matanya, serta

(h) Anda yang menerima jawaban dari kekasih.

Berikut ini adalah pembahasan atas masing-masing unsur tersebut:

1. Pengirim Pesan: Komunikator

Pengirim pesan yang dimaksud di sini adalah manusia yang

mengambil inisiaif dalam berkomunikasi; disini kita sebut komunikator. Pesan disampaikan komunikator untuk mewujudkan moif komunikasi. Karena itu, komunikator kita deinisikan sebagai manusia berakal budi yang berinisiaif menyampaikan pesan untuk mewujudkan moif komunikasinya. Lebih jauh tentang moif komunikasi akan dibahas

kemudian.

Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari : (a) satu orang,

(b) banyak orang dalam pengerian lebih dari satu orang, serta (c) massa.

Apabila lebih dari satu orang - yakni banyak orang - di mana mereka relaif saling kenal sehingga terdapat ikatan emosional yang kuat dalam kelompoknya, maka kumpulan banyak orang ini kita sebut kelompok kecil. Apabila lebih dari satu orang - atau banyak orang - relaif idak saling kenal secara pribadi dan karenanya ikatan emosionalnya kurang kuat, maka kita sebut sebagai kelompok besar atau publik.

Namun, apabila banyak orang - atau lebih dari satu orang ini - memiliki tujuan yang sama dan untuk mencapai tujuan tersebut terdapat pembagian kerja di antara para anggotanya, maka wadah kerja sama yang terbentuk sebagai kesatuan banyak orang ini lazim kita sebut organisasi. Organisasi dilihat dari tujuan pendiriannya, ada yang bermoif komersial mengejar laba (misalnya dalam bentuk badan hukum perseroan terbatas) atau bermoif ideal yang bersifat nirlaba (misalnya lembaga swadaya masyarakat). Jadi, selain komunikator dapat berupa banyak orang dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar, juga dapat berbentuk organisasi. Misalnya, dalam tataran komunikasi massa, komunikator biasanya adalah organisasi penerbitan, yakni im redaksi surat kabar.

(20)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

orang memukul; satu orang teriak ”bakar” dan semua tanpa pikir membakar; satu orang teriak ”bunuh” dan semua pun membunuh - maka ini adalah massa dalam pengerian pertama, yang dianut ilmu jiwa sosial. Massa dalam pengerian kedua adalah banyak orang yang tersebar dalam area geograis relaif luas, idak harus berada di tempat yang sama, namun memiliki minat dan perhaian yang sama. Untuk menjangkau massa dalam pengerian kedua ini, agar pesan dapat diterima dalam waktu yang relaif sama, maka media yang digunakan disebut media massa. Disini, massa yang dimaksud cenderung pada pengerian kedua, kecuali disebutkan lain.

Pada buku lain, pengirim pesan atau komunikator biasa disebut pengirim saja atau disebut juga sumber. Sebagian buku juga

menyebut pengirim sebagai encoder. Dalam buku ini, encoder

idak dideinisikan sebagai manusia yang berinisiaif mengirimkan pesan guna mewujudkan moif komunikasinya.

Encoder, disini diarikan sebagai alat penyandi; dan encoding

adalah proses penyandian, yang disandikan adalah pesan. Kelak kita akan membicarakan lebih jauh tentang proses penyandian

(encoding) dan alat penyandi (encoder) ini saat mengupas pesan

di bagian lain.

Komunikator

Satu orang

Banyak orang

Homogen, saling kenal

Banyak orang

Punya Tujuan sama,

Ada pembagian kerja Banyak orang

Heterogen, tidak saling kenal

Ikatan Emosional rendah

Banyak orang

Di tempat dan waktu sama

Peristiwa

Kelompok Kecil

Banyak

Orang

Massa

Banyak orang

Tersebar dalam area geografis luas

Kelompok Besar/ publik

Organisasi

Motif Ideal :

LSM, Yayasan

Motif Komersil:

Komunikator Dilihat dari Jumlahnya

Dengan demikian, komunikator dapat terdiri dari satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar/publik, organisasi), dan massa sebagaimana terlihat pada gambar di atas.

1. Penerima Pesan: Komunikan

Kembali pada kasus di awal bagian ini. Dalam kasus itu, keika kekasih Anda menerima pesan yang Anda sampaikan melalui surat, kekasih Anda berperan sebagai penerima pesan.

(21)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

komunikator-2. Keika Anda menerima surat yang ditulis kekasih, dari kacamata kekasih Anda itu, Anda adalah komunikannya, sehingga Anda kita sebut komunikan-2, demikian seterusnya.

Dalam komunikasi yang dinamis, peran ini saling dipertukarkan. Karena itu, uraian tentang komunikator juga berlaku pada unsur komunikan, bahwa komunikan dapat terdiri dari satu orang, banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, termasuk dalam wujud organisasi), dan massa. Karenanya pula, dilihat dari jumlah komunikator dan komunikannya, maka proses komunikasi dapat terjadi dalam sembilan kemungkinan, yaitu:

- antara satu orang dengan satu orang (saya dengan Anda),

- antara satu orang dengan banyak orang (saya dengan satu kelas siswa)

- antara satu orang dengan massa (saya berindak selaku komunikator massa yang menyampaikan pesan melalui media massa).

- antara banyak orang dengan satu orang (sekelompok siswa berbicara kepada saya),

- antara banyak orang dengan banyak orang (sekelompok siswa dengan kelompok lainnya), d

- antara banyak orang dengan massa (sekelompok polisi menca-nangkan anikorupsi, menyampaikan pesan melalui media massa).

- antara massa dengan satu orang (khalayak pembaca media massa mempertanyaan penyataan saya di media massa).

- antara massa dengan banyak orang (khalayak media massa mempertanyakan sikap sekelompok polisi yang katanya ani-korupsi)

- antara massa dengan massa (sebagian khalayak massa pembaca Tempo yang setuju atas suatu pemberitaan, sementara sebagian khalayak lainnya idak setuju atas pemuatan berita di majalah itu).

Jumlah kemungkinan di atas akan makin beragam manakala kita lebih jauh mengurai unsur ”banyak orang” atas kelompok kecil, kelompok besar/publik, dan organisasi. Misal, komunikasi antara satu orang dengan organisasi terjadi keika seorang pelanggan (komunikator) mengajukan keidakpuasannya atas kinerja produk suatu organisasi produsen (komunikan) yang baru ia beli. Maka, manakala perusahaan produsen tersebut melalui petugas humasnya memberikan jawaban atas keidakpuasan konsumen, terjadilah komunikasi antara organisasi (produsen) selaku komunikator dengan satu orang (pelanggan) selaku komunikan. Lebih jauh tentang manusia komunikan akan dibahas pada bagian lain.

Komunikator

Komunikan

Satu orang

Banyak orang

Massa

Satu orang

Banyak orang

Massa

Proses Komunikasi dilihat dari Kemungkinan jumlah Komunikator dan Komunikan

Seperi yang kita pahami, bahwa komunikan disebut juga penerima. Dalam konteks komunikasi massa, komunikan lazim disebut khalayak, tujuan (desinaion), pemirsa, pendengar, pembaca, target sasaran. Dalam komunikasi pemasaran disebut target pasar atau target konsumen. Sebagian buku lain menyebutkan bahwa penerima adalah decoder. Namun dalam pembahasan ini, decoder idak diarikan sebagai manusia kepada siapa pesan komunikator ditujukan, melainkan adalah alat penyandi balik;

(22)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

pesan. Kelak kita akan membicarakan lebih jauh tentang proses penyandian balik (encoder) dan alat penyandi (decoder) ini.

1. Pesan

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan bersifat abstrak; komunikan Anda idak akan tahu apa yang ada dalam benak Anda sampai Anda mewujudkannya dalam salah satu bentuk atau kombinasi lambang-lambang komunikasi ini. Karena itu, lambang komunikasi disebut juga bentuk pesan, yakni wujud konkret dari pesan, berfungsi mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret.

Suara, mimik, dan gerak gerik lazim digolongkan dalam pesan nonverbal, sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan dikelompokkan dalam pesan verbal.

Awalnya manusia berkomunikasi hanya dengan mimik dan gerak gerik serta suara yang relaif tanpa makna, kecuali untuk

mempertegas mimik dan gerak gerik. Pesan disampaikan

komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan moif komunikasi: apa yang ia pikir dan rasakan. Karena itu, pesan kita deinisikan sebagai segala sesuatu, verbal maupun nonverbal, yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan moif komunikasinya.

Penekanan terhadap moif komunikasi dianggap pening, karena pembahasan ini menganut pandangan bahwa obyek kajian ilmu komunikasi adalah penyampaian pesan secara sengaja, walau derajat kesengajaan itu sulit ditentukan. Selain bentuk pesan, pemahaman atas makna pesan dan penyajian pesan juga pening untuk dikaji. Makna pesan terkait dengan makna denotaif, yakni makna formal yang biasanya tertera sebagaimana di kamus, sedangkan makna konotaif terkait dengan konotasi dari lambang komunikasi yang digunakan. Selain itu, cara penyajian dan teknik penyajian pesan juga merupakan sesuatu yang mutlak diperhaikan agar

Pesan

Bentuk Pesan

Makna Pesan

Penyajian Pesan

Lambang komunikasi

Denotatif

Konotatif

Cara Penyajian

Struktur Penyajian

Nonverbal

Verbal

Suara

Mimik

Gerak-gerik

Gerak-gerik

Gerak-gerik

Dimensi Pesan

1. Saluran Komunikasi dan Media Komunikasi

Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke komunikannya, yaitu tanpa media

(nonmediated communicaion yang berlangsung face-to-face,

(23)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

Media komunikasi dilihat dari jumlah target komunikannya dapat dibedakan atas media massa dan nonmedia massa. Media massa dilihat dari waktu terbitnya dapat dibedakan atas media massa periodik dan media massa nonperiodik. Periodik berari terbit teratur pada waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Media massa periodik dapat dibedakan atas yang elektronik (radio, TV) dan non-elektronik atau cetak (surat kabar, majalah). Media massa nonperiodik dimaksudkan pada media massa yang bersifat eventual, tergantung pada event tertentu. Setelah event usai, selesai pulalah penggunaannya. Untuk itu, media massa non-periodik dapat dibedakan atas manusia (juru kampanye atau sales promoion girl) dan benda (poster, spanduk, lealet, baligo). Kembali kepada nonmedia massa. Dilihat dari sifatnya, dapat dibedakan atas nonmedia massa manusia (kurir pembawa pesan) dan nonmedia massa benda. Nonmedia massa benda dapat dibedakan atas yang elektronik (telepon, faks) dan yang non-elektronik (surat). Perkembangan teknologi komunikasi terkini, yakni teknologi komputer dengan internetnya, melahirkan media yang bersifat mulimedia. Dikatakan mulimedia karena hampir seluruh bentuk media komunikasi yang telah dikenal umat manusia menyatu dalam elektronik digitalnya. Di internet kita dapat menemukan surat elektronik, i-phone (telepon internet), surat kabar/majalah elektronik, radio internet, TV internet, bahkan kegiatan tatap muka melalui internet (video conference).

Kembali pada komunikasi langsung tatap muka. Pada dasarnya, yang dilakukan adalah akivitas komunikasi. Akivitas komunikasi tatap muka ini bentuknya bermacam-macam, mulai dari perbincangan, wawancara, konseling, rapat, seminar, lokakarya, hingga pameran di mana target komunikan (calon konsumen) dapat berbincang langsung tatap muka dengan wakil dari perusahaan guna membicarakan produk yang dipamerkan. Gambar berikut mengurai berbagai bentuk media dan saluran komunikasi yang

kita singgung di atas.

Langsung tatap muka Dengan media Aktivitas Komunika si

- Pertemuan tatap muka -Forum

-Diskusi panel -Rapat (dengan berbagai jenisnya)

-Ceramah -Simposium

- Konferensi pers - Seminar Media Massa Non Media Massa Periodik Komuni kasiNon periodik/ Eventual Elektron ik Komuni kasi Cetak Komuni kasi Radio, TV, Film Komunikasi Surat Kabar, Majalah Komunikasi Manusia Komuni kasi Benda Komuni kasi Kurir/Massangg er

SPG, Juru kampanye

Komunikasi Spanduk, Leaflet,Umbul2,

Booklet,Baligo Manusia Komuni kasi Benda Komuni Elektron ik Komuni Non-Elektronik Telepon/fax KomunikasiSurat Saluran komunikasi

Saluran dan Media Komunikasi

1. Efek Komunikasi

Efek komunikasi kita arikan sebagai pengaruh yang diimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat iga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu kogniif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afekif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau idak setuju terhadap sesuatu), dan konaif (ingkah laku, yang membuat seseorang berindak melakukan sesuatu). Lebih jauh tentang efek komunikasi dan komunikasi efekif akan kita bahas di Bagian-10.

Umumnya, kita mengenal iga bidang studi utama di bawah program studi ilmu komunikasi, yaitu periklanan, kehumasan, dan jurnalisik. Ilmu komunikasi, sebagaimana diutarakan, mempelajari penyampaian pesan antarmanusia. Bagaimana cara menyampaikan pesan agar ide, barang, atau jasa yang dijual laku sebanyak-banyaknya; maka hal ini dipelajari dalam bidang studi periklanan/adverising. Bagaimana cara menyampaikan pesan agar publik internal maupun eksternal memberikan dukungan yang posiif dan terus-menerus kepada organisasi; hal ini dipelajari dalam bidang studi humas/public relaions.

(24)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Bab III: Proses dan Unsur-unsur Dasar Komunikasi

dipahami sebagaimana adanya; maka hal ini dipelajari dalam bidang studi jurnalisik/ journalisic.

Efek

Kognitif — Tahu

Afektif — Sikap: setuju/tidak setuju

Konatif — Tingkah laku nyata

Efek Komunikasi

1. Umpan Balik

Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Dalam komunikasi yang dinamis, sebagaimana diutarakan, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya adalah pesan juga, yakni keika komunikan berperan sebagai komunikator-2. Karenanya, pembahasan tentang umpan balik pada dasarnya sama dengan

pembahasan kita tentang pesan.

Komunikator

Komunikan-2

Komunikan

Komunikator2 Pesan

feedback

Model Dasar

Komunikasi

BAB

IV

I. Pengerian dan Fungsi Model

Apa yang dimaksud dengan model? Apakah model sama atau berbeda dengan teori? Dalam buku-buku dan jurnal jurnal komunikasi, masih banyak ditemui kerancuan tentang penggunaan konsep teori dan model. Akibatnya pembaca menjadi sulit untuk

membedakan yang mana yang disebut teori dan yang mana yang

disebut sebagai model. Bahkan idak jarang ditemui teori X disebut sebagai model x atau sebaliknya. Meskipun penjelasan dan batasan

tentang kedua konsep tersebut masih merupakan sesuatu yang

dapat diperdebatkan, untuk keperluan buku ini uraian tentang teori dan model yang diberikan oleh Litlejohn (1983) dan Hawes (1975) akan dijadikan sebagai patokan.

Menurut Litlejohn (1983: 12) “In a broad sense the term model can apply to any symbolic representaion of a thing, process, or

idea” (dalam pengerian luas pengerian model menunjukkan

seiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide). Pada level konseptual model merepresentasikan ide-ide dan proses. Dengan demikian model bisa berbentuk gambar-gambar grais, verbal atau maternaika. Biasanya model dipandang sebagai analogi dari beberapa fenomena. fcrbcdaan antara teori dan model menurut Litlejohn dan Hawes (1983) adalah, teori merupakan penjelasan (explanaion), sedangkan

model hanya merupakan representasi (representaion). Dengan

(25)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab IV: Model Dasar Komunikasi

dari suatu perisiwa komunikasi. Melalui model komunikasi bisa dilihat faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model idak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model. Penjelasannya diberikan oleh teori. Ini berari terdapat kaitan antara teori dan model.Menurut Deutsh (1966), model dalam konteks ilmu pengetahuan sosial, mempunyai empat (4) fungsi. Pertama, fungsi mengorganisasikan. Arinya, model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut urutkan serta mengaitkan satu bagian/sistem dengan bagian sistem lainnya, sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, idak sepotong- sepotong. Aspek lainnya dari fungsi pertama ini adalah, bahwa model memberikan gambaran umum tentang suatu hal dalam kondisi-kondisi tertentu. Kedua,

model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya idak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan tampak rumit atau idak jelas. Keiga, fungsi “heurisik”. Arinya melalui model, kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model membantu kita dengan memberikan

gambaran tentang komponen-komponen pokok dari sebuah proses atau sistem. Keempat, fungsi prediksi. Melalui model, kita

dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dapat dicapai.

Oleh karena itu, dalam dunia ilmiah model ini sangat pening, karena dapat dipergunakan sebagai dasar bagi para penelii dalam merumuskan hipotesis, yakni pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenai kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu faktor dengan faktor-faktor lainnya. Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsur atau faktor. Kaitan antara satu unsur/faktor dengan unsur/faktor lainnya dapat bersifat struktural atau fungsional. Dengan demikian, model-model komunikasi juga memberikan gambaran kepada kita tentang struktur dan hubungan fungsional

dari unsur-unsur/ faktor-faktor yang ada dalam sistem. Pengerian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu unsur/faktor dengan unsur-unsur/faktor-faktor lainnya yang ada dalam sebuah sistem. Pengerian struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu unsur/faktor dengan unsur-unsur/faktor-faktor lainnya dalam sebuah sistem. Pengerian fungsional menunjuk pada tugas dan peran dari seiap unsur/faktor dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, melalui model, kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur-unsur/faktor-faktor yang terlibat dalam proses komunikasi, baik dalam konteks individual, di antara dua orang atau lebih, kelompok/organisasi ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat secara luas.

Sebagai pengantar, contoh-contoh model komunikasi yang akan dibahas dalam Bab ini hanyalah terbatas pada beberapa model yang tergolong kelompok model-model dasar dan kelompok model pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi massa. Model-model dasar yang akan diuraikan adalah: (1) model komunikasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi dari Barnlund, (2) model komunikasi klasik dari Lasswell, (3) model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm, (4) model komunikasi dari Webner, (5) model komunikasi dari Riley & Riley, (6) model ABX Newcomb, (7) model komunikasi dari Shannon dan Weaver, dan (8) model komunikasi DeFleur. Model-model pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi yang akan dibahas adalah: (1) model S-R dari DeFleur, (2) model pengaruh psikologis TV dari Comstock, (3) model komunikasi massa dua tahap dari Katz dan Lazarfeld, serta (4) model “spiral keheningan” dari Noelle-Neumann.

A. Model Komunikasi Barlund

Dean Barlund, seorang ahli komunikasi Amerika Serikat membuat dua model komunikasi, yaitu: model komunikasi intrapersonal

(26)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab IV: Model Dasar Komunikasi

Keterangan:

P = Person (orang)

D = Decoding (pemecahan ari kode)

E = Encoding (pembentukan kede)

Cpu = Public cues (isyarat publik) Cpr = Private cues (isyarat pribadi)

Cbeh-nv = Nonverbal behavioral cues (isyarat ingkah laku nonverbal) +, 0 = Valensi posiif, netral, negaif.

Gambar model di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya ingkah laku nonverbal seseorang apakah bervalensi posiif, netral, atau negaif, dipengaruhi oleh isyarat-isyarat pribadi dan publik yang

1. Model Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communicaion

Model)

Komunikasi intrapribadi sebagaimana telah dijelaskan di bagian depan adalah komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Pengerian komunikasi di sini menunjuk pada proses pengolahan dan pembentukan informasi melalui sistem syaraf dan otak manusia sehubungan dengan adanya simulus yang ditangkap melalui panca indra. Proses berpikir (mencerna dan memahami suatu simbol), serta melakukan reaksi atas suatu simulus, adalah bagian dari proses komunikasi yang terjadi dari dalam diri manusia. Jalannya proses komunikasi intrapribadi ini, menurut Barnlund dapat digambarkan sebagai berikut:

dialami atau sampai kepada dirinya. Rasa gembira karena baru mendapat kiriman uang, atau perasaan senang karena habis makan goreng ayam yang enak, adalah contoh isyarat pribadi yang bervalensi posiif (Cpr+). Ruangan kuliah yang dingin karena ber-AC, atau tempat duduknya yang rapi, bersih, dan empuk, adalah contoh-contoh isyarat publik yang bervalensi posiif (Cpu+). Apabila contoh contoh di atas dialami oleh seorang mahasiswa yang akan kuliah maka begitu masuk dan duduk di ruang kuliah kemungkinan ia akan tampak ceria, mengangguk-anggukkan kepalanya tanda gembira, atau bersiul kecil pertanda senang (Cbeh-nv+).

Dalam kenyataannya, seseorang tentu saja akan mengalami berbagai isyarat (baik pribadi, ataupun publik) yang bervalensi posiif, netral maupun of gaif. Namun, menurut model ini, semua isyarat ini setelah di-decode, akan membentuk (encode)

suatu isyarat ingkah laku nonverbal tertentu (posiif, netral atau negaif).

2. Model Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communicaion Model)

M = Message (pesan)

(27)

RA

YU

DA

SW

AT

I

BU

DI

Pengantar Ilmu Komunikasi Bab IV: Model Dasar Komunikasi

Siapa Mengatakan

apa

Dengan

saluran apa

Kepada siapa

Dengan akibat apa

Gambar 3.3.

1 2 4 5 6

Proses komunikasi antarpribadi seperi digambarkan dalam model di atas, pada dasarnya merupakan kelanjutan daripada proses komunikasi intrapribadi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Ada dua elemen tambahan, yakni pesan (M) dan isyarat ingkah laku verbal (Cbeh-v).

Dengan demikian pola dan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang dipengaruhi oleh hasil proses komunikasi intrapribadi yang terjadi dalam dirinya masing-masing.

B. Model Laswell

Harold D. Lasswell, adalah seorang ilmuwan poliik yang juga tertarik mendalami komunikasi. Bidang studi yang ditekuninya terutama yang menyangkut propaganda dan komunikasi poliik. Karena kontribusinya yang besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi, sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab 1, oleh Wilbur Schramm dipandang sebagai salah

seorang dari empat tokoh yang mendapat sebutan The Founding Fathers.

Menurut Lasswell, persoalan komunikasi menyangkut 5 (lima) pertanyaan

sederhana sebagai berikut:

WHO? (siapa?)

SAYS WHAT? (mengatakan apa?)

IN WHICH CHANNELS? (melalui saluran apa?)

TO WHOM? (kepada siapa?)

WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat apa?)

Formula Lasswell tersebut di atas secara sederhana dapat digambarkan dalam model sebagai berikut.

1 : Komunikator ...analisis sumber/ kontrol 2 : Pesan ... analisis isi pesan

3 : Medium ... analisis media 4 : Khalayak ... analisis khalayak 5 : Akibat ... analisis dampak

Model komunikasi klasik dari Lasswell ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) pasi mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima (komunikasi), dan karenanya

komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Seiap upaya

penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat, baik posiif ataupun negaif. Dan hal ini, menurut Lasswell banyak ditentukan oleh bentuk dan cara penyampaiannya. Salah satu kelemahan dari model Lasswell ini adalah idak digambarkannya unsur feedback (umpan balik) sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat linear/

searah.

C. Model Sirkulasi Sirkuler dari Osgood dan Schramm

Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan Schramm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, di mana masing-masing pelaku secara berganian berindak sebagai komunikator/ sumber dan komunikan/penerima.

Proses komunikasinya dapat digambarkan demikian. Pertama,

pelaku komunikasi pertama kali mengambil inisiaif sebagai sumber/

komunikator memb

Gambar

Gambar model di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya ingkah laku nonverbal seseorang apakah bervalensi posiif, netral, atau negaif, dipengaruhi oleh isyarat-isyarat pribadi dan publik yang
cultural  Gambar 3.6.
disampaikan  tersebut  berbentuk  sinyal  (S)  atau  tanda  (kata-kata Gambar 3.7.verbal  lisan  atau  tertulis,  gambar,  dan  lain -lain)
Gambar  model  komunikasi  dari  DeFleur  dapat  dijelaskan  sebagai berikut.  Sumber  (source) yang bermaksud mengkomunikasikan sesuatu  hal  kepada  sasaran  penerima  (desinaion) pertama-tama akan  terlibat  dalam  proses  pengolahan  atau  pembentukan
+3

Referensi

Dokumen terkait

 Guru meminta siswa mendengarkan keterangan mengenai memahami Struktur Sosial Serta Berbagai Faktor Penyebab Konflik Dan Mobilitas.  Guru dan siswa mendiskusikan memahami

Siswa mampu menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari jenis teks eksposisi analitis tentang topic yang sedang hangat dibicarakan.. Siswa mampu

Fungsi kelasifikasi ini setidaknya mampu menggambarkan bahwa dalam jenis tindak tutur memiliki makna dan fungsi yang beragam sehingga kita lebih mudah untuk memahami

3.1.1 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks naratif berbentuk cerita rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya 3.11.1 Menyebutkan fungsi sosial

Perkuliahan ini memberikan pemahaman dan pengertian Mengenai Ilmu Komunikasi, ruang lingkup komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tipe komunikasi, model dan teori komunikasi,

mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks tersebut dengan memberi dan meminta informasi terkait dengan hari-hari spesial, sesuai dengan

➢ Untuk memahami satu teks khususnya teks Narrative, Anda harus memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasan yang digunakan pada cerita tersebut.. ➢

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Sumber Belajar memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai