PT Rekayasa Industri (Rekin) mengadakan perjanjian usaha patungan untuk membentuk suatu perusahaan usaha patungan yakni PT Bakrie Rekin Bio Energy (JV Company), yang bertujuan untuk mengembangkan pabrik green-field bio-diesel dimana kepemilikan Perusahaan 70% dan kepemilikan Rekin 30%. Perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan persediaan yang dibutuhkan berdasarkan pada suatu jaminan minimum bulanan pada harga pasar dan Rekin bertanggung jawab untuk menyediakan tenaga ahli untuk pembangunan pabrik bio-diesel.
a. On 18 April 2006, the Company and PT Rekayasa Industri (Rekin) entered into a joint venture agreement to establish a joint venture company namely PT Bakrie Rekin Bio Energy (JV Company), whose objective is to develop a green-field bio-diesel plant. The Company and Rekin hold 70% and 30% ownership, respectively. The Company will be responsible for supplying the feedstock based on a guaranteed monthly minimum at market price and Rekin will be responsible for providing the technical expertise for the construction of the bio-diesel plant.
b. Pada tanggal 15 Januari 2005, PT Bakrie Pasaman Plantations (“BPP”), Anak Perusahaan mengadakan kesepakatan bersama tentang pelaksanaan konversi lahan perkebunan sawit dengan Koperasi Plasma Nagari Parit (“KPNP”).
b. On 15 January 2005, PT Bakrie Pasaman Plantations (“BPP”), a Subsidiary, entered into an agreement with Koperasi Plasma Nagari Parit (“KPNP”) regarding oil palm plantation conversion.
Sehubungan dengan kesepakatan bersama tersebut, BPP menyetujui untuk:
- Menyerahkan kebun yang akan dikonversi seluas 250,60 hektar kepada KPNP sesuai dengan hasil pengukuran Kantor Wilayah Badan Pertahanan Nasional Propinsi Sumatera Barat;
- Pembagian hasil dihitung dari hasil bersih panen Tandan Buah Segar (TBS) setiap bulannya setelah dipotong 30% oleh BPP yang disisihkan untuk cicilan kredit;
- BPP berkewajiban membeli hasil TBS dari KPNP
According to the agreement, BPP agreed to:
- Transfer the plantations that will be converted of 250.60 hectares to KPNP in accordance with the measurement by the Regional Office of West Sumatera Land Agency;
- The distribution of return is calculated under monthly net yield crops of Fresh Fruit Bunches (FFB) after the
BPP’s deduction of 30% allocated for loan installments;
- BPP has an obligation to buy the FFB that are produced by KPNP.
36. PERJANJIAN SIGNIFIKAN (Lanjutan) 36. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) c. Pada tanggal 14 Juni 2005, BPP, Anak Perusahaan,
mengadakan Perjanjian Kerjasama Program Pengelolaan, Pengembangan dan Pembiayaan Kebun Kelapa Sawit dengan Koperasi Unit Desa Sungai Aur I (KUD SA I). Sedangkan pada tanggal 17 Juni 2005, BPP mengadakan perjanjian yang sama dengan Koperasi Unit Desa Parit. Pada tanggal 14 Agustus 2006, BPP juga mengadakan perjanjian Kerjasama dengan Koperasi Tani (Koptan) Silawai Jaya. Luas lahan yang diikutsertakan untuk KUD SA I, KUD Parit dan Koptan Silawai Jaya masing-masing adalah seluas 4.570 hektar, 1.800 hektar dan 627 hektar.
c. On 14 June 2005, BPP, a Subsidiary, entered into a cooperation agreement with Koperasi Unit Desa Sungai Aur I (KUD SA I) in regard to oil palm plantations management, improvement and financing programs. Meanwhile, on 17 June 2005, BPP entered into a cooperation agreement with Koperasi Unit Desa Parit. On 14 August 2006, BPP also entered into a cooperation agreement with Koperasi Tani (Koptan) Silawai Jaya. The areas that are included for KUD SA I, KUD Parit and Koptan Silawai Jaya are 4,570 hectares, 1,800 hectares and 627 hectares, respectively.
Sehubungan dengan perjanjian kerjasama tersebut, BPP menyetujui untuk:
- Membeli seluruh hasil perkebunan kelapa sawit KUD SA I, KUD Parit dan Koptan Silawai Jaya.
- Memotong hasil penjualan TBS (setelah dipotong biaya produksi) sebesar 30% untuk KUD SA I, KUD Parit dan Koptan Silawai Jaya.
Perjanjian ini merupakan addendum dari perjanjian kerjasama dengan KUD Parit dan KUD SA I dengan PT Bank Nusa Nasional (BNN), yang dimerger ke dalam PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon), pada tanggal 2 Agustus 1994 dan KUD SA I dengan BNN pada tanggal 22 Pebruari 1995. Sehubungan dengan adanya perjanjian kerjasama di atas, maka perjanjian kerjasama sebelumnya tidak berlaku lagi.
Laporan keuangan dan administrasi proyek dilaksanakan secara terpisah oleh BPP.
In relation to the agreement, BPP agreed to:
-Buy the whole yield of oil palm plantations of KUD SA I, KUD Parit and Koptan Silawai Jaya.
-Deduct revenue of FFB (after deductions of production cost) by 30% for KUD SA I, KUD Parit and Koptan Silawai Jaya.
This agreement is an addendum to the cooperative agreement between KUD Parit and KUD SA I and PT Bank Nusa Nasional (BNN), which merged into PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon), on 2 August 1994 and KUD SA I and BNN on 22 February 1995. In respect of the above cooperation agreement, the previous agreement is no longer valid.
Administration and financial statements reporting of these projects are maintained separately by BPP.
d. Pada tanggal 13 September 2000, PT Agrowiyana (“AGW”) telah menandatangani kesepakatan dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“BMI”), KUD Swakarsa dan KUD Suka Makmur untuk pengembangan 1.710,17 dan 3.205,14 hektar tanaman kelapa sawit (Proyek Kebun Plasma) di atas lahan milik para anggota koperasi. Koperasi memperoleh pinjaman jangka panjang dari BMI dengan pagu maksimum Rp 28,92 miliar dan Rp 43,07 miliar masing-masing untuk KUD Swakarsa dan KUD Suka Makmur yang seterusnya diserahkan kepada AGW yang bertindak sebagai pelaksana proyek dan penjamin fasilitas pembiayaan. Pada tahun 2010, liabilitas atas fasilitas pembiayaan yang diperoleh KUD Suka Makmur dan KUD Swakarsa telah berakhir.
d. On 13 September 2000, PT Agrowiyana (“AGW”) entered into an agreement with PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“BMI”), KUD Swakarsa and KUD Suka Makmur, to develop 1,710.17 and 3,205.14 hectares, respectively, of oil palm plantations (Plasma Estate Projects) in the areas owned by the members of the cooperatives. The cooperatives obtained long-term loans from BMI amounting to Rp 28.92 billion and Rp 43.07 billion for KUD Swakarsa and KUD Suka Makmur, respectively, the proceeds of which were forwarded to AGW as the developer of the projects and also as the guarantor. In 2010, the loan obtained by KUD Suka Makmur and KUD Swakarsa has been settled.
36. PERJANJIAN SIGNIFIKAN (Lanjutan) 36. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dana
yang telah dicairkan dari BMI masing - masing sebesar Rp 71,99 miliar sedangkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dana yang telah terpakai adalah sebesar Rp 42,43 miliar dan Rp 27,41 miliar masing-masing untuk KUD Suka Makmur dan KUD Swakarsa.
Dalam perjanjian kredit antara AGW, anggota Koperasi Unit Desa dan BMI, AGW bertindak sebagai penjamin atas fasilitas pembiayaan dan berkewajiban untuk membeli kebun plasma apabila terjadi suatu kondisi yang menurut penilaian BMI, AGW harus mengambil alih kebun plasma, dalam rangka penyelesaian liabilitas pinjaman.
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 perkiraan luas lahan yang sudah ditanami masing – masing adalah 8.252,87 hektar. Laporan keuangan dan administrasi proyek dilaksanakan secara terpisah oleh AGW.
Pada tahun 2010 penjaminan AGW atas hutang KUD Swakarsa dan KUD Suka Makmur kepada BMI telah berakhir bersamaan dengan selesainya liabilitas atas fasilitas pembiayaan yang diperoleh KUD Suka Makmur dan KUD Swakarsa.
As of 31 December 2010 and 2009, the loans facility that had been withdrawn from BMI amounting to Rp 71.99 billion, respectively. Meanwhile up to 31 December 2010 and 2009, total loans used amounting to Rp 42.43 billion for KUD Suka Makmur and Rp 27.41 billion for KUD Swakarsa.
In the loans agreement between AGW, cooperatives and BMI, AGW acts as the guarantor of the cooperatives’ loans and should buy back the plasma estate, when the condition according to BMI suggests that AGW has to take over the plasma estate as a settlement of the loans.
As of 30 June 2011, 31 December 2010 and 31 December 2009 approximately 8,252.87 hectares, respectively, were planted.
Administration and financial statements reporting of these projects are maintained separately by AGW.
On 2010, AGW’s guarantee of KUD Swakarsa and KUD Suka
Makmur loan from BMI has finished as the loan obtained by KUD Suka Makmur and KUD Swakarsa has been settled.
e. AGW ditunjuk sebagai pelaksana dan pengembang proyek atas perjanjian tanggal 10 Mei 1996 antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jambi (“Bank Mandiri”) dengan Plasma PIR dalam rangka pengembangan 3.600 hektar kebun kelapa sawit di sekitar area kebun AGW.
Atas nama proyek, AGW mendapat pinjaman jangka panjang dari Bank Mandiri dengan pagu maksimum Rp 24,39 miliar. Dana ini akan diteruskan ke proyek Plasma PIR sesuai dengan permintaan dari proyek yang bersangkutan dan bunga dibebankan pada proyek plasma PIR.
Sehubungan dengan perjanjian ini, AGW berkewajiban melaksanakan pembangunan kebun kelapa sawit plasma PIR dan melaksanakan konversi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan atau paling lambat pada tahun 2005. Selisih antara nilai pada saat konversi dan biaya pengembangan kebun plasma akan menjadi beban atau keuntungan AGW.
e. AGW was appointed as the developer of the projects with regard to the agreement between PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jambi (“Bank Mandiri”) and Nucleus Estate Small holder Project (Plasma PIR) on 10 May 1996 to develop 3,600 hectares of oil plam plantations in an area close to AGW.
AGW on behalf on the project, obtained a long-term loan from Bank Mandiri with a maximum credit limit of Rp 24.39 billion. The funds will be transferred to the Plasma PIR projects in accordance with the requirements of the projects and the interest expense is charged to the plasma PIR projects.
In relation to this agreement, AGW has an obligation to develop the oil palm plantations - Plasma PIR completely on schedule and convert these on schedule by 2005 at the latest.
Any difference between the value at the time of conversion and the cost to develop the plasma estate will be for the account of AGW.
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010, luas areal yang sudah ditanami masing-masing adalah 4.915,31 hektar.
Laporan keuangan dan administrasi proyek dilaksanakan secara terpisah oleh AGW.
As of 30 June 2011 and 31 December 2010, approximately 4,915.31 hectares were planted.
Administration and financial statements reporting of these projects are maintained separately by AGW.
36. PERJANJIAN SIGNIFIKAN (Lanjutan) 36. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
f. Pada tanggal 9 Desember 2004, telah ditandatangani perjanjian antara Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu dengan PT Multi Kontrol Nusantara, pihak berelasi untuk pengembangan piranti lunak E-Plantations, penyewaan piranti lunak dan memperoleh Annual Technical Support. Nilai kontrak adalah USD 362.500 untuk implementasi piranti lunak E-Plantations. Biaya sewa piranti lunak adalah sebesar USD 2 per hektar aktual dan biaya Annual Technical Support
sebesar USD 0,5 per hektar aktual.
f. On 9 December 2004, the Company and certain Subsidiaries entered into an agreement with PT Multi Kontrol Nusantara, a related party, to develop the E-Plantations software, to rent the software and to obtain Annual Technical Support. The sum of the contract amounted to USD 362,500 for the implementation of E-Plantations software. Software rental cost amounted to USD 2 per actual hectare and Annual Technical Support cost amounted to USD 0.5 per actual hectare.
g. Pada tahun 2000, yang telah dinyatakan kembali dalam perjanjian tertanggal 4 Desember 2008, PT Sumbertama Nusapertiwi (“SNP”), Anak Perusahaan, melakukan perjanjian dengan KUD Wahana Jaya (“Koperasi”) untuk pembangunan areal kebun kelapa sawit seluas 8.000 hektar dengan pola kemitraan dengan komposisi kepemilikan SNP adalah sebesar 80% atau seluas 6.400 hektar dan Koperasi sebesar 20% atau seluas 1.600 hektar sesuai dengan Akta Perjanjian Kesepakatan Bersama No. 14 tanggal 24 September 2002 oleh Notaris Nany Ratna Wirdanialis, S.H. Setelah kebun kelapa sawit dikonversi dan telah menghasilkan (lebih kurang 36 bulan setelah penanaman) maka Koperasi berkewajiban untuk mencicil pembayaran pinjaman dengan pemotongan 30% dari hasil panen setiap bulannya sampai pinjaman tersebut lunas.
g. In 2000, as restated in the agreement dated 4 December 2008,
PT Sumbertama Nusapertiwi (“SNP”), a Subsidiary, entered into
an agreement with KUD Wahana Jaya (“Cooperatives”) to
develop palm oil plantations of 8,000 hectares in a partnership alliance whereby SNP and the Cooperatives hold 80% and 20% ownership, equivalent to 6,400 hectares and 1,600 hectares, respectively, according to the Deed of Memorandum of Understanding that was notarized by Nany Ratna Wirdanialis, S.H., in deed No. 14 dated 24 September 2002. Whenever, the plant was converted and matured (which is around 36 months from the first planting), Cooperatives are obliged to pay a
monthly deduction of 30% from its yield until the loan is
settled.
h. Pada tanggal 30 Juli 2008, Perusahaan dan Anak-Anak Perusahaan, PT Bakrie Sentosa Persada (“BSEP”), PT Guntung Idamannusa (“GIN”) dan PT Grahadura Leidong Prima (“GLP”) telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan para investor asing, untuk mengatur pelaksanaan rencana investasi di dalam BSEP melalui GIN dan para investor asing dimaksud, melalui sebuah perusahaan investasi yang telah didirikan berdasarkan ketentuan hukum Kerajaan Belanda (“Perusahaan Investasi”).
Rencana kerjasama investasi dimaksud dilakukan untuk membiayai ekspansi usaha Perusahaan, melalui BSEP, dengan cara melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit dari
greenfield.
Perusahaan Investasi akan meningkatkan investasi sebesar USD 80 juta, dengan tahap investasi awal sebesar USD 12 juta.
h. On 30 July 2008, the Company and Subsidiaries, PT Bakrie
Sentosa Persada (“BSEP”), PT Guntung Idamannusa (“GIN”), and
PT Grahadura Leidong Prima (“GLP”) entered into a shareholders’ agreement with foreign investors, to arrange
investment plan in BSEP through GIN and foreign investors,
which was already established under Netherlands law
(“Investment Company”).
The purpose for mentioned investment plan is to finance the
Company’s business expansion in developing palm-oil plantation from green-field, through BSEP.
Investment Company will increase the investment amounting to
USD 80 million, withfirst phase of investment amounting to USD
12million.
i. Penjualan aset PT Nibung Arthamulia (NAM) kepada PT Julang Oca Permana (JOP)
i. Transfer of PT Nibung Arthamulia (NAM)’s assets to PT Julang Oca Permana (JOP)
Pada tanggal 20 Oktober 2010, PT Nibung Arthamulia (“NAM”), Anak perusahaan, dengan PT Julang Oca Permana (“JOP”), Anak Perusahaan, menandatangani perjanjian jual beli atas seluruh aset-aset milik NAM seperti peralatan, tanah dan bangunan, kendaraan-kendaraan, serta furnitur dan perlengkapan kantor kepada JOP. Juga dialihkan 137 (seratus tiga puluh tujuh) orang karyawan NAM kepada JOP.
On 20 October 2010, PT Nibung Arthamulia (“NAM”),
a Subsidiary, and PT Julang Oca Permana (“JOP”), a Subsidiary,
has signed Sales and Purchase Agreement of NAM’s assets which
are consists of equipment, land and building, vehicles and furniture and office equipments. Also, 137 (one hundred and thirty seven) employees of NAM will be transferred to JOP.
Berdasarkan perjanjian, harga pertukaran atas aset yang menjadi obyek transaksi yang disepakati kedua belah pihak adalah berdasarkan nilai buku pada tanggal transaksi.
Based on agreement, both parties agreed that exchange price of assets will be determined based on book value at transaction date.
37. INFORMASI SEGMEN 37. SEGMENT INFORMATION