• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan II 2010

(2)

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI

Manado dituntut berperan sebagai yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 30 Juni 2010

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting Pemimpin

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR halaman 1

DAFTAR ISI halaman 2

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 15 Sisi Permintaan halaman 16 Sisi Penawaran halaman 25

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 37 Inflasi Tahunan (yoy) halaman 37 Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

Boks 1. Indeks Implisit (Deflator PDRB) Sektor Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara

halaman 39 halaman 40 halaman 43

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 45 Fungsi Intermediasi halaman 46 Risiko Kredit halaman 54 Perkembangan Perbankan Syariah

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

Boks 2.Komitmen Bank Indonesia Dan Perbankan Dalam Mendorong Pengembangan Sektor Pertanian Di Provinsi Sulawesi Utara

halaman 56 halaman 57

halaman 59

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 61 Dana Perimbangan halaman 62 Perkembangan APBD Provinsi halaman 64

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 69 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 69 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 73

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 77

Ketenagakerjaan halaman 77 Kesejahteraan Masyarakat halaman 80

(4)

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI halaman 85 Prospek Ekonomi Makro halaman 85 Prakiraan Inflasi halaman 88 Prospek Perbankan Halaman 90

(5)

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado

Jl. 17 Agustus No. 56

Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933

Email : hasiando@bi.go.id ratu_m@bi.go.id

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan adanya tren peningkatan sepanjang triwulan II-2010, hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang disertai kenaikan harga komoditas dunia, perbaikan outlook credit rating dan persepsi internasional terhadap Indonesia. Peningkatan kinerja ini tercermin dari surplus neraca transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, penguatan nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang menurun, serta cadangan devisa Indonesia yang sampai dengan akhir triwulan II-2010 mencapai USD76,3 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dengan semakin membaiknya kondisi tersebut, perekonomian Indonesia secara tahunan di triwulan II-2010 diperkirakan tumbuh mencapai sekitar 6%.

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional berdampak pula terhadap perkembangan indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-2010 tumbuh 6,80% (yoy). Perlambatan ini lebih disebabkan karena di triwulan II-2009 lalu terdapat beberapa event berskala internasional (World Ocean Conference, Coral Triangle Summit dan Sail Bunaken) yang berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara adalah kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun swasta. Tiga komoditi utama ekspor antar negara adalah CNO/CCO (minyak mentah dan kopra), bungkil sejenisnya, dan RBD CNO (minyak siap pakai dari kopra) sementara ekspor antar provinsi adalah minyak solar/HSD (curah), barang campuran, dan barang untuk keperluan proyek. Sedangkan

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan adanya tren peningkatan sepanjang triwulan II-2010

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional berdampak pula terhadap

perkembangan indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara.

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara adalah kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun swasta.

(7)

peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan aktivitas kampanye menjelang Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang akan berlangsung di 7 kabupaten/kota dan provinsi awal Agustus 2010 serta berlangsungnya beberapa even yang sifatnya musiman seperti liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Sementara itu, kinerja investasi tetap tumbuh positif di triwulan II-2010 walaupun mengalami perlambatan dibandingkan periode-periode sebelumnya. Konsentrasi masyarakat dan pemerintah terhadap penyelenggaraan Pilkada menyebabkan aktivitas investasi berjalan tidak terlalu optimal selama triwulan laporan.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, secara umum kinerja sektor ekonomi selama triwulan laporan memperlihatkan perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor ekonomi yang menjadi andalan masih tertumpu pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan serta sektor pertanian. Relatif stabilnya pertumbuhan di sektor PHR dan pengangkutan serta meningkat pesatnya perkembangan sektor pertanian ditunjang oleh beberapa even yang sifatnya musiman diantaranya dimulainya musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Selain itu mulai berlangsungnya panen raya cengkeh dan aktivitas kampanye menjelang pelaksanaan Pilkada menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya aktivitas ekonomi di triwulan laporan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Meskipun menunjukan kecenderungan meningkat, inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan II-2010 masih relatif terkendali. Secara tahunan inflasi meningkat dari 1,84% (yoy) pada triwulan I-2010 menjadi 4,21% (yoy) pada triwulan II-2010. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy). Peningkatan laju inflasi tahunan Sulawesi

Meskipun menunjukan

kecenderungan meningkat, inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan II-2010 masih relatif terkendali.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

(8)

fundamental maupun non fundamental. Dari sisi fundamental, tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh faktor interaksi antara permintaan dan penawaran agregat, sedangkan pengaruh tekanan eksternal dan ekspektasi inflasi masih minimal dan terkendali. Sementara itu, dari sisi non fundamental inflasi terutama dipengaruhi oleh inflasi volatile food.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi selama triwulan II-2010 tertinggi terjadi pada kelompok sandang tercatat mengalami inflasi 6,84% (yoy) yang disusul oleh kelompok bahan makanan sebesar 6,39% (yoy). Inflasi terendah terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,75% (yoy). Jika dilihat berdasarkan sub kelompoknya, inflasi terutama disumbangkan oleh kelompok buah-buahan, sayur-sayuran, padi-padian umbi-umbian dan hasilnya serta kelompok barang pribadi dan sandang lainnya. Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 membaik, yang tercermin dari perkembangan positif berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan laporan. Laju pertumbuhan dari total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit tercatat mengalami pertumbuhan yang positif, walaupun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan memperlihatkan tren peningkatan sejak awal triwulan II-2009 sampai dengan triwulan laporan, tercermin dari meningkatnya prosentase Loan To Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 109,37% di triwulan II-2010. Sejalan dengan hal tersebut, kualitas kredit yang disalurkan perbankan relatif stabil, yang ditunjukan oleh rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) dari 3,72% pada triwulan II-2009 menjadi 3,79% pada triwulan II-2010. Sementara itu, kredit UMKM juga terus menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, ditandai dengan meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit yang mencapai 81,50%, disertai oleh relatif stabilnya kualitas kredit UMKM yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 3,80%.

Kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II 2010 membaik, yang tercermin dari

perkembangan positif

Berdasarkan kelompoknya, inflasi selama Triwulan II 2010 tertinggi terjadi pada kelompok sandang ..

(9)

Indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 secara umum mengalami pertumbuhan positif, terkecuali total DPK. Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai dengan posisi bulan Mei 2010 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 28,64% (yoy). Begitu juga dengan penyaluran pembiayaan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 24,11% (yoy). Sementara itu, pengumpulan DPK mengalami pertumbuhan negatif sebesar -51,57% (yoy). Dengan kondisi tersebut, Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat tajam dari 80,18% pada triwulan II-2009 menjadi sebesar 205,52% pada triwulan laporan. Kenaikan yang signifikan pada FDR tersebut perlu mendapat perhatian sebab peningkatan yang terjadi merupakan dampak turunnya DPK.

Laju pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) secara tahunan Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-2010 menunjukan peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan laporan, pertumbuhan asset BPR secara tahunan meningkat dari 18.11% (yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 33.91% (yoy) atau menjadi Rp295,2 miliar. Selanjutnya pertumbuhan kredit meningkat dari 15,01% (yoy) menjadi 23,80% (yoy) atau menjadi sebesar Rp224,7 miliar. DPK juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 18,29% (yoy) menjadi 32,23%(yoy) atau menjadi sebesar Rp212 miliar. Namun demikian, hal ini tidak diikuti dengan perbaikan kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan persentase kredit bermasalah (Non Performing Loan gross) yang mencapai 4,20% pada triwulan II-2010 dan penurunan rasio LDR dari 111,32% pada triwulan II-2009 menjadi 106% pada triwulan laporan.

Laju pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit BPR secara tahunan Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II 2010

menunjukan peningkatan... Indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan II 2010 secara umum mengalami pertumbuhan positif, terkecuali total DPK.

(10)

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 diperkirakan mencapai Rp5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat terutama berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan komponen dari dana perimbangan yang naik 9,17% (yoy) mencapai jumlah Rp4,43 Triliun. Sementara itu Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus justru mengalami penurunan sebesar 43,88% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2010 menunjukan pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari realisasi pendapatan dan belanja daerah yang mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan II-2010 realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi Utara telah mencapai Rp589,39 miliar, atau sebesar 55,3% dari target pendapatan dalam APBD. Sementara itu, realisasi belanja provinsi sampai dengan triwulan II-2010 mencapai Rp423,57 miliar atau mencapai 38,7% dari target total belanja dalam APBD, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 35,8%. Perkembangan Sistem Pembayaran

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat 13,37%, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp195,48 miliar. Jumlah uang kartal yang dikeluarkan Bank Indonesia Manado meningkat sebesar 47,66% dari Rp355,29 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp524,64 miliar pada periode laporan. Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk dari masyarakat dan perbankan ke Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebesar Rp303,01 miliar.

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke ...

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat 13,37%, ...

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2010

menunjukan pencapaian yang lebih baik...

(11)

Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 97,86%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 49%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar Rp296,52 miliar atau naik 278,66% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukan adanya penurunan yang signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebanyak 3 lembar yang keseluruhannya merupakan uang pecahan Rp50.000,00. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebanyak 18 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah cukup baik.

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan II-2010 mengalami peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 80.399 lembar dengan nilai Rp1.674 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 2,95% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak 1.299 lembar dengan nilai sebesar Rp27,08 miliar atau tumbuh sebesar 3,48% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif yang berkelanjutan.

Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 97,86%...

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan II-2010 tercatat mengalami peningkatan...

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Manado pada triwulan laporan menunjukan penurunan...

(12)

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat

Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan II-2010, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Utara terus menunjukan perbaikan. Tingkat Pengangguran di Sulawesi Utara pada Februari 2010 menurun, yang tercermin dari nilai TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 10,48%, merupakan angka terendah sejak tahun 2006. Jumlah penyerapan tenaga kerja baru diperkirakan masih menunjukan perkembangan positif pada triwulan laporan. Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan dan sektor jasa.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara diperkirakan meningkat di triwulan laporan. Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa indikator, diantaranya Indeks Ekspektasi Penghasilan yang berada pada level optimis, peningkatan NTP (Nilai Tukar Petani) dan penurunan tingkat kemiskinan. Indeks Ekspektasi Penghasilan berdasarkan Survei Konsumen (SK) Kota Manado mengalami sedikit penurunan dari 136 pada triwulan yang sama periode sebelumnya menjadi 134 pada triwulan laporan, namun masih berada pada level optimis. Selanjutnya kesejahteraan masyarakat petani terindikasi mengalami peningkatan yang tercermin dari rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara selama triwulan II-2010 sebesar 101,47, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yang tercatat sebesar 101,43. Sementara itu tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2010 kembali mengalami penurunan yang tercatat sebesar 0,69% (yoy), relatif masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan secara nasional.

Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan II-2010, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Utara terus menunjukan perbaikan.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara diperkirakan meningkat di triwulan laporan.

(13)

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh lebih tinggi atau berada pada kisaran 7,59% (yoy) ± 0,5%. Laju pertumbuhan pada triwulan III-2010 didukung oleh pelaksanaan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di 7 Kabupaten/Kota dan Provinsi yang direncanakan akan dilaksanakan secara serentak pada bulan Agustus 2010. Faktor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 adalah perilaku musiman pada saat tahun ajaran baru yang jatuh pada bulan Juli, bulan suci ramadhan pada bulan Agustus dan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan September 2010. Selain itu, perayaan pengucapan syukur di bulan Juli 2010 yang merupakan seremoni rutin yang diselenggarakan oleh sebagian besar masyarakat Sulawesi Utara setelah masa panen, juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010.

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi dan ekspor masih mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Sulut. Konsumsi masyarakat diperkirakan masih akan mengalami peningkatan, terkait dengan pola konsumsi musiman menjelang tahun ajaran baru 2010, seremoni pengucapan syukur, bulan suci Ramadhan dan peringatan hari raya Idul Fitri. Hal ini juga didukung oleh daya beli masyarakat yang cenderung meningkat karena adanya pencairan gaji ke-13 bagi PNS dan Tunjangan Hari Raya (THR). Selain itu, pelaksanaan panen raya cengkeh yang sebagian besar akan berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 2010, akan mendorong kenaikan pendapatan khususnya bagi para petani, yang pada tahap selanjutnya akan meningkatkan belanja konsumsi.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 diperkirakan masih akan ditopang oleh sektor-sektor dominan, seperti sektor PHR, bangunan, pengangkutan dan komunikasi serta

Perkembangan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh lebih tinggi atau berada pada kisaran 7,59% (yoy) ± 0,5%.

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi dan ekspor masih mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Sulut.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010

(14)

Outlook Inflasi Regional

Laju inflasi tahunan Kota Manado selama triwulan III-2010 diperkirakan akan cenderung meningkat, lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan III-2009 yang tercatat mengalami deflasi. Laju inflasi Kota Manado di triwulan mendatang diperkirakan berada pada kisaran 5,25%± 0,5 (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan berasal dari sisi permintaan yang terkait dengan faktor musiman yaitu perayaan Idul Fitri, serta dari sisi penawaran berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap harga dan kondisi iklim/cuaca yang mengganggu produktivitas hasil-hasil pertanian. Jika dilihat berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan makanan, kelompok transport dan kelompok sandang diperkirakan akan mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi.

Prospek Perbankan

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk lebih ekspansif dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh kecenderungan menurunnya suku bunga kredit. Sementara itu, jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh potensi meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat seiring dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), dimulainya panen raya cengkeh, dan potensi membaiknya kinerja ekspor Sulawesi Utara.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 25 30%, lebih tinggi dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional yang hanya berada pada kisaran 17%. Menurut sektor ekonominya, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran), sektor konstruksi, sektor jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam portofolio kredit di Sulawesi Utara.

Tekanan Inflasi Kota Manado selama triwulan II-2010 diperkirakan akan cenderung meningkat...

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan masih cukup baik.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis untuk terus meningkatkan pertumbuhan hingga 25-30%..

(15)

(16)

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan tren peningkatan sepanjang triwulan II-2010, hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang disertai kenaikan harga komoditas dunia, perbaikan outlook credit rating dan persepsi internasional terhadap Indonesia. Peningkatan kinerja ini tercermin dari surplus neraca transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, penguatan nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas yang menurun, serta cadangan devisa Indonesia yang sampai dengan akhir triwulan II-2010 mencapai USD76,3 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dengan semakin membaiknya kondisi tersebut, perekonomian Indonesia secara tahunan di triwulan II-2010 diperkirakan tumbuh mencapai sekitar 6%.

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional berdampak pula terhadap perkembangan indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-2010 tumbuh 6,80% (yoy). Perlambatan ini lebih disebabkan karena di triwulan II-2009 lalu terdapat beberapa event berskala internasional (World Ocean Conference, Coral Triangle Summit dan Sail Bunaken) yang berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut. Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara adalah kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun swasta. Tiga komoditi utama ekspor antar negara adalah CNO/CCO (minyak mentah dan kopra), bungkil sejenisnya, dan RBD CNO (minyak siap pakai dari kopra) sementara ekspor antar provinsi adalah minyak solar/HSD (curah), barang campuran , dan barang untuk keperluan proyek. Sedangkan peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan aktivitas kampanye menjelang Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang akan berlangsung di 7 kabupaten/kota dan provinsi awal Agustus 2010 serta berlangsungnya beberapa even yang sifatnya musiman seperti liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Peningkatan konsumsi antara lain dapat dikonfirmasi dengan masih tetap tingginya optimisme masyarakat Kota Manado berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) periode Juni 2010 terhadap 200 responden masyarakat Kota Manado. Sementara itu, kinerja investasi tetap tumbuh positif di triwulan II-2010 walaupun mengalami perlambatan dibandingkan periode-periode sebelumnya.

(17)

Konsentrasi masyarakat dan pemerintah terhadap penyelenggaraan Pilkada menyebabkan aktivitas investasi berjalan tidak terlalu optimal selama triwulan laporan.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, secara umum kinerja sektor ekonomi selama triwulan laporan memperlihatkan perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor ekonomi yang menjadi andalan masih tertumpu pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan serta sektor pertanian. Relatif stabilnya pertumbuhan di sektor PHR dan pengangkutan serta meningkat pesatnya perkembangan sektor pertanian ditunjang oleh beberapa even yang sifatnya musiman diantaranya dimulainya musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Selain itu mulai berlangsungnya panen raya cengkeh dan aktivitas kampaye menjelang pelaksanaan Pilkada menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya aktivitas ekonomi di triwulan laporan.

1.1. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 terutama bersumber dari kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi swasta maupun konsumsi pemerintah. Sedangkan kegiatan investasi cenderung melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q1 Sumb. Q2 Sumb.

Konsumsi 8.53 5.84 6.44 4.15 5.04 3.49 5.99 2.36 Konsumsi Swasta 5.12 2.40 5.16 2.24 5.24 2.41 9.13 0.26 Konsumsi Pemerintah 15.95 3.44 9.04 1.91 4.65 1.08 9.35 1.99 PMTB 10.03 2.01 6.33 1.35 43.72 8.97 2.94 0.61 Stok -19.93 -0.26 -36.13 -0.88 9.16 0.09 15.18 0.22 Ekspor 5.96 2.92 6.90 3.40 -3.11 -1.50 13.61 6.58 Impor 7.89 3.06 -0.78 -0.29 11.05 4.30 15.25 5.23 PDRB 7.45 7.45 8.31 8.31 6.75 6.75 6.80 6.80 Jenis Penggunaan 2009 2010

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 1.1.

(18)

50 70 90 110 130 150 170 J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2009 2010

Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen

-3 -2 -1 0 1 2 3 98 99 100 101 102 103 J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2009 2010

NTP (indeks) - left axis batas minimum sejahtera Growth (% yoy) - right axis

1.1.1. Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama Triwulan II-2010 tumbuh 5,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen penyusunnya, kegiatan konsumsi dapat digolongkan pada konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta pada triwulan II-2010 tumbuh 9,13% (yoy) yang utamanya didorong oleh meningkatnya pengeluaran masyarakat pada musim liburan dan tahun ajaran baru. Selain itu, adanya panen raya cengkeh telah mendorong peningkatan pendapatan masyarakat yang kemudian direspon dengan naiknya daya beli masyarakat secara umum. Hasil Survei Konsumen Kota Manado periode Juni 2010 yang merupakan indikator penuntun konsumsi rumah tangga menunjukan adanya kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 8,00 poin dari 124,92 pada Juni 2009 menjadi 132,92 pada Juni 2010.

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tak lepas pula dari relatif terjaganya daya beli masyarakat khususnya petani tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) dimana untuk posisi Juni 2010 tercatat berada pada level 101,47, lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai level 100,60. Indeks NTP sepanjang tahun 2009 sampai Juni 2010 selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Sebagaimana diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga. Selain itu, peningkatan pelanggan listrik khususnya untuk kelompok rumah tangga juga mengindikasikan meningkatnya kegiatan konsumsi selama triwulan II-2010.

Grafik 1.1.

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

(19)

-0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 348.000 350.000 352.000 354.000 356.000 358.000 360.000 362.000 364.000 366.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

Pelanggan_RT - left axis gPelanggan_RT (% yoy) - right axis

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi melalui data perkembangan kredit konsumsi yang disalurkan bank umum. Selama triwulan II-2010 (posisi Mei 2010), kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai Rp6.582 miliar, atau tumbuh 30,37% (yoy). Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit konsumsi, penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado dan sekitarnya juga mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu dealer utama kendaraan roda empat di Kota Manado. Pada bulan Juni 2010 pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat naik hingga 65,19% (yoy). Adanya kenaikan pendapatan masyarakat yang bertepatan dengan panen raya cengkeh serta realisasi kenaikan gaji PNS/TNI/Polri direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa khususnya pembelian barang tahan lama.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis

gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis

-40 -20 0 20 40 60 80 100 0 50 100 150 200 250 300 J F M A M J J A S O N D J F M A M J Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis Grafik 1.3.

Perkembangan Pelanggan Listrik Kelompok Rumah Tangga

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo, diolah

Grafik 1.5.

Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat Grafik 1.4.

(20)

Sementara itu, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan II-2010 tumbuh 9,35% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009 yang hanya tumbuh 9,04% (yoy). Peningkatan ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan kenaikan realisasi anggaran belanja di triwulan II-2010 yang telah mencapai 38,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 35,8%. Realisasi anggaran belanja terutama dialokasikan untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, belanja pemerintah daerah terkait persiapan Pilkada juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan konsumsi pemerintah.

1.1.2. Investasi

Pada triwulan II-2010, investasi di Provinsi Sulawesi Utara tumbuh lebih lambat sebesar 2,94% (yoy). Kinerja investasi selama triwulan laporan dapat dikonfirmasi melalui data besaran kredit investasi yang disalurkan bank umum di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado. Sampai dengan Mei 2010, jumlah kredit investasi tercatat sebesar Rp1.069 miliar atau tumbuh 21,09% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009 yang tumbuh 10,10% (yoy). Indikator dini yang menunjukan arah positif dari kinerja investasi juga ditunjukan oleh kenaikan jumlah pelanggan listrik khusus untuk segmen bisnis dan industri sebesar 4,94% (yoy) dari sebanyak 13.144 pelanggan pada triwulan II-2009 menjadi 14.793 pelanggan pada triwulan II-2010.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -200 400 600 800 1.000 1.200 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010

Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis

12.739 12.768 12.904 13.098 13.316 13.417 376 376 377 377 376 376 375 376 377 378 12.400 12.600 12.800 13.000 13.200 13.400 13.600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

Bisnis - left axis Industri - right axis Grafik 1.7.

Perkembangan Pelanggan Listrik di Wilayah Sulawesi Utara

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Grafik 1.6.

Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

(21)

Namun demikian, secara umum kontribusi investasi terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi relatif lebih kecil dibandingkan kontribusi komponen lainnya dalam PDRB di sisi penggunaan. Beberapa indikator yang dapat menjelaskan hal tersebut antara lain, data volume penjualan semen di triwulan II-2010 yang mengalami penurunan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya kontribusi kinerja investasi juga terlihat dari perkembangan volume impor barang modal yang menunjukan perlambatan. Sampai dengan Mei 2010, volume impor barang modal hanya tercatat sebesar 17,32 ton. Selain itu, aktivitas investasi yang masuk wilayah Provinsi Sulawesi Utara juga memperlihatkan adanya perlambatan. Hal ini tercermin dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang sepanjang tahun 2010 hanya tercatat 1 (satu) perusahaan PMA yang berinvestasi. Faktor yang menyebabkan perlambatan ini antara lain adalah sikap wait and see yang diambil oleh investor untuk menunggu hasil Pilkada di bulan Agustus 2010, juga adanya perubahan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.7 Tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang masih dipelajari oleh investor.

-1.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Capital (Ton) - left axis

gCapital (% yoy) - right axis

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2009 2010

Volume (ton) - left axis g_semen (% yoy) - right axis

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Regional Sulut

Tabel 1.2.

Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA)

Grafik 1.9.

Perkembangan Volume Impor Barang Modal

Sumber : Asosiasi Semen, diolah

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, diolah

Grafik 1.8.

(22)

1.1.3. Ekspor – Impor

Kinerja perdagangan Provinsi Sulawesi Utara khususnya ekspor di triwulan II-2010 sangat menggembirakan. Indikasi membaiknya kinerja ekspor terutama disumbang oleh perdagangan antar provinsi maupun antara negara. Kinerja ekspor pada triwulan II-2010 tumbuh 13,61% (yoy). Salah satu indikator untuk mengkonfirmasi kinerja ekspor pada triwulan laporan adalah perkembangan volume ekspor baik ke luar negeri maupun ke pasar domestik (antarprovinsi). Perkembangan kegiatan

ekspor antar provinsi dapat dikonfirmasi dengan kegiatan muat barang melalui Pelabuhan Bitung. Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan pengiriman barang dari Provinsi Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan II-2010, volume barang asal Provinsi Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik mencapai 272,88 ribu ton atau meningkat 19,05% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, berdasarkan data yang bersumber dari Direktorat Statistik dan Moneter, Kantor Pusat Bank Indonesia (data sementara Juni 2010), volume dan nilai ekspor luar negeri masih menunjukan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, pencapaian ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan hingga data tetap untuk triwulan II-2010 seluruhnya diperoleh. Hal ini cukup optimis mengingat terdapatnya beberapa realisasi ekspor di akhir triwulan laporan khususnya untuk komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Utara.

-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 200 210 220 230 240 250 260 270 280 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis

Periode Komoditi Ekspor Nilai/Volume Negara Tujuan

Ikan tuna segar 199 ton/USD3.005 Thailand

Tepung kelapa USD32.500 Afrika Selatan

Kopra 29 ton/USD2.782 Bangladesh

Tepung kelapa 63 ton/USD75.000 Rusia

Triwulan II-2010

Tabel 1.3.

Perkembangan Realisasi Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : Berbagai Media, diolah

Grafik 1.10.

Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero) Bitung, diolah

(23)

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food & Live Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan dari produk kopra, minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan dengan negara tujuan utama adalah China, Amerika Serikat, Belanda, dan Korea Selatan.

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Ekspor_Value (Juta USD) - left axis gEkspor_Value (% yoy) - right axis

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Food and Live Animals 36.27 71.82 43.54 66.47 46.22 51.87

Animal and Vegetable Oils&Fats 48.13 132.62 114.83 128.47 112.27 88.36

Others 1.53 9.86 1.79 11.65 6.80 20.42 Total 85.94 214.30 160.16 206.59 165.29 160.65 2010 Komoditi 2009 21% 19% 16% 8% 7% 6% 23% Belanda China Amerika Serikat Korea Selatan Jepang Jerman Negara Lainnya -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Ekspor_Vol (Ribu ton) - left axis gEkspor_Vol (% yoy) - right axis

10% 23% 20% 12% 4% 4% 27% Belanda China Amerika Serikat Korea Selatan Jepang Jerman Negara Lainnya Grafik 1.12.

Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Utara

Tabel 1.4.

Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton) Grafik 1.11.

Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.13.

Negara Tujuan Utama Ekspor Tahun 2009

Grafik 1.14.

Negara Tujuan Utama Ekspor Januari - Juni 2010

(24)

Kinerja impor luar negeri ke Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Peningkatan kinerja impor luar negeri merupakan salah satu konsekuensi dari diberlakukannya ACFTA pada awal Januari 2010. Penurunan tarif impor sampai dengan 0% berdampak pada maraknya barang-barang impor yang masuk wilayah Sulawesi Utara. Perkembangan kinerja impor luar negeri ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan data volume impor selama triwulan II-2010 yang mencapai 8,63 ribu ton atau meningkat signifikan 191% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, secara agregat, neraca perdagangan luar negeri masih berada pada kondisi surplus perdagangan sebesar USD152,02 juta. Hal ini berarti bahwa nilai ekspor Provinsi Sulawesi Utara ke luar negeri lebih tinggi dibandingkan nilai impor dari luar negeri ke Sulawesi Utara. -500 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Impor_Vol (Ribu ton) - left axis gImpor_Vol (% yoy) - right axis

-70 -50 -30 -10 10 30 50 70 90 0 50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

NetExim_Vol (Ribu ton) - left axis gNetExim_Vol (% yoy) - right axis

-70 -50 -30 -10 10 30 50 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

NetExim_Value (Juta USD) - left axis gNetExim_Value (% yoy) - right axis Grafik 1.17.

Perkembangan Net Volume Ekspor-Impor Sulawesi Utara Grafik 1.15.

Perkembangan Volume Impor Sulawesi Utara

Grafik 1.16.

Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.18.

Perkembangan Net Value Ekspor-Impor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 0 5 10 15 20 25 30 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Impor_Value (Juta USD) - left axis gImpor_Value (% yoy) - right axis

(25)

Berdasarkan strukturnya, kegiatan impor luar negeri pada triwulan laporan masih didominasi oleh impor barang modal dengan pangsa 39,58% dan bahan konsumsi dengan pangsa 23,18% dari total impor. Beberapa produk barang modal tersebut antara lain mesin, perkakas dan alat transportasi. Sedangkan impor bahan konsumsi antara lain berupa food and lived animals. Meningkatnya komposisi barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan investasi. Sedangkan, peningkatan impor bahan makanan sejalan dengan tingginya aktivitas konsumsi masyarakat. Selain itu, dampak tidak langsung kesepakatan ACFTA adalah tersedianya berbagai macam alternatif produk murah dari China yang mendorong tingginya volume impor bahan konsumsi. Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sepanjang tahun 2009 sampai dengan Juni 2010 lebih banyak didatangkan dari negara China, Jepang dan Australia. 15,99% 11,34% 7,29% 37,90% 21,02% 6,46% Filipina Malaysia Jepang China Australia Lainnya 5.30%2.53% 7.94% 67.00% 13.63% 3.59% Thailand Malaysia Jepang China Australia Lainnya Tabel 1.5.

Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.18. Negara Asal Impor Tahun 2009

Grafik 1.19.

Komoditi Asal Impor Januari - Juni 2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Machinery and Transport Equipment 100 2,510 10,700 105 4,607 3,417

Manufactured Goods 1 350 3,333 665 544 2,001

Chemical 6 37 637 262 26 648

Animal and Vegetable Oils & Fats 0 15 803 40 405 63

Food and Lived Animals 0 10 93 20 161 2,500

Others 6 44 33 8 140 2

Total 113 2,966 15,597 1,100 5,883 8,632

2010

(26)

0 5 10 15 20 25 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

Bongkar (Ribu ton) - left axis gBongkar (% yoy) - right axis Sementara itu, perkembangan

kegiatan impor antar provinsi selama triwulan laporan masih mencatat pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan sebagai masuknya barang dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan II-2010, volume barang yang masuk ke Provinsi Sulawesi Utara (bongkar) mencapai 850,35 ribu ton atau meningkat 6,08% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

lalu. Jika dilihat perkembangannya, sejak awal tahun 2010 tingkat ketergantungan Provinsi Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi lainnya mulai menunjukan adanya tren penurunan, yang tercermin dari pertumbuhan volume barang yang masuk yangcenderung melambat. 1.2. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada dengan proyeksi laju pertumbuhan sebesar 7,16% (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (8,31%). Perlambatan ini disebabkan oleh ketiadaan even berskala besar yang terjadi pada triwulan laporan, dimana tepat di triwulan II-2009 terdapat 3 (tiga) event berskala internasional (WOC, CTI Summit dan Sail Bunaken). Sementara itu, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan serta sektor pertanian masih menjadi sektor dominan dalam pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010. Relatif stabilnya pertumbuhan pada sektor PHR, pengangkutan, bangunan serta sektor pertanian ditunjang oleh dimulainya musim liburan, tahun ajaran baru, peningkatan realisasi belanja pemerintah dan pelaksanaan panen raya cengkeh.

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung

Grafik 1.20.

(27)

Tabel 1.7.

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Beras, Gabah dan Jagung

Ket: *) Data Perkiraan Dinas Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1.2.1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2010 lebih baik dibandingkan periode yang sama Tahun 2009. Pada triwulan ini, sektor pertanian tumbuh 12,54% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan di triwulan II-2009 sebesar 4,21% (yoy). Berdasarkan sub sektornya, pencapaian pertumbuhan sektor pertanian terutama disumbangkan oleh sub sektor perkebunan yang tumbuh signifikan menjadi 25% (yoy). Panen raya cengkeh yang dimulai pada Juni mulai berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan sub sektor perkebunan. Sementara itu, perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh lambat sebesar 4% (yoy). Hal ini disebabkan oleh perkiraan menurunnya produksi padi selama triwulan laporan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring dengan meningkatnya serangan hama dan faktor musim yang tidak menentu, hujan dan panas silih berganti, sebagai dampak iklim El Nino.

Q1 Q2 Q1 Q2 Q1 Q2*)

Luas Panen (Ha) 36.202 37.341 37.398 40.990 52.301 23.671 Produksi Gabah (Ton) 173.909 185.711 190.246 192.857 256.760 121.536 Produksi Beras (Ton) 109.563 116.997 119.855 94.509 141.218 66.845

Luas Panen (Ha) 39.721 39.636 41.872 50.555 70.030 20.761 Produksi Jagung (Ton) 153.878 159.480 177.495 180.380 285.205 88.514

2008 2009 2010

KOMPONEN

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Pipilan Kering Jagung

Tabel 1.6.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q1 Sumb. Q2 Sumb.

Pertanian 4.68 0.94 4.21 0.89 5.40 1.07 12.54 2.55 Pertambangan & Penggalian 5.74 0.31 5.75 0.31 8.17 0.43 2.65 0.14 Industri Pengolahan 5.43 0.44 6.67 0.51 5.17 0.41 6.37 0.48 Listrik, Gas & Air Bersih 17.75 0.14 18.65 0.14 4.02 0.04 3.86 0.03

Bangunan 7.86 1.26 5.77 0.89 11.42 1.83 2.61 0.39

PHR 12.37 1.76 15.37 2.28 7.29 1.08 6.77 1.07

Pengangkutan & Komunikasi 8.72 1.07 14.55 1.82 5.46 0.68 6.38 0.84 Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 7.03 0.48 6.94 0.46 6.07 0.41 6.09 0.40

Jasa-Jasa 6.47 1.05 6.42 1.00 5.00 0.80 5.82 0.89

PDRB 7.45 7.45 8.31 8.31 6.75 6.75 6.80 6.80

(28)

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian masih relatif terbatas. Sampai dengan Mei 2010, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertanian hanya mencapai Rp125 milliar atau hanya 1,11% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing Loan). Selain itu, belum terlalu kondusifnya kondisi usaha di sektor riil sebagai dampak krisis ekonomi global menyebabkan saat ini perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan termasuk di sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan terus melambatnya pertumbuhan kredit di sektor ini dari sebelumnya tumbuh pada kisaran 35-40% (yoy) pada triwulan I Tahun 2009 sampai menyentuh level kontraksi sebesar 66,76% (yoy) di triwulan II-2010 (lihat Boks 2).

1.2.2. Sektor Bangunan (Konstruksi)

Seiring dengan melambatnya kinerja kegiatan investasi, kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan II-2010 tumbuh lambat sebesar 2,61% (yoy). Pertumbuhan sektor bangunan didorong oleh realisasi belanja pemerintah di triwulan II-2010 yang tercatat mencapai 38,7%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35,8%. Dari sisi pembiayaan, posisi kredit perbankan ke sektor bangunan pada triwulan II-2010 juga menunjukan adanya perbaikan. Total kredit yang berhasil disalurkan sampai dengan Mei 2010 tercatat sebesar Rp504 miliar atau tumbuh sebesar 6,19% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010

Pertanian (Rp miliar) - left axis gPertanian (% yoy) - right axis

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Grafik 1.21. Pertumbuhan Kredit Pertanian

(29)

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Konstruksi (Rp miliar) - left axis gKonstruksi (% yoy) - right axis

.

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada triwulan II-2010 menunjukan kinerja yang cukup baik dengan laju pertumbuhan sebesar 6,77% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan tersebut jauh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 yang mencapai 15,37% (yoy). Ditinjau dari sub sektornya, melambatnya pertumbuhan sub sektor hotel menjadi faktor utama melambatnya kinerja di sektor ini. Melambatnya aktivitas di sub sektor ini terkait dengan ketiadaan event internasional pada triwulan laporan yang menjadi kontributor utama pertumbuhan sub sektor ini. Hal ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren penurunan diantaranya adalah data wisatawan mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.

Grafik 1.22.

Perkembangan Kredit Konstruksi

Ket: *) s.d. Mei 2010

(30)

-40 -20 0 20 40 60 80 -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010

Wisman (org) - left axis gWisman (% yoy) - right axis

0 10 20 30 40 50 60 -5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010

Menginap (org) - left axis gMenginap (% yoy) - right axis

-1 2 3 4 5 6 -10 20 30 40 50 60 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010 TPK (%) - left axis

Ratas Menginap (hari) - right axis

-5 0 5 10 15 20 25 30 -10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2008 2009 2010

Kmr Terjual (unit) - left axis gKmr Terjual (% yoy) - right axis

Sementara itu, kinerja sub sektor pedagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran diperkirakan akan mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan kinerja kedua sub sektor ini selain didorong meningkatnya aktivitas kampanye menjelang Pilkada, juga dipengaruhi oleh dampak lanjutan dari adanya panen raya cengkeh, dimana terjadi peningkatan pendapatan masyarakat (petani cengkeh) yang sebagian besar akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder dari masyarakat. Hal ini pada tahap lebih lanjut akan meningkatkan kinerja sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran. Indikasi pertumbuhan kedua sub sektor tersebut diantaranya dapat dikonfirmasi

Grafik 1.23. Kunjungan Wisman ke Sulut

Grafik 1.24. Jumlah Tamu Menginap

Grafik 1.25. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.26. Jumlah Kamar Terjual

Ket: *) estimasi Juni 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.26. Jumlah Kamar Terjual

(31)

melalui jumlah pelanggan listrik di kalangan bisnis yang tercatat sebanyak 13.417 pelanggan yang terdaftar pada triwulan II-2010, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,08% (yoy).

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor konsumsi yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Mei 2010 kredit sektor PHR yang telah disalurkan bank umum mencapai Rp2.522 miliar. Jika dibandingkan periode yang sama tahu lalu, laju pertumbuhan kredit sektor PHR mengalami perlambatan sebesar 7,08% (yoy). Penurunan ekspansi kredit ini terutama dipengaruhi oleh semakin selektifnya perbankan dalam melakukan penyaluran kredit pada sektor PHR, yang dipengaruhi oleh risiko yang harus ditanggung perbankan mengingat perkembangan kinerja sektor ini tercatat terus mengalami perlambatan. Di sisi lain, tingkat suku bunga kredit yang masih relatif tinggi menyebabkan calon debitur harus melakukan perhitungan bisnis dengan cermat sebelum mengambil pembiayaan dari perbankan.

1.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai event berskala internasional di Tahun 2009 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata oleh masyarakat luar. Hal ini berpengaruh pada tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan

0 1 2 3 4 5 6 12.400 12.600 12.800 13.000 13.200 13.400 13.600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

Pelanggan_Bisnis (firm) - left axis gPelanggan_Bisnis (% yoy) - right axis

-15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 -500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis gKredit_PHR (% yoy) - right axis Grafik 1.28.

Perkembangan Kredit Sektor PHR Grafik 1.27.

Perkembangan Pelanggan Bisnis PT. PLN

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Sumber : PT. PLN Wilayah Sulutenggo

(32)

pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama berasal dari sub sektor pengangkutan dengan pangsa sebesar 89% dari total PDRB sektor pengangkutan, sedangkan sisanya disumbangkan oleh sub sektor komunikasi.

Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan bertepatan dengan adanya kenaikan kelas dan musim liburan sekolah. Hal ini tercermin dari tingginya arus penumpang dan kargo yang masuk dan keluar dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Arus penumpang maupun kargo domestik yang datang (masuk) ke Provinsi Sulawesi Utara masing-masing tumbuh sebesar 37,64% (yoy) dan 17,31% (yoy). Demikian pula halnya arus penumpang dan kargo domestik yang berangkat (keluar) dari Provinsi Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 33,65% (yoy) dan 36,52% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan jumlah penumpang dan kargo yang berasal dari luar negeri (internasional) tercatat mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketiadaan event berskala internasional di triwulan II-2010. Faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan asing adalah penutupan penerbangan langsung ke luar negeri (Kuala Lumpur dan Singapura) oleh maskapai Air Asia.

Sementara itu, relatif stabilnya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan antara lain didorong oleh masuknya provider telekomunikasi selular Axis ke Kota Manado serta didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan kecanggihan telepon selular dengan berbagai macam jenis, merk, harga, dan fasilitas/fitur baru yang ditawarkan serta gencarnya promosi yang dilakukan semakin mendorong masing-masing provider untuk lebih bersaing

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Datang 127.473 147.371 162.498 176.683 166.510 202.844 37,64% Berangkat 133.507 150.115 165.109 161.278 175.663 200.622 33,65% Datang 7.727 9.165 11.582 9.771 7.503 5.377 -41,33% Berangkat 7.728 9.179 10.973 8.848 7.612 5.243 -42,88% Datang 1.478.551 1.435.824 1.361.774 1.610.759 1.358.143 1.684.431 17,31% Berangkat 893.345 875.982 722.016 820.500 885.607 1.195.887 36,52% Datang 23.912 27.238 18.024 24.488 20.151 31.362 15,14% Berangkat 46.464 129.662 94.012 80.884 56.165 74.232 -42,75% Growth (YoY) Kargo (kg) Domestik Internasional Domestik Internasional 2009 2010 Penumpang Jenis Pengangkutan Asal/Tujuan Kedatangan/ Keberangkatan Tabel 1.8.

Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi

(33)

mendapatkan konsumen, hal ini pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap peningkatan kinerja sub sektor komunikasi.

Jika dilihat dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukan adanya perlambatan. Sampai dengan Mei 2010 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp73 miliar, atau melambat 18,43% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perlambatan ini tidak hanya dirasakan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, tetapi juga dialami oleh beberapa sektor lain. Gejala perlambatan ini antara lain disebabkan oleh adanya sistem baru penilaian kelayakan penyaluran kredit (credit scoring) yang tidak hanya didasarkan pada besarnya agunan yang diberikan, namun juga memperhatikan track record nasabah yang baik dan produktif.

1.2.5. Sektor Jasa-Jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II-2010 sektor jasa-jasa tumbuh 5,82% (yoy). Kinerja sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor pemerintahan umum sejalan dengan dimulainya realisasi proyek pembangunan pemerintah daerah pada triwulan laporan. Indikasi ini terlihat dari besaran realisasi belanja yang telah mencapai 38,7% atau sebesar Rp423,57 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar 35,8%. Selain itu, besaran realisasi belanja fisik Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi

-35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis

Grafik 1.29.

Perkembangan Kredit Sektor Angkutan

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

(34)

Dari sisi pembiayaan perbankan, laju pertumbuhan kredit sektor jasa-jasa sampai dengan Mei 2010 tercatat sebesar 20,31% dengan jumlah kredit sebesar Rp596 miliar. Penyaluran kredit pada sektor jasa-jasa, didominasi oleh pemberian kredit pada sub sektor jasa dunia usaha sebesar Rp504 miliar, dengan pangsa 84,50% dari total kredit yang berhasil disalurkan pada sektor jasa. Sisanya sebesar 15,50% disalurkan pada sub sektor jasa pemerintahan. Tingginya penyaluran kredit di sektor jasa pada triwulan laporan juga didorong oleh maraknya jasa pembuatan baliho, spanduk, poster, dll menjelang Pilkada Agustus 2010.

1.2.6. Sektor Lainnya

Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan II-2010 relatif stabil sehingga sektor industri pengolahan tumbuh 6,37% (yoy). Dari hasil Quick Survey yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Manado terhadap beberapa perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan, dapat disimpulkan bahwa pasca krisis ekonomi global, tingkat permintaan ekspor terhadap produk olahan Sulut masih menunjukan adanya peningkatan. Namun demikian, peluang tersedianya pasar dan tingginya permintaan dari negara partner dagang belum dapat dioptimalkan oleh perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya ketersediaan bahan baku akibat semakin tingginya persaingan usaha yang sejenis di Sulawesi Utara serta adanya ketergantungan pada alam (cuaca) dalam penyediaan bahan

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 -100 200 300 400 500 600 700 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis gJasa (% yoy) - right axis

Grafik 1.30.

Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

(35)

baku. Keterbatasan bahan baku ini juga menjadi penyebab utama belum terpenuhinya kapasitas utilisasi dari sebagian besar perusahaan.

Semakin terbukanya pasaran ekspor di ASEAN dan China diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor dan sektor industri pengolahan sebagaimana tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di triwulan I-2010 yang memprediksikan perkembangan kegiatan industri pengolahan pada triwulan II-2010 akan cenderung mengalami peningkatan tercermin dari nilai SBT yang naik sebesar 7,38%. Perkembangan sektor industri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh perbankan, dimana sampai dengan akhir triwulan II-2010 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp255 miliar atau tumbuh sebesar 33,28% (yoy).

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2010 tumbuh 3,86% (yoy). Perlambatan kinerja sektor ini, tak lepas dari permasalahan pasokan listrik di Provinsi Sulawesi Utara seiring dengan dilangsungkannya pemeliharaan beberapa mesin pembangkit. Namun demikian, jumlah antrian calon pelanggan PLN masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh relatif terbatasnya pasokan listrik oleh PLN di Sulawesi Utara. Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih antara lain dapat dikonfirmasi dengan perkembangan jumlah pemakaian listrik. Jumlah pemakaian listrik di wilayah Sulawesi Utara mencapai 68.833 Megawatt dengan jumlah pelanggan sebanyak 389.600 unit. Angka konsumsi listrik mengalami peningkatan sebesar 5,38% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 0 5 10 15 20 25 30 35 -50 100 150 200 250 300 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis gKredit_Industri (%yoy) - right axis

-2 4 6 8 10

12 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa %

Grafik 1.31.

Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha Per Sektor Ekonomi Tw.II-2010

Grafik 1.32.

Perkembangan Kredit Sektor Industri

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Kota Manado Ket: *) s.d Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

(36)

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2010 tumbuh 2,65% (yoy). Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh seluruh sub sektor yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas dan penggalian. Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Hal inilah yang mendorong rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertambangan selain karena faktor risiko yang tinggi dari kegiatan pertambangan. Jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan sampai dengan Mei 2010 tercatat sebesar Rp33 miliar atau mengalami perlambatan sebesar 5,12% (yoy).

Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan laporan diperkirakan akan tumbuh 6,09% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Sementara itu, jasa persewaan di Kota Manado, memperlihatkan adanya tren penurunan, hal ini disebabkan oleh semakin tingginya persaingan antar pemain jasa persewaan.

Grafik 1.33.

Penggunaan Listrik di Sulawesi Utara

Grafik 1.34.

Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah

-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 -10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010

PenjualanListrik (Mwh) - left axis gPenjualan (% yoy) - right axis

-50 0 50 100 150 200 29 30 31 32 33 34 35 36 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010

Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis

(37)

Referensi

Dokumen terkait

• Saya merasa tidak bersemangat untuk bekerja, karena gaji yang saya terima kurang sesuai dengan jabatan saya. Tunjangan masa kerja yaitu proses memadukan kegiatan dalam memahami

diri sendiri sehingga dapat mengetahui sudah sejauh mana kita melakukan Muamalah, kemudian seseorang tersebut haruslah berniat untuk lebih baik dalam

Berdasarkan hasil Trial Perkuatan yang ditampilkan pada Gambar 12 dengan jarak antar cerucuk mulai dari 0,6 m – 1,3 m baik pada kondisi sebelum maupun setelah hujan, didapat

Hasil Penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai pengetahuan bagi masyarakat untuk pemahaman yang jelas bagaimana filosofi pelaksanaan srah-srahan dalam pernikahan adat Jawa

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis saya dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung dalam kemampuan manajerial akan berpengaruh

Pengertian dan Asal Usul Sepak Bola Permainan sepak bola merupakan permainan yang dilakukan dengan cara menendang bola kian-kemari untuk diperebutkan oleh para pemain - pemain

medulla spinalis, pusat otak. serebelum dan korteks serebri, juga merupakan  bagian dari berkas serat yang menghubungkan korteks serebri dengan grisea  pyramidal. 1alam struktur

SEKOLAH DASARPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia |