• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 78-83)

DAERAH

1. PENDAPATAN DAERAH

Hingga Agustus 2011, pendapatan Provinsi Lampung telah terealisasi sebesar Rp1,64 triliun atau mencapai 75,80% dari target pendapatan sebesar Rp2,16 triliun. Berdasarkan komponennya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) memperoleh pencapaian tertinggi, yaitu sebesar 81,42% dari target, diikuti oleh Dana Perimbangan dan Lain-Lain PAD yang Sah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar 71,79% dan 51,75%.

Tingginya realisasi PAD ini didorong oleh pendapatan beberapa komponen pajak, retribusi, dan laba BUMD yang telah melampaui target. Pada komponen pajak, penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Air Bawah Tanah telah melampaui target dengan nilai perolehan masing-masing sebesar Rp362,44 miliar dan Rp413 juta. Sementara itu, komponen retribusi daerah yang telah melampaui target, diantaranya retribusi UPTD di Dinas Pendidikan dan retribusi gedung olah raga dibawah Dinas Pemuda dan Olahraga.

Pada komponen penerimaan lainnya, Dana Perimbangan telah terealisasi sebesar Rp709,28 miliar atau 71,19% dari target sebesar Rp987,944 miliar. Pencapaian ini didorong oleh penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) Bukan Pajak, yaitu DBH Pertambangan Minyak Bumi dengan realisasi sebesar 91,68% (Rp96,27 miliar). Di sisi lain, DBH PBB dan DBH PPh yang merupakan dana transfer bagi hasil pajak dari pusat mengalami realisasi yang masih minim, yaitu masing-masing sebesar 7,33% dan 35,82%. Sedangkan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang juga bagian dari DBH Pajak hanya terealisasi sebesar Rp3,12juta karena pengalihan wewenang pemungutan atau devolusi BPHTB dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan amanat UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), sehingga DBH BPHTB akan langsung diterima oleh Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Di sisi lain, komponen Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah yang mengalami realisasi terendah dibandingkan PAD dan Dana Perimbangan, ditopang oleh realisasi penerimaan hibah yang berasal dari pemerintah Kabupaten/Kota sebesar Rp3,45 miliar (344,9% dari target), hibah dari SKPD yang terealisasi sebesar Rp9,18 miliar (90,05% dari target), dan hibah dari Kepelabuhan yang terealisasi sebesar Rp1,17 miliar (89,93% dari target).

62

Tabel 4.1

Pendapatan Daerah Provinsi Lampung

APBD (Rp) APBDP (Rp) % Realisasi s.d Smt I (Rp) Realisasi s.d Agustus (Rp)

growth

% %

(1) (2) (2) : (1) (3) (4) (4) : (3) (4) : (1)

2,162,168,622,144 2,496,411,121,844 15.46 1,178,142,524,784 1,638,979,876,940 39.12 75.80 A. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 1,085,424,022,568 1,271,960,066,927 17.19 613,695,754,221 883,741,695,929 44.00 81.42

Pajak Daerah 885,967,000,000 1,105,875,631,670 24.82 550,699,733,576 780,479,611,515 41.73 88.09

Retribusi Daerah 6,746,202,500 7,699,962,500 14.14 4,804,906,431 5,611,278,947 16.78 83.18

Laba Perusahaan Milik Daerah 18,244,939,816 19,773,518,289 8.38 19,292,045,288 19,398,638,292 0.55 106.32

Lain-lain PAD yang Sah 174,465,880,252 138,610,954,468 (20.55) 38,899,068,926 78,252,167,175 101.17 44.85

B. DANA PERIMBANGAN 987,944,599,576 1,119,441,234,917 13.31 544,682,394,732 709,280,075,365 30.22 71.79

Bagi Hasil Pajak 146,440,412,213 22,767,244,503 15.55

Bagi Hasil Bukan Pajak 105,807,357,463 96,369,990,862 91.08

Dana Alokasi Umum (DAU) 708,123,029,900 769,973,038,000 8.73 449,150,940,000 577,479,780,000 28.57 81.55

Dana Alokasi Khusus (DAK) 27,573,800,000 42,210,200,000 53.08 12,663,060,000 12,663,060,000 0.00 45.92

C LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 88,800,000,000 105,009,820,000 18.25 19,764,375,831 45,958,105,646 132.53 51.75

Pendapatan Hibah 88,800,000,000 105,009,820,000 18.25 19,764,375,831 45,958,105,646 132.53 51.75 307,257,996,917 PENDAPATAN Uraian 21.81 2011 82,868,394,732 43.77

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Lampung

Sementara itu pada rancangan APBD Perubahan, pendapatan Provinsi Lampung direncanakan mengalami perubahan sebesar Rp2,49 triliun atau meningkat 15,46% dibandingkan APBD murni 2011 sebesar Rp2,16 triliun. Perubahan tertinggi terjadi pada komponen DAK dan Pajak Daerah dengan peningkatan masing-masing sebesar 53.08% dan 24,82%. Di sisi pajak daerah, potensi penerimaan diperkirakan mencapai Rp1,10 triliun, meningkat dibandingkan APBD murni sebesar Rp885 miliar. Kenaikan ini didasarkan pada jumlah objek PKB dan BBN KB yang mengalami trend peningkatan sejalan dengan pertumbuhan aktivitas ekonomi di Lampung, ditambah dengan adanya program pemerintah daerah untuk mendorong perolehan pajak melalui pemutihan tunggakan PKB dan keringanan biaya BBN-KB sesuai Peraturan Gubernur No. 27 tahun 2011 yang berlaku sejak Oktober 2011 hingga Maret 2012. Sedangkan pada sisi DAK kenaikan ini didasarkan oleh adanya penambahan kegiatan investasi pembangunan pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

2. BELANJA DAERAH 2011

Realisasi belanja daerah kumulatif hingga Agustus 2011 diperkirakan sebesar Rp1,33 triliun atau telah mencapai 61,32% dari target sebesar Rp2,18 triliun. Peningkatan realisasi belanja daerah ini sejalan dengan penurunan jumlah giro pemerintah pada perbankan di Lampung sebesar 8,74% (qtq).

63

Sampai dengan Agustus 2011, realisasi belanja tidak terduga mengalami realisasi tertinggi dibandingkan komponen belanja lainnya, yaitu sebesar 89,45%, sedangkan realisasi belanja bantuan keuangan merupakan yang terendah, yaitu sebesar 44,24%. Sementara itu, belanja daerah dalam rancangan APBD-P diperkirakan mencapai Rp2,65 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 21,57% dibandingkan belanja dalam APBD murni sebesar Rp2,18 triliun. Belanja langsung meningkat 33,36% menjadi Rp1,45 triliun, sedangkan belanja tidak langsung meningkat 9,67% menjadi Rp1,2 triliun. Kenaikan pengeluaran disebabkan oleh meningkatnya dana bagi hasil hibah ke Kabupaten/Kota yang diarahkan untuk pembangunan infrastruktur sekolah modern, peningkatan kualitas guru dan dosen melalui pelatihan, pemeliharaan lintasan jalan kereta api, pemberian insentif kepala desa, persiapan pembangunan Kota Baru, peningkatan kualitas pelayanan di Bandara Rd. Inten II, peningkatan pelayanan jasa kesehatan, serta peningkatan pemberdayaan UMKM dan sektor lainnya.

Dengan adanya perubahan ini, maka defisit APBD 2011 dalam rancangan APBD-P menjadi sebesar Rp155 miliar yang diproyeksikan akan tertutupi oleh SILPA Tahun 2010 yang diperkirakan mencapai Rp161 miliar (Sisa Kas Bendahara Daerah sebesar Rp152 miliar, Sisa Kas BLUD sebesar Rp7 miliar, dan Sisa Kas Bendahara SKPD sebesar Rp2 miliar).

Tabel 4.2

Belanja Daerah Provinsi Lampung

APBD (Rp) Rancangan APBDP

(Rp) % Realisasi s.d Smt I (Rp) Realisasi s.d Agustus* (Rp) growth % % (1) (2) (2) : (1) (3) (4) (4) : (3) (4) : (1) BELANJA DAERAH 2,181,168,622,240 2,651,575,076,016 21.57 974,976,190,487 1,337,384,750,003 37.17 61.32 Belanja Pegawai (Langsung dan Tidak Langsung)

Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal

Belanja Hibah 36,172,755,120 43,497,755,120 20.25 15,787,962,500 20,140,850,500 27.57 55.68 Belanja Bantuan Sosial 81,450,000,000 123,476,800,000 51.60 29,070,716,309 43,983,708,446 51.30 54.00 Belanja Bagi Hasil 353,000,000,000 407,800,938,200 15.52 131,151,697,000 210,731,497,408 60.68 59.70 Belanja Bantuan Keuangan 90,300,000,000 114,700,000,000 27.02 13,500,000,000 39,945,686,289 195.89 44.24 Belanja Tidak Terduga 22,358,391,000 37,358,391,001 67.09 19,917,000,000 20,000,000,000 0.42 89.45

Pembiayaan - - - 4,000,000,000 -Surplus/defisit (18,999,999,999) (155,163,954,172) 765,548,814,678 2011 62.49 1,597,887,476,120 1,924,741,191,695 20.46 998,583,007,360 30.44 Uraian

Ket : *) : Berdasarkan data SP2D

64

3. PENERIMAAN DAN BELANJA NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG

Penerimaan negara di Provinsi Lampung kumulatif hingga triwulan III-2011 mencapai Rp6,29 triliun, dimana penerimaan sepanjang triwulan III-2011 sebesar Rp2,34 triliun atau meningkat 11,58% dibandingkan perolehan sepanjang triwulan II-2011. Dari 5 komponen penerimaan negara di daerah, penerimaan dari Badan Layanan Umum mencapai pertumbuhan terbesar dibandingkan komponen lainnya yaitu sebesar 38,67% (qtq), kemudian diikuti oleh Pajak Dalam Negeri yang tumbuh 29,24% (qtq) dan Penerimaan PNBP lainnya sebesar 16,51% (qtq). Sedangkan komponen Pajak Perdagangan Internasional mengalami penurunan sebesar 19,64% (qtq) yang disebabkan oleh penurunan pada komponen bea keluar.

Penerimaan bea keluar terbesar di Lampung berasal dari CPO dan produk turunannya, sedangkan sisanya berasal dari kopi, kakao, dan produk dari kayu. Penurunan penerimaan bea keluar CPO disebabkan oleh penurunan nilai Bea Keluar sesuai Peraturan Menteri Perdagangan yang menyesuaikan dengan perkembangan harga acuan internasional, ditambah volume produksi kelapa sawit yang mengalami penurunan sepanjang triwulan III-2011 karena kemarau. Sementara itu pada periode ini, bea masuk masih tercatat mengalami peningkatan sebesar 65,17% (qtq). Bea masuk di Lampung sebagian besar disumbang oleh impor bahan bakar gas, gula, beras, dan bahan baku lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, data impor non migas yang tercatat di Bank Indonesia menunjukkan peningkatan pada impor beras melalui Provinsi Lampung sebesar 44,59% (qtq) (data hingga Agustus 2011).

Tabel 4.3

Penerimaan Negara di Provinsi Lampung Tahun 2011

Tw I (Rp) Tw II (Rp) Tw III (Rp) Sampai Dengan Tw III (Rp) (Tw III vs Tw II) % Growth

(1) (2) (3) (4) (3) : (2) I PAJAK DN 1,208,083,238,323 1,249,469,480,880.00 1,614,776,174,544 4,072,328,893,747 29.24 - PPh 487,181,863,436 493,490,480,244.00 570,077,489,862 1,550,749,833,542 15.52 - PPN 704,762,855,941 721,241,440,014.00 979,097,590,058 2,405,101,886,013 35.75 Pendapatan PPN 704,361,737,880 720,979,869,035.00 978,714,863,375 2,404,056,470,290 35.75 - PPN DN 174,691,009,942 287,800,101,657.00 386,373,496,964 848,864,608,563 34.25 - PPN Impor 529,610,730,287 433,093,928,595.00 592,295,237,664 1,554,999,896,546 36.76 - PPN lainnya 59,997,651 85,838,783.00 46,128,747 191,965,181 -46.26 PPnBM 401,118,061 261,570,979.00 382,726,683 1,045,415,723 46.32 - PPNBM DN 19,394,727 39,723,327.00 78,028,242 137,146,296 96.43 - PPNBM Impor 381,723,334 221,847,652.00 304,698,441 908,269,427 37.35 - PBB 3,435,435,383 20,241,981,823.00 43,209,116,261 66,886,533,467 113.46 - Cukai 27,350,000 50,050,000.00 11,730,000 89,130,000 -76.56 - Pajak lainnya 12,676,392,363 14,445,528,799.00 22,380,248,363 49,502,169,525 54.93 II PAJAK PERD. INT'L 595,441,603,120 751,969,037,607.00 604,289,667,040 1,951,700,307,767 -19.64

- Bea Masuk 180,497,399,410 116,441,719,806.00 192,326,231,492 489,265,350,708 65.17 - Bea Keluar 414,942,706,910 635,527,317,801.00 411,963,435,548 1,462,433,460,259 -35.18

III PEN. SUMBER DAYA 101,756,406 276,294,285.00 289,641,846 667,692,537 4.83 IV PEN PNBP LAINNYA 56,172,468,647 49,780,088,909.00 58,001,177,786 163,953,735,342 16.51 V PEN. BLU 3,723,524,556 42,882,898,583.00 59,464,122,639 106,070,545,778 38.67 TOTAL 1,863,522,591,052 2,094,286,929,763.00 2,336,820,783,855 6,294,721,175,171 11.58

No Komponen

65

Sementara itu, komponen belanja negara di Provinsi Lampung hingga triwulan III mayoritas mengalami pertumbuhan dibandingkan triwulan II, kecuali belanja pemeliharaan yang mengalami penurunan hingga 10,98% (qtq). Secara kumulatif hingga triwulan III, belanja gaji dan tunjangan merupakan yang terbesar dalam komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan porsi sebesar 46,75%, sedangkan belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan mendominasi dengan porsi sebesar 79,32% dari komponen belanja pada arus kas dari aktivitas investasi non keuangan.

Tabel 4.4

Belanja Negara di Provinsi Lampung Tahun 2011

Tw I (Rp) Tw II (Rp) Tw III (Rp) Sampai dengan Tw III (Rp) % Growth (Tw III vs Tw II) (1) (2) (3) (4) (3) : (2) 332,158,524,506 390,851,113,990 465,895,463,444 1,188,905,101,940 19.20 2,056,117,315 3,558,054,997 4,073,445,943 9,687,618,255 14.49 53,851,466,396 122,413,445,308 171,252,823,628 347,517,735,332 39.90 8,301,683,469 21,484,775,748 24,797,047,302 54,583,506,519 15.42 6,684,399,742 35,184,789,285 31,320,414,593 73,189,603,620 (10.98) 13,541,049,906 36,910,480,273 44,701,910,348 95,153,440,527 21.11 1,182,786,000 18,667,243,378 19,502,183,773 39,352,213,151 4.47 21,624,102,250 67,342,523,750 264,885,161,572 353,851,787,572 293.34 3,466,545,500 149,845,450,873 164,594,606,550 317,906,602,923 9.84 2,993,313,478 3,901,495,421 4,711,721,572 11,606,530,471 20.77 Transfer DBH 2,439,304,017 16,108,782,111 32,921,072,994 51,469,159,122 104.37 656,013,300 4,620,709,400 5,276,722,700 604.36 4,075,733,000 15,218,732,150 23,150,652,200 42,445,117,350 52.12 1,085,751,250 25,979,467,225 49,239,576,335 76,304,794,810 89.53 11,204,601,609 210,523,915,374 289,857,291,179 511,585,808,162 37.68 14,780,000 488,732,400 3,744,194,416 4,247,706,816 666.10 6,605,000 1,105,423,450 4,006,748,700 5,118,777,150 262.46 No. I II

Belanja modal BLU

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan

Bantuan Sosial Pendidikan & Peribadatan Belanja Lembaga Sosial Lainnya Lain-Lain

Belanja gaji dan tunjangan Honorarium

Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja Badan Layanan Umum

Belanja modal fisik lainnya

Komponen

Belanja modal tanah

Belanja modal peralatan dan mesin Belanja modal gedung dan bangunan Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan

66

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 78-83)

Dokumen terkait