• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 70-74)

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No.3 tahun 2004, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sehingga sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia (KBI) Manado mempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di daerah Sulawesi Utara. Dalam rangka mendukung kelancaran aktivitas perekonomian Sulawesi Utara, KBI Manado senantiasa mengupayakan kelancaran sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal. Dalam transaksi tunai, KBI Manado berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sedangkan dalam transaksi non tunai, KBI Manado selalu berusaha menjaga kelancaran sistem pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

5.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Aktivitas transaksi tunai di Sulawesi Utara yang dilakukan melalui Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009. Peningkatan transaksi pembayaran tunai ini tercermin pada kenaikan jumlah uang kartal yang dikeluarkan Kantor Bank Indonesia Manado (outflow) pada triwulan II-2010. Jumlah uang kartal yang dikeluarkan Bank Indonesia Manado meningkat sebesar 47,66% dari Rp355,29 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp524,64 miliar pada periode laporan. Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk dari masyarakat dan perbankan ke Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebesar Rp303,01 miliar. Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat 13,37%, triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp195,48 miliar. Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan akan uang tunai selama proses persiapan menjelang Pilkada Provinsi/Kabupaten/Kota. Selain

itu, dimulainya tahun ajaran baru juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan uang tunai terutama untuk transaksi selama masa liburan dan pembelian peralatan serta perlengkapan sekolah. Secara bulanan, net outflow tertinggi terjadi pada bulan Mei 2010 sebesar Rp129,86 miliar, berikutnya berturut-turut di bulan Juni dan April 2010 masing-masing sebesar Rp71,58 miliar dan Rp20,19 miliar.

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, Bank Indonesia Manado melaksanakan kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar, dengan melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Proses pemusnahan tersebut telah dilakukan dengan prosedur dan pengawasan yang ketat terhadap tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan. Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 97,86%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 49%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar Rp296,52 miliar atau naik 278,66% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam memperlakukan uang kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan mencorat-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122 235 617 303 Outflow (-) -87 -337 -370 -428 -18 -355 -235 -687 -0,77 -525 Net Flow 505 -218 -268 -211 595 -195 -113 -453 616 -222 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 miliar

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Grafik 5.1.

5.1.3. Perkembangan Kas Titipan

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122 235 617 303 PTTB 305 169 118 102 53 78 490 209 261 297 Rasio 51,4 142, 114, 46,9 8,57 49,0 402, 89,1 42,3 97,8 -40 80 120 160 200 240 280 320 360 400 440 -100 200 300 400 500 600 700 Miliar % Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Inflow 533 516 702 615 621 542 645 629 672 547 Outflow -463 -672 -755 -560 -443 -611 -566 -673 -537 -586 Netflow 70 -156 -53 55 178 -69 80 -44 135 -39 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 . Grafik 5.2.

Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

Grafik 5.3.

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo menunjukan posisi net outflow. Sepanjang triwulan II-2010 posisi aliran kas titipan Gorontalo menunjukan nilai net outflow sebesar Rp38,52 miliar. Net outflow yang terjadi selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan sebelumnya terjadi inflow yang cukup tinggi.

Selain di provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuha, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna cenderung mengalami net outflow (kecuali pada awal tahun). Pada triwulan II-2010, kas titipan di Tahuna mengalami net outflow sebesar Rp58 miliar atau meningkat 13,73% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Kondisi net outflow yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna mengindikasikan perkembangan pembangunan yang cukup pesat antara lain pembangunan sarana/prasarana pengaman pantai, pembangunan rumah khusus, pembangunan prasarana dermaga penyeberangan dan pembangunan prasarana bandar udara, yang mendorong bergairahnya aktivitas perekonomian di daerah tersebut.

5.1.4. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukan adanya penurunan yang signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebanyak 3 lembar yang keseluruhannya merupakan uang pecahan Rp50.000,00. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 Inflow 51 19 23 36 57 27 40 108 40 39 Outflow -31 -67 -71 -100 -39 -78 -63 -111 -50 -97 Netflow 20 -48 -49 -63 18 -51 -23 -3 -11 -58 -150 -100 -50 0 50 100 150 Grafik 5.4.

sebesar 18 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah cukup baik.

Sebagai strategi preventif, Bank Indonesia telah dan akan terus berupaya untuk meminimalisir pergerakan pelaku pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, kalangan perbankan, di instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi dan sekolah-sekolah namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan di kota Manado. Hal tersebut dilakukan mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan peredaran uang palsu karena tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk melakukan transaksi. Selain itu, secara represif pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 70-74)

Dokumen terkait