• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga, dan sebagainya.

Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan keterampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, dan mengangkat leher adalah bagian dari aktivitas motorik kasar. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun pertama usia anak.

Ada tiga jenis gerakan pada motorik kasar yang dapat dilakukan oleh anak. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat usianya. Berikut akan dijelaskan ketiga jenis kegiatan ini:

1. Kemampuan Lokomotor

Perlu dikembangkan dengan tujuan membantu anak mengembangkan kemampuan menggunakan otot-otot besar untuk berpindah (menggunakan semua anggota tubuh) secara horizontal dan proyeksi tubuh. Gerakan lokomotor dapat ditunjukkan melalui kegiatan seperti melompat, meloncat, berlari cepat, berjingkrak, dan meluncur.

2. Kemampuan Non-lokomotor

Kemampuan menggerakkan bagian atau anggota-anggota tubuh seperti kepala, bahu, tangan, pinggang, kaki tanpa melakukan perpindahan. Kegiatan ini dapat berupa gerakan mendorong, menarik, mengayun, meliuk, memutar, peregangan, mengangkat, membungkuk, angkat satu kaki, dst. 3. Kemampuan Manipulatif

Kemampuan ini merupakan kemampuan anak menggunakan benda, alat atau media dalam bergerak. Alat atau media ini dapat diperlakukan dengan cara dilempar, diayun, diangkat, ditarik, digulirkan, dihentakkan, atau dengan cara lainnya sehingga dapat mendukung kemampuan gerak yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai.

a. Tahap Perkembangan Motorik Kasar

Tahapan perkembangan motorik paada anak usia dini: 1. Imitation (Peniruan)

Keterampilan seseorang menirukan sesuatu yang dilihat, didengar, dan dialaminya. Tahap imitasi terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, di mana anak mulai

memberi respons serupa dengan apa yang diamatinya. Contoh: menirukan gerakan tari, berjalan atau melompat. 2. Manipulation (Menggunakan Konsep)

Keterampilan untuk menggunakan konsep dan melakukan kegiatan. Tahap manipulasi menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Contoh: memasukkan bola ke keranjang, melakukan smash, atau melakukan gerakan senam yang didemonstrasikan.

3. Presition (Ketelitian)

Berhubungan dengan kegiatan secara teliti dan benar. Aktivitas di tahap ini membutuhkan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Contoh: berjalan di atas papan titian.

4. Articulation (Perangkaian)

Keterampilan motorik untuk mengaitkan bermacam-macam gerakan yang berkesinambungan. Aktivitas dalam tahap ini menekankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh: mendrible dan lay up, menggiring dan mengoper bola.

5. Naturalisation (Kewajaran)

Gerakan yang dilakukan dengan dihayati dan wajar. Menurut tingkah laku yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energi baik fisik maupun psikis. Gerakan biasanya dilakukan secara rutin sehingga

telah menunjukan keluwesan. Contoh: bermain bola, berenang, bersepeda.

Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakkan dasar pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, di samping aspek kognitif sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan anak menjadi pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, maupun sosialnya. Untuk itu dilakukan upaya yang salah satunya adalah dengan dimasukkannya program pendidikan keterampilan ke dalam kurikulum dan pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah-sekolah.

Anak-anak prasekolah membuat kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar (gross motor skill), seperti berlari, melompat, yang melibatkan penggunaan otot besar. Perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang dan otot mereka semakin kuat, dan kapasitas paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik (Papalia, Old, dan Feldman, 2008: 315).

Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari ke sana-kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil risiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap

tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.

Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil risiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu objek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock, 1995: 225). Terlihat bahwa pengembangan motorik kasar untuk anak usia prasekolah (2-6 tahun) lebih kepada melatih gerak dan koordinasi mereka di mana standar kompetensi dan kompetensi dasarnya dimuat dalam kemampuan motorik pada kurikulum. Kegiatan pun banyak dilakukan melalui aktivitas bermain, sama halnya dengan pengembangan kemampuan motorik yang dilakukan di tingkat SD kelas awal. Perbedaannya adalah pada tingkat SD, unsur knowledge sudah mulai dikenalkan kepada anak. Sehingga di tengah dan akhir kegiatan pembelajaran ada serangkaian evaluasi yang tidak hanya mengukur kemampuan praktikal motorik anak melainkan juga ada pengukuran kemampuan pengetahuan mereka terkait dengan beberapa hal dalam pelajaran pendidikan jasmani itu sendiri.

Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anak, gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi, berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai

anak sangat berguna bagi kehidupannya kelak, seperti, merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang.

b. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Kasar 1. Untuk kesimbangan tubuh anak.

2. Melenturkan otot-otot anak.

3. Mengembangkan kecerdasan anak karena dapat merangsang otak melalui gerakan aliran atau peredaran darah yang lancar yang dapat mengalirkan oksigen ke otak sehingga saraf-saraf otak dapat berkembang.

4. Untuk kelincahan gerakan anak.

5. Sebagai alat untuk menunjang perkembangan.

6. Meningkatkan kemampuan mengelola, mengontol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh.

c. Perkembangan Motorik Kasar Anak TK

Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh tubuh, kemudian metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik kasar yang perlu dikembangkan anak seperti anak dapat belajar menangkap bola, menendang, meloncat, dan lain sebagainya.

Pada usia 3-4 tahun perkembangan motorik kasar anak, seperti, menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan, berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik, melompat

melempar bola hingga 3 meter, melompat dengan satu kaki, dan lain-lain.

Sedangkan perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun seperti berlari dan langsung menendang bola, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan satu tangan, berjalan pada garis yang sudah ditentukan, berjinjit dengan tangan dan pinggul, mengayuhkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan

d. Prinsip Perkembangan Motorik Kasar Anak TK

1. Anak usia TK sudah memiliki kemampuan melihat dengan fokus yang benar, sehingga guru dapat memberikan aktivitas melempar bola, ia telah memiliki kemampuan melihat bola dilempar ke arahnya dan ditangkap oleh tangan, guru dapat menciptakan aneka aktivitas dengan menggunakan karakteristik ini.

2. Anak usia TK telah dapat melakukan serangkaian gerakan secara berkelanjutan misalnya gerakan menangkap, melempar, menendang.

3. Guru perlu memberikan relaksasi pada anak setelah mereka beraktivitas atau melakukan suatu gerakan. 4. Gerakan oposisi, gerakan ini perlu diperkenalkan pada

anak, gerakan oposisi adalah gerakan seperti berjalan atau berlari dimana posisi tangan kanan diayunkan ke depan dikoordinasikan dengan langkah kaki kanan ke depan. Koordinasi ini dapat dilatihkan kepada anak dalam kegiatan baris berbaris.

5. Pemindahan beban, gerakan pemindahan pada anak dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada mereka gerakan memanjat pohon. Pemindahan beban dengan satu kaki dapat mengajarkan keseimbangan dan merasakan pemindahan beban pada tubuh mereka.

6. Tenaga sebagai guru TK memberikan aktivitas kepada anak TK sebagai contoh menendang bola atau menahan beban.

e. Karakteristik Perkembangan Motorik Kasar Anak TK 1. Gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian-bagian

tubuh anak terutama otot-otot besar, misalnya berlari, melompat, melempar, menangkap, dan lain-lain.

2. Pertumbuhan relatif stabil, anggota badan terus tumbuh dengan cepat dalam proporsi yang seimbang, keseimbangan perkembangan jadi lebih baik.

3. Gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak karena seluruh anggota tubuh ikut bergerak.

Dokumen terkait