• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN MASTERPLAN DR (Halaman 75-80)

MIKRO BIOLOG

3.4 PERMASALAHAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN

Berdasarkan kajian terhadap kebijakan penataan ruang terkait kawasan perkotaan Saumlaki, serta gambaran umum dan analisis kawasan perkotaan Saumlaki, maka dapat diidentifikasikan berbagai isu strategis terkait peran, permasalahan, dan potensi pengembangan kawasan perkotaan Saumlaki. Isu strategis ini merupakan sintesa dari kajian yang telah dilakukan untuk menjadi dasar pertimbangan bagi pengembangan ruang kawasan perkotaan Saumlaki.

Pada dasarnya isu strategis pembangunan dan pemanfaatan ruang yang ada di kawasan perkotaan Saumlaki mencakup berbagai aspek yanag keseluruhannya menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan rencana kerja maupun rencana tata ruang kawasan perkotaan Saumlaki yang akan disusun.

Beberapa hasil identifikasi isu strategis tersebut antara lain: 1. Fungsi dan peran untuk pertahanan dan keamanan negara

Sebagai kawasan perbatasan, fungsi dan peran pertahanan dan keamanan negara sangatlah penting. Dengan ditetapkannya Saumlaki sebagai PKSN, maka selain sebagai pusat dari penyediaan fungsi pertahanan dan keamanan negara di kawasan perbatasan, Saumlaki juga diharapkan dapat menjadi pendorong pengembangan kawasan perbatasan.

Dalam rangka mengembang fungsi pertahanan dan keamanan negara, saat ini terdapat 3 (tiga) kesatuan TNI di kawasan perkotaan Saumlaki, yaitu TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU.

Fasilitas yang dimiliki oleh TNI-AU saat ini adalah bandar udara serta satuan radar (satrad) yang berfungsi untuk memantau wilayah udara di kawasan perbatasan negara. Bandar udara Olilit berada di Desa Olilit dan berfungsi pula sebagai bandar udara komersil. Mengingat jarak bandara dengan pusat kota relatif cukup pendek, maka saat ini sedang dilakukan pengembangan bandara baru di Desa Lauran, khususnya untuk kegiatan penerbangan komersil. Sedang satrad TNI-AU berlokasi di Desa Olilit

TNI-AL yang ada saat ini adalah Pos – AL yang berada di bawah hirarki Lanal Tual. Saat ini telah direncanakan untuk pengembangan Pos AL di Saumlaki menjadi Lanal setingkat dengan Lanal di Tual. Pengembangan diarahkan di kawasan sebelah Utara Depo Pertamina.

Batalyon TNI-AD saat ini sudah mulai dibangun, meskipun jumlah pasukan yang bertugas saat ini masih jauh dari kebutuhan. Pengembangan batalyon seiring dengan fungsi pertahanan kemamanan di kawasan perbatasan. Markas batalyon TNI-AD saat ini berada di Desa Saumlaki

2. Potensi migas lepas pantai (off-shore)

Di lepas pantai Laut Aru yang berada di bagian Selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdapat 2 (dua) blok migas yang pada saat ini sedang dalam tahap eksplorasi, yaitu Blok Masela dan Blok South East Palung Aru. Potensi utama kedua blok tersebut adalah gas. Selain ekspor, diharapkan sebagian produksi gas yang akan dihasilkan dapat digunakan untuk alternatif sumber energi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan sekitarnya. Kegiatan migas di lepas pantai Laut Arafuru tersebut mendorong kebutuhan pengembangan untuk kegiatan logistik guna mensuplai aktivitas eksplorasi maupun eksploitasi di masa datang serta aktivitas terkait miga lainnya.

Sebagai kawasan perkotaan yang terdekat dengan lokasi blok migas tersebut, kawasan perkotaan Saumlaki memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan yang mendukung pelayanan bagi kegiatan migas di lepas pantai tersebut, seperti penempatan kantor perwakilan, penyediaan fasilitas pengolahan migas, logistic base, dan lain sebagainya.

3. Multi-moda

Sebagai kawasan kepulauan, berbagai moda angkutan tersedia di Saumlaki, meliputi angkutan darat, laut dan udara. Kondisi tersebut mendorong Saumlaki berfungsi sebagai transhipment point berbagai moda angkutan tersebut. Hal yang penting perlu diperhatikan adalah keterpaduan antara ketiga moda angkutan tersebut agar saling terintegrasi. Dengan kelengkapan berbagai sistem dan moda angkutan, baik darat, laut, dan udara, menjadikan fungsi Saumlaki sebagai pusat pengembangan kawasan perbatasan dan ibukota kabupaten menjadi semakin kuat.

4. Kebutuhan revitalisasi kawasan pusat kota di pesisir

Saat ini kepadatan bangunan dan wilayah terbangun terkonsentrasi di kawasan pesisir yang merupakan kawasan pusat kota. Di kawasan tersebut berbagai aktivitas penduduk berlangsung, seperti permukiman penduduk, perdagangan, jasa, pelabuhan, dan lain sebagainya.

Kawasan peisisir merupakan kawasan yang potensial sebagai obyek wisata, namun kondisinya saat ini telah tertutup oleh berbagai jenis bangunan. Hampir semua bangunan yang dibangun di kawasan pesisir membelakangi perairan Teluk Saumlaki. Akibatnya masyarakat umum tidak dapat menikmati pemandangan Teluk Saumlaki secara bebas.

Permasalahan lain yang timbul adalah pembuangan limbah rumah tangga langsung ke laut yang mengakibatkan persoalan lingkungan di wilayah pesisir, terutama pencemaran air laut.

Oleh karenanya, revitalisasi (penataan kembali) kawasan pusat kota perlu menjadi prioritas agar kawasan tersebut yang menjadi pusat kegiatan penduduk menjadi aman, nyaman dan produktif.

5. Potensi gempabumi tektonik

Lokasi kawasan perkotaan Saumlaki berada dekat dengan zona subduksi yang merupakan pertemuan 2 (dua) lempeng aktif dunia, yaitu lempeng benua asia dan lempeng samudera hindia.

Pertemuan dua lempeng aktif dunia tersebut mengakibatkan kawasan perkotaan Saumlaki sering terlanda gempa bumi tektonik dengan magnituda yang cukup besar. Meskipun belum ada catatan yang menunjukkan kerusakan fatal yang cukup besar, frekuensi kejadian gempabumi tektonik tersebut perlu menjadi pertimbangan bagi pengembangan fisik kota Saumlaki, terutama pembangunan fisik, seperti rumah, gedung perkantoran, pusat perdagangan, fasilitas listrik dan telekomunikasi, serta fasilitas penting lainnya yang berisiko tinggi terhadap rambatan gelombang akibat gempa tektonik.

Sedangkan permasalahan pengembangan kawasan meliputi

1. Permasalahan pengembangan kawasan yaitu keterbatasan tingkat pelayanan utilitas utama

Air, listrik, dan telekomunikasi merupakan utilitas utama yang penting bagi pengembangan suatu perkotaan. Selain telekomunikasi, saat ini kawasan perkotaan Saumlaki relatif masih memiliki keterbatasan tingkat pelayanan air bersih dan listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan aktivitasnya.

Air bersih meskipun sudah disuplai oleh PDAM, tetapi lingkup pelayanannya belum mampu melayani seluruh penduduk dan masih pada lingkup jarak yang tidak terlampau jauh. Akibatnya sejumlah fasilitas utama di luar konsentrasi kawasan permukiman saat ini masih belum terlayani oleh distribusi air bersih oleh PDAM. Sebagai contoh markas besar untuk Batalyon TNI-AD saat ini yang berlokasi beberapa kilometer dari kawasan pusat kota belum dapat terlayani oleh distribusi PDAM. Kondisi air tanah permukaan di kawasan perkotaan Saumlaki memang tidak terlampau baik. Untuk kebutuhan air bersih penduduk saat ini menggunakan 3 (tiga) sumber mata air, yaitu mata air Wermomolin, Olilit dan Bomaki. Kapasitas mata air saat ini tercatat sebesar 100 liter/detik atau 158.400 liter/hari. Kapasitas ini masih jauh dari kebutuhan air bersih penduduk.

Sumber listrik yang melayani penduduk kawasan perkotaan Saumlaki berasal dari PLTD. Keterbatasan kapasitas yang dapat disediakan mengakibatkan tingkat pelayanan listrik saat ini baru mencapai 91 %.

2. Sumber Daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia

Kondisi sumber daya manusia di saumlaki masih terbatas di karenakan fasilitas pendidikan yang kurang menunjang baik dari sarana pendidikan maupun dari tenaga

pengajar. Pada saat ini kondisi fasilitas pendidikan di Kota Saumlaki masih terbatas dengan sarana pengajar dan fasilitas pendidikan

3. Sistem Transportasi

Jaringan jalan yang tersedia relatif masih terbatas dan terkonsentrasi di kawasan pusat kota. Jaringan jalan yang mengarah ke luar kawasan pusat kota sebagian masih dalam kondisi perkerasan dan belum dilapisi aspalt. Akibatnya pada musim kemarau jalan berdebu dan pada musim hujan mudah terjadi kerusakan.

Bandar udara Olilit sangat terbatas. Dengan panjang landasan hanya 1.200 meter, bandara ini hanya mampu didarati oleh pesawat kecil sejenis DASH-8. Kebutuhan pengembangan bandara untuk dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar sangatlah mendesak. Namun demikian bandara Olilit sudah tidak dapat dikembangkan lagi oleh karena jaraknya yang terlalu dekat dengan kawasan pusat kota sehingga mengganggu keselamatan penerbangan. Oleh karenanya, saat ini sedang dikembangkan bandar udara baru di Desa Lauran yang diharapkan dapat menjadi bandara internasional. Kapasitas pelabuhan Saumlaki relatif masih terbatas. Saat ini pelabuhan Saumlaki berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan. Peningkatan pengembangan Saumlaki sebagai ibukota kabupaten dan PKSN yang mengembang beberapa fungsi strategis nasional mensyaratkan pengembangan pelabuhan yang lebih besar.

4. Pengembangan ekonomi lokal

Kegiatan ekonomi lokal di kawasan perkotaan Saumlaki relatif masih sangat terbatas. Penduduk asli umumnya bekerja di sektor pertanian, terutama pertanian bahan pangan dan perikanan, sedang penduduk pedagang bergerak di sektor perdagangan dan jasa. Sebagai ibukota kabupaten sekaligus sebagai PKSN yang dikembangkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan, maka pengembangan ekonomi lokal yang menggali potensi setempat perlu ditingkatkan. Sebagai kawasan perkotaan, kegiatan budidaya non-pertanian tentunya menjadi dominasi di Saumlaki. Pengembangan fungsi-fungsi nasional dan regional diharapkan dapat mendorong terciptanya efek berganda (multiplier effect) sektor ekonomi di Saumlaki sehingga ekonomi lokal dapat meningkat.

Dalam dokumen DUMMY LAPORAN PENDAHULUAN MASTERPLAN DR (Halaman 75-80)

Dokumen terkait