• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Lampung

Kantor Bank Indonesia

Bandar Lampung

(2)

i

Visi, Misi Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional

maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta

pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan

kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk

pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk

bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi,

akuntabilitas dan kebersamaan.

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Visi dan Misi Bank Indonesia ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Grafik ... v

Kata Pengantar ... viii

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung ...

x

Ringkasan Eksekutif ... xii

BAB I KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL ... 1

1. Kondisi Umum ... 1

2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan ... 2

2.1. Konsumsi ... 3 2.2. Investasi ... 6 2.3. Ekspor Impor ...

a. Ekspor ...

a. Impor ...

7 7 9 3. Perkembangan PDRB Sisi Penawaran ... 11

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI ... 21

1. Kondisi Umum ... 21

2. Faktor-faktor Penyebab ... 22

2.1. Inflasi Bulanan (mtm) ... 22

2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)... 26

2.3. Inflasi Tahunan (yoy) ... 27

3. Ekspektasi Inflasi ... 28

4. Disagregasi Inflasi ... 29

Boks I. Koordinasi TPID Sumbagsel dalam Menghadapi Gejolak Harga Beras ... 31

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... 34

1. Perkembangan Umum Perbankan ... 34

2. Bank Umum ... 36

2.1. Kelembagaan Bank Umum ... 36

2.2. Perkembangan Aset Bank Umum ... 37

2.3. Perkembangan Dana Masyarakat Bank Umum ... 39

2.4. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum ... 40

2.5. Kualitas Kredit ... 41

2.6. Perkembangan Suku Bunga Bank Umum ... 42

2.7. Intermediasi Bank Umum: LDR dan Kredit Baru ... 43

2.8. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ... 2.9. Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 44 45 3 . Bank Perkreditan Rakyat ... 46

(4)

iii

4. Perkembangan Bank Syariah ... 49

5. Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Daerah... 51

6. Perkembangan Sistem Pembayaran ... 52

6.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 52

6.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 54

6.3. Penemuan Uang Palsu ... 55

6.4. Perkembangan Kliring Dan Real Time Gross Settlement (RTGS) ... 56

Boks II. Batas Waktu Penukaran Uang yang Telah Dicabut ... 59

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 61

1. Pendapatan Daerah... 61

2. Belanja Daerah 2011 ... 62

3. Penerimaan dan Belanja Negara di Provinsi Lampung ... 64

Boks III. APBD Provinsi Lampung Vs Daerah Lainnya di Indonesia... 66

BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAERAH ... 71 1. Ketenagakerjaan ... 71 2. Kesejahteraan ... 75 2.1. Indeks Penghasilan... 75 2.2. Kesejahteraan Petani... 76 2.3. Kemiskinan ... 78

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 81

1. Prospek Pertumbuhan .. . 81

2. Prospek Inflasi ... 84

3. Prospek Perbankan ... 85

LAMPIRAN ... 86

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Sisi Permintaan 2

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas Menurut Klasifikasi

Harmonized System (HS) ... 9

Tabel 1.3 Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit ... 11

Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB (%,yoy) ... 12

Tabel 2.1 Jumlah Prognosa Kebutuhan vs Produksi Pangan ... 23

Tabel 2.2 ARAM II 2011 ... 25

Tabel 2.3 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Triwulanan (%) .. 27

Tabel 3.1 Aset Perbankan ... 34

Tabel 3.2 DPK Perbankan ... 34

Tabel 3.3 Perkembangan Kredit Perbankan ... 35

Tabel 3.4 Jumlah Kantor dan ATM Bank Umum di Provinsi Lampung per September 2011 ... 36

Tabel 3.5 Indikator Bank Umum ... 38

Tabel 3.6 DPK Bank Umum ... 39

Tabel 3.7 Kredit Bank Umum ... 40

Tabel 3.8 Penyaluran Kredit Bank Umum Berdasarkan Wilayah Kerja (dalam miliar Rp) ... 41

Tabel 3.9 Aset dan DPK BPR ... 47

Tabel 3.10 Indikator Perbankan Syariah ... 50

Tabel 3.11 Perkembangan Penukaran Uang Triwulan III-2011 ... 54

Tabel 3.12 Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Lampung ... 57

Tabel 4.1 Pendapatan Daerah Provinsi Lampung ... 62

Tabel 4.2 Belanja Daerah Provinsi Lampung ... 63

Tabel 4.3 Penerimaan Negara di Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 64

Tabel 4.4 Belanja Negara di Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 65

Tabel 5.1 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Lampung ...

72

Tabel 5.2 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama ... 72

Tabel 5.3 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan ... 73

Tabel 5.4 TKI Asal Lampung (orang) ... 75

Tabel 5.5 Perbandingan NTP Tiap Wilayah ... 78

Tabel 5.6 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin ... 79

(6)

v

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Lampung (Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000)... ... 1

Grafik 1.2 Sumbangan Komponen Permintaan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (%)... ... 2

Grafik 1.3 Perkembangan Konsumsi Swasta ... 4

Grafik 1.4 Konsumsi BBM Jenis Premium Subsidi ... 4

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik ... 4

Grafik 1.6 Perkembangan Aliran Uang Keluar (outflow) ... 5

Grafik 1.7 Perkembangan Volume Impor Barang Konsumsi ... 5

Grafik 1.8 Perkembangan Jasa Angkutan Udara (Bandara Raden Inten II) ... 5

Grafik 1.9 Kredit Konsumsi ... 5

Grafik 1.10 Perkembangan Nilai Tukar Petani ... 5

Grafik 1.11 Perkembangan Konsumsi Pemerintah ... 6

Grafik 1.12 Pembentukan Modal Tetap Bruto ... 7

Grafik 1.13 Kredit Investasi ... 7

Grafik 1.14 Perkembangan Volume Impor Alat Angkutan untuk Industri (ton) ... 7

Grafik 1.15 Penjualan Semen ... 7

Grafik 1.16 Pertumbuhan Indeks Produksi Manufaktur Besar Sedang ... 8

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Lampung ... 8

Grafik 1.18 Porsi Negara Tujuan Ekspor ... 8

Grafik 1.19 Impor Lampung dalam PDRB ... 10

Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Makanan dan Minuman untuk Rumah Tangga (ton) ... 10

Grafik 1.21 Porsi Negara Pengimpor ... 10

Grafik 1.22 Pangsa Impor Komoditas Berdasarkan BEC ... 10

Grafik 1.23 Pangsa PDRB Sektoral Triwulan II - 2011 ... 12

Grafik 1.24 Pangsa PDRB Sektor Triwulan III - 2011 ... 12

Grafik 1.25 PDRB Sektor Pertanian (Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000) ... 13

Grafik 1.26 PDRB Sektor Industri Pengolahan (Berdasarkan Harga Konstan 2000) . 15 Grafik 1.27 Volume Penjualan BBM Non Subsidi (Ribu Kilo Liter) ... 15

Grafik 1.28 Perkembangan Nilai Impor (dalam ribu US$) ... 15

Grafik 1.29 Penyaluran Kredit Sektor Industri (dalam miliar Rp) ... 15

Grafik 1.30 PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (Berdasarkan Harga Konstan 2000) ... 16

Grafik 1.31 Penjualan Listrik di Provinsi Lampung ... 16

Grafik 1.32 Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau (unit) ... 16

(7)

vi

Grafik 1.34 PDRB Sektor Pengangkutan dan Konsumsi (Berdasarkan Harga

Konstan 2000) ... 18

Grafik 1.35 Perkembangan Aktivitas Bandara Raden Inten II Tahun 2011 ... 18

Grafik 1.36 PDRB Sektor Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (Berdasarkan Harga Konstan 2000) ... 19

Grafik 1.37 Grafik 1.38 Grafik 1.39 Grafik 1.40 Grafik 1.41 Penyaluran Kredit Perbankan (dalam miliar Rp) ... PDRB Sektor Bangunan (Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000) ... PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian (Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000) ... PDRB Sektor Jasa-Jasa (Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000) ... Saldo Bersih Realisasi Dunia Usaha ... 19 20 20 20 20 Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Bandar Lampung VS Nasional dan Sumatera (%) ... 21

Grafik 2.2 Harga Komoditas Kelompok Bahan Makanan & Makanan Jadi (Rp/Kg) ... 22

Grafik 2.3 Harga Komoditas Kelompok Sandang ... 23

Grafik 2.4 Harga Komoditas Kelompok Perumahan (Rp/Sak dan Rp/Liter) ... 24

Grafik 2.5 Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Bulanan (%) ... 26

Grafik 2.6 Inflasi Tahunan Kelompok Pengeluaran (%, yoy) ... 28

Grafik 2.7 Ekspektasi Konsumen terhadap Harga Barang/Jasa ... 29

Grafik 2.8 Disagregasi Inflasi (%,yoy) ... 29

Grafik 2.9 Kontribusi Tiap Kelompok terhadap Inflasi Tahunan Triwulan III-2011 (%) ... 30

Grafik 3.1 NPL Perbankan (%) ... 36

Grafik 3.2 LDR Perbankan di Lampung (%) ... 36

Grafik 3.3 Porsi Aset Bank Umum Berdasarkan Lokasi ... 37

Grafik 3.4 Porsi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum Berdasarkan Lokasi ... 39

Grafik 3.5 Perkembangan NPL Bank Umum (%) ... 41

Grafik 3.6 Perkembangan NPL Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah (%) ... 42

Grafik 3.7 Perkembangan Suku Bunga Deposito Bank Umum (%) ... 43

Grafik 3.8 Perkembangan Suku Bunga dan Spread Suku Bunga Bank Umum (%) ... 43

Grafik 3.9 Perkembangan Intermediasi Bank Umum ... 43

Grafik 3.10 Tingkat Intermediasi Bank Umum Berdasarkan Lokasi (%) ... 44

Grafik 3.11 Pertumbuhan Kredit Mikro Kecil Menengah ... 44

Grafik 3.12 Penyaluran Kredit MKM Berdasarkan Lokasi ... 45

Grafik 3.13 Perkembangan KUR ... 46

Grafik 3.14 Perkembangan Kredit BPR ... 48

(8)

vii

Grafik 3.16 Perkembangan Perbankan Syariah ... 50

Grafik 3.17 Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 53

Grafik 3.18 Perkembangan PTTB dan Inflow di KBI Bandar Lampung ... 55

Grafik 3.19 Komposisi Penemuan Uang Palsu Trw III 2011 ... 56

Grafik 3.20 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai Trw III-2011 ... 58

Grafik 5.1 Keyakinan Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan .... 74

Grafik 5.2 Indeks Penghasilan Konsumen ... 76

Grafik 5.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung Per Sub Sektor ... 77

Grafik 5.4 Perkembangan Harga Komoditas Perkebunan ... 77

Grafik 5.5 Perkembangan Penduduk Miskin Provinsi Lampung ... 78

Grafik 5.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Lampung ... 79

Grafik 6.1 Saldo Bersih Perkiraan Kegiatan Dunia Usaha (%) ... 81

Grafik 6.2 Indeks Ekspektasi Pengeluaran Konsumen 3 Bulan YAD ... 82

Grafik 6.3 Perkembangan Harga Komoditas Dunia ... 82

Grafik 6.4 Siklus PDRB Lampung (Metode Bry Boschan) ... 83

Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen terhadap Harga Barang dan Jasa ... 84

Grafik 6.6 Ekspektasi Pelaku Usaha terhadap Harga Barang dan Jasa 3 Bulan YAD... 84

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan III-2011 akhirnya dapat diselesaikan. Sesuai dengan Undang-Undang No.23

tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 6 Tahun 2009 bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan yang difokuskan pada

pencapaian dan pemeliharaan kestabilan nilai rupiah. Dalam rangka mencapai tujuan

tersebut, Bank Indonesia secara cermat mengamati dan memberikan assesment

terhadap perkembangan ekonomi terutama yang terkait dengan sumber-sumber tekanan inflasi.

Seiring dengan penerapan otonomi daerah pada tahun 2001, posisi ekonomi regional semakin memiliki peranan yang vital dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya untuk menstabilkan harga. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang diharapkan banyak pihak bahwa aktivitas ekonomi tidak lagi terpusat pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di berbagai daerah, sehingga disparitas antar daerah semakin tipis. Terkait dengan hal tersebut di atas, Bank Indonesia Bandar

Lampung melakukan pengamatan serta memberikan assesment terhadap

perkembangan ekonomi dan keuangan regional Lampung secara menyeluruh dan Kajian Ekonomi Regional Provinsi

evaluasi terhadap perkembangan ekonomi daerah Lampung dilakukan dengan berbagai pihak terutama para pembina sektor dari dinas-dinas Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta dengan para akademisi dari Universitas Lampung.

Pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi Lampung mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi penawaran, seluruh sektor mengalami perlambatan kecuali sektor jasa-jasa, sedangkan di sisi permintaan hampir seluruh komponen mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan triwulan lalu, kecuali konsumsi swasta. Bahkan ekspor netto mengalami penurunan yang cukup signifikan karena kinerja ekspor yang menurun ditengah aktivitas impor yang terus meningkat. Sementara itu, perbankan Lampung masih menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini tercermin dari DPK, kredit, maupun kualitas kredit perbankan yang terus membaik.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Universitas Lampung, dan Badan Pusat Statistik

(10)

ix

Provinsi Lampung. Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu untuk terus disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-Nya dan melindungi langkah kita dalam bekerja.

Bandar Lampung, November 2011 BANK INDONESIA BANDAR LAMPUNG

Gandjar Mustika Pemimpin

(11)

x

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG

a.

Inflasi dan PDRB

*) IHK tahun dasar 2007 (2007 = 100)

b.

Sistem Pembayaran

III IV II III IV I II III

Indeks Harga Konsumen * 123,55 123,24 126,55 132,10 135,50 137,00 137,21 140,37

Laju Inflasi (y-o-y) 5,22 4,18 7,39 6,92 9,95 10,99 8,42 6,26

PDRB - harga konstan (miliar Rp)

Pertanian 3.859,32 2.982,41 3.920,33 3.895,93 3.107,43 4.009,03 4.123,69 3.978,78 Pertambangan & Penggalian 190,07 185,63 176,20 182,60 183,13 179,88 183,22 188,06 Industri Pengolahan 1.274,88 1.224,96 1.287,09 1.307,58 1.349,84 1.344,73 1.396,18 1.385,01 Listrik, Gas & Air Bersih 32,46 32,77 35,55 36,30 38,41 39,27 39,93 40,51 Bangunan 452,22 457,96 458,26 474,79 466,44 476,38 496,99 512,85 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.492,20 1.465,01 1.510,80 1.603,59 1.482,76 1.497,47 1.585,95 1.672,30 Pengangkutan & Komunikasi 620,82 614,60 680,96 741,88 733,02 741,94 779,01 828,46 Keuangan, sewa & Jasa Pershn 785,66 881,29 951,96 1.010,30 1.028,81 1.018,22 1.038,22 1.074,62 Jasa-jasa 718,33 705,47 722,81 759,96 754,86 744,32 812,09 915,88

Pertumbuhan PDRB (y-o-y) 5,92 4,42 4,25 6,23 6,95 6,89 7,88 5,83

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 621,97 642,12 565,56 693,01 761,63 713,69 994,75 778,04 Volume Ekspor (ribu ton) 1.177,56 1.482,67 668,67 957,98 1.740,00 1.427,52 1.846,13 1.439,71 Nilai Impor (USD Juta) 127,55 87,48 167,00 182,06 171,91 238,99 233,66 288,68 Volume Impor (ribu ton) 136,66 119,64 247,52 295,27 260,98 402,03 351,94 324,92

2011

INDIKATOR MAKRO 2009 2010

III IV I II III IV I II III

Posisi Kas Gabungan (Rp Triliun) 0,44 1,45 1,54 0,93 0,42 0,23 0,60 0,33 0,18

Inflow (Rp Triliun) 1,10 1,05 1,21 0,68 1,67 1,35 1,50 1,29 2,93

Outflow (Rp Triliun) 1,16 0,46 0,41 1,14 1,68 1,48 0,70 1,42 2,01 Pemusnahan Uang (Jutaan lembar/keping) 521,070 668,899 827,947 785,909 1,119,689 1,224,824 1.344.843 924.353 1.473,87 Nominal Transaksi RTGS (Rp Triliun) 23,36 29,52 28,74 36,51 36,65 37,83 29,80 32,68 32,76 Volume Transaksi RTGS (lembar) 23.357 31.068 29.519 35.785 35.478 37.862 28.628 31.690 32.101 Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 389,38 476,20 471,21 588,89 591,05 600,49 480,64 535,68 528,46 Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS (lembar) 389,28 501,10 483,92 577,18 572,23 601,08 461,74 519,51 517,76 Nominal Kliring Kredit (Rp Triliun) 0,29 0,32 0,30 0,35 0,35 0,29 0,35 0,37 0,39 Volume Kliring Kredit (lembar) 22.580 23.527 22.800 25.175 24.607 20.461 23.626 25.409 25.793 Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit (Rp Miliar) 4,88 5,16 4,99 5,64 5,65 4,68 5,65 6,10 6,28 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit (lembar) 376,33 379,47 373,77 406,05 396,89 330,02 381,06 416,54 416,02 Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 4,70 4,61 4,56 4,95 5,38 4,48 5,64 5,90 6,41 Volume Kliring Debet (lembar) 145.840 144.231 150.855 159.879 159.986 134.602 167.343 173.532 172.865 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 0,08 0,07 0,07 0,08 0,09 0,07 0,09 0,10 0,10 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (lembar) 2.430,67 2.326,31 2.473,03 2.578,69 2.580,42 2.171,00 2.699,08 2.844,79 2.788,15 Nominal Kliring Pengembalian (Rp Triliun) 0,066 0,057 0,083 0,059 0,072 0,066 0,073 0,081 0,087 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 2.538 2.274 2.402 2.576 2.805 2.219 2.754 2.918 2.984 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Rp Miliar) 1,11 0,92 1,36 0,95 1,16 1,06 1,17 1,32 1,40 Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian (lembar) 42,30 36,68 39,38 41,55 45,24 35,79 44,42 47,84 48,13 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp Triliun) 0,052 0,043 0,064 0,048 0,058 0,052 0,058 0,07 0,73

2011

(12)

xi

c.

Perbankan

I II III IV I II III B ank Umum : 21.59 23.14 31.20 32.47 33.38 37.59 36.20 14.73 15.72 16.12 16.75 17.45 18.60 19.22 - Giro 3.47 4.00 3.69 3.32 4.22 4.50 4.31 - Tabungan 6.86 7.38 7.91 9.10 8.72 9.36 9.94 - Deposito 4.40 4.34 4.52 4.33 4.51 4.74 4.97

Kredit (Triliun Rp)- berdasarkan lokasi proyek 20.82 24.05 25.22 24.74 27.88 29.35 31.22

- Modal Kerja 9.71 11.15 12.03 11.73 13.22 13.13 13.90

- Investasi 4.50 6.24 6.55 6.35 6.86 7.72 7.96

- Konsumsi 6.62 6.66 6.64 6.66 7.80 8.50 9.36

- LDR 150.46 158.44 156.40 147.71 159.77 157.82 162.39

Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi kantor cabang) 16.47 17.55 18.38 18.94 19.83 21.32 22.15

- Modal Kerja 8.16 8.81 9.78 10.02 10.43 10.81 11.11

- Investasi 3.00 3.83 3.78 3.58 3.77 4.36 4.40

- Konsumsi 5.32 4.91 4.83 5.34 5.63 6.15 6.63

- LDR (%) 111.80 111.62 113.99 113.12 113.60 114.65 115.21 Kredit UMKM (Triliun Rp) 6.48 7.53 8.16 8.08 8.54 8.72 9.14

Kredit Mikro (< Rp50 Juta) (Triliun Rp) 1.46 1.58 1.68 1.63 1.75 1.92 2.03

- Modal Kerja 0.44 0.46 0.53 0.53 0.60 0.74 0.85

- Investasi 0.09 0.30 0.31 0.24 0.23 0.21 0.21

- Konsumsi 0.93 0.82 0.84 0.85 0.92 0.97 0.97

Kredit Kecil (Rp50 Juta < X < Rp500 juta) (Triliun Rp) 6.38 6.71 6.95 7.33 7.74 8.17 8.60

- Modal Kerja 2.50 2.65 2.79 2.93 3.02 3.01 3.08

- Investasi 0.50 0.97 1.16 0.87 0.91 1.00 1.04

- Konsumsi 3.38 3.10 3.00 3.53 3.81 4.16 4.48

Kredit Menengah (Rp500jt < X < Rp5m) (Triliun Rp) 3.39 3.57 3.78 4.00 4.43 4.26 4.51

- Modal Kerja 2.35 2.48 2.62 2.68 2.88 2.81 2.92

- Investasi 0.65 0.67 0.75 0.82 0.91 0.96 1.05

- Konsumsi 0.39 0.42 0.42 0.50 0.64 0.50 0.54

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 11.23 12.80 12.42 12.96 13.92 14.35 15.14

NPL MKM Gross (%) 3.00 2.97 3.02 3.04 3.21 3.57 3.58

BPR

Total Asset (Triliun Rp) 3.40 3.36 3.41 3.62 3.79 3.89 4.08 Dana Pihak Ketiga (Triliun Rp) 2.19 2.23 2.31 2.46 2.59 2.65 2.77

- Tabungan 0.35 0.35 0.37 0.40 0.43 0.46 0.47

- Simpanan Berjangka 1.84 1.88 1.93 2.06 2.16 2.18 2.30

Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi proyek 2.52 2.68 2.74 2.84 3.02 3.07 3.27

- Modal Kerja 0.80 0.79 0.80 0.79 0.85 0.85 0.54 - Investasi 0.05 0.05 0.06 0.05 0.06 0.06 0.49 - Konsumsi 1.67 1.84 1.88 2.01 2.11 2.15 2.68 878.93 876.38 904.12 871.65 945.62 944.72 565.64 Rasio NPL Gross(%) 3.92 2.72 2.19 1.80 1.93 1.49 1.69 Rasio NPL Net(%) 1.97 1.06 0.82 0.17 0.30 0.20 0.37 LDR (%) 119.36 124.72 124.26 119.77 120.93 120.83 118.01 2010 PERBANKAN

Kredit UMKM (Milyar Rp)

2011 INDIKATOR

PERBANKAN

DPK (Triliun Rp) Total Aset (Triliun Rp)

(13)

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI LAMPUNG

Triwulan III / 2011

Ekonomi tumbuh melambat dibandingkan triwulan II-2011

Secara tahunan, inflasi

Perkembangan Ekonomi

Ekonomi Lampung pada triwulan III-2011 tumbuh sebesar

5,83% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan

pertumbuhan triwulan II-2011 sebesar 7,30% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi berada dalam kisaran angka proyeksi KBI Bandar Lampung sebesar 5,42%±1% (yoy).

Seluruh sektor mengalami perlambatan, kecuali sektor jasa-jasa. Sektor pertanian masih menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan ekonomi. Namun, panen komoditas sub sektor tanaman pangan yang telah berlalu dan penurunan produksi sub sektor perkebunan menyebabkan sektor pertanian pada periode ini hanya memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,83%, menurun dibandingkan triwulan II-2011 (2,09%), atau hanya menjadi penyumbang terbesar

ketiga setelah sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan & komunikasi dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,56% dan 0,86%.

Di wilayah Sumatera, pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan III-2011 berada pada urutan ke 3 terendah setelah Riau (3,93%) dan NAD (5,03%), sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Provinsi Jambi, yaitu mencapai 9,10% (yoy).

Inflasi

Inflasi kota Bandar Lampung pada triwulan III-2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu sebesar 2,3% (qtq) dari 0,15% (qtq) pada triwulan II-2011. Sedangkan secara tahunan, inflasi tahunan kota Bandar

Lampung mengalami penurunan dari 8,42% (yoy) pada triwulan II-2011 menjadi 6,26% (yoy) pada triwulan laporan.

(14)

xiii

Meningkatnya inflasi baik bulanan maupun triwulanan pada triwulan laporan menyebabkan inflasi tahunan kota Bandar Lampung masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yaitu sebesar 4,61% (yoy).

Berdasarkan kontribusinya terhadap inflasi tahunan sebesar

6,26% (yoy), core inflation memberikan sumbangan terbesar

yaitu 3,28%, disusul komponen administered price yang

menyumbang inflasi 1,91%, serta inflasi volatile foods yang

menyumbang 1,07%. Inflasi yang berasal dari komponen administered price terutama dipicu oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas rokok dan penyesuaian tarif parkir yang diberlakukan pada bulan September 2011.

Secara umum, terjadi peningkatan kinerja perbankan...

Inflow meningkat tajam..

Perbankan Daerah

Kinerja perbankan Lampung pada triwulan III-2011 secara umum menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini tercermin oleh indikator utama seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit, dan kualitas kredit yang mengalami pertumbuhan. Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp21,997 trilun, mengalami peningkatan sebesar 3,54% (qtq) atau 19,37% (yoy). Outstanding kredit mencapai Rp25,413 triliun, tumbuh sebesar 3,63% (qtq) dan 19,63% (yoy). Peningkatan tersebut diiringi oleh perbaikan kualitas kredit, dimana rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan mengalami penurunan dari 3,4% pada triwulan II-2011 menjadi 3,31% pada akhir triwulan laporan. Namun demikian, secara triwulanan terjadi sedikit penurunan nilai aset perbankan sebesar 2,88% (qtq) atau menjadi Rp40,278 triliun.

Sementara itu, transaksi sistem pembayaran tunai antara bank

umum di Lampung dengan Bank Indonesia selama triwulan

III-2011 menunjukkan net inflow. Jumlah aliran uang kartal yang

masuk (inflow) ke Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung pada

(15)

xiv

Belanja pemerintah meningkat...

Pengangguran meningkat...

127,47% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal yang sama terjadi pada aliran uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia (outflow) yang mengalami peningkatan sebesar 41,62%, dari Rp1,41 triliun menjadi Rp2 triliun. Peningkatan tajam jumlah

outflow pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya

permintaan uang kartal yang signifikan seiring dengan tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat pada bulan puasa dan menjelang hari raya Idul Fitri, penarikan uang kartal sehubungan dengan realisasi APBD di triwulan III-2011, pembayaran gaji pegawai dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta keperluan perbankan dalam rangka pengisian ATM menghadapi cuti bersama Idul Fitri.

Keuangan Daerah

Realisasi pendapatan Provinsi Lampung hingga Agustus 2011 mencapai Rp1,64 triliun atau 75,80% dari target pendapatan sebesar Rp2,16 triliun. Berdasarkan komponennya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) memperoleh pencapaian tertinggi, yaitu sebesar 81,42% dari target, diikuti oleh Dana Perimbangan dan Lain-Lain PAD yang Sah dengan nilai realisasi masing-masing sebesar 71,79% dan 51,75%. Sementara itu, realisasi belanja daerah kumulatif hingga Agustus 2011 mencapai Rp1,33 triliun atau 61,32% dari target sebesar Rp2,18 triliun.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Pada triwulan III-2011, kondisi ketenagakerjaan di Lampung

mengalami sedikit penurunan meskipun kesejahteraan

masyarakat masih cukup baik. Indikator ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2011 menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Februari 2011. Jumlah penduduk yang bekerja menurun 4,5% seiring menurunnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian akibat musim kemarau yang cukup panjang, tingkat pengangguran sedikit meningkat sebesar 0,54%, dan persentase jumlah penduduk miskin menurun 12,24%. Di sisi

(16)

xv

Ekonomi Lampung diperkirakan mengalami pertumbuhan melambat...

Inflasi mengalami trend menurun....

lain, tingkat kesejahteraan masyarakat Lampung masih

mengalami peningkatan didorong oleh meningkatnya

pendapatan sebagaimana tercermin dari indeks penghasilan dan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) di Lampung.

Prospek Perekonomian

Ekonomi Lampung triwulan IV-2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4.97% - 5.97% (yoy), melambat dibandingkan triwulan III-2011. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif tahun 2011 mencapai 6,15% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang mencapai 5,75% (yoy).

Pada triwulan IV-2011, pertumbuhan ekonomi di sisi penawaran

dipicu oleh peningkatan output di sektor PHR dan sektor pengangkutan & komunikasi yang terakselerasi seiring adanya

MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibiton) pada awal

triwulan. Di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga yang diprediksi kembali meningkat seiring momen Natal dan Tahun

Baru. Konsumsi pemerintah daerah juga mengalami trend

peningkatan sejalan dengan realisasi proyek pembangunan daerah di semester II-2011. Kinerja investasi juga diprediksi terus

membaik sejalan dengan trend permintaan domestik maupun

luar negeri yang masih terjaga. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tertahan oleh kinerja ekspor yang diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan perkembangan kondisi riil yang terjadi sepanjang triwulan II dan III, maka proyeksi inflasi tahun 2011 mengalami perubahan menjadi 4,8%-5,8% (yoy). Dengan demikian, inflasi

Bandar Lampung mengalami trend penurunan dibandingkan

inflasi tahun 2010 yang mencapai 9,95% (yoy). Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu naiknya indeks harga

(17)

xvi

secara umum pada triwulan IV yang disebabkan oleh tekanan

harga pada kelompok volatile foods terutama beras dan sayuran.

Sementara itu, tekanan harga yang terjadi pada komoditas administered dan core inflation diprediksi cenderung minimal meskipun terdapat tendensi kenaikan permintaan komoditas menghadapi momen Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru.

(18)

1

BAB I – KONDISI MAKRO EKONOMI

REGIONAL

1.

KONDISI UMUM

Ekonomi Lampung pada triwulan III-2011 tumbuh sebesar 5,83% (yoy) atau mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2011 yang mencapai 7,30% (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang terjadi berada dalam kisaran angka proyeksi KBI Bandar Lampung sebesar 5,42%±1% (yoy).

Seluruh sektor mengalami perlambatan, kecuali sektor jasa-jasa. Sektor pertanian masih menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, panen komoditas sub sektor tanaman pangan yang telah berlalu dan penurunan produksi sub sektor perkebunan karena musim kering menyebabkan sektor pertanian pada periode ini hanya memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,83%, menurun dibandingkan triwulan II-2011 (2,09%), atau hanya menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan & komunikasi dengan sumbangan masing-masing mencapai 1,56% dan 0,86%.

Pada periode ini, output Lampung yang memiliki porsi sebesar 1,73% dari total output nasional (2010) mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional maupun Sumatera yang masing-masing tumbuh sebesar 6,50% (yoy) dan 6,13% (yoy). Di wilayah Sumatera, pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan III-2011 berada pada urutan ke 3 terendah setelah Riau (3,93%) dan NAD (5,03%), sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Provinsi Jambi, yaitu mencapai 9,10% (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Lampung

6.89 7.30 5.83 -20 -10 0 10 20 -5,000 10,000 15,000

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

miliar Rp %

Grafik 1.1

Perkembangan PDRB & Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung

(Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000)

(19)

2

2. PERKEMBANGAN PDRB SISI PERMINTAAN

Pada periode ini, hampir seluruh komponen mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan triwulan lalu, kecuali konsumsi swasta. Bahkan ekspor netto mengalami penurunan yang cukup signifikan karena kinerja ekspor yang menurun ditengah aktivitas impor yang terus meningkat.

Konsumsi swasta tumbuh 5,43% (yoy), konsumsi pemerintah tumbuh 1,43%, PMTDB meningkat 9,88 (yoy), sedangkan ekspor netto menurun 13,60% (yoy). Dengan demikian, dari total pertumbuhan ekonomi sebesar 5,83% (yoy) pada triwulan III-2011, sektor konsumsi swasta masih memberikan sumbangan pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 3,06%, diikuti PMTDB sebesar 1,55%, dan konsumsi pemerintah sebesar 0,19%.

Tabel 1.1

Perkembangan PDRB Sisi Permintaan

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Sumber: BPS Provinsi Lampung 3.06 0.19 1.55 3.80 (2.77) 2.93 0.44 2.00 (0.55) 2.47 (4.00) (3.00) (2.00) (1.00) -1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Konsumsi Swasta Konsumsi Pemerintah PMTDB Perubahan Stok Ekspor Netto Grafik 1.2

Sumbangan Komponen Permintaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(%)

Trw III Trw II

I-10 II-10 III-10 IV-10 I-11 II-11 III-11

Konsumsi Swasta 4.77 4.39 5.28 4.23 5.62 5.24 5.43

Konsumsi Pemerintah 0.20 0.74 3.57 5.34 (1.01) 4.08 1.43

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.18 2.90 5.73 10.06 13.15 13.01 9.88

Perubahan Stok (41.41) (112.75) (15.76) 7.56 (60.77) (96.60) (62.13)

Ekspor Netto 80.78 (18.12) 2.84 16.93 38.68 14.37 (13.60)

Ekspor 80.78 (18.12) 2.84 16.93 42.92 45.82 27.96

Impor (40.24) (9.35) (0.79) 5.68 45.40 67.38 60.05

(20)

3

2.1. Konsumsi

Konsumsi swasta yang memiliki porsi terbesar dalam struktur ekonomi Lampung dari sisi permintaan mengalami pertumbuhan sebesar 5,43% (yoy), mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-2011 sebesar 5,24% (yoy). Dengan demikian, sumbangan komponen ini terhadap pertumbuhan ekonomi masih tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 3,60%. Peningkatan komponen rumah tangga pada periode ini berkaitan dengan adanya momen bulan Ramadhan diiringi hari raya Idul Fitri yang mendorong kenaikan pengeluaran rumah tangga baik terhadap komoditas pangan, sandang, hingga rekreasi. Hal ini terlihat dari output beberapa sektor di sisi penawaran yang mengalami akselerasi dibandingkan triwulan II-2011.

Indikator yang mendukung peningkatan konsumsi rumah tangga diantaranya adalah kenaikan jumlah konsumsi BBM, kenaikan jumlah penumpang angkutan darat, laut, dan udara, kenaikan konsumsi listrik masyarakat serta peningkatan jumlah uang keluar dari Bank Indonesia (outflow) pada triwulan III-2011. Konsumsi BBM subsidi jenis premium meningkat 11,26% (qtq), jumlah penumpang pesawat (keberangkatan) meningkat 6,83% (qtq) dengan jumlah muatan bagasi meningkat 35,01% (qtq), konsumsi listrik meningkat 9,18% (qtq), sedangkan

jumlah uang keluar dari Bank Indonesia (outflow) yang mengindikasikan peningkatan transaksi

kas perbankan yang mengalami peningkatan hingga mencapai 41,62% (qtq). Indikator lainnya yaitu impor barang konsumsi dan penyaluran kredit konsumsi perbankan yang juga mengalami peningkatan dibandingkan triwulan lalu, yaitu masing-masing sebesar 57,92% (qtq) dan 8,43% (qtq).

Di perkotaan, peningkatan konsumsi masyarakat didorong oleh terjaganya daya beli masyarakat karena adanya Tunjangan Hari Raya pada periode ini yang tercermin dari peningkatan realisasi belanja PNSD yang bersumber dari APBN yang tumbuh 22,56% (qtq), sedangkan peningkatan konsumsi masyarakat pedesaan ditopang oleh kenaikan daya beli petani karena masa panen komoditas pertanian yang tercermin dari NTP seluruh sektor yang tumbuh sebesar 0,84% (qtq). Secara umum, peningkatan konsumsi masyarakat periode ini ditopang oleh kenaikan pendapatan yang tercermin dari nilai indeks pendapatan rumah tangga triwulan III-2011 yang meningkat 6,32% (qtq).

Di sisi lain, konsumsi pemerintah pada triwulan III-2011 tercatat masih mengalami pertumbuhan meskipun melambat dibandingkan triwulan II-2011. Dalam PDRB, pengeluaran pemerintah yang mencakup seluruh pengeluaran baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah di Lampung pada periode ini mencapai Rp1,353 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 23,83% (qtq) atau 1,43% (yoy). Realisasi konsumsi pemerintah secara

(21)

4

nominal pada periode ini merupakan yang terbesar dibandingkan triwulan I dan II 2011. Hal ini tercermin dari posisi giro milik pemerintah pusat dan daerah yang mengalami penurunan sebesar 3,95% (qtq) atau menjadi Rp1,71 triliun.

Sumber : BPS Provinsi Lampung

Sumber : Depot Pertamina Panjang Sumber : PT PLN Wilayah Lampung

5.87 5.90 4.63 3.64 4.77 4.39 5.28 4.23 5.62 5.24 5.42 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 4,400 4,600 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

miliar Rp %

Grafik 1.3

Perkembangan Konsumsi Swasta

Konsumsi Swasta yoy - axis kanan qtq - axis kanan

20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000

Jan Mar May Jul Sep Nov Jan

M ar M ay Jul Sep Nov Jan M ar M ay Jul Sep 2009 2010 2011 ribu kiloliter Grafik 1.4

Konsumsi BBM Jenis Premium Subsidi -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 Jan Feb Mar Trw I Apr Mei Jun Tr w II Jul Ags Sept Tr w III Oct No v Des Tr w IV Jan Feb Mar Trw I Apr Mei Jun Tr w II Jul A gs t Sept Tr w III

Tw I-10 Tw II-10 Tw III-10 Tw IV-10 Tw I-11 Tw II-11 Tw III-11

Ribu KwH

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik

(22)

5

Sumber : Bandara Radin Inten II Sumber : LBU dan LBUS

Sumber : BPS Provinsi Lampung

-500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 Tr w I Tr w II Tr w III Tr w IV Tr w I Tr w II Tr w III Tr w IV TW .I TW .II TW .III 2009 2010 2011 Grafik 1.6

Perkembangan Aliran Uang Keluar (Outflow) juta Rp -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 Jan -10 M ar -10 M ay -10 Ju n -10 A u g -10 N o v-10 Jan '1 1 M ar '1 1 M ei'1 1 Ju l'1 1 Sep '1 1 ton Grafik 1.7

Perkembangan Volume Impor

Barang Konsumsi -20,000 40,000 60,000 -100,000 200,000 300,000 400,000 Jan Feb Mar Ap r M ay Jun Jul A u g Sep 2011 kg Grafik 1.8

Perkembangan Jasa Angkutan Udara

(Bandara Rd. Inten II)

Jumlah Penumpang (berangkat) - axis kanan Bagasi (Muat) - axis kiri

orang 100 105 110 115 120 125 Jan Ap r Ju l Oc t Jan Ap r Ju l Oc t Jan Ap r Jul Oct Jan Apr Jul In d e k s Grafik 1.10

Perkembangan Nilai Tukar Petani

0 10 20 30 40 -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 M ar Ju n Sep t D es M ar Ju n Sep t D es M ar Ju n Sep t 2009 2010 2011 Miliar Rp % Grafik 1.9 Kredit Konsumsi

Kredit Konsumsi yoy - axis kanan

(23)

6

Sumber : BPS Provinsi Lampung

2.2. Investasi

Pada triwulan III-2011, komponen PMTDB yang mencerminkan pembuatan atau pembelian barang modal baru (investasi) dari dalam negeri dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri mengalami pertumbuhan sebesar 1,89% (qtq) atau 9,88% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan PMTDB secara tahunan mengalami perlambatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan II-2011 yang tumbuh mencapai 12,86% (yoy).

Pertumbuhan komponen PMTDB pada triwulan ini searah dengan aktivitas sektor

ekonomi hulu maupun hilir yang mengalami peningkatan karena demand yang masih terjaga.

Hasil liaison triwulan III-2011 menunjukkan tendensi adanya peningkatan investasi jangka

panjang beberapa perusahaan pada periode ini, terutama sektor perkebunan karena demand

yang diprediksi terus meningkat.

Indikator peningkatan investasi diantaranya kenaikan impor alat angkutan untuk

industri, kenaikan kredit investasi, serta kenaikan volume penjualan semen. Volume impor alat angkutan untuk industri tumbuh sangat signifikan sebesar 3.430% (qtq), kredit investasi tumbuh 2,92% (qtq), serta volume penjualan semen tumbuh 10,73% (qtq). Selain itu, berdasarkan data investasi Badan Penanaman Modal Provinsi Lampung, hingga triwulan III-2011 telah terjadi realisasi PMA dan PMDN masing-masing sebesar Rp1,29 triliun dan Rp3,09 triliun.

1,353.93 1.43 (2) 0 2 4 6 8 10 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2009 2010 2011 Grafik 1.11

Perkembangan Konsumsi Pemerintah

Konsumsi Pemerintah (harga konstan 2000) growth (yoy)-rhs

miliar Rp

(24)

7

-10 0 10 20 30 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

miliar Rp Kredit InvestasiGrafik 1.13 %

Kredit Investasi growth (qtq)-rhs 9.88 0 5 10 15 -500 1,000 1,500 2,000

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

miliar Rp %

Grafik 1.12

Pembentukan Modal Tetap Bruto

PMTB Growth (yoy)-axis kanan

0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 Tw -I Tw -II Tw -III Tw -IV Tw -I Tw -II Tw -III Tw -IV Tw -I Tw -II Tw -III 2009 2010 2011 ton Grafik 1.15 Penjualan Semen

Sumber : BPS Provinsi Lampung Sumber : LBU dan LBUS

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia Sumber : berbagai sumber (diolah)

2.3. Ekspor-Impor

a. Ekspor

Berdasarkan data PDRB, kegiatan ekspor Lampung pada triwulan III-2011 tumbuh sebesar 27,96% (qtq) atau 0,09% (yoy), jauh melambat dibandingkan triwulan II-2011. Dengan memperhitungkan aktivitas impor yang meningkat, maka ekspor netto pada periode ini mengalami penurunan hingga 13,60% (yoy).

Hampir seluruh komoditas utama ekspor Lampung mengalami penurunan. Ekspor kelompok kopi, teh, dan rempah-rempah menurun 28,26% (qtq), kelompok lemak & minyak hewan/nabati menurun 27,77% (qtq), bahan bakar mineral menurun 28,37% (qtq), kakao menurun 27,46% (qtq), sedangkan olahan buah-buahan dan sayuran menurun 17,05% (qtq). Selain disebabkan oleh penurunan produksi karena musim kering berkepanjangan pada periode ini, musim panen yang telah berakhir serta harga komoditas

di pasar dunia yang mengalami trend melambat juga mendorong penurunan nilai ekspor

lebih lanjut. 0 100 200 300 400 500 600 700 Ja n -10 M a r-10 M a y-10 Jul -10 Sep -10 N ov -10 Ja n' 11 M a r'11 M e i'1 1 Jul '1 1 S e p' 11 Grafik 1.14

Perkembangan Volume Impor Alat Angkutan untuk Industri

(25)

8

-100 -50 0 50 100 150 -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

ribu USD Grafik 1.17 %

Perkembangan Ekspor Lampung

Nilai qtq-rhs yoy-rhs

Berdasarkan penggolongan ISIC, komoditas industri manufaktur ekspor Lampung yang memiliki porsi sebesar 66,37% dari keseluruhan ekspor Lampung mengalami penurunan 20,50% (qtq), sedangkan sektor pertanian dan sektor pertambangan & penggalian masing-masing mengalami penurunan 22,5% (qtq) dan 27,80% (qtq). Hal ini sejalan dengan indeks produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) triwulan III-2011 yang menunjukkan penurunan produksi sektor industri sebesar 0,27% (qtq) atau 15,38% (yoy).

Bila melihat negara tujuan ekspor Lampung, 5 negara yang memegang porsi terbesar dari total ekspor Lampung pada periode ini adalah India, Amerika Serikat, Jepang, dan Italia, dengan pangsa masing-masing sebesar 14,77%, 11,72%, 10,80%, dan 9,16%. Bila

dibandingkan triwulan III-2010, telah terjadi shifting negara tujuan ekspor, dimana India

menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor terbesar Lampung.

Sumber : BPS Provinsi Lampung Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter

Bank Indonesia

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter

Bank Indonesia -3.43 -15.75 -0.27 -20 -15 -10 -5 0 Industri Kayu Industri Karet Provinsi Lampung Grafik 1.16

Pertumbuhan Indeks Produksi Manufaktur Besar-Sedang (%/qtq) Afrika 6.3% Amerika 13.2% Asia 52.6% Australia 3.2% Eropa 24.6% Grafik 1.18

(26)

9

Tabel 1.2

Perkembangan Ekspor Komoditas Non Migas

Menurut Klasifikasi Harmonized System (HS)

ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%) ribu US$ Pangsa (%)

1. Kopi, Teh, Rempah-rempah 215,504 31.10 168,410 22.11 156,498 20.55 162,829 16.37 116,492 14.97 2. Bubur Kayu / Pulp 48,111 6.94 63,931 8.39 44,905 5.90 53,769 5.41 43,715 5.62 3. Ikan dan Udang 36,547 5.27 36,514 4.79 49,245 6.47 41,948 4.22 44,983 5.78 4. Lemak & Minyak Hewan / Nabati 184,525 26.63 233,042 30.60 173,552 22.79 376,252 37.82 271,770 34.93 5. Bahan Bakar Mineral 59,330 8.56 71,790 9.43 74,606 9.80 104,934 10.55 75,162 9.66 6. Karet dan Barang dari Karet 24,472 3.53 28,596 3.75 37,116 4.87 41,337 4.16 42,145 5.42 7. Kayu, Barang dari Kayu 1,950 0.28 3,193 0.42 2,377 0.31 5,673 0.57 7,105 0.91 8. Hasil Penggilingan 1,007 0.15 7,473 0.98 14,432 1.89 18,274 1.84 3,972 0.51 9. Olahan dari Buah-buahan / Sayuran 33,634 4.85 49,066 6.44 40,606 5.33 64,073 6.44 53,149 6.83 10. Ampas / Sisa Industri Makanan 5,285 0.76 7,791 1.02 7,476 0.98 16,761 1.68 9,566 1.23 11. Berbagai Makanan Olahan 3,562 0.51 3,106 0.41 3,893 0.51 3,790 0.38 2,884 0.37 12. Minuman 4,721 0.68 5,613 0.74 7,500 0.98 8,087 0.81 14,417 1.85 13. Berbagai Produk Kimia 3,387 0.49 3,227 0.42 6,826 0.90 6,500 0.65 4,611 0.59 14. Kaca & Barang dari Kaca 177 0.03 122 0.02 234 0.03 219 0.02 137 0.02 15. Olahan dari Tepung 302 0.04 907 0.12 263 0.03 1,291 0.13 0 0.00 16. Bahan Kimia Organik 10,876 1.57 15,005 1.97 12,261 1.61 15,100 1.52 13,531 1.74 17. Gula dan Kembang Gula 13,503 1.95 11,205 1.47 4,383 0.58 5,510 0.55 9,944 1.28 18. Kakao / Coklat 15,148 2.19 22,187 2.91 34,116 4.48 27,387 2.75 19,866 2.55 19. Buah-buahan 729 0.11 1,355 0.18 1,399 0.18 3,083 0.31 3,130 0.40 20. Sari Bahan Samak & Celup - - 0 - 0 - 0 0.00 0 0.00 21. Lak, Getah dan Damar 655 0.09 782 0.10 751 0.10 660 0.07 0 0.00

22. Sayuran 1 0.00 11 0.00 18 0.00 14 0.00 10 0.00

23. Sabun dan Preparat Pembersih 429 0.06 449 0.06 525 0.07 1,269 0.13 966 0.12 24. Perekat, Enzim - - 0 - 0 - 0 0.00 0 0.00 25. Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 3,964 0.57 3,298 0.43 3,086 0.41 6,503 0.65 653 0.08 26. Lain-lain 25,187 3.63 24,560 3.22 37,621 4.94 29,493 2.96 39,829 5.12 Total 693,006 100.00 761,633 100 713,689 100 994,755 100 778,036 100 Trw III-11 Trw II-11 Trw I-11 Trw IV-10

Komoditas Utama Ekspor Trw III-10

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia

b. Impor

Berdasarkan data PDRB, impor Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 3,45% (qtq) atau 60,05% (yoy). Peningkatan impor ini selain menyebabkan ekspor netto mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2011, juga memberikan perlambatan bagi pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 yaitu sebesar -2,77%, jauh menurun dibandingkan sumbangan pada triwulan II-2011 sebesar 2,31%. Tingginya konsumsi masyarakat menjelang hari raya diperkirakan memicu peningkatan impor barang konsumsi di Lampung.

Menurut penggolongan BEC, volume impor barang konsumsi makanan dan minuman olahan untuk rumah tangga tumbuh sebesar 111,57% (qtq). Sementara itu menurut penggolongan HS 2 digit, binatang hidup yang memiliki porsi kedua terbesar impor Lampung (12,64%), mengalami pertumbuhan volume hingga 91% (qtq). Hal ini terjadi karena tingginya kebutuhan daging sapi menjelang hari raya Idul Fitri. Bila melihat asal negara, sebagian besar barang impor Lampung berasal dari Kanada (17,30%), Jepang (15,25%), Australia (12,99%), dan RRC (11,09%).

(27)

10

Afrika 0.4% Amerika 29.4% Asia 44.8% Australia 13.0% Eropa 12.4% Grafik 1.21

Porsi Negara Pengimpor

6%

73% 21%

Grafik 1.22

Pangsa Impor Komoditas Berdasarkan BEC

Barang konsumsi Bahan baku penolong Barang modal

Sumber : BPS Provinsi Lampung Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter

Bank Indonesia (diolah)

Sumber : Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

miliar Rp %

Grafik 1.19

Impor Lampung dalam PDRB

Nilai Impor qtq-rhs yoy-rhs

-5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 Jan -10 M ar -10 M ay -10 Ju n -10 A u g -10 N o v-10 Jan '1 1 M ar '1 1 M ei'1 1 Ju l'1 1 Sep '1 1 Grafik 1.20

Perkembangan Volume Impor Makanan dan Minuman untuk

Rumah Tangga (ton)

(28)

11

Tabel 1.3

Impor Lampung Berdasarkan HS 2 Digit

Trw Trw Trw Trw Trw Trw

II-2010 III-2010 IV-2010 I-2011 II-2011 III-2011

1. Pupuk 38,096,078 25,724,238 6,261,796 45,063,601 55,350,650 71,785,914

2. Binatang Hidup 32,780,848 36,844,836 30,558,375 27,605,877 17,609,343 36,487,330

3. Ampas / Sisa Industri Makanan 6,277,847 7,623,908 11,156,835 15,726,540 19,311,770 28,802,562

4. Besi dan Baja 15,352 1,449,481 101,418 328,445 1,105,304 549,036

5. Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 18,985,248 17,819,629 26,042,325 9,375,854 44,105,397 56,408,100

6. Gula dan Kembang Gula 40,044,364 40,945,764 35,633,512 53,391,344 18,326,326 359,500

7. Hasil Penggilingan 822,888 3,107,027 3,691,587 4,083,850 2,144,259 3,961,521

8. Mesin / Peralatan Listik 477,171 727,451 3,762,353 1,794,048 11,301,999 13,700,291

9. Plastik dan Barang dari Plastik 502,352 339,161 602,061 1,275,138 1,558,307 910,568

10.Benda-benda dari Besi dan Baja 1,157,525 14,570,749 1,033,856 512,538 1,778,167 8,328,779

11.Berbagai Makanan Olahan 2,100,378 1,966,859 2,616,744 2,735,799 2,643,496 2,886,833

12.Garam, Belerang, Kapur 1,462,836 1,135,195 2,120,977 1,599,726 2,529,722 1,723,188

13.Bahan Kimia Organik 2,313,497 2,450,448 2,131,822 2,577,967 2,153,888 1,018,134

14.Bahan Kimia Anorganik 551,225 634,926 1,172,844 891,072 555,881 1,018,454

15.Berbagai Produk Kimia 216,580 112,995 472,077 342,640 616,577 429,802

16.Kain Perca 1,340,792 1,549,402 605,968 359,464 1,230,518 648,100

17.Gandum-ganduman 3,519,650 1,981,960 29,515,870 47,985,673 15,050,459 14,234,413

18.Berbagai Barang Logam Dasar 182,007 917,356 780,696 1,475,458 1,781,631 1,158,906

19.Bahan Bakar Mineral 0 15290.5 2550 0 0 59222.2

20.Biji-bijian berminyak 10,690,183 17,209,525 7,943,253 13,762,006 22,629,500 10,123,670

21.Kendaraan dan Bagiannya 2,323,859 1,174,842 489,002 983,486 1,258,144 1,336,319

22.Kaca & Barang dari Kaca 518,368 542,585 515,791 1,018,040 743,533 1,329,441

23.Lemak & Minyak Hewan / Nabati 0 68,700 13,443 606,846 435,509 612,237

24.Perekat, Enzim 137,850 197,204 153,978 169,841 160,993 311,909

25.Produk Hewani 0 63,551 99,925 115,202 65,794 30,287

26.Lain-lain 2,481,658 2,882,630 4,433,023 5,219,538 9,218,154 30,463,642

Total 166,998,556 182,055,711 171,912,084 238,999,994 233,665,320 288,678,157

US$ Komoditas Utama Impor

US$ US$

US$ US$

US$

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (diolah)

3. PERKEMBANGAN PDRB SISI PENAWARAN

Berdasarkan sisi penawaran, seluruh sektor pada triwulan III-2011 mengalami pertumbuhan, namun secara umum melambat dibandingkan triwulan II-2011. Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 20,52% (yoy), diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,67% (yoy) dan sektor listrik, gas & air bersih sebesar 11,59% (yoy). Sementara itu, sektor pertanian yang memiliki porsi terbesar dalam struktur ekonomi Lampung mengalami pertumbuhan terendah, yaitu sebesar 2,13% (yoy), jauh melambat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat mengalami pertumbuhan hingga 5,19% (yoy). Bila dibandingkan triwulan II-2011, hanya sektor bangunan yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi, sedangkan ke 8 sektor lainnya mengalami pertumbuhan melambat.

(29)

12

Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB (%, yoy) Sektor Q I 2011 (qtq) Q I 2011 (yoy) Q II 2011 (qtq) Q II 2011 (yoy) Q III 2011 (qtq) Q III 2011 (yoy) Pertanian 29.01 4.51 2.86 5.19 -3.51 2.13

Pertambangan dan Penggalian -1.78 5.25 1.86 3.98 2.64 2.99

Industri Pengolahan -0.38 9.05 3.83 8.48 -0.80 5.92

Listrik, Gas & Air Bersih 2.25 15.57 1.67 12.31 1.46 11.59

Bangunan 2.13 9.87 4.32 8.45 4.09 8.02

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.99 1.28 5.91 4.97 5.44 4.28 Pengangkutan & Komunikasi 1.22 14.61 5.00 14.40 6.35 11.67 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan -1.03 11.94 1.96 9.06 3.51 6.37

Jasa-jasa -1.40 12.65 9.10 12.35 4.97 20.52

PDRB dengan Migas 9.91 6.89 4.58 7.30 0.81 5.83

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Bila melihat strukturnya, ekonomi Lampung sampai dengan triwulan III-2011 masih bertumpu pada sektor pertanian yang memiliki porsi hingga mencapai 34,99% meskipun porsi sektor ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2011 sebesar 36,20%. Penurunan output pada sektor ini mengindikasikan adanya peningkatan porsi pada sektor lainnya, diantaranya sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor pengangkutan & komunikasi yang terakselerasi cukup signifikan karena adanya momen bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Sumber: BPS Provinsi Lampung

Pertanian 36.2% Pertambang an & Penggalian 1.8% Industri Pengolahan 16.0% Listrik, Gas

& Air Bersih 0.5% Bangunan 3.5% Perdagangan , Hotel & Restoran 15.1% Pengangkut an & Komunikasi 11.1% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.1% Jasa-jasa 9.6% Grafik 1.23 Pangsa PDRB sektoral Triwulan II-2011 Pertanian 35.0% Pertambang an & Penggalian 1.9% Industri Pengolahan 15.6% Listrik, Gas &

Air Bersih 0.5% Bangunan 3.6% Perdagangan, Hotel & Restoran 15.7% Pengangkuta n & Komunikasi 11.5% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.2% Jasa-jasa 10.0% Grafik 1.24 Pangsa PDRB sektoral Triwulan III-2011

(30)

13

SEKTOR PERTANIAN

Pada triwulan III-2011, sektor pertanian masih tercatat mengalami pertumbuhan hingga mencapai 2,13% (yoy), namun secara triwulanan mengalami penurunan sebesar 3,51% (qtq). Dengan demikian, sumbangan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan periode ini hanya mencapai 0,83%, jauh menurun dibandingkan triwulan II-2011, dimana sektor ini mampu memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 2,09%. Sumbangan sebesar 0,83% tersebut hanya ditopang oleh sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan yang mengalami pertumbuhan masing-masing mencapai 5,31% (yoy) dan 18,89% (yoy), sedangkan output 3 sub sektor lainnya yaitu tanaman perkebunan, kehutanan, dan perikanan mengalami penurunan.

Pertumbuhan yang tidak signifikan pada sub sektor bahan makanan disebabkan oleh masa panen padi, jagung, dan kedelai yang telah mengalami masa puncaknya pada triwulan II-2011, dan saat ini sedang mengalami masa tanam. Hal yang sama terjadi pada komoditas sub sektor perkebunan utama, yaitu kopi yang saat ini hanya mengalami masa panen selingan karena masa puncak panen pada periode April-Mei lalu. Sementara itu, musim kering yang terjadi sepanjang triwulan III-2011 juga telah menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit dan hasil sadap karet.

Sumber : BPS Provinsi Lampung

-3.51 2.13 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

Grafik 1.25 PDRB Sektor Pertanian

(Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000)

Nilai PDRB-axis kiri growth (qtq)-axis kanan growth (yoy) - axis kanan

(31)

14

SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan mencapai 5,92% (yoy), namun secara triwulanan mengalami penurunan sebesar 0,80% (qtq). Pada periode ini, sumbangan sektor industri pengolahan mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2011, dimana pada periode tersebut sektor ini menjadi menjadi penyumbang terbesar kedua tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi setelah sektor pertanian. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kapasitas produksi industri pengolahan menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri yang dilakukan

sejak triwulan II-2011 (terkonfirmasi oleh hasil liaison).

Indikator peningkatan output sektor industri pengolahan secara tahunan diantaranya kenaikan volume impor bahan baku penolong, volume impor barang modal, konsumsi premium dan solar non subsidi, serta peningkatan penyaluran kredit kepada sektor industri. Volume

impor bahan baku penolong tumbuh 3,05% (yoy), volume impor barang modal tumbuh

95,17% (yoy), konsumsi premium dan solar non subsidi masing-masing tumbuh 8,40% (yoy) dan 155,17% (yoy), sedangkan penyaluran kredit kepada sektor industri tumbuh sebesar 48,95% (yoy). Sementara itu, penurunan output industri pengolahan secara triwulanan turut terkonfirmasi oleh data produksi industri manufaktur besar sedang yang secara agregat mengalami penurunan sebesar 15,38% (qtq), dimana sektor industri pengolahan kayu, barang dari kayu dan barang anyaman mengalami penurunan yang paling tinggi dibandingkan 2 sektor lainnya, yaitu hingga mencapai -23,68% (qtq). Selain itu, volume impor bahan baku penolong dan volume impor barang modal juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu

masing-masing sebesar 11,31% (qtq) dan 23,45% (qtq).

Perlambatan secara triwulanan juga terkonfirmasi oleh hasil liaison yang menunjukkan telah kembali normalnya volume produksi setelah pada triwulan II-2011 mengalami

peningkatan output yang signifikan karena mengantisipasi kenaikan demand menjelang bulan

(32)

15

Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber: Pertamina Depot Panjang

Sumber: Direktorat Statistik Dan Ekonomi Moneter Sumber: LBU dan LBU

Bank Indonesia (diolah)

SEKTOR LISTRIK, AIR DAN GAS

Output sektor listrik, gas, dan air bersih pada triwulan III-2011 mengalami pertumbuhan sebesar 11,59% (yoy), dengan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 0,04%. Berdasarkan data PLN, nilai konsumsi listrik pada periode ini meningkat 7,99% (qtq), searah dengan kenaikan jumlah pelanggan sebesar 8,92% (qtq) dan kenaikan jumlah pemakaian listrik oleh seluruh sektor sebesar 9,18% (qtq). Sebaliknya, data PDAM Way Rilau menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah pelanggan PDAM Kota Bandar Lampung sebesar 0,08% (qtq). Dengan demikian, peningkatan output sub sektor ini pada triwulan laporan disebabkan oleh

-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 900 1,200 1,500

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

Grafik 1.26

PDRB Sektor Industri Pengolahan (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai PDRB-axis kiri growth (yoy)-rhs growth (qtq) - rhs miliar Rp miliar Rp % 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 Jan Mar May Ju l Sep No v Jan Mar May Ju l Sep No v Jan Mar May Juli Se p t 2009 2010 2011 Grafik 1.27

Volume Penjualan BBM Non Subsidi (ribu kilo liter)

Solar-axis kiri Premium-axis kanan 0 1000 2000 3000 4000 5000 0 50000 100000 150000 200000 Jan -10 M ar -10 M ay -10 Ju l-10 Sep -10 N o v-10 Jan '1 1 M ar '1 1 M ei'1 1 Ju l'1 1 Sep '1 1 Grafik 1.28

Perkembangan Nilai Impor (dalam ribu US$)

Bahan Baku Penolong-axis kiri Barang Modal-axis kanan

2,377.77 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 Jan -09 M ar -09 M ei -09 Ju l-09 Sep -09 N o v-09 Jan -10 M ar -10 M ei -10 Ju l-10 Sep -10 N o v-10 Jan -11 M ar -11 M ei 1 1 Ju l 1 1 Sep t 1 1 Grafik 1.29

Penyaluran Kredit Sektor Industri (dalam miliar Rp)

(33)

16

tingginya volume pemakaian air dibandingkan triwulan lalu. Peningkatan ketiga sub sektor searah dengan peningkatan aktivitas ekonomi baik pada sektor rumah tangga maupun sektor industri pada periode ini dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Sumber : BPS Provinsi Lampung Sumber : PT. PLN Provinsi Lampung

Ket : Terdiri atas pelanggan kelompok sosial, rumah tangga, industri, dan pelabuhan Sumber : PDAM Way Rilau

32,800 32,900 33,000 33,100 33,200 33,300 33,400 33,500 33,600 33,700 33,800 Ja n -09 Mar -09 M ay -09 Jul -09 Se p -09 N o v-09 Ja n -10 Mar -10 M ay -10 Jul -10 Se p -10 N o v-10 Ja n -11 Mar -11 M ay -11 Jul -11 Se p -11 Grafik 1.32

Jumlah Pelanggan PDAM Way Rilau (unit) -2 0 2 4 6 8 0 10 20 30 40 50

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

Grafik 1.30

PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai PDRB-axis kiri growth (yoy)-axis kanan growth (qtq)-axis kanan

miliar Rp % 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 220,000 240,000 100,000 110,000 120,000 130,000 140,000 150,000 160,000 Jan -11 Feb -11 M ar -11 A p r-11 M ei -11 Ju n -11 Ju l-11 A g st -11 Sep t-11 Grafik 1.31

Penjualan Listrik di Provinsi Lampung

Nilai Penjualan (Juta Rp)-axis kiri Volume Penjualan (ribu kwh)-axis kanan

(34)

17

SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN (PHR)

Sektor PHR pada periode ini mengalami peningkatan sebesar 5,44% (qtq) atau 4,28% (yoy), dengan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 0,77%, dimana sub sektor perdagangan memberikan porsi terbesar dengan sumbangan mencapai 0,54%. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan peningkatan realisasi kegiatan usaha pada sektor ini (nilai SB positif ). Peningkatan pada sektor ini juga sebagai dampak dari adanya bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat yang terindikasi melalui indeks tingkat konsumsi rumah tangga (makanan dan non makanan) yang meningkat sebesar 18,84% (qtq). Parameter lainnya yang menunjukkan peningkatan output pada sektor ini adalah kenaikan jumlah penumpang angkutan udara yang masuk Provinsi Lampung sebesar 9,43% (qtq) yang mengindikasikan banyaknya pendatang sehingga turut berdampak pada kenaikan ouput sektor perhotelan dan restoran masing-masing sebesar 7,11% (qtq) dan 6,15% (qtq).

Sumber: BPS Provinsi Lampung

SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor yang paling merasakan dampak adanya momen Idul Fitri. Pada triwulan III-2011, sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 6,35% (qtq) atau 11,67% (yoy), sehingga memberikan sumbangan terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi setelah sektor jasa-jasa, yaitu sebesar 0,86%

Sektor pengangkutan tumbuh 5,94% (qtq) atau 8,72% (yoy), dimana angkutan udara mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan jenis angkutan lainnya. Data Bandara

-10 -5 0 5 10 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

Grafik 1.33 PDRB Sektor PHR

(Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai PDRB-axis kanan growth (qtq)-axis kiri growth (yoy)-axis kiri

%

(35)

18

Radin Inten II menunjukkan pada periode ini jumlah pengguna angkutan udara meningkat 6,83% (qtq), jumlah muatan bagasi meningkat hingga 35,01% (qtq), dengan rata-rata jumlah keberangkatan pesawat tumbuh 22,33% (qtq), seiring penambahan jumlah maskapai yang beroperasi.

Sementara itu, posisi Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera menjadikan daerah ini tempat transit arus mudik dari dan ke pulau Jawa, sehingga berdampak pada meningkatnya output sektor pengangkutan jalan raya dan angkutan laut seiring arus mudik Pra dan Pasca Idul Fitri. Menurut data Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, jumlah penumpang angkutan laut dan pengguna jalan raya pada arus mudik tahun 2011 diperkirakan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 10% (yoy) dan 5% (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber: Bandara Radin Inten II

SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Pada triwulan III-2011, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 3,51% (qtq) atau 6,37% (yoy), dengan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 0,64%. Peningkatan output di sektor ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat menjelang Idul Fitri, tidak hanya yang berkaitan dengan transaksi melalui perbankan, namun juga lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian dan lembaga pembiayaan. Hal ini terkonfirmasi oleh aliran uang keluar (outflow) Bank Indonesia yang meningkat 41,62% (qtq) karena tingginya transaksi kas masyarakat melalui

perbankan pada periode ini (hasil quick survey sistem pembayaran). Indikator lainnya adalah

penyaluran kredit perbankan, terutama kredit konsumsi yang pada triwulan III-2011 mengalami -5 0 5 10 15 20 25 0 200 400 600 800 1,000

I II III IV I II III IV I II III

2009 2010 2011

Grafik 1.34

PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

(Berdasarkan Harga Konstan 2000)

Nilai PDRB-axis kanan growth (qtq)-axis kiri growth (yoy)-axis kiri

miliar Rp % -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 Jan Feb Mar Ap r M ay Jun Jul A u g Sep Grafik 1.35

Perkembangan Aktivitas Bandara Raden Inten II Tahun 2011

Jumlah Penumpang Berangkat (orang)-axis kanan Jumlah Bagasi (kg)-axis kiri

Gambar

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG  a.  Inflasi dan PDRB
Grafik 1.25 PDRB Sektor Pertanian
Grafik 1.33 PDRB Sektor PHR
Grafik 1.38 PDRB Sektor Bangunan (Berdasarkan Harga Konstan 2000)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi tidak berjalan dengan baik perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban incest yaitu

Bagi pemerintah atau pengelola adalah sebagai berikut : (1) menambahkan ruang terbuka); (2) menyediakan jalur pedestrian; (3) melakukan penataan terhadap area parkir yang

4.5.4 Rasio Efektivitas Pengelolaan Dana Rasio efektivitas pengelolaan dana tahun 2013 sebesar 2% nilainya baik, pada tahun 2014 sebesar 7% nilainya cukup, dan pada

Keefektifan latihan dapat dicapai, terutama bagi calon atlet yang memiliki kemampuan tinggi; (c) meningkatkan daya saing dan jumlah atlet dalam mencapai tingkat presta- si yang

Sedangkan unsur Experiential Marketing yang paling signifikan mempengaruhi konteks adalah sense (R: 0,534) dan feel (R: 0,598). Dalam penelitian ini menggunakan regresi

Strategi Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan

Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat di Instalasi Farmasi RSUD

Empat hal yang membuat pekerjaan guru bermakna yaitu ketika pekerjaannya bermakna untuk orang lain, yang kedua adalah bekerja dengan ikhlas, ketiga adalah sesuai