• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode Perluasan Jaringan (1956–1966)

Dalam dokumen MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH (Halaman 29-33)

BAB I PERIODE PERJUANGAN (1942–1966)

1.4. Periode Perluasan Jaringan (1956–1966)

Pada tahun 1957 University of California at Los Angeles (UCLA) memberikan bantuan luar negeri untuk memperlancar perkembangan Fakultas Teknik. Bantuan yang diberikan berupa suatu kontrak kerjasama yang terdiri dari tenaga pengajar dan asisten yang didatangkan dalam empat gelombang sampai tahun 1964. Selain itu, terdapat pula bantuan peralatan dan buku-buku untuk pendidikan dan beasiswa bagi staf pengajar. Bantuan yang diterima Fakultas Teknik dari UCLA terpaksa dihentikan pada tahun 1966

karena hubungan antara Indonesia dengan Amerika memburuk pada masa sebelum Orde Baru (Sumber: Fakultas Teknik, 2009).

Metode pembelajaran di Universitas Gadjah Mada sejak 1957–1958 mulai berubah. Jika sebelumnya mahasiswa dapat melaksanakan ujian kapan saja jika dirasa telah siap, maka pada tahun ini ujian dilaksanakan secara periodik dalam bulan September-Januari dan Juni-Juli. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Pengadjaran, dan Kebudayaan No. 6402/A tahun 1950, tertanggal 14 Agustus 1950 (Sumber: Kemendikbud, 1950). Selanjutnya, dengan ditetapkannya Peraturan Senat Universitas Gadjah Mada, No. 1 Tahun 1958 yang mulai berlaku sejak 19 Desember 1957, pada pasal 5 disebutkan pelajaran dilaksanakan dalam bentuk-bentuk kuliah, literatur, capita selecta, privatisima, asistensi, penyelidikan, praktikum, latihan dan bentuk lain-lainnya yang ditentukan oleh Senat Universitas. Pada Peraturan Senat No. 1 Tahun 1958, diputuskan bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka dalam kelas. Peran dosen menjadi lebih dominan sehingga kesempatan mahasiswa dalam berpendapat sangat kurang. Penyampaian materi kuliah dilakukan dengan membaca teks dan sumber informasi hanya mengandalkan dosen. Penilaian pun dilakukan secara tertutup dan sepenuhnya menjadi hak dosen. Pada periode ini, kemandirian mahasiswa sangat menentukan keberhasilan studinya (Sumber: Universitas Gadjah Mada, 1958).

Pada tahun 1958 Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mendapatkan bantuan tenaga pengajar sebanyak enam orang expert asing yang berasal dari UCLA (University of California). Mereka adalah: Prof. Wesley L. Orr; Harry C. Showmen; Prof. G.G. Lamb; Richard A. Holroyd; Richard D. Johnston; dan Verna V. Matthay. Pada tahun pengajaran 1959/1960, Fakultas Teknik kembali mendapatkan bantuan lima dosen yang berasal dari UCLA (University of California) yaitu; Dr. Wm. D. Van Vorst; Dr. W.J. Knapp; Dr. J.P. Frankel; Prof. F.W. Hutchinson; dan Dr. George Hansen. Kelima dosen tersebut menjadi dosen bersama dengan Prof. Wesley L. Orr dan Harry C. Showmen yang masih menetap di Universitas Gadjah Mada pada masa itu (Sumber: Universitas Gadjah Mada, 1958).

Pada tahun 1959 Bagian Kimia pindah ke Sekip dan menempati gedung Sekip Unit IV. Pada tahun yang sama, atas inisiasi dari Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro berdirilah Bagian Teknik Geodesi-Geologi (Sumber: Panduan Akademik, 1975). Atas inisiasi beliau, nama Prof. R Soeroso kemudian diabadikan sebagai nama kampus lapangan pada tahun 1984. Kampus Lapangan Geologi Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro berlokasi di Bayat, Klaten, Jawa Tengah dan berdiri atas bantuan konsorsium perusahaan-perusahaan minyak di bawah Pertamina. Hingga akhirnya, pada tahun 1962 Bagian Teknik Geodesi dan Geologi dijadikan dua bagian, yaitu Bagian Teknik Geodesi dan Bagian Teknik Geologi. Terbaginya Bagian Teknik Geodesi-Geologi menjadi dua menjadikan Fakultas Teknik memiliki lima Bagian baru pada rentang waktu tahun 1959–1963, yaitu: Bagian Mesin (1959), Bagian Arsitektur (1962), Bagian Geodesi (1962), Bagian Geologi (1962), dan Bagian Listrik (1963) (Sumber: Fakultas Teknik, 2009). Pembukaan kembali Bagian Listrik dapat terlaksana berkat bantuan dari AID melalui University of California Los Angeles (Sumber: Panduan Akademik, 1975). Dari Bagian Arsitektur yang menjadi perintis jurusan ini adalah Ir. Sampurno Sami’un yang merupakan dosen “pinjaman” dari

Balai Purbakala Prambanan. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran, ITB membantu pembinaan sistem pengajaran di Bagian Arsitektur dengan cara mendatangkan dosen dan alumninya untuk mengajar serta membantu penyusunan kurikulum. Rombongan dosen dari ITB berjumlah sembilan orang dalam kurun waktu 1962-1963, antara lain: Ir. Sampurno Sami’un, Ir. Parmono Atmadi, Ir. Djoko Woerjanto, Ir. Ali Surono, Ir. Soewandi Indanoe, Ir. Bondan Hermani Slamet, Ir. Ardi Pardiman Parimin, Ir. Susantiah Ardi, dan Ir. Bondan Hermanto.

Pada tahun 1963 Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mendirikan Lembaga Afiliasi Teknik yang kemudian bekerja sama dengan berbagai instansi melakukan kajian-kajian (penelitian-penelitian). Berdasarkan instruksi Menteri PTIP, maka terhitung sejak bulan Mei 1963 menyatakan bahwa sebutan Presiden Universitas diubah menjadi Rektor, Ketua Fakultas menjadi Dekan. Pada tahun ini pula, tepatnya tanggal 24 Agustus 1963 Mahasiswa Teknik Mesin berhasil meluncurkan roket yang diberi nama GAMA IIA di pantai Sanden, Bantul. Peluncuran roket tersebut dipimpin oleh Tandjung Mursanto yang tergabung dalam PRMI (Perkumpulan Roket Mahasiswa Indonesia). Atas keberhasilan peluncuran roket maka, pada tanggal 3 Oktober 1963 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang bernama Doddy Sasmanda Prijambada selaku anggota PRMI memperoleh tanda penghargaan dari Menteri/PANGAL (Sumber: Kompas, 1963; Universitas Gadjah Mada, 1964).

Gambar 1.3 Peluncuran Roket GAMA IIA

(Sumber: Dokumen Ir. Suparnawa)

Dua tahun berselang setelah pengembangan Fakultas Teknik, pada tahun 1964, Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama dengan AKABRI di Magelang. Hasil kerja sama tersebut berupa pendirian tiga fakultas di Magelang, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi. Dengan kembalinya sebagian besar mahasiswa ke kampus Yogyakarta, maka pada tahun 1974 Fakultas yang berada di Magelang resmi berakhir dan kembali menyatu dengan Fakultas Teknik di Yogyakarta (Sumber: Fakultas Teknik, 2009).

Melanjutkan kesuksesan peluncuran roket GAMA II A, para mahasiswa Teknik Mesin yang dipimpin oleh Tundjung Mursanto kembali berhasil menciptakan roket bertingkat dua dan bermuatan tikus putih. Roket tersebut berhasil dihancurkan pada ketinggian 11 mil dengan kecepatan dua kali kecepatan suara pada bulan Januari 1964. Dua bulan kemudian PRMI kembali berhasil meluncurkan roket GAMA III, IV, dan V di Sanden, Bantul (Sumber: Universitas Gadjah Mada, 1964). Pada bulan Agustus 1964, Prof. Feyk, Prof. Klemme, Prof. Dilingham, Miss Francis dipimpin oleh Prof. Mazon dari UCLA tiba untuk membantu mengajar di Fakultas Teknik. Kedatangan ini merupakan bantuan terakhir dari UCLA karena afiliasi UCLA dengan Fakultas Teknik berakhir pada bulan Juli 1965 (Sumber: Universitas Gadjah Mada, 1964). Pada bulan ini, pada mahasiswa tingkat satu dikirim ke Universitas Lumumba di Uni Soviet atas biaya pemerintah US. Pada tanggal 19 September 1965 Fakultas Teknik meluluskan 187 lulusan yang terdiri dari sarjana Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Mesin, dan Teknik Geologi. Pelaksanaan wisuda sarjana tersebut dilangsungkan di Auditorium Universitas Gadjah Mada Sitihinggil Keraton Yogyakarta (Sumber: Universitas Gadjah Mada, 1965).

Dalam dokumen MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH (Halaman 29-33)