• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASUKNYA ALUMNI DARI LUAR NEGERI

A. Keadaan Pondok Pesantren Islam Samakkhi Setelah Masuk luar Negeri

2. Perkembangan Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Islam

Sam akkhi Setelah masuk Alumni Luar negeri

Sebagai seorang guru, mahasiswa Islam Patani alumni luar negeri aktif mengajar di sekolah-sekolah yang berada Propinsi Thailand Selatan di antaranya pondok Pesantren Islam Samakkhi yang berada di Patani. Mereka mengajar di Pondok Pesantren Samakkhi, untuk mata pelajaran Akhlak, Filsafah, Tauhid dan sebagainya.

Selain mengajar sebagai seorang guru mereka ju g a berperan dalam pengembangan sistem dan metode peiajaran di Pondok Pesantren 1 Wawancara dengan Babo Haji Muhammad Toha Lutfi, tanggal 24 April 2007

Samakkhi. Sebagai contoh mereka mengadakan kegiatan yang sebelumnya tidak ada seperti pesantren Kilat, yang waktunya dilaksanakan ketika siswa libur seko'iah. Seperti ibadah, olah raga dan hubungan sosial yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kepemimpinan dan silaturahmi.

Pada dekade tahun sembilan puluh para guru alumni luar negeri membawa perubahan dalam metode mengajar dengan mengenalkan metode diskusi. Dimana siswa yang dulunya p asif hanya menerima teori dari guru menjadi ikut berpartisipasi aktif dalam pelajaran dengan cara berdiskusi.

Selain itu juga dikenalkan dan disosialisasikan sistem praktek pengalaman lapangan (PPL) kepada setiap sisw a kelas sepuluh yang hampir menyelesaikan studi mereka. Hal ini dilakukan adalah dalam rangka menyiapkan siswa lulusan Aliyah untuk menjadi guru pada tingkat Tadika yang bersekolah pada hari Sabtu dan hari A had. Jika siswa tersebut mempunyai potensi dan bakat yang besar sebagai seorang guru maka siswa tersebut akan direkrut untuk mengajar di tingkat Idtidaiyah pada sekolah tersebut.

Alumni yang berprofesi sebagai guru contohnya adalah Ustad Haji Muhammad Toha Lutfi umur 65 tahun alumni Pondok Pesantren Dalo. Sekarang sebagai kepala Pondok Pesantren samakkhi. Sebagai guru sekaligus kepala sekolah Ustadz Babo Toha terlibat ak tif dalam pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Islam samakkhi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi ustadz Muhammad

Toha Lutfi untuk terus meningkat serta mengembangkan Potidok Pesantren Islam Samakkhi sehingga dapat menjadi pondok pesantren agama Islam yang dimlnati banyak calon siswa di masyarakat.

Menurut Ustadz M. Toha Lutfi pengembangan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Islam samakkhi sudah mulai memperlihatkan kemajuan yang signifikan karena alumni-alumni di luar negeri maupun alumni di dalam negeri sendiri telah berusaha untuk meningkatkan kualitas siswa dan calon mahasiswa di Patani. Langkah strategis yang dilakukan Ustadz H.M Toha Lutfi beserta timnya adalah berupaya memotivasi calon-calon mahasiswa Islam patani yaitu Patani, Yala, Narathiwa* dan Songkhla agar melanjutkan studi mereka di Perguruan Tinggi Pendidikan Islam di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan demikian diharapkan mahasiswa patani dapat bersaing secar kompetitif dengan mahasiswa Thailand yang bukan berasal dari Patani atau dengan mahasiswa luar negeri2.

Alumni selanjutnya adalah Ustadz M uda umur 45 tahun, alumni dari Mesir angkatan tahun 1997 dan Ustadz Cik nuyi umur 40 tahun,alumni Madinah Angkatan 1999 sekarang beliau berdua berprofesi sebagai guru di Pondok pesantren Islam Samakkhi. Usaha yang telah dilakukan oleh Ustadz Muda dan Ustadz H.M Toha Lutfi untuk mengembangkan pendidikan di Pondok Pesantren Islam Samakkhi adalah menterjemahkan buku-buku pegangan untuk siswa yang berbahasa Arab dan Thai ke dalam bahasa Melayu baku.

Bagi Ustadz M uda dan Usladz Cik Nuyi, pengembangan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Islam Samakkhi mutlak dilakukan pada saat ini sehingga dengan menterjemahkan buku-buku bahasa Arab dan Thai ke dalam bahasa Melayu. Hal ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Pondok Pesantren Islam Samakkhi.3

Di luar kurikulum yang telah ada di Pondok tempat Ustadz Haji Muhammad Toha Lutfi, Ustadz Muda,dan U stadz Cik Nuyi mengajar, dilakukan kegiatan ekstra kurikuler yang berhubungan dengan peningkatan kerohanian siswa yaitu dengan mengadakan pesantren kilat setiap masa liburan sekolah. Secara global bisa dikatakan bahwa mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri dapat dikategorikan sebagai agen perubahan masyarakat (social o f change) Dalam konteks ini mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri telah melakukan berbagai perubahan. Sebagai upaya transformasi ilmu pengetahuan dan pembaharuan sebagai manifestasi dari pengalaman ilmu yang telah mereka peroleh. Pada dimensi lain mereka menyadari akan keharusan transformasi ilmu pengetahuan sehingga dapat memberikan kontribusi yang konkrit dan bermanfaat.

Hal ini merupakan salah satu upaya dinamisasi masyarakat, karena salah satu indicator masyarakat dinamis adalah menyadari bahwa pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan sebuah masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan

usaha melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan daJam segala aspeknya dan segala jenisnya kepada generasi selanjutnya.4

Dengan demikian ada usaha untuk memperkenalkan sistem pendidikan pada tataran aplikasi mengalami kemajuan, misalnya pada

konteks pelaksaan pengajaran di lembaga pendidikan, mahasiswa Islam

Patani Alumni luar negeri dianggap reresentatif oleh kalangan penguasa yang terlihat akomodatif, serta memotivasi terbentuknya berbagai kesempatan bagi mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri. Hal ini kemudian menjadi dasar pijakan bagi mereka dal am menawarkan gagasan- gagasannnya, sebagai upaya solutif menjawab persoalan “keumatan", khususnya pada aspek pendidikan Islam. Gagasan-gagasan yang ditawarkan selanjutnya diakomodir dalam bentuk pengemdian mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri terhadap masyarakat dalam bentuk konkrit, sekaligus merupakan bentuk kontribusi para mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri.5

Menyadari akan keberadaan mereka sebagai seorang intelektual sekaligus memiliki keharusan untuk mentransfer ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh, maka profesi yang amat mulia, karena pendidikan adalah salah satu tema sentral Islam. Baru belakangan ini menengok kepada kaum Intelektual Islam sebagai sumber dari kegiatan Islam.6

4 Arifin M. Ed, llmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, him. 11. " Observasi. tanggal 24 April 2007

Dalam menjalani profesi sebagai guru tersebut mahasiswa Islam Patani Alumni luar negeri berupaya professional serta dilandasi oleh semangat Islam, Karena itu, dalam Islam seseorang dapat menjadi guru bukan hanya karena ia telah memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian, seorang gum adalah sumber ilmu dan moral, dengan kata lain, seorang gum bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting pula membentuk watak dan Pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran Islam.

Manifestasinya dari keprofesionalan mereka sebagai seorang gum selain memiliki kualifikasi sebagai mana diuraikan di atas, maka ju g a (mahasiswa Islam Patani alumni luar negeri ) telah melakukan, dan diberi kewenangan untuk melakukan berbagai hal dalam mengembangkan wacana pendidikan di Pondok Pesantren Islam Samakkhi seperti pembaharuan metode pengajaran, peneijem ahan buku-buku, merumuskan sistem pengajaran, diprioritaskan untuk mengajar mata pelajaran tertentu.

Dokumen terkait