• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4) Perlengkapan

Peneliti dapat melihat bahwa perlengkapan yang digunakan dalam naskah drama Pada Suatu Hari adalah tanaman kaktus, kursi, dan gelas minum.

“Siapa yang memilih minuman ini?” “Nyonya suka minum jeruk?” “Menyirami kaktus?”

“Saya punya tanaman kaktus dalam kaktus” (lampiran hal. 8)

Berdasarkan kutipan yang terdapat di atas peneliti dapat simpulkan bahwa perlengkapaan yang digunaka dalam naskah drama ini, yaitu kaktus, gelas, sofa. Kaktus dipakai sebagai tanaman kesukaan dari kakek. Gelas digunakan pada saat Pesuruh memberikan minuman kepada Nenek, Kakek, dan Nyonya Wenas. Sofa digunakan pada saat para tokoh sedang duduk.

c. Mood

Menurut Kernodle (dalam Dewojati, 2010: 182) terciptanya mood yang ada dalam drama melibatkan banyak unsur. Dengan kata lain, mood akan terbangun apabila ia berhubungan dengan unsur -unsur lain yakni spectacle, dialog, dan irama dalam drama. Peneliti menemukan mood atau suasana yang terdapat dalam drama “Pada SuatuHari” yaitu menggambarkan suasana bahagia atau nostalgia, cemburu atau resah, marah atau mencengkram, dan kembali bahagia atau memaafkan. Peneliti menjabarkan mood sebagai berikut.

Peneliti dapat melihat bahwa awal suasana yang terdapat dalam naskah drama “Pada Suatu Hari” adalah bahagia atau Nostalgia yang dirasakan oleh Kakek dan Nenek di masa tuanya sungguh membawa rasa yang mengesankan dan bahagia. Di usia pernikahan yang ke-50. Kakek dan Nenek mengingat pada masa muda dahulu ketika mereka saling berkenalan dengan digambarkan oleh Kakek dan Nenek yang duduk berdua di sofa seperti pasangan yang baru saja menikah. Dengan bukti dialog sebagai berikut:

Kakek : “Sekarang kau nyanyi.”

Nenek : “(Menggeleng sambil tersenyum manja)”

Kakek : “Seperti dulu.”

Nenek : “(Menggeleng sambil tersenyum manja)”

Kakek : “Nyanyi seperti dulu.”

Nenek : “(malu)”

Kakek : “Sejak dulu kau selalu begitu.”

Nenek : “Habis kaupun selalu mengejek setiap kali saya

menyanyi.” (hal. 2)

menggelengkan kepala dan merasa malu ketika Kakek menyuruh

menyanyi. Nenek sangat bahagia mengingat masa lalu bersama Kakek di dalam ruang tamu.

Tata kostum yang digunakan adalah pakaian Kakek dan Nenek usia 70 tahun.

Tata rias yang dipakai adalah makeup seorang Kakek dan Nenek usia 70 tahun.

Tata lampu berpusat pada Kakek dan Nenek yang sedang duduk berdua di ruang tamu dengan cahaya yang redup.

Di tengah-tengah nostalgia atau kebahagian yang dirasakan oleh Kakek dan Nenek ketika masih muda dulu tiba-tiba datanglah tamu yang membuat Nenek menjadi cemburu. Cemburu atau resah yang dirasakan oleh Nenek karena Kedatangan Nyonya Wenas mantan kekasih dari Kakek. Nenek berpikir kalau Kakek masih ada rasa terhadap nyonya Wenas. sehingga mengacaukan suasana bahagia dari Kakek dan Nenek. Nyonya Wenas ini mantan kekasih dari Kakek. Dengan bukti dialog sebagai berikut:

Pesuruh : “Ada tamu, nyonya besar.”

Nenek : “Siapa?”

Pesuruh : “Nyonya Wenas, nyonya.”

Nenek : “(Melirik pada Kakek), Nyonya janda itu (kepada

pesuruh) sebentar saya ke depan.”

Nenek : “Kau surati dia?”

Kakek : “Tidak.”

Nenek : “Kau bohong. Bagaimana dia bisa tahu tentang pesta

kita?”

Kakek : “Saya tidak tahu.”

Nenek : “Kau bohong (exit) demam saya mulai kambuh.”

(lampiran hal. 6)

Action fisik yang dilakukan Nenek adalahmelirik ke Kakek dan sambil curiga kalau kedatangan nyonya Wenas disurati oleh Kakek. Kemudian dengan nada kecewa Nenek keluar sambil menyuruh nyonya Wenas masuk

Tata kostum yang digunakan adalah pakaian Kakek dan Nenek usia 70 Tahun dan kostum seorang pesuruh dengan membawa serbet.

Tata rias yang dipakai adalah makeup seorang Kakek dan Nenek usia 70 Tahun dan makeup seorang pesuruh.

Tata lampu berpusat pada pesuruh yang datang. Lampu pada Nenek dan Kakek diredupkan.

Kecemburuan Nenek yang berlarut-larut kepada nyonya Wenas membuat dirinya menjadi marah terhadap Kakek karena sikapnya kepada nyonya Wenas. Kakek yang bertingkah laku yang berlebih di depa nyonya Wenas membuat Nenek menjadi marah menyebabkan hubungan Kakek dan Nenek ingin bercerai. Dengan bukti dengan dialog sebagai berikut:

Kakek : “Kenapa kau diam begitu?”

Nenek : “Diam saja.”

Kakek : “Kenapa kau begitu diam?”

Nenek : “Kau juga begitu.”

Kakek : “Kenapa?”

Nenek : “Kau juga kenapa?”

Kakek : “Sayang, adalah tidak baik kita bubuhi pesta emas

Dengan kata-kata seru.”

Nenek : “Kau sendiri yang membubuhinya. Kau rusak bunga

bunga pesta kita dengan kaktus-kaktus pacar kau.” (lampiran hal. 15)

Dialog dua

Nenek : “Kau kejam. Kau bagaikan patung perunggu dengan hati

terbuat dari timah. Kau tidak punya perasaan. Kau nodai percintaan kita dengan perempuan berhati kaktus. Hatimu ular cobra. Kejam! Tuhan, masukkan dia ke dalam neraka sampai kukunya hangus”

Kakek : “(Menangis) doamu jahat.”

Nenek : “Biar.”

Kakek : “Kau ingin saya masuk neraka?”

Nenek : “Bukan. Kerak neraka. Neraka paling neraka.”

Kakek : “Kau kejam dan kau sendiri?”

Nenek : “Ke Sorga.”

Kakek : “Kau egoistis.”

Nenek : “Biar.”

Kakek : “Kenapa kita tidak sama-sama satu tempat?”

Nenek : “Tidak sudi.”

Kakek : “Kau rupanya ingin kita pisah.”

Nenek : “Ya, saya ingin kiita pisah tapi kau tidak mengerti.”

Nenek : “... saya ingin kita cerai.”

Kakek : “Cerai?”

Nenek : “Ya, cerai. Hari ini juga kita ke pengadilan. Kita cerai.”

(lampiran hal. 20)

Action fisik yang dilakukan oleh Kakek dan Nenek adalah mereka saling berdiam diri dan tidak mau berbicara. Sehingga membuat Kakek menangis mendengar doa dari Nenek. mendoakan Kakek meminta Tuhan memasukkan Kakek ke dalam neraka atas perbuatan yang membuat Nenek cemburu.

Tata kostum yang digunakan adalah pakaian Kakek dan Nenek usia 70 tahun.

Tata rias yang dipakai adalah makeup seorang Kakek dan Nenek usia 70 tahun.

Tata lampu berpusat pada Kakek dan Nenek yang sedang bertengkar di ruang tamu.

Pada bagian akhir suasana kemarahan Nenek yang awalnya membesar mendengar anaknya Novia ingin bercerai dengan suaminya membuat hati Nenek menjadi luluh dan tidak jadi minta cerai kepada Kakek. Ibu dan bapak harus mencontohkan yang baik kepada anak-anaknya. Dan ahkirnya Nenek tidak jadi bercerai kepada Kakek karena dia harus mencontohi anak-anaknya dalam huungan berkeluarga dengan baik dan hidup dengan bahagia. Peneliti akan memberikan bukti dialog sebagai berikut:

Nenek : “Fikirkan baik-baik, sayangku. Singkirkan

kegelapan

yang dibenihkan setan cemburu.”

Kakek : “Apa kira surat talak itu cek?”

Nenek : “Tuhanku, limpahilah anak saya dengan cahaya kasih

Mu. Novia, tidakkah kau bisa menimba pelajaran dari pengalaman-pengalaman ibu dan ayahmu?”

Kakek : “Ayah dan Ibumu berumah tangga selama setengah abad,

tanpa sedikitpun membiarkan setan talak bertelur dalam kamar tidurnya, bahkan tidak dalam dapurnya.”

Nenek : “Kami bagaikan Adam dan Hawa.” (lampiran hal. 30-31)

Action fisik yang dilakukan oleh Nenek dan Kakek adalah duduk dekat dengan Novia dan menasihati Novia agar tidak melakukan tidakan yang berlebihan.

Tata kostum yang digunakan adalah pakaian Nenek dan Kakek usia 70 tahun serta pakain perempuan usia 35 tahun.

Tata rias yang dipakai adalah makeup usia 70 tahun dan makeup usia 35 tahun.

Tata lampu berpusat kepada Kakek, Nenek, Novia, dan Nita yang sedang menyelesaikan masalah dengan cahaya yang sedang.

Dokumen terkait