• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI 1.7 Hakikat Pembelajaran

1.12 PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008

dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.

1.12 PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008

Pada peraturan ini termuat berbagai aturan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap lembaga pendidikan SMK/ MAK secara umum.

Peraturan ini memuat standar minimal untuk Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton yaitu: (1) Luas Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung ruang; (4) Luas Ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (6) Media pendidikan di Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; dan (7) Perlengkapan Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton.

Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008: a. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran; pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang.

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton adalah 304 m2 untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi : area

13

kerja batu dan beton 128 m2, ruang kerja pemasangan dan finishing 128 m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2.

c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Area kerja batu dan beton

8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m 2 Ruang kerja

pemasangan batu dan beton

8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m 3 Ruang

penyimpanan dan

instruktur

4 m2/ peserta didik Luas minimum adalah 48 m2 Lebar minimum adalah 6 m

14

d. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi sarana sebagaimana ercantum pada Tabel 2 dengan Tabel 3.

Tabel 2.2. Standar Sarana pada Area Kerja Batu Beton

No. Jenis Rasio Dekripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja

1.2 Kursi kerja/ stool

2 Peralatan

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang.

3 Media Pendidikan

4 Perlengkapan lain

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaandasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang

Lemari simpan alat dan bahan

1 set/ area 1.3

1 set/ area Pekerjaan penanganan

pekerjaan batu dan beton 2.1

Minimum 1 buah/ area

4.2 Tempat sampah

Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis. 1 set/ area 3.1 Papan tulis Minimum 2 buah/ area Kotak kontak

4.1 Untuk mendukung operasionalisasi

peralatan yang

15

Tabel 2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan Beton

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1.2 Kursi kerja/ stool

1.3 Lemari simpan alat bahan

2 Peralatan

2.1

3 Media pendidikan

4 Perlengkapan lain

Untuk mendukung

operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik. Mimimum 1 buah/

ruang 4.2 Tempat sampah

Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.

3.1 Papan tulis 1 set/ ruang

Minimum 4 buah/ ruang

4.1 Kotak kontak

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton

1 set/ ruang

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton

1 set/ ruang Peralatan untuk pekerjaan

pemasangan batu beton

Tabel 2.4. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1.2 Kursi kerja

1.3 Rak alat dan bahan 1.4

2 Peralatan

3 Media pendidikan

4 Perlengkapan lain

Untuk mendukung

operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik. Minimum 1 buah/

ruang 4.2 Tempat sampah

Untuk pendataan kemajuan siswa dan ruang praktik.

3.1 Papan data 1 buah/ ruang

4.1 Kotak kontak Minimum 2 buah/ ruang

Lemari simpan alat dan bahan

Untuk minimum 12 instruktur. 1 set/ ruang

Peralatan untuk ruang penyimpanan dan instruktur

16 1.13 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sudrajat, 2008).

Cukup banyak jenis metode pembelajaran dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya diantaranya yaitu SAVI, Jigsaw, quantum Learning, Tari Bambu, CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending), STAD (Student Team Achievement Division), NHT (Numbered Head Together), dan lain-lain hanya saja yang paling diperhatikan dalam penggunaannya adalah kesesuaiannya.

Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang disajikan di depan siswa. Oleh karena itu setiap guru hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang biasa digunakan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.

Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran konstruksi batu yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan keterampilannya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung).

17 1.14 Metode Pembelajaran Direct Instruction

a. Direct Instruction

Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran konstruksi batu yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (Direct Intruction).

Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk

membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung.

Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a

18

direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya:

Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

19 Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya pengajaran

Tahapan dalam metode pembelajaran Direct Instruction. Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:

1. Fase Orientasi

Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:

a. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

b. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

d. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran

e. Menginformasikan kerangka pelajaran f. Memotivasi siswa

2. Fase Presentasi/Demonstrasi

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:

20 b. Pemberian contoh konsep

c. Pemodelan/peragaan keterampilan

d. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

3. Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah. 4. Fase Latihan Terbimbing

Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

5. Fase Latihan Mandiri

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain

21

mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,

22

pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

b. Pendekatan Scientific

Pendekatan Scientific atau yang sering disebut pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.Pendekatan pembelajaran ilmiah (Scientifi Teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

23

Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.

Penerapan metode ilmiah merupakan proses berfikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya merupakan dasar dalam mengembangkan berfikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.

Dokumen terkait