• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKIRAAN KESEIMBANGAN PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Dalam dokumen Pusrennaker Barenbang (Halaman 91-97)

Seperti diuraikan pada Bab 3 dan Bab 4, selama 2020-2024 pasokan tenaga bertambah 12,4 juta orang, sedangkan penyerapan tenaga kerja bertambah 12,8 juta orang. Hingga 2024, penyerapan tenaga kerja diproyeksi masih lebih rendah dari pasokan tenaga kerja. Jumlah penganggur diproyeksi berkurang menjadi sekitar 6,6 juta orang pada 2024.

A Perkiraan Jumlah Pengangguran

(1) Penurunan jumlah penganggur

Kelebihan pasokan tenaga kerja diperkirakan masih akan terjadi pada 2024 walaupun peningkatan penyerapan tenaga kerja selama 2020-2024 lebih tinggi dari peningkatan pasokan tenaga kerja. Jumlah penganggur diproyeksikan menurun menjadi 6,56 juta orang pada 2024, berkurang 380 ribu orang dari 6,94 juta orang pada 2019. Penurunan jumlah penganggur terjadi karena jumlah penyerapan tenaga kerja bertambah 12,78 juta sedangkan pasokan tenaga kerja hanya bertambah 12,4 juta orang (Gambar 5.1).

Penurunan jumlah penganggur diproyeksikan terjadi terutama pada kelompok penduduk dan wilayah yang selama ini menjadi “kantong pengangguran” yaitu kelompok penduduk muda (penduduk kelompok umur 15-24 tahun) dan penduduk berpendidikan sekolah menengah dan wilayah pulau Jawa.

Pusrennaker

91 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan

Gambar 5.1 Perkembangan jumlah penganggur 2019-2024

Juta orang

Sumber : Proyeksi Kementerian Ketenagakerjaan

(2) Proyeksi komposisi penganggur

Komposisi penganggur diproyeksikan mengalami perubahan baik dari sisi karakteristik penduduk dan persebaran menurut wilayah. Peningkatan partisipasi perempuan di pasar kerja diperkirakan akan menyebabkan persentase pengangur perempuan meningkat. Sebaliknya, upaya mengurangi TPAK pada penduduk muda melalui program pendidikan dan pelatihan dan peningkatan kualitas dan kompetensi lulusan sekolah menengah diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran di antara kelompok penduduk muda dan lulusan sekolah menengah. Pada saat ini (2018) penganggur usia muda (umur 15-24 tahun) mencakup 58,8 persen dari total penganggur. Pada 2024, diproyeksikan berkurang menjadi sekitar separuh dari total penganggur. Sampai dengan 2024, penurunan jumlah penganggur hanya terjadi pada kelompok umur muda. Jumlah penganggur umur 25 tahun ke atas diproyeksikan meningkat. Kompisisi penganggur diproyeksikan semakin didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah (pendidikan SLTP atau lebih rendah). Persentase penganggur berpendidikan SLTA ke atas menurun kecuali untuk pendidikan akademi atau diploma diproyeksi sedikit meningkat.

Tabel 5.1. Distribusi Penganggur Terbuka menurut karakteristik penduduk 2020-2024 persen 133,0 126,1 138,8 145,4 6,94 6,87 6,80 6,72 6,64 6,56 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 2019 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2024

Pusrennaker

Barenbang

92 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Karakteristik penduduk 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jenis kelamin Laki-laki 62,0 61,9 61,6 61,3 61,0 60,6 60,1 Perempuan 38,0 38,1 38,4 38,7 39,0 39,4 39,9 Kelompok Umur 15-19 23,6 22,5 21,4 20,5 19,6 18,7 18,0 20-24 35,0 34,3 33,8 33,2 32,8 32,3 32,0 25-29 15,8 16,1 16,7 17,3 17,8 18,2 18,7 30-34 7,7 8,4 8,7 9,0 9,3 9,5 9,8 35-39 5,7 5,5 5,7 5,9 6,1 6,3 6,4 40-44 4,0 4,0 4,1 4,3 4,4 4,5 4,6 45-49 3,2 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 50-54 2,4 2,6 2,7 2,8 2,9 2,9 3,0 55-59 1,6 1,9 2,0 2,0 2,1 2,1 2,2 60+ 1,1 1,6 1,7 1,8 1,8 1,9 1,9 Pendidikan

Tamat SD atau kurang 18,0 19,1 19,3 19,4 19,5 19,6 19,7

SLTP 16,2 17,6 17,7 17,8 17,9 18,0 18,1

SLTA Umum / SMU 27,6 27,3 27,0 26,8 26,6 26,3 26,1

SLTA Kejuruan / SMK 24,7 24,6 24,5 24,4 24,4 24,3 24,2

Akademi / Diploma 3,2 3,2 3,2 3,2 3,3 3,3 3,3

Universitas 10,4 8,2 8,3 8,3 8,4 8,4 8,5

Total 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Proyeksi Kementerian Ketenagakerjaan

Walaupun penurunan jumlah pengangguran sebagian besar terjadi di pulau Jawa, persentase penganggur yang berada di pulau Jawa diproyeksikan meningkat. Pertumbuhan pasokan tenaga kerja di pulau Jawa diperkirakan lebih rendah dari pertumbuhan di pasokan tenaga kerja di luar Jawa. Namun, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di pulau Jawa juga lebih rendah dari pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di wilayah lain. Akibatnya, laju penurunan jumlah penganggur di Jawa lebih rendah dari laju penurunan di wilayah lain.

Tabel 5.2. Sebaran Penganggur Terbuka menurut wilayah 2020-2024

persen

Wilayah 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Pusrennaker

93 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Sumatera 20,4 20,4 20,3 20,3 20,2 20,2 20,1 Jawa 62,8 63,0 63,1 63,3 63,4 63,6 63,7 Nusa Tenggara 2,7 2,7 2,6 2,6 2,6 2,5 2,5 Kalimantan 5,5 5,5 5,5 5,4 5,4 5,4 5,3 Sulawesi 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 Maluku & Papua 2,4 2,4 2,4 2,3 2,3 2,3 2,3

Total 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : Proyeksi Kementerian Ketenagakerjaan

B Perkiraan Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diproyeksikan menurun menjadi 4,5 persen pada 2024. Penurunan TPT diproyeksikan terjadi pada semua kelompok karakteristik penduduk dan pada semua wilayah.

(1) Tingkat pengangguran menurut karakteristik penduduk

Penurunan TPT pada penduduk laki-laki lebih besar dari penurunan TPT penduduk perempuan. Dari sisi karakteristik umur penduduk, penurunan TPT hanya terjadi pada penduduk muda (penduduk kelompok umur 15-24). Secara keseluruhan TPT penduduk kelompok umur 15-24 tahun menurun dari 19,7 persen pada 2018 menjadi 15,0 persen pada 2024. Penurunan tersebut terutama disebabkan karena penurunan besar pada TPT penduduk kelompok umur 15-19 (Tabel 5.3). Penurunan TPT penduduk kelompok umur 15-19 terutama didorong oleh penurunan TPAK pada kelompok umur tersebut yang terjadi karena upaya peningkatan kualitas tenaga kerja. TPT penduduk berusia 25 ke atas diproyeksikan tidak mengalami perubahan. Dari sisi tingkat pendidikan penduduk, TPT penduduk berpendidikan rendah (tamat SLTP atau lebih rendah) diproyeksikan meningkat. Selama periode 2020-2024, TPT kelompok penduduk berpendidikan maksimal tamat Sekolah Dasar diperkirakan stabil sebesar 2,6 dan TPT penduduk berpendidikan tamat SLTP diproyeksikan naik menjadi 5,0 persen pada 2024. Penurunan TPT terbesar diproyeksikan terjadi pada kelompok penduduk berpendidikan SMK. TPT penduduk berpendidikan SMK diproyeksikan menurun dari 11,2 persen pada saat ini (2018) menjadi 7,0 persen pada 2024.

Tabel 5.3. Proyeksi Tingkat Pengangguran Terbuka menurut karakteristik penduduk 2020-2024

ribu orang

Karakteristik penduduk 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Pusrennaker

94 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Jenis kelamin Laki-laki 5,4 5,3 5,2 5,0 4,9 4,7 4,6 Perempuan 5,3 5,1 5,0 4,8 4,7 4,6 4,4 Kelompok Umur 15-19 26,7 25,5 24,4 23,4 22,4 21,4 20,5 20-24 16,7 16,0 15,4 14,7 14,1 13,6 13,0 25-29 7,0 7,0 7,0 7,1 7,1 7,1 7,0 30-34 3,5 3,7 3,7 3,8 3,8 3,8 3,7 35-39 2,5 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 40-44 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 45-49 1,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 50-54 1,4 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 55-59 1,2 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 60+ 0,6 0,9 0,9 0,9 0,8 0,8 0,8 Pendidikan

Tamat SD atau kurang 2,4 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6

SLTP 4,8 5,2 5,2 5,1 5,1 5,1 5,0

SLTA Umum / SMU 8,0 7,6 7,2 6,8 6,5 6,2 5,9

SLTA Kejuruan / SMK 11,2 10,4 9,6 8,8 8,2 7,5 7,0

Akademi / Diploma 6,0 5,7 5,4 5,2 4,9 4,7 4,5

Universitas 5,9 4,5 4,4 4,2 4,1 4,0 3,9

Total 5,3 5,2 5,1 4,9 4,8 4,7 4,5

Sumber : Proyeksi Kementerian Ketenagakerjaan

(2) Tingkat pengangguran menurut wilayah

Penurunan TPT diproyeksikan terjadi di semua wilayah dan provinsi di Indonesia. Penurunan TPT lebih besar dari penurunan TPT nasional terjadi di Sumatera (turun 0,8 poin), Kalimantan (turun 0,9 poin) dan wilayah Maluku dan Papua (turun 0,9 poin). Penurunan TPT di Jawa secara umum sama seperti penurunan TPT Nasional (turun 0,7 poin). Sedang di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, secara keseluruhan TPT turun hanya 0,5 poin.

Dari 34 provinsi di Indonesia, 18 provinsi di antara mengalami penurunan TPT lebih besar dari penurunan TPT nasional. Penurunan TPT sangat bervariasi antar provinsi: provinsi-provinsi yang sudah memiliki TPT rendah umumnya sulit mengalami penurunan sehingga penurunannya relatif kecil. Penurunan TPT besar umumnya terjadi pada provinsi-provinsi dengan TPT tinggi seperti Jawa Barat, Banten, Daerah Istimewa Aceh, Riau dan Kepulauan Riau.

Di antara 6 provinsi di Jawa, hanya Jawa Barat dan Banten ang diproyeksikan akan mengalami penurunan TPT lebih tinggi penurunan TPT Nasional. Penrunan TPT di empat provinsi Sumatera (Aceh, Riau, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau) lebih besar dari penurunan TPT Nasional. Penurunan TPT lebih tinggi dari penurunan TPT nasional terjadi di semua provinsi di Kalimantan, kecuali Kalimantan Barat. TPT di

Pusrennaker

95 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan

Bali, NTB dam NTT turun lebih rendah dari penurunan TPT Nasional. Di Sulawesi, hanya Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara yang mengalami penurunan TPT lebih tinggi dari penurunan TPT Nasional. TPT menurut provinsi disajikan pada Lampiran.

Tabel 5.4. Proyeksi Tingkat Pengangguran Terbuka menurut wilayah 2020-2024, ribu orang Wilayah 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Sumatera 5,1 5,0 4,8 4,7 4,5 4,3 4,2 Jawa 5,9 5,8 5,6 5,5 5,4 5,2 5,1 Nusa Tenggara 2,7 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2,0 Kalimantan 4,8 4,7 4,5 4,3 4,1 4,0 3,8 Sulawesi 4,7 4,6 4,5 4,3 4,2 4,1 3,9 Maluku & Papua 4,7 4,5 4,3 4,1 3,9 3,8 3,6

Total 5,3 5,2 5,1 4,9 4,8 4,7 4,5

Sumber : Proyeksi Kementerian Ketenagakerjaan

~o0o~

Pusrennaker

96 Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan

BAB VI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam dokumen Pusrennaker Barenbang (Halaman 91-97)