• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Lingkungan Nasional.

Dalam dokumen LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDO (Halaman 46-53)

PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS 15 Umum.

18. Perkembangan Lingkungan Nasional.

Sejalan dengan proses demokratisasi di atanah air, Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia internasional sebagai negara yang demokratis ketiga setelah Amerika Serikat dan India. Hal ini terutama sebagai refleksi dari penilaian dunai internasional dalam proses dan pelaksanaan pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 dan 2009 yang diadakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil. Indonesia menempati dan memiliki posisi silang strategis, tidak hanya dalam arti geografis serta demografi, tetapi juga dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Adapun perkembangan lingkungan nasional yang dapat berpengaruh terhadap aktualisasi kepemimpinan visioner, dapat dicermati melalui beberapa aspek Asta Gatra yang selalu mempengaruhi kebijakan di bidang SKA sebagai berikut:

a. Gatra Geografi.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 2/3 wilayahnya adalah laut dan 1/3 lainnya adalah wilayah daratan, memiliki jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau, terdiri atas pulau besar berpenghuni dan pulau-pulau kecil yang berpenghuni maupun tidak berpenghuni, setiap pulau dikelilingi oleh laut. Oleh sebab itu laut merupakan penghubung bagi semua pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga masalah komunikasi dan transportasi menjadi sangat vital. Lalu lintas internasional banyak melintasi laut dan udara wilayah Indonesia. Hal itu memberi kemungkinan kepada Indonesia

untuk memainkan peranan sebagai pengawas dan pengatur lalu lintas tersebut sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Bentuk dan letaknya yang menghampar sepanjang garis khatulistiwa, merupakan daerah beriklim tropis mempunyai keberagaman hayati yang besar. Disamping itu mempunyai gunung berapi terbanyak di dunia, sehingga terkenal dengan wilayah sebagai ring of fire dengan duapertiga wilayahnya merupakan lautan. Kondisi laut yang ada mempunyai kedalaman yang bervariasi. Laut di wilayah barat bagian luar berupa lautan Hindia merupakan laut dalam dengan ombak yang besar, sementara wilayah barat bagian dalam merupakan daerah perairan yang relatif dangkal sampai dalam. Sedangkan perairan wilayah timur dalam dan luar merupakan perairan dengan laut yang umumnya relatif dalam.

Kondisi geografi di atas sangat menguntungkan Indonesia, berbagai potensi sumber daya laut yang terkandung di lautan, seperti potensi energi baru terbarukan yang meliputi potensi energi panas laut, energi dari gelombang laut, energi arus laut. Pemanfaatan laut media transportasi, mempunyai kapasitas dan besar untuk mengangkut barang produksi dunia. Tiga buah Alur Laut Kepulauan Indonesia yang secara ekonomi sangat strategis bagi lewatnya komoditi perdagangan dunia.

b. Gatra Demografi.

Kenyataan menunjukkan bahwa manusia bertempat tinggal di daerah yang aman serta memungkinkan jaminan kehidupan ekonomis semaksimal mungkin, yaitu di daerah yang ekonomis dan strategis, terutama di daerah yang sudah digarap atau telah dipersiapkan sebelumnya. Konsekuensinya ialah bahwa di daerah tertentu terlampau padat, sedangkan di daerah lainnya menjadi jarang, bahkan tidak berpengaruh sama sekali.

Bertambahnya jumlah penduduk secara otomatis akan meningkatkan jumlah kebutuhan pangan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 254 juta jiwa dan 294 juta jiwa pada tahun 2050, kenaikan jumlah penduduk akan secara langsung meningkatkan kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya. Meningkatnya kebutuhan Negara tersebut harus diikuti dengan pembangunan ekonomi yang memadai. Tantangan untuk memanfaatkan sumber

kekayaan alam secara secara cerdas bersinergi dan berkelanjutan adalah tersedianya kualitas sumber daya manusia yang baik, mengingat bahwa medan sumber kekayaan alam bervariasi mulai dari daerah yang mudah dijangkau sampai daerah yang sulit dan memerlukan peralatan dengan teknologi yang canggih untuk mencapai dan mengolahnya. Pemanfaatan sumber kekayaan alam secara optimal, memerlukan sumber daya manusia yang kompetitif dan memiliki kemandirian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi dengan tetap memperhatikan kepentingan kelestarian lingkungan dan ekosistem. Potensi jumlah sumber daya manusia Indonesia cukup besar namun kualitasnya yang relatif masih rendah. Minimnya lapangan pekerjaan di beberapa daerah, mengakibatkan perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar (urbanisasi) khususnya ke Pulau Jawa dan lebih khusus lagi ke Jakarta; bahkan keluar negeri (Malaysia). Sementara itu, penciptaan lapangan pekerjaan terkendala baik oleh investor domestik maupun luar negeri yang masih enggan menanamkan modalnya sebagai akibat dari iklim investasi kurang kondusif, khususnya terkait birokrasi yang panjang, tidak adanya kepastian hukum, banyaknya permintaan sumbangan yang bersifat wajib serta tidak adanya sinergitas dalam mengeluarkan kebijakan sebagai akibat kurangnya kerjasama antar instansi, sehingga menghambat bagi investor. Aktualisasi kepemimpinan visioner diperlukan melalui diplomasi politis dalam upaya menarik investor bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang berorientasi keluar (outward looking), sehingga konsentrasi penduduk dapat tersebar secara merata diseluruh pelosok tanah air.

c. Gatra Ideologi.

Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum, serta pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia serta berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik datangnya dari luar maupun tumbuh dari dalam untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa. Untuk mencapai ketahanan ideologi, diperlukan penghayatan dan pengalaman Pancasila secara murni dan konsekuen, baik objektif maupun subjektif.

Pelaksanaan objektif adalah bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tersurat atau paling tidak tersirat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan segala peraturan perundang-undangan di bawahnya serta segala kegiatan penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subjektif adalah bagaimana nilai- nilai tersebut dilaksanakan oleh pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari- hari sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. Pancasila mengandung sifat idealistik, realistik, dan fleksibilitas sehingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi sesuai dengan realitas perkembangan kehidupan, tetapi sesuai dengan idealisme yang terkandung di dalamnya. Dalam rangka mewujudkan ketahanan ideologi tersebut diperlukan keteladanan sikap dari para pemimpin visioner yang didasari keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Gatra Politik.

Pada gatra politik dapat dicermati bahwa kehidupan politik yang sudah demokratis dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi memberikan iklim yang kondusif untuk pengembangan ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan. Dewasa ini dinamika perkembangan politik nasional berjalan sangat kondusif, yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan hak-hak politiknya cenderung semakin meningkat. Aktivitas partai-partai politik, baik partai baru maupun partai lama menghadapi Pemilu Legislatif 2014 yang telah berjalan dengan baik dan lancar, serta membuahkan hasil dengan tidak berdampak negatif atas hajatan lima tahunan tersebut. Namun saat ini kita sedang dalam tahap Pemilu Presiden yang akan berlangsung 9 Juli 2014, dimana saat ini masih masuk dalam tahap kampanye yang mulai menghangat, selain melakukan konsolidasi internal partai, munculnya pertemuan- pertemuan antar partai, baik partai besar maupun partai menengah dan kecil untuk membangun koalisi-koalisi, serta maraknya dukungan dari berbagai kelompok yang ada di dalam masyarakat. Sementara di tingkat daerah, hubungan antar partai ditandai dengan adanya koalisi antar partai dalam Pilkada. Dilihat dari segi komunikasi politik, adanya pertemuan dan koalisi antar partai bisa berdampak

positif ataupun negatif, tergantung kepada pemahaman dari pihak-pihak terkait. Perhelatan akbar lima tahunan pada Pemilu 2014, menuntut kinerja kepemimpinan visioner untuk menilai sejauhmana efektivitas sistem multi partai, dalam menyuarakan aspirasi dan kehendak rakyat menuju sistem politik yang lebih demokratis dan memihak kepada kepentingan rakyat. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran politik, kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial, dan rasa aman. Keadaan politik di segala bidang pembangunan memberikan rasa aman. Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

e. Gatra Ekonomi.

Kegiatan ekonomi memerlukan penerapan manajemen yang tepat dan memadai untuk meningkatkan produktivitas dan mutu produksi barang dan jasa. Manajemen yang baik perlu ada dukungan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki motivasi, disiplin, dan etos kerja. Yang tidak kalah pentingnya adalah perlu diciptakan iklim usaha yang sehat dan dinamis, sehingga menggairahkan kalangan dunia usaha. Dalam kehidupan ekonomi, teknologi merupakan faktor penting bagi peningkatan berbagai kegiatan ekonomi.

Penggunaan teknologi mutakhir dapat lebih mendayagunakan sumber daya alam, baik yang pontensial maupun yang nyata, tetapi tidak dapat menciptakan lapangan kerja langsung secara luas. Pemanfaatan teknologi dapat meningkatan kemampuan perekonomian negara. Akan tetapi, di sisi lain teknologi dapat juga menimbulkan kerawanan karena ketergantungan yang besar terhadap pihak luar serta kurangnya kemampuan penguasaan teknologi serta pemanfaatannya. Negara berkembang pada umumnya menghadapi masalah pengangguran. Untuk itu, diperlukan pemilihan teknologi yang tepat guna, selain dapat memberikan nilai tambah kesempatan kerja. SDM Indonesia yang jumlahnya cukup besar dengan kualitas relatif masih rendah dengan persebaran yang tidak merata dan struktur yang tidak menguntungkan merupakan beban dan sumber kerawanan sosial ekonomi. Untuk itu, diperlukan pembinaan yang serasi terhadap manusia Indonesia sebagai obyek dan sekaligus subyek pembangunan ekonomi.

Perkembangan global dengan berbagai perubahan yang bergerak dengan cepat dan sulit diprediksi melalui isu 3 (tiga) krisis, telah memunculkan dilema sangat besar bagi ekonomi makro dan mikro. Untuk menunjang semuanya itu tentu perlunya peningkatan kerjasama antar pemimpin visioner dengan instansi terkait dalam hal pengelolaan potensi SKA. Dinamika kecenderungan global yang bergerak secara fluktuatif, memerlukan kecerdasan intelektual dan visi jauh kedepan kepemimpinan visioner untuk menilai kemampuan dan ketahanan ekonomi nasional sebagai antisipasi pengaruh global.

g. Gatra Sosial Budaya.

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki keanekaragaman kesatuan-kesatuan sosial yang masing-masing memiliki kebudayaan sendiri- sendiri. Keragaman kesatuan sosial dan kebudayaan ini tentunya menjadi kekayaan budaya dan intelektual yang luar biasa berupa kearifan lokal (local geniuses) serta dapat dimanfaatkan untuk menjawab problema kemanusiaan saat ini, seperti masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, konflik antar umat beragama dan lain sebaginya. Masyarakat bangsa yang kaya akan kebudayaannya mempunyai kearifan-kearifan lokal untuk mengatasi problem sosial. Hanya saja, kekayaan kearifan lokal tersebut saat ini sepertinya tersingkirkan oleh rasionalitas modernisasi yang mengandalkan rasio dan individualitas dalam mengatasi problema kehidupan. Modernisasi disatu sisi sangat diperlukan untuk memajukan pembangunan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi disisi lain modernisasi dapat melunturkan nilai kearifan budaya lokal, sehingga nilai kebersamaan untuk menuju terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa akan terganggu. Oleh karena itu peran kepemimpinan visioner yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spriritual serta pengaruh kuat dimasyarakat (strong leader) sangat diperlukan untuk memadukan nilai kearifan budaya bangsa dengan nilai masyarakat modern secara serasi dan seimbang.

h. Gatra Pertahanan dan Keamanan.

Berkepanjangannya pemulihan terhadap kondisi ekonomi nasional sebagai akibat krisis, ditambah melemahkan kondisi perekonomian secara global,

mengakibatkan kebijakan pemerintah belum berpihak kepada upaya memodernisasi sistem Pertahanan Keamanan negara. Dalam situasi ini kecenderungan kekuatan pertahanan terus melemah, seiring semakin tua usia alutsista dan semakin tidak optimalnya kemampuan pertahanan keamanan. Sementara pada sisi lain negara tetangga dengan kekuatan ekonominya yang semakin membaik, mampu menambah dan memodernisasi kekuatan pertahanan dan keamanan mereka. Ketidak harmonisan hubungan bilateral dapat memunculkan benturan dengan negara tetangga atas klaim-klaim perbatasan, kejahatan lintas negara (terorisme, perompakan, perdagangan obat terlarang, illegal logging, illegal fishing, dan sebagainya).

Menyikapi kondisi yang demikian, dibutuhkan kepedualian dari para pemimpin visioner dan elit politik di legislatif untuk membangun daya saing sistem pertahanan keamanan yang handal serta partisipasi aktif dari masyarakat yang dilandasi kesadaran akan hak dan kewajiban Bela Negara serta Pertahanan dan Keamanan Negara. Terdapat hubungan timbal balik antara aspek pertahanan dan keamanan pada kegiatan pemanfaatan sumber kekayaan alam guna meningkatkan perekonomian rakyat dalam memperkokoh ketahanan nasional. Pada pemanfaatan sumber kekayaan alam membutuhkan kondisi keamanan yang kondusif untuk mendukung terciptanya peningkatan perekonomian rakyat, sedangkan meningkatnya perekonomian rakyat akan mensejahterakan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan masyarakat akan menimbulkan terwujudnya keamanan dalam berusaha.

i. Gatra Sumber Kekayaan Alam.

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menetapkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar- besarnya untu kemakmuran rakyat. Sumber-sumber kekayaan alam sebagai karunia Tuhan merupakan rahmat yang memberi kehidupan kepada makhluknya, dan kekayaan wilayah Indonesia menjadi modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Hanya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak, tidak dijinkan diusahakan oleh perorangan.

Masih maraknya kegiatan illegal logging, illegal fishing dan tindak kriminal lain yang dapat merusak ekosistem dan ekologi berdampak kerusakan lingkungan hidup memerlukan perhatian khusus. Untuk itu diperlukan peran kepemimpinan visioner yang mampu memanfaatkan sumber kekayaan alam untuk menciptakan inovasi-inovasi baru bagi peningkatan daya saing nasional melalui pembangunan berkelanjutan.

Dalam dokumen LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDO (Halaman 46-53)