• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode Berkembang Terpadu (1980–1996)

Dalam dokumen MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH (Halaman 36-39)

BAB II PERIODE PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN (1966–2000) 13

2.2. Periode Berkembang Terpadu (1980–1996)

Pada awal tahun ajaran 1980/1981 seluruh Bagian melakukan penyempurnaan kurikulum secara serempak sesuai dengan ketentuan pelaksanaan program S-1. Perubahan ini sebenarnya secara bertahap sudah dilaksanakan sejak pertengahan dekade 1970 mengikuti perubahan kurikulum nasional (Sumber: Fakultas Teknik, 2001). Bagian-bagian dalam lingkungan Fakultas Teknik mulai menggunakan sistem kredit untuk menggantikan sistem yang lama.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980, mulai tahun 1981 setiap Bagian diubah menjadi Jurusan. Perubahan ini mengganti “Bagian” dalam Fakultas Teknik menjadi “Jurusan” dengan masing-masing berubah menjadi Jurusan Teknik Arsitektur, Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Geodesi, Jurusan Teknik Geologi, Jurusan Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Jurusan Teknik Nuklir, dan Jurusan Teknik Sipil.

(Sumber: Pemerintah Republik Indonesia, 1980)

Dengan adanya peraturan ini turut memberikan perubahan pada program Pendidikan Ahli Teknik yang selanjutnya dipisahkan dari Fakultas Teknik menjadi Fakultas Non Gelar Teknik (FNGT) pada tahun 1983. Dalam periode ini Senat Fakultas merupakan badan normatif tertinggi pada tingkat Fakultas, dan telah berdiri sejak tahun 1980 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1980. Pada peraturan yang ditetapkan pada

tanggal 14 Februari 1980 tersebut disebutkan bahwa pada pasal 13, Fakultas dipimpin oleh Dekan yang bertanggung jawab langsung terhadap Rektor dan dibantu oleh 3 orang Pembantu Dekan dalam melaksanakan tugasnya (Sumber: Pemerintah RI, 1980). Pada pasal 47 Peraturan Pemerintah No.5/1980 disebutkan mengenai tugas, fungsi, dan perkembangan Senat Fakultas. Dalam pasal ini dijelaskan mengenai jabatan Ketua Senat Fakultas dirangkap oleh Dekan yang sedang menjabat pada periode tersebut.

Periode 1980-an ini merupakan periode yang sangat penting dalam perkembangan Fakultas Teknik. Dalam periode ini, Fakultas Teknik mendapatkan bantuan dari Program Pendidikan IX Bank Dunia untuk pengembangan pendidikan tinggi teknik. Pelaksanaan efektif Program Pendidikan Bank Dunia dimulai dari bulan Agustus 1981 dengan berbagai program antara lain pengiriman tenaga pengajar Fakultas Teknik UGM untuk belajar di luar negeri, mendatangkan dosen tamu dari universitas luar negeri serta memulai perancangan dan perencanaan pembangunan prasarana fisik Fakultas Teknik (Sumber: Suwarni, 2009). Pembangunan kompleks Fakultas Teknik berlokasi di sebelah utara RS Dr. Sardjito hingga selokan Mataram dengan luas lahan 10 ha. Untuk luas penggunaan tata guna tanah seperti pembangunan gedung administrasi dan perkuliahan seluas 52.418,75 m2. Pembangunan kompleks Fakultas Teknik dilaksanakan secara bertahap mulai dari tahun 1986 hingga tahun 1996, sehingga kurang lebih masa proses pembangunan kompleks memakan waktu hampir satu dasawarsa. Pada tahun yang sama untuk menunjang publikasi, Fakultas Teknik menerbitkan Media Teknik sebagai sarana publikasi pendidikan tinggi teknik.

Pada tahun 1985, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada (PAU IT UGM) didirikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas. PAU IT UGM didirikan berbasis laboratorium (Nur Yuwono, 2020). Pada saat berdiri dilengkapi dengan tiga laboratorium, yaitu: Laboratorium Pemindahan Panas dan Massa (Laboratory of Heat and Mass Transfer), Laboratorium Mekanika Bahan (Laboratory of Mechanics of Material), dan Laboratorium Hidraulika dan Hidrologi (Laboratory of Hydraulics and Hydrology).

Pada awalnya dana operasional dan pemeliharaan PAU IT UGM didukung penuh oleh Depdiknas, yang sumber dananya dari dana pinjaman (loan). Dukungan dana tersebut berakhir pada tahun 1995, dan pada saat itu pengelolaan PAU IT UGM diserahkan sepenuhnya ke Universitas Gadjah Mada. Pada saat itu dana dari pemerintah pusat masih diusahakan melalui dana hibah, yang disebut Center Grant. Dengan adanya dana hibah ini PAU IT UGM masih dapat berfungsi sebagai pusat penelitian yang bergengsi pada saat itu. Banyak penelitian dilakukan di sini, baik yang dikerjakan oleh para staff peneliti PAU IT UGM sendiri maupun yang bekerja sama dengan universitas lain, seperti Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Atmajaya, Universitas Sarjanawiyata dan lainnya. Laboratorium dipergunakan untuk mendukung pendidikan baik program sarjana (S1), Pascasarjana (S2) maupun doktoral (S3).

Pada periode tahun 1985 sampai dengan 1995, kegiatan PAU IT UGM ditekankan pada pengiriman tenaga dosen untuk program belajar S3 ke luar negeri dan pembelian alat-alat laboratorium, sedangkan pada periode tahun 1995–2001, kegiatan PAU IT UGM ditekankan pada pemanfaatan fasilitas laboratorium yang ada, untuk kegiatan Tridharma

Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat). Pada masa itu PAU IT UGM berjaya, dan mampu membawa harum nama Universitas Gadjah Mada baik di kalangan perguruan tinggi maupun pada kegiatan konsultansi.

Pada era reformasi PAU IT UGM diubah menjadi Pusat Studi Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada (PSIT UGM) dengan SK Rektor No. 25/P/SK/HKTL/2001. Sejak saat itu pembiayaan PSIT UGM mandiri, artinya sudah tidak mendapatkan bantuan dari UGM maupun pusat (DIKTI), dan harus dapat mencari dana sendiri sepenuhnya untuk kelangsungan hidupnya.

Permasalahan menjadi bertambah berat setelah adanya Keppres 80, di mana institusi pemerintah sulit menerima pekerjaan dari APBN atau APBD (tidak bisa kontrak langsung, karena bukan badan usaha). Di samping itu tenaga dosen adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah mendapatkan gaji dari negara sehingga sudah tidak boleh dicantumkan lagi sebagai tenaga ahli (hanya boleh sebagai narasumber) bilamana PSIT (PAU-IT) bekerja sama dengan menggunakan dana APBN ataupun APBD. Sejak saai itu perlahan-lahan kiprah PSIT (PAU-IT) UGM berangsur-angsur melemah, dan akhirnya saat ini bergabung dengan Fakultas Teknik UGM, dan berubah status institusinya menjadi Pusat Kajian -Lembaga Kerjasama Fakultas Teknik UGM.

(Sumber: Yuwono, 2020)

Pada 17 Februari 1989 Kantor Pusat Tata Usaha (KPTU) Fakultas Teknik mulai digunakan, meskipun peresmian gedung dilaksanakan tiga tahun kemudian yakni tahun 1992. Selanjutnya pada periode yang sama, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan nasional (UUSPN) yang dikenal dengan Undang-Undang No.: 2 Tahun 1989, yang diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.: 30 Tahun 1990 tanggal 10 Juli 1990 tentang Pendidikan Tinggi (Sumber: Suwarni, 2009; Fakultas Teknik, 2001). Menindaklanjuti peraturan tersebut di atas adalah dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.: 0312/0/1991 tanggal 6 Juni 1991 yang mengatur tentang penutupan dan pengintegrasian Fakultas Non-Gelar Teknologi ke dalam lingkungan Universitas dan Institut (Sumber: Fakultas Teknik, 2001). Dalam lampiran surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa jurusan-jurusan yang sesuai dengan FNGT diintegrasikan ke jurusan-jurusan yang sesuai di Fakultas Teknik. Pada surat keputusan tersebut ditetapkan bahwa pelaksanaan ketentuan itu diatur oleh Rektor masing-masing Perguruan Tinggi. Setelah diterbitkannya Surat Keputusan Rektor UGM No.: UGM/2/119/UM/01/37 dan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik UGM No.: UGM/TK/ 907/UM/01/39, maka mulai saat itu FNGT sudah tidak ada (Sumber: Fakultas Teknik, 2001). Pada tahun ini juga, bangunan utama administrasi Fakultas Teknik yaitu KPTU sehingga yang sebelumnya sporadis sudah menyatu di kompleks yang sama.

Pada 18 Desember 1983, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Keputusan No. 0553/0/1983, tentang Jenis dan Jumlah Jurusan pada Fakultas di lingkungan UGM yang pada pasal 19 disebutkan Fakultas Teknik terdiri dari delapan jurusan yaitu: Jurusan Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Geologi, Jurusan Teknik

Mesin, Jurusan Teknik Kimia, Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Geodesi, dan Jurusan Teknik Arsitektur. Kemudian ada perubahan dari Fakultas Non-Gelar yang dileburkan menjadi Program Diploma Fakultas Teknik berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0312/0/1991 melalui SK Rektor UGM No. UGM/2/119/UM/01/37 (Sumber: Suwarni, 2009).

Sejalan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tinggi, pada tahun 1993 Fakultas Teknik menerbitkan Forum Teknik. Tidak jauh berbeda dengan Media Teknik yang menjadi sarana publikasi, Forum Teknik lebih bersifat ilmiah dan akademis. Forum Teknik tidak hanya terbuka untuk publikasi hasil penelitian dosen di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tetapi juga terbuka untuk dosen-dosen di universitas lainnya yang menggeluti bidang teknik.

Dalam dokumen MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH (Halaman 36-39)