• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Permainan Kasti

a. Sejarah Permainan Kasti

Permainan Kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda (Hindia Belanda). Kata kasti berasal dari bahasa Belanda yang artinya permainan di lapangan yang menggunakan bola kecil dan alat pemukul kayu. Permainan kasti dimainkan oleh dua regu pemain, masing-masing regu pemukul dan regu lapangan. Permainan kasti dimainkan khusus oleh anak laki-laki saja atau oleh anak perempuan, terutama dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar. Sejak dulu telah diselenggarakan pertandingan kasti antar sekolah, pertandingan persahabatan maupun pertandingan untuk memperebutkan suatu kejuaraan, Permainan kasti juga pernah dipertandingkan dibeberapa acara nasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan ini merupakan permainan yang sangat menarik untuk dipertandingkan karena sejak zaman Belanda sampai sekarang permainan ini masih di ajarkan dan di berikan melalui program pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar.

b. Pengertian Permainan Kasti

Menurut Waryati, Sulistyo, dan Soetarti (1993: 105) kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. commit to user

Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata berbentuk empat persegi panjang di mana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1 dengan 2. Diatas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hinggap bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas. Dalam permainan kasti dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil.

Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola berusaha segera berlari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai. Sebaliknya regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul untuk mendapatkan nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ke ruang bebas) untuk menjadi pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu adalah untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti dilakukan 2 babak, antara babak pertama dan babak kedua diberi waktu istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebiah banyak mengumpulkan nilai.

c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar

Permainan kasti dapat dijadiikan alat untuk pencapaian tujuan pembelajaran penjas di sekolah dasar, melalui permainan kasti secara langsung siswa terlibat dalam peraturan yang ada dalam permainan selain itu dengan permainan kasti guru dapat menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan, seperti nilai kerjasama, sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab. Jika nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri siswa maka pembelajaran penjas tujuannya dapat tercapai dengan commit to user

baik, aspek-aspek yang masuk dalam pendidikan jasmani juga dapat dilihat dalam permainan ini seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru harus bisa mengembangkan aspek tersebut jika salah satu ditinggalkan misal aspek afektif, jika siswa tidak suka dilempar dengan bola maka dia akan mengejar dan membalasnya. Hal seperti ini tidak akan terjadi bila siswa memiliki sikap positif dalam permainan kasti dan paham tentang maksud tujuan permainan. Jadi guru harus memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tau dan paham tentang maksud dan tujuan permainan kasti dalam pendidikan jasmani. Dengan demikian melalui permainan kasti dapat dijadikan alat untuk pencapaian tujuan pendidikan jasmani.

d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti

Peralatan yang digunakan dalam permainan kasti ada beberapa macam, alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Tiang hinggap

Dalam permainan kasti terdapat 3 buah tiang hinggap, 1 tiang pertolongan dan 2 buah tiang bebas. Untuk memudahkan pandangan baiklah bila tiang-tiang hinggap dicat putih, dengan di kaitkan bendera berwarna yang warna bendara batas, umpamakan berwarna biru atau hijau. Bila tiang hinggap terbuat daripada besi bagian atasnya harus dilengkungkan guna menghindari baha cidera. Adapun gambar tiang hinggap sebagai berikut:

Gambar 2.1. Tiang hinggap (Waryati dkk, 1993: 10) commit to user

2) Tiang bendera batas

Batas lapangan dan pertengahan garis samping di pancangkan tiang bendera batas pada keempat sudutnya, jadi terdapat 6 buah tiang bendera dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari tanah dicat berselang-seling putih-hitam dengan bendera berwarna terang dan mudah dilihat umpamakan warna merah.Gambar tiang bedera batas sebagai berikut:

Gambar 2.2. Tiang bendera batas (Waryati dkk,1993: 10) 3) Kayu pemukul

Kayu pemukul terbuat dari kayu. Panjang 50 cm-60 cm. Penampangnya berbentuk bulat atau bulat telur, untuk yang bulat garis tengahnya 3,5 cm, dan yang berbentuk bulat telur lebarnya 5 cm; dan tebalnya 3,5 cm. Panjang tempat pegangannya 15 cm-20cm bulat pegangan ber-ukuran 3 cm-40 cm, lebarnya 10 cm. Panjang pegangan 15cm-20 cm. Gambar kayu pemukul sebagai berikut:

Gambar 2.3. Kayu pemukul (Waryati dkk, 1993: 9) 4) Bola kasti

Bola Kasti bagian luarnya terbuat dari karet atau kulit, di dalamnya di isi dengan wol, kapuk, sabut atau ijuk. Keliling bola 19 cm-21 cm, commit to user

berat bola 70 gram-80 gram. Bola harus cukup elastis tidak boleh keras, dalam pembelajaran disediakan bola paling tidak 2 orang 1 bola. Gambar bola kasti sebagai berikut:

Gambar 2.4. Bola kasti (Waryati dkk, 1993: 9) 5) Bendera untuk pembantu wasit

Ukuran lebar x panjang: 20 cm x 30 cm. Warna menyolok mudah dilihat dan berlainan dengan warna bendera tiang hinggap dan bendera batas. Banyaknya 3 buah untuk 3 orang pembantu wasit.

6) Tali

Tali untuk garis batas lapangan, ukuransebesar jari warna mudah dilihat, panjangnya sekurang-kurangnya 240 meter.

7) Pen besi

Pen (paku) Besi: Panjangnya kurang lebih 17 cm banyaknya paling sedikit 20 buah. Pen besi digunakan untuk membuat garis batas dengan tali. Untuk menancapkan pen ke dalam tanah diperlukan alat pemukul. Gambar pen besi sebagai berikut:

Gambar 2.5. Pen besi (Waryati dkk, 1993: 11) 8) Nomor dada

Nomor dada dibutuhkan sejumlah 30 buah, terbuat dari kain terdiri dari 2 macam warna. Masing-masing warna 15 buah, yaitu mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 12 untuk pemain inti, sedang nomor 13, 14, dan 15 untuk pemain cadangan. Tiap nomor dibuat rangkap untuk dipasang atau digantungkan di dada da di punggung supaya

dapat dilihat dari depan dan di punggung supaya dapat dilihat dari depan dan belakang. Gambar nomor dada sebagai berikut:

Gambar 2.6. Nomor dada (Waryati dkk, 1993: 12) 9) Peluit

Peluit hendaknya di pilih yang mudah di tiup dan berbunyi nyaring sehingga mudah di dengar dari jarak jauh.

10) Daftar nilai

Untuk daftar nilai dapat digunakan kertas dengan perlengkapan pensil, karton dengan perlengkapan kapur atau pensil, papan tulis dengan perlengkapan kapur dan penghapus. Sebelum pertandingan hendaknya di sediakan kertas daftar nama pemain bagi masing-masing regu yang bertanding.

11) Perlengkapan pemain

Perlengkapan perorangan dalam pembelajaran atau latihan antara lain baju untuk olah raga yang dibuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, celana olahraga. Perlengkapan untuk regu tim yaitu setiap tim atau perkumpulan kasti memiliki setidaknya 2 set kostum, yang satu set sebaiknya berwarna lain sebagai cadangan apabila dai dalam suatu pertandingan kebetulan warna satu regu lawanya sama. Tiap set terdiri 15 stel.

e. Teknik Permainan Kasti

Menurut Waryati dkk (1993: 111) teknik dalam permainan kasti dibagi menjadi:

1) Lari cepat

Teknik lari cepat gerakanya adalah langkah kecil-kecil agar frekuensi langkahnya menjadi lebih banyak dengan paha di angkat setinggi-tingginya, badan tidak condong seperti lari atletik, sikap badan tegak supaya mudah melihat arah lapangan yang lebih luas, sering mendapat rintangan atau dihadang akan di lempar bola oleh para pemain lawan harus berhenti mendadak segera merubah arah ke samping kanan atau ke samping kiri, segera lari mundur dan seterusnya. Sudut siku lengan lebih besar dan ayunan lengan agak terbuka kebelakang, guna menjaga keseimbangan badan. Titik berat badan selalu dekat dengan tanah. 2) Menangkap bola

Menangkap bola merupakan teknik yang harus dikuasai oleh pemain regu lapangan untuk memperoleh nilai tangkap bola dari pukulan lawan. Menangkap bola dapat dilakukan dari lemparan teman, dari pukulan regu pemukul, bagi pemain penangkap belakang yang berada di belakang pemukul. Berdasarkan tinggi rendahnya bola maka teknik menangkap di bedakan menjadi:

a) Menangkap bola melambung tinggi

Badan menghadap kearah datangnya bola. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping kiri-kanan, kedua lutut sedikit di tekuk, pandangan kearah bola. Kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan kearah depan di atas kepala, arah datangnya bola. Posisi pangkal telapak kedua tangn rapat ujung ibu jari kiri, ujung jari kelingking tangan kiri rapat dengan ujung jari kelingking kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan menunjuk ke arah atas, sehingga kedua tangan membentuk mangkuk. Semua otot-otot lemas (rileks), lengan agak lurus. Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup kedua tangan segera di tarik ke belakang bawah agar bola tidak mudah melenting keluar, tangan tidak terasa sakit, segera sudah dalam posisi siap. Gerakan terakhir kaki kiri dipindahkan kedepan sudah dalam keadaan siap melempar. Berikut

gambar posisi tangan menangkap bola melambung tinggi sebagai berikut:

Gambar 2.7. Menangkap bola melambung tinggi (Waryati dkk, 1993: 24)

b) Menangkap bola mendatar

Seperti pada menangkap bola melambung tinggi, Kedua lengan kiri dan kanan sejajar di julurkan lurus di depan dada kearah datangnya bola. Posisi pangkal telapak tangan rapat, ujung ibu jari kiri rapat dengan ujung ibu jari kanan, ujung kelingking tangan kiri rapat dengan ujung kelingking tangan kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan kedua tangan membentuk mangkuk menunjuk datar ke arah datangnya bola. Pada waktu menyentuh tangan semua jari kedua tangan dirapatkan kedua tangan segera ditarik hingga depan dada mengikuti arah jalannya bola, semua otot-otot kendor. Berikut gambar menangkap bola mendatar sebagai berikut:

Gambar 2.8. Menangkap bola mendatar (Waryati dkk, 1993: 25)

c) Menangkap bola rendah

Seperti pada sikap permulaan menangkap bila melambung tingi tetapi kedua lutut ditekuk lebih rendah. Kedua lengan kirid an kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuk dirapatkan hingga kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan. Semua otot-otot kendor. Pada waktu bola menyentuh tangan, commit to user

semua jari-jari ditutup, kedua tangan segera sedikit ditarik ke belakang bawah mengikuti arah jalannya bola. Gerakan terakhir kedua tangan ditarik ke depan dada, kaki kiri dipindahkan ke depan siap untuk melempar bola. Berikut gambar menangkap bola rendah sebagai berikut:

Gambar 2.9. Menangkap bola rendah (Waryati dkk, 1993: 26) d) Menangkap bola bergulir di tanah

Badan menghadap kearah datangnya bola ada tiga macam sikap: Sikap duduk berlutut, kedua lutut rapat menyentuh tanah. Sikap berjongkok berlutut, kaki kiri jongkok kaki kanan berlutut menyentuh tanah. Lutut kanan rapat dengan kaki kiri. Dengan sikap ini bola yang telah terpegang lebih cepat siap untuk dilempar daripada sikap duduk berlutut. Sikap berdiri, badan dibongkokkan ke depan bawah, kedua lutut ditekukkan sikap kedua lengan lurus ke bawah. Badan membongkok ke depan, kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangn terbuka, sedangkan jari kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan dan posisi jari yang lain agak merenggang dan sedikit di tekuk ke depan, sehingga ujung-ujung jari semuanya menyentuh tanah. Pada waktu bola menyentuh tangan semua jari ditutup, kedua tangan segera ditarik ke depan. Gerakan terakhir dengan berdiri, siap melemparkan bola. Berikut gambar menangkap bola bergulir di tanah sebagai berikut:

Gambar 2.10. Menangkap bola sikap duduk berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)

Gambar 2.11. Menangkap bola sikap jongkok berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)

Gambar 2.12. Menangkap bola sikap berdiri dengan menekuk lutut (Waryati dkk, 1993: 27)

e) Menangkap bola di samping badan

Apabila bola datangnya melambung di sebelah kanan atau kiri badan, maka cara menangkap bol dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan ke samping kanan atau ke samping kiri badan, dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak merenggang serta telapak tangan menghadap kearah datangnya bola. Jika anak-anak sudah pandai menangkap bola maka dapat dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Berikut gambar menangkap bola di samping badan sebagai berikut:

Gambar 2.13. Menangkap bola datar di kanan dengan dua tangan (Waryati dkk, 1993: 27)

Gambar 2.14. Menangkap bola datar di kanan dengan satu tangan (Waryati dkk, 1993: 27)

f) Menangkap bola bagi pemain penjaga belakang.

Teknik menangkap bola pemain belakang sama saja dengan teknik menangkap bola pemain lapangan lainnya hanya ia harus menghadap kearah pelambung. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping, kedua lutut ditekuk, badan sedikit membungkuk kedepan. Kedua lengan dijulurkan kearah depan tingginya sesuai dengan permainan pemukul. Gerakan menangkap bola selanjutnya sangat tergantung dari tinggi rendahnya lambungan bola.

3) Memukul bola

Dalam permainan kasti, teknik memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam memeproleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola. Macam-macam pukulan berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola:

a) Pukulan melambung jauh

Berdiri menghadap ke arah pelambung dengan kaki kangkang secukupnya, kaki kiri agak kedepan dan lutut kaki kanan agak commit to user

ditekuk, sedangkan berat badan berada dikaki kanan dengan badan condong ke belakang. Tangan kanan memegang kayu pemukul pada ujung bagian pegangan, kemudian kayu pemukul diluruskan serong kebawah sehingga membentuk sudut 45◦ dengan garis datar. Tangan kiri dijulurkan ke dapan sesuai dengan ketinggian lambungan yang diminta. Kayu pemukul diayunkan dari bawah serong ke atas dan diusahakan perkenaan bola tepat pada ujung kayu pemukul dengan demikian bola dapat melambung jauh. Berikut gambar pukulan melambung jauh sebagai berikut:

Gambar 2.15. Pukulan melambung (Waryati dkk, 1993: 16) b) Pukulan mendatar

Kaki kangkang, lutut kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan di kaki kanan. Kayu pemukul dipegang tangan kanan dengan siku sedikit ditekuk dan dibawa ke belakang sejajar dengan bahu. Tangan kiri dijulurkan ke depan sejajar dengan bahu. Kayu pemukul di ayun mendatar dengan cepat untuk memukul bola yang saat itu telah mencapai titik permintaan lambungan. Pukulan ke arah tengah, ke kiri atau ke kanan dapat dilakukan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan mendatar sebagai berikut:

Gambar 2.16. Pukulan mendatar (Waryati dkk, 1993: 17) commit to user

c) Pukulan merendah

Sama dengan pukulan mendatar tetapi letak kayu pemukul lebih tinggi yaitu setinggi kepala. Tangan kiri dijulurkan ke depan setinggi bahu. Gerakannya pada saat bola mencapai ketinggian lambungan yang diminta oleh pemukul, maka dengan cepat tangan kanan yang memegang kayu pemukul diayunkan untuk memukul bola. Pukulan merendah dapat dilakukan ke arah tengah, ke kiri maupun ke kanan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan merendah sebagai berikut:

Gambar 2.17. Pukulan merendah (Waryati dkk, 1993: 18) 4) Melempar bola

Sebelum melakukan siswa harus bisa memegang bola dengan cara yang benar yaitu dengan cara mempergunakan pegangan dengan tiga jari atau dengan empat jari. Jari kelingking di bawah jari manis, jari kelingking sama sekali tidak menyentuh bola, sehingga antara jari yang satu dengan jari lainnya yang digunakan untuk memegang bola direnggangkan, sehingga di antara bola dengan telapak tangan terdapat rongga. Dengan demikian bola tidak melekat pada telapak tangan, sehingga bola dengan mudah untuk dilepaskan. Lemparan bola dalam permainan kasti di bagi menjadi dua yaitu lemparan bola melambung tinggi dan lemparan bola mendatar.

5) Melambungkan bola

Melambung bola adalah lambungan bola yang dilakukan oleh pemain lapangan yang diberi tugas sebagai pelambung kepada pemain pemukul, lambungan bola sama dengan lemparan bola dari bawah.

f. Pengertian melempar

Menurut Djumidar dan Widya (2004) melempar adalah gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (hlm. 60). Program pengajaran kemampuan jasmani melalui pelajaran bentuk-bentuk gerakan melempar pada kelas permulaan Sekoah Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badanya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Alat yang digunakan untuk kepentingan pengembangan gerakan dasar melempar bagi anak dapat dilakukan dengan bola kasti, bola tenis, atau bola plastik. Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak guru harus memahami dan menguasai prosedur untuk melakukan gerakan melempar serta konsep cara melakukannya. Gerakan melakukan lemparan yang benar menurut Syarifudin (1991) adalah sebagai berikut : Sikap permulaan berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan, kaki kanan di belakang (bila melempar dengan tangan kanan), berat badan berada pada kaki kanan. Kedua tangan memegang bola di depan dekat dada dengan sikut dibengkokkan, pandangan kea rah sasaran yang dituju (hlm. 28). Gerakan melempar: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola dibawa/diayunkan ke samping kebelakang. Kemudian daribelakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas kedepan, dan bola lepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas dibelakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu melempar, antara lain adalah mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, gerakan

lanjutan dari lemparan tersebut. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar sebagai berikut:

Gambar 2.18. Ilustrasi gerakan melempar (Syarifuddin dan Muhadi, 1992:29)

g. Teknik melempar dalam permainan kasti

Menurut Subarjah (2007) cara melempar bola ada tiga macam, yaitu; lemparan bawah, lemparan samping, dan lemparan atas (hlm. 2.16). Sedangkan hasil lemparan bola di antaranya menghasilkan bola yang menggelundung, mendatar, dan melambung.

1) Melempar dari bawah

Sebelum bola dilemparkan, terlebih dahulu bola dipegang dengan jari-jari tangan di antara ruas-ruas jari-jari telunjuk, jari-jari tengah, dan jari-jari manis. Untuk menahan bola supaya tidak jatuh, ditahan oleh ibu jari dan kelingking. Jadi, cara memegang bola tidak digenggam dengan telapak tangan.Selanjutnya untuk melemparkan bola, jika dengan tangan kanan maka sikap permulaan adalah: kaki kiri berada di depan searah dengan sasaran lemparan dan kaki kanan di belakang. Sambil menarik lengan kanan ke belakang untuk ancang-ancang, berat badan dipindahkan ke belakang, pandangan kearah sasaran. Selanjutnya ayunkan lengan kanan yang memegang bola ke depan melalui bawah di samping pinggang. Bersamaan dengan itu berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kiri agak ditekuk. Gerakan melempar harus diakhiri dengan melecutkan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Setelah bola lepas dari tangan biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai follow-through (gerak lanjutan), sehubungan dengan hal itu perlu diperhatikan bahwa, lemparan dari bawah bisa menggelundung bisa mendatar, dan commit to user

bisa pula melambung. Dalam pembelajaran ini lemparan dari bawah dilakukan melambung karena banyak siswa yang belum mampu menguasai dengan baik gerakan tersebut. Untuk menghasilkan bola yang melambung maka bola harus dilepaskan di depan pinggang.

Gambar 2.19. Gerakan melempar dari bawah ( Subarjah, 2007: 2.16)

Perlu diperhatikan adalah dengan semakin melambung, bola yang dilemparkan maka akan semakin lambat bola mencapai sasaran. Untuk itu perlu diperhatikan jarak lemparan sehingga dapat ditangkap dengan mudah oleh teman yang menangkap bola atau dapat di pukul lawan saat melakukan permainan.

2) Melempar Dari Samping

Cara melempar dari samping pada prinsipnya hampir sama dengan lemparan bawah, yang membedakan adalah cara mengayunkan bola ke belakang dan ayunan ke depan tidak melalui bawah di samping pinggang tetapi lengan mengayun dengan membengkokkan siku ke bagian luar sehingga bola dilemparkan secara mendatar. Demikian halnya setelah melemparkan bola mendatar, biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai gerak lanjutan. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar dari samping sebagai berikut:

Gambar 2.20. Gerakan melempar dari samping (Subarjah, 2007: 2.17)

3) Melempar bola dari atas

Dokumen terkait