• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Kota Medan Melalui Pertumbuhannya

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Kota Medan

2.1.2 Perkembangan Kota Medan Melalui Pertumbuhannya

Perkembangan Kampung Medan menjadi sebuah kota berhubungan erat dengan dibukanya perkebunan-perkebunan asing yang mengambil keuntungan dari komoditi ekspor ketika itu. Kesuksesan perkebunan-perkebunan ini diawali setelah berita

kehebohan yang ada di negeri Belanda ketika Jacobus Nienhyus membawa hasil panen tembakau ke negeri Belanda dengan kualitas terbaik dan mencapai keuntungan yang besar. Maka dari banyak pengusaha-pengusaha perkebunan mengadu peruntungan di tanah Deli yang juga dijuluki sebagai Paris Van Sumatera ini.

Setelah dibukanya perkebunan-perkebunan tembakau swasta, maka keadaan kampung Medan telah berubah menjadi sebuah kampung yang sudah dapat dikatakan sebagai sebuah kota karena jumlah penduduknya telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Maka dari itu, dari pihak pemerintah Belanda memiliki ide untuk memindahkan keresidenan Sumatera Timur yang awalnya berada di Riau untuk pada akhirnya dipindahkan ke kota Medan karena lokasinya yang strategis, mudah dijangkau dari daratan dan lautan. Maka, ide itu disetujui oleh Gubernur Sumatera Timur sehingga kota Medan menjadi ibu kota Keresidenan Sumatera Timur. Sejak Medan menjadi ibu kota keresidenan Sumatera Timur pada tanggal 1 Maret 1887 maka tumbuhlah kampung-kampung seperti Petisah Hulu, Petisah Hilir, Kampung Sungai Rengas, Kampung Aur dan Kampung Keling. Kemudian muncul kampung lain yang masuk ke wilayah Sultan Deli yaitu Kampung Maksum, Kampung Baru, Kampung Sungai Mati dan lain-lain.

Dalam rangka kota Medan bersiap menjadi ibukota Sumatera Timur, sejak tahun 1886 dicari cara untuk membenahi kota agar pantas dalam kedudukan itu. Saluran- saluran yang lama diganti dengan sistem drainase yang baik, jalan-jalan diaspal, penerangan listrik dipasang kecuali air minum yang kondisinya belum baik. Komisaris- komisari dari Deli Meij, tuan-tuan perkebunan seperti Tuan P. Kolf dan J. Van

Vollenhoven berhasil membujuk direksi mereka untuk mengatasi hal ini. kemudian dibangunlah perusahaan air minum (PDAM Tirtanadi saat ini) pada akhir 1907 dengan kemampuan tandon air 1.200 m3 dengan 21 km menyuplai 283 rumah.19

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat di Kota Medan, pada tahun 1929 mulai dipasang pipa-pipa besar untuk menyalurkan air dari Sibolangit ke Medan.20

Pembangunan perusahaan listrik Medan di mulai tahun 1898 dan mulai beroperasi pada Maret tahun 1900 untuk menerangi jalan-jalan di Medan dan kebutuhan pasokan listrik untuk Medan Hotel, rumah Tjong A Fie, Hotel De Boer, Istana Maimon dll. Salah satu perbedaan yang mencolok dimana hanya sebuah rumah yaitu rumah Tjong A Fie yang mendapatkan pasokan listrik sementara yang lainnya adalah berupa instansi, hotel-hotel, dan bangunan-bangunan megah. Jelaslah bahwa di dalam sejarah pembangunan Kota Medan, peran warga asing dari Eropa dan keluarga Tjong A Fie memiliki peranan yang sangat besar.

Bukan hanya perusahaan-perusahaan perkebunan yang berkembang pesat, selain sejumlah kampung-kampung baru mulai di buka, bangunan-bangunan bergaya Eropa pun mulai dibangun arsitektur yang indah seperti Istana Maimon dan Mesjid Raya Medan yang dibangun tenaga ahli dari belanda yang bernama Van Erp. Bahkan Medan disebut-sebut sebagai kota ratu (Queen City) dari Pulau Sumatera dan terlebih lagi pioneer lokasi pertumbuhan perusahaan perkebunan di Sumatera Timur yang sangat

19

Hasibuan, Gindo Maranti., Peran Serta Masyarakat dan Kelembagaan Terpadu dalam Pengelolaan Banjir di Kota Medan (Studi Kasus Banjir Kota Medan), Medan, 2005, hlm. 2

20

Tim Pengumpulan, Penelitian dan Penulisan Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, Loc Cit, hlm. 36

penting dan progresif. Saat ini kota Medan memiliki keanggunannya tersendiri, bersinar dalam hal bisnis yang dikelilingi kota-kota kecil yang indah yang ketika itu memiliki sanitari yang hanya dimiliki kota Medan dan banyak kota di Inggris Raya. Memiliki hotel-hotel yang bagus, jalur kereta api dengan arsitektur yang indah, lapangan pacuan, klub-klub lapangan tennis dan sepak bola, bioskop, dan semua atribut modern dari sebuah kota yang maju.

Namun tidak hanya itu, jika melihat situasi perkembangan sungai-sungai yang membelah kota Medan untuk mencari tahu penyebab awal ketidak acuhan berbagai pihak untuk lebih mengerti aspek-aspek yang mempengaruhi indikasi penyebab banjir di Kota Medan. Maka kita perlu mengetahui berbagai aspek itu termasuk sungai yang dulunya sangat berpengaruh dan sangat penting bagi kehidupan masyarakat di kota Medan.

Sekitar tahun 1874 sebuah benteng Belanda yang cukup besar dan kokoh bangunannya sudah siap dibangun berdekatan dengan kawasan Medan Puteri, yaitu dilokasi wisma Benteng dan Lippoland yang sekarang. Bangunan yang tampaknya menunjukkan identitas kota Medan pada saat sudah mulai tumbuh dan berkembang. Tempat benteng Belanda itu dibangun sangat strategis menurut ukuran masa itu. Karena letaknya berdekatan dengan kawasan pemukiman penduduk pribumi dan sekaligus dekat pula dengan sungai Deli. Sungai itu dahulu dimanfaatkan oleh serdadu Belanda untuk mempermudah hubungan dengan labuhan yang merupakan kota pelabuhan untuk memasuki Deli dari arah laut atau meninggalkannya dari menuju laut. Dapatlah dilihat betapa penting dan strategisnya kedudukan benteng belanda itu, yang berdekatan

dengan kampung Medan selaku pelabuhan tongkang dari laut yang membongkar muatan disitu untuk diteruskan dengan perahu-perahu lebih kecil mudik ke Deli Tua dan mudik Sungai Babura.21

Dari sini, maka jelaslah perkembangan kampung Medan menjadi sebuah kota bergantung pada jalur transportasi yang ketika itu berupa transportasi air di karenakan jalur darat yang berupa jalan setapak dan masih dikelilingi hutan belantara dianggap lebih aman dan lebih cepat sampai tujuan. Berbeda dari sekarang sungai-sungai ini hanya berupa tempat membuang sampah dan di abaikan kebersihannya menyebabkan sungai tampak kumuh dan kotor. Memang sangat ironis apabila dibandingkan dengan perannya ketika sungai sangat diperhatikan dan dijadikan asset untuk mendapatkan nafkah sehari-hari.

Dokumen terkait