• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

B. Bank Perkreditan Rakyat

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Menurut pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat

a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum

b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar ekselarasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih dipercepat

c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan

d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan rentenir

3. Bentuk Hukum

Bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 21 tentang Perbankan, dapat berupa salah satu dari:

a. Perusahaan Daerah (PD); b. Koperasi;

c. Perseroan Terbatas (PT);

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 4. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan

valas, dan perasuransian. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan usaha yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Usaha yang diperkenankan Bank Perkreditan Rakyat meliputi: 1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Memberikan kredit.

3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah. sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

b. Usaha yang dilarang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat meliputi: 1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu

lintas pembayaran.

2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing 3) Melakukan penyertaan modal

4) Melakukan usaha perasuransian

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Istilah Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan yang memiliki arti yaitu seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak yang telah dijanjikan.

Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Suyatno (2007: 13), pengertian kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada

waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

2. Tujuan Kredit

Menurut Kasmir (2004: 15), tujuan utama pemberian suatu kredit adalah: a. Mencari keuntungan

Kredit bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya adminitrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

Kredit bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik yang berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi

pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, meningkatkan devisa negara, dan penerimaan pajak.

3. Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Unsur-unsur yang terdapat dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2004: 94) adalah:

a. Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Selain ada unsur kepercayaan, kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam satu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing.

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa penngembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

d. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalaim maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

Suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi secara luas menurut Abdullah dan Tantri (2012: 168) di antaranya adalah:

a. Meningkatkan daya guna uang

Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh penerima kredit (debitur) untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna/bermanfaat. Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

d. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, kredit ini membantu dalam ekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara.

e. Meningkatkan semangat usaha

Setiap orang yang memiliki usaha ingin selalu meningkatkan usaha, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

f. Meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek tersebut, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Setelah pendirian usaha dan proyek-proyek tersebut selesai, pengusaha membutuhkan tenaga kerja, dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat akan meningkat.

Pinjaman internasional akan dapat meningkatkan kerja sama internasional yang lebih baik di berbagai sektor, sehingga dalam jangka panjang akan menciptakan perdamaian antarbangsa.

5. Jenis-Jenis Kredit

Menurut Abdullah dan Tantri (2012: 169) kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:

a. Segi Kegunaan

1) Kredit investasi, digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin yang pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama. 2) Kredit modal kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan

produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja yang diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Segi Tujuan Kredit

1) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini

diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit, pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.

2) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit peralatan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.

3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk perdagangan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor. c. Segi Jangka Waktu

1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya

peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

2) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian tanaman buah-buahan.

3) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

d. Segi Jaminan

1) Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau bukan berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.

2) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan

dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.

e. Segi Sektor Usaha

1) Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit peternakan merupakan kredit yang digunakan untuk jangka pendek, misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing/sapi.

3) Kredit industri yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah, atau besar.

4) Kredit pertambangan yaitu jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.

5) Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit profesi diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

7) Kredit perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

6. Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Mulyadi (2008: 6), pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratannya yang di tetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Menurut Suyatno (1995: 69), prosedur umum pemberian kredit adalah sebagai berikut:

a. Permohonan Kredit

Permohonan kredit ini diartikan sebagai permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit. Berkas-berkas permohonan kredit terdiri dari:

1) Surat-surat permohonan kredit yang ditandatangani secara lengkap dan sah.

2) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah.

3) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.

b. Penyidikan dan Analisis Kredit 1) Penyidikan Kredit

Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi wawancara dengan debitur, pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah (data intern bank maupun data ekstern), pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah, penyusunan laporan mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.

2) Analisis Kredit

Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

c. Keputusan atas Permohonan Kredit

Keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui, dan atau mengusulkan permohonan kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.

Bahan pertimbangan pengambilan keputusan kredit berdasarkan laporan pemeriksaan dan analisis kredit. Wewenang untuk mengambil keputusan ini diberikan oleh pejabat-pejabat yang memiliki kewenang antara lain kepala bagian kredit memiliki wewenang untuk permohonan jumlah kredit yang telah ditentukan, direksi atau kantor pusat memiliki wewenang memberikan keputusan permohonan fasilitas kredit yang diusulkan oleh bagian kredit setelah mengadakan penilaian permohonan kredit. Keputusan kredit yang dapat diberikan berupa:

1) Keputusan penolakan permohanan kredit

Penolakan kredit dilakukan oleh pihak bank apabila dokumen permohonan kredit yang diajukan calon debitur secara teknis dianggap tidak memenuhi persyaratan bank.

Persetujuan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. d. Pencairan Fasilitas Kredit

Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh pihak bank. Pencairan kredit ini berupa pembayaran dan/atau pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya.

e. Pelunasan Fasilitas Kredit

Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban nasabah terhadap bank yang berakibat terhapusnya ikatan perjanjian kredit. 7. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2004: 104), suatu fasilitas kredit sebelum diberikan kepada pihak debitur, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai acara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.

Pada umumnya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan menggunakan prinsip pemberian kredit analisis 5C dan 7P.

a. Analisis kredit dengan 5C dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercemin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing-nya. Ini semua merupakan ukuran

“kemauan” membayar.

2) Capacity

Berkaitan dengan kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3) Capital

Berkaitan dengan nasabah dalam penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari mana saja sumber modal yang ada sekarang ini.

4) Collateral

Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jainan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5) Condition

Penilaian kredit hendaknya juga dinilai berdasarkan kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

b. Penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut: 1) Personality

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup

sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2) Party

Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolonglan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3) Purpose

Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.

4) Prospect

Mengetahui nasabah dengan menilai usaha di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6) Profitability

Profitability memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7) Protection

Analisis ini memiliki tujuan yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. D. Sistem

1. Pengertian Sistem

Menurut Mulyadi (2008: 5), pengertian sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

Menurut James A. Hall (2007: 6), pengertian sistem merupakan kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

2. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2008: 5), pengertian sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

3. Pengertian Sistem Pemberian Kredit

“Sistem pemberian kredit adalah rangakaian dari cara atau prosedur dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit”. (Simorangkir, 2000).

a. Dokumen-dokumen dalam Pemberian Kredit

Menurut Suyatno (1995: 69), dalam sistem pemberian kredit membutuhkan adanya dokumen-dokumen yang memadai. Berbagai dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit tersebut adalah: 1) Surat permohonan nasabah

Merupakan surat yang diajukan oleh nasabah kepada pihak bank dan ditandatangani secara lengkap oleh calon debitur.

2) Daftar isian dari bank

Merupakan daftar isian yang disediakan oleh bank yang harus diisi oleh calon debitur mengenai data dan informasi yang lengkap. 3) Daftar lampiran sesuai jenis kredit

Merupakan daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit yang diajukan.

4) Surat jaminan

Merupakan surat yang dibuat oleh bank terhadap jaminan yang digunakan calon debitur untuk memperoleh kredit yang diajukan. 5) Dokumen penyidikan dan analisis

Catatan yang dibuat oleh pihak bank mengenai kelengkapan dan pengajuan kredit

6) Surat keputusan

Surat yang menunjukkan diterima atau ditolaknya permohonan kredit.

7) Dokumen pengikatan jaminan

Dokumen yang berisi bahwa barang atau benda tersebut benar-benar dijadikan jaminan untuk memperoleh fasilitas kredit.

Dokumdn penegasan yang berisi mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh calon debitur.

9) Bukti pencairan kredit

Merupakan bukti bahwa kredit yang diajukan telah disetujui dan telah dicairkan.

10)Bukti pembayaran atau pelunasan kredit

Dokumen penegasan yang berisi bahwa debitur telah menyelesaikan kewajibannya melunasi kredit kepada pihak bank.

b. Unit-Unit Terkait dalam Pemberian Kredit

Menurut Kuncoro (2002: 106), tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unit yang bertugas dalam pemberian kredit antara lain:

1) Seksi Administrasi Kredit

Tugas bagian ini adalah mengadministrasikan dokumen-dokumen pinjaman mulai dari proses permohonan sampai kredit tersebut lunas. Dokumen-dokumen yang perlu diadministrasikan antara lain: dokumen permohonan, dokumen analisis kredit, dokumen putusan kredit, dokumen jaminan, dokumen pengikatan jaminan, dokumen pencairan kredit dan sebagainya.

Tugas utama bagian ini adalah melakukan analisis atas permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah berdasarkan informasi-informasi yang berkaitan dengan usaha nasabah diperoleh secara langsung maupun secara tidak langsung melalui berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha calon nasabah. 3) Seksi Monitoring Kredit

Tugas utamanya adalah memonitor perkembangan usaha dan

Dokumen terkait