• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI

BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN

PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE

PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

(PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI

TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) DI

SMK NEGERI 2 SALATIGA

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

Triyasa Gumilang NIM.5101410013

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua.

2. You don’t have to be great to start, but you have to start to be great 3. I have not FAILED, I have just found 10.000 ways that won’t work.

4. Hidup itu sulit? Ini hidupmu! Stop tuntut kemudahan. Mempermudah hidupmu adalah tugasmu! Setiap orang punya kesulitan sendiri. Kamu wajib mempermudah hidupmu sendiri!

PERSEMBAHAN

1. Ibuku Tercinta, Indun Sri Rahayu.

2. Budheku Tercinta, Sri Mulyani, Keluarga Besarku, Kasiyo.

3. Sahabat-sahabatku, Ramayana Sidabutar, Elis Dwi Lestari, Teguh Nur Irsiawan, Chandra Mustika, Ginanjar Septiarno, Kukuh Budi Prasetia, Nurseha Dewanto, Masion Honas Prayudha.

4. Teman-teman PTB 2010.

(6)

vi

ABSTRAK

Triyasa Gumilang. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Konstruksi Batu dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik dengan Metode Pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 2 Salatiga. Skripsi. Pendidikan Teknik Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Direct Instruction

Mata pelajaran konstruksi batu SMK kelas XI semester I menurut Kurikulum 2013 adalah materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Siswa dituntut mampu mengidentifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air serta cara penggunaanya. Diperlukan metode penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (3) kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu.

Direct Instruction adalah model pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri dari atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

(7)

vii

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidyah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Ruang

Praktik Dengan Metode Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI

Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) Di SMK Negeri 2 Salatiga”.

Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Lashari, M.T, Penguji I yang telah memberikan waktu, kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

3. Drs. Supriyono, M.T, Penguji II yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

4. Yulianto, S.T, Guru Pengampu Mata Pelajaran Konstruksi Batu kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga yang telah memberikan waktu, bimbingan dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga.

(9)
(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL/ COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Batasan Masalah ... 4

1.4.Tujuan Penelitian ... 5

1.5.Manfaat Penelitian ... 5

1.6.Sistematika Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1.Hakikat Pembelajaran ... 8

2.2.Keaktifan Siswa dalam Bertanya ... 9

2.3.Hasil Belajar ... 10

2.4.Mata Pelajaran Konstruksi Batu ... 10

2.5.Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton ... 11

2.6.PERMENDIKNAS No 40 Tahun 2008 ... 12

2.7.Metode Pembelajaran ... 16

2.8.Metode Pembelajaran Direct Instruction ... 17

(11)

xi

2.10.Rumusan Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1.Subjek Penelitian ... 26

3.2.Desain Penelitian ... 26

3.3.Variabel Penelitian ... 32

3.4.Pengumpulan Data ... 32

1. Metode Pengumpulan Data ... 32

2. Instrumen Penelitian... 33

3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 34

3.5.Analisis Data ... 38

1. Data Hasil Tes ... 38

2. Data Hasil Observasi ... 39

3. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1.Pra Penelitian ... 40

4.2.Hasil Penelitian ... 41

1. Desain Metode pembelajaran Direct Instruction ... 41

2. Penerapan Metode pembelajaran Direct Instruction ... 42

3. Data Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Direct Instruction56 4.3.Pembahasan ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1.Simpulan ... 73

5.2.Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program

Keahlian Teknik Batu Beton ... 13

2.2. Standar Sarana pada Area Keja Batu Beton ... 14

2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan Beton ... 15

2.4. Standar Sarana pada Ruang Praktik Penyimpanan dan Instruktur ... 15

4.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 40

4.2. Ringkasan Permasalahan dalam Siklus I ... 50

4.3. Ringkasan Refleksi Siklus II ... 55

4.4. Hasil Tes Kelas XII TKBB pada Siklus I ... 56

4.5. Hasil Observasi Kelas XI TKBB pada Siklus I ... 58

4.6. Hasil Tes Kelas XI TKBB pada Siklus II ... 59

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Diagram Alur Penelitian ... 27

4.1. Desain Model Pembelajaran Direct Instruction ... 41

4.2. Penerapan pembelajaran Direct Instruction ... 43

4.3. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ... 64

4.4. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ... 65

4.5. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Keseluruhan ... 66

4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa Keseluruhan ... 67

4.7. Peningkatan Hasil Observasi Belajar Siklus I dan Siklus II ... 68

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Siswa Kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga ... 78

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 79

3. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ... 93

4. Soal Tes Uji Coba ... 94

5. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ... 97

6. Tabel Analisis Soal Instrumen ... 103

7. Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen ... 104

8. Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Instrumen... 110

9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Instrumen ... 114

10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Observasi .. 118

11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi ... 119

12. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi ... 123

13. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Wawancara 127 14. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara ... 128

15. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara ... 130

16. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I ... 132

(15)

xv

18. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I ... 135

19. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II ... 136

20. Soal Tes Siklus II ... 137

21. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II... 139

22. Lembar Observasi Penelitian Siklus I dan Siklus II ... 142

23. Daftar Nilai Siklus I ... 143

24. Daftar Nilai Siklus II ... 144

25. Lembar Hasil Observasi Siklus I ... 145

26. Lembar Hasil Observasi Siklus II ... 146

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilai-nilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai-nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1).

(17)

2

Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung). Metode pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. (Arends 2001:147. Guru yang menggunakan metode pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi dan ketrampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/ demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/ ketrampilan yang telah dipelajarai, dan memberikan umpan balik.

(18)

3

Melalui metode pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung) dan pendekatan Scientific, maka pada penelitian ini akan diterapkan pada pokok bahasan identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Diharapkan akan menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal.

Berlatar belakang dari uraian di atas, dan untuk mengetahui keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar dan pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik program keahlian teknik konstruksi batu beton maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE DIRECT INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) di SMK NEGERI 2

(19)

4 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tersirat, permasalahan yang diuraikan diatas timbul suatu pemikiran untuk melakukan penelitian tentang :

1. Apakah penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga?

2. Adakah peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga ?

3. Bagaimanakah tingkat kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Salatiga?

1.3 Batasan Masalah

(20)

5

Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :

1. Keaktifan siswa dalam penelitian ini dibatasi pada aktif mencatat materi, aktif bertanya, dan aktif mengajukan ide.

2. Peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction harus memenuhi nilai KKM yaitu 75. 3. Sarana dan Prasarana ruang paktik konstruksi batu beton SMK Negeri 2

Salatiga. 1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut : 1. Mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran Direct Instruction.

2. Mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode belajar Direct Instruction.

3. Untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu SMK Negeri 2 Salatiga.

1.5 Manfaat Penelitian

(21)

6

1. Bagi Guru Mata Pelajaran Konstruksi Batu

Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa SMK Negeri 2 Salatiga

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebaginya. 3. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memberi manfaat karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran Direct Instruction dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Skripsi

Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi ini menjadi 3 bagian yaitu bagian awal, isi, dan bagian akhir.

1. Bagian awal

(22)

7 2. Bagian isi

Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap babnya.

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Bagian ini mengemukakan tentang landasan teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pada bab ini mencakup analisis data penilitian serta pembahasannya.

BAB V : Penutup

Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.

3. Bagian akhir

(23)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

1.7 Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran diartikan sebagai usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar dan mengajar yang tersedia (Usman,2000:6).

Ciri-ciri pembelajaran (TIM MKDK, 2000:2005) dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

4. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.

(24)

9

6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.

1.8 Keaktifan Siswa dalam Bertanya

Dalam kegiatan proses pembelajaran sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Menurut Raka Joni (1992: 19-20) menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

(25)

10 1.9 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, 2004:4).

Untuk memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan pelajaran yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan alat ukur berupa tes dalam suatu proses evaluasi. Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.

1.10 Mata Pelajaran Konstruksi Batu

(26)

11

(1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (2) menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan air (3) mengelola material, tenaga kerja, peralatan dan waktu (4) memeriksa bahan konstruksi batu dan batu cetak sesuai SNI (5) pengukuran dan penentuan titik duga bangunan gedung atau bangunan air (6) pemasangan bouwplank pada pekerjaan bangunan (7) penggunaan kebutuhan bahan dan pasangan konstruksi batu (8) pemasangan pondasi batu kali/ batu gunung dan batu bata, pemasangan berbagai batu bata (9) pemeriksaan kualitas hasil pekerjaan pemasangan batu (10) perawatan dan perbaikan pasangan batu. 1.11 Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton

Ruang praktik adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktik yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam Peraturan Pememerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri pengertian ruang praktik dijelaskan pada pasal 27 dan Pasal 28 (Undang-Undang, 1980:7).

(27)

12

dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.

1.12 PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008

Pada peraturan ini termuat berbagai aturan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap lembaga pendidikan SMK/ MAK secara umum.

Peraturan ini memuat standar minimal untuk Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton yaitu: (1) Luas Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung ruang; (4) Luas Ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (6) Media pendidikan di Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; dan (7) Perlengkapan Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton.

Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008: a. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran; pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang.

(28)

13

kerja batu dan beton 128 m2, ruang kerja pemasangan dan finishing 128 m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2.

c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1.

Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Area kerja batu dan beton

8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m 2 Ruang kerja

pemasangan batu dan beton

8 m2/ peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m 3 Ruang

penyimpanan dan

instruktur

(29)

14

d. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi sarana sebagaimana ercantum pada Tabel 2 dengan Tabel 3.

Tabel 2.2. Standar Sarana pada Area Kerja Batu Beton

No. Jenis Rasio Dekripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja

1.2 Kursi kerja/ stool

2 Peralatan

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang.

3 Media Pendidikan

4 Perlengkapan lain

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaandasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang

Lemari simpan alat dan bahan

Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.

4.1 Untuk mendukung operasionalisasi

peralatan yang

(30)

15

1.3 Lemari simpan alat bahan

2 Peralatan

Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.

3.1 Papan tulis 1 set/ ruang

Minimum 4 buah/ ruang

4.1 Kotak kontak

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton

1 set/ ruang

Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton

1 set/ ruang Peralatan untuk pekerjaan

pemasangan batu beton

Tabel 2.4. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

No. Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1.2 Kursi kerja

1.3 Rak alat dan bahan 1.4 memerlukan daya listrik. Minimum 1 buah/

ruang 4.2 Tempat sampah

Untuk pendataan kemajuan siswa dan ruang praktik.

3.1 Papan data 1 buah/ ruang

4.1 Kotak kontak Minimum 2 buah/ ruang

Lemari simpan alat dan bahan

Untuk minimum 12 instruktur. 1 set/ ruang

Peralatan untuk ruang penyimpanan dan instruktur

(31)

16 1.13 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sudrajat, 2008).

Cukup banyak jenis metode pembelajaran dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya diantaranya yaitu SAVI, Jigsaw, quantum Learning, Tari Bambu, CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending), STAD (Student Team Achievement Division), NHT (Numbered Head Together), dan lain-lain hanya saja yang paling diperhatikan dalam penggunaannya adalah kesesuaiannya.

Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang disajikan di depan siswa. Oleh karena itu setiap guru hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang biasa digunakan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.

(32)

17 1.14 Metode Pembelajaran Direct Instruction

a. Direct Instruction

Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran konstruksi batu yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (Direct Intruction).

Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping

student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung.

Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.

Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a

(33)

18

direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

(34)

19 Ciri-ciri pengajaran langsung adalah:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya pengajaran

Tahapan dalam metode pembelajaran Direct Instruction. Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:

1. Fase Orientasi

Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:

a. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

b. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

d. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran

e. Menginformasikan kerangka pelajaran f. Memotivasi siswa

2. Fase Presentasi/Demonstrasi

Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:

(35)

20 b. Pemberian contoh konsep

c. Pemodelan/peragaan keterampilan

d. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

3. Fase Latihan Terstruktur

Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah. 4. Fase Latihan Terbimbing

Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

5. Fase Latihan Mandiri

Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

(36)

21

mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun.

3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.

4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

(37)

22

pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.

3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.

5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

b. Pendekatan Scientific

(38)

23

Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.

Penerapan metode ilmiah merupakan proses berfikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya merupakan dasar dalam mengembangkan berfikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.

1.15 Kerangka Berfikir

Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan tinjauan teori yang ada, aktivitas belajar dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Aktivitas belajar sangat berperan dalam belajar dan pembelajaran yaitu dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan pembelajaran, serta menentukan ketekunan belajar. Dalam hal ini aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang siswa untuk mempelajari pokok bahasan jenis-jenis peralatan tangan mekanik/ listrik, fungsi, spesifikasi, perawatan peralatan, teknik mengunakan peralatan dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction melelui pendekatan Scientific.

(39)

24

pendidikan yaitu ditandai dengan hasil belajar siswa yang tinggi dan tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal.

Salah satu faktor pendukung dalam mencapai kesuksesan proses belajar mengajar di sekolah dan ruang praktik dengan lebih bermutu, maka diperlukan sebuah standar nasional, salah satunya adalah mengenai sarana dan prasarana. Salah satu isi standar sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan termasuk standar ruang praktik konstruksi batu beton terinci dalam lampiran Permendiknas Republik Indonesia Nomor. 40 Tahun 2008.

Peneliti dapat mengambil data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu berupa sarana, prasarana yang terdapat pada ruang praktik praktik konstruksi batu beton di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK Negeri 2 Salatiga. Kemudian data kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dibandingkan dengan standar yang telah digabungkan dan selanjutnya dianalisis tingkat ketercapaian kelayakan sarana dan prasarana pada ruang praktik praktik konstruksi batu beton berdasarkan standar tersebut.

(40)

25

mekanik/ listrik, fungsi, spesifikasi, perawatan peralatan, teknik mengunakan peralatan.

1.16 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah:

1. Ada peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.

2. Ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.

(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

1.17 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKBB yang berjumlah 25 siswa di SMK Negeri 2 Salatiga. Pengambilan kelas XI TKBB sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut.

1.18 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru-guru XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga.

Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135).

(42)

27

teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air.

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes. Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan kelas (action) 3. Pengamatan (observation)

4. Refleksi (reflection)

(43)

28

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah a) berkoordinasi dengan guru kelas XI SMK N 2 Salatiga tentang penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air dengan model pembelajaran Direct Instruction, c) membuat instrumen penelitian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal uraian yang berjumlah 10 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantarannya proses Direct Instruction, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran, d) instrumen non tes untuk guru yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya penguasaan materi, sistematika penyajian, penerapan model pembelajaran, penggunaan media, performance, pemberian motivasi

b. Tindakan (action)

(44)

29

berlangsung, guru mengajar sesuai RPP yang sudah dibuat, yaitu pelajaran konstruksi batu menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Memperkenalkan diri kepada peserta didik, memperkenalkan mata pelajaran konstuksi batu, memperkenalkan metode pembelajaran Direct Instruction Mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang akan dipelajari

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air

3. Menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Direct Instruction terdiri dari orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri

4. Memberi gambaran awal tentang materi pembelajaran

5. Memberi motivasi siswa agar semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Memberi latihan mandiri

(45)

30

cara merawat, dan cara menggunakan alat praktek molen adukan dan gerenda pemotong keramik

7. Guru menunjukan bagian, spesifikasi molen adukan dan gerenda pemotong keramik, serta mempraktekan cara menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik

8. Guru memperagakan cara menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik

9. Guru menjelaskan ulang bagian, spesifikasi molen adukan dan gerenda pemotong keramik, serta mempraktekan cara menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik

10.Guru memanggil siswa untuk mencoba alat praktek dan memperagakannya

11.Siswa dipanggil secara acak untuk mencoba alat praktek dan memperagakannya, guru membimbing siswa apabila ada kesalahan siswa

12.Siswa berlatih mencoba alat praktek dan memperagakannya secara mandiri

13.Guru memberikan soal evaluasi sebelum kegiatan pembelajaran selesai

(46)

31 c. Pengamatan (observation)

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa.

d. Refleksi (reflection)

Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan pembelajaran tahap II.

2. Siklus II

(47)

32 1.19 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Direct Instruction.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air pada kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga.

1.20 Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

(48)

33

uraian dimana untuk mengetahuai hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa secara klasikal, sedangkan instrumen non tes berupa lembar-lembar pengamatan siswa dan pengajar saat pembelajaran sedang berlangsung.

a. Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Tes diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan tindakan kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini mengacu kepada indikator soal. Indikator soal ini merupakan pokok bahasan atau materi yang telah disampaikan. Untuk indikator soal yang digunakan adalah :

1. Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

2. Menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

b. Instrumen Non Tes

(49)

34

mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah :

1. Proses Direct Instruction 2. Keaktifan siswa

3. Perhatian siswa 4. Kedisiplinan siswa 5. Penugasan

6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran 7. Observasi sarana prasarana ruang praktik 8. Wawancara sarana prasarana ruang praktik 3. Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Validitas Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto 2006:168).

(50)

35

instrument atas dasar kevalidan setiap butir soal sehingga instrument nantinya dapat digunakan secara efektif dalam bentuk pengujian tes belajar yang mengukur aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berhubungan dengan hasil belajar siwa. Untuk menghitung validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment.

keterangan:

: koefisien korelasi variabel x dan variabel y

X : skor tiap butir soal

Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah peserta tes

Makin tinggi koefisien korelasi yang dimiliki makin valid butir instrumen tersebut. Secara umum, jika koefisien korelasi sudah lebih besar dari 0,3 atau > 0,3 maka butir instrumen tersebut sudah valid. Cara lain dapat dianalisis dengan cara membandingkan rxy dengan

. Jika rxy > , maka butir soal dikatakan valid.

b. Relialibitas Soal

(51)

36

yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian dapat menggunakan uji realibilitas tiap butir soal dapat ditentukan dengan rumus Ralibilitas Tes Uraian. Rumus ini digunakan untuk tes item yang dibuat sistematikanya menggunakan :

Keterangan :

= Realibilitas

= Jumlah varian skor tiap item = Varian skor total

= banyaknya subjek Indeks realibilitas butir instrumen :

≥ 0,80 : Realibilitas tinggi 0,40 - < 0.80 : Realibilitas sedang < 0.40 : Realibilitas rendah c. Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus :

(52)

37 Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut, 0 - ≤ 0,30 adalah soal sukar,

0,30 - ≤ 0,70 adalah soal sedang, 0,70 - ≤ 1,00 adalah soal mudah.

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.

d. Statistik Deskriptif Sarana dan Prasarana

(53)

38

menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh.

Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2008: 99), dengan rumus sebagai berikut:

Sangat Layak = 76 % - 100 %

Layak = 51 % - 75 %

Tidak Layak = 26 % - 50 % Sangat Tidak Layak = 0 % - 25 % 1.21 Analisis Data

1. Data Hasil Tes

Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus I dan siklus berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa , langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata hasil tes pada tiap siklus dengan rumus :

Keterangan :

= Mean atau nilai rata-rata

(54)

39

= Tanda kelas interval 2. Data Hasil Observasi

Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dirasakan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction.

3. Indikator Keberhasilan`

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Direct Instruction ≥ 75 dari tes.

2. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction 75% (siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar observasi.

3. Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah mencapai KKM) dari hasil tes.

(55)

73 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya pada saat proses pembelajaran Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7% dan siklus II sebesar 83%. Jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3%.

2. Ada peningkatan hasil belajar dalam penggunaan metode pembelajaran Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 74,33 dan siklus II sebesar 87,89. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 13,56. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50% dan siklus II sebesar 94,4%, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 44,4%.

3. Tingkat kelayakan ditinjau dari Sarana dan Prasarana ruang praktik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut : a. Tingkat kelayakan ditinjau dari Perabot pada ruang praktik

Konstruksi Batu Beton adalah 30% (tidak layak).

(56)

74

c. Tingkat kelayakan ditinjau dari Peralatan di ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 82% (sangat layak)

d. Tingkat kelayakan ditinjau dari kualitas perangkat utama di ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 85% (sangat layak)

e. Tingkat kelayakan ditinjau dari prasarana ruang praktik Konstruksi Batu Beton yaitu pada segi luas ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 65% (layak).

5.2 Saran

Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Penggunaan metode Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar dan sebaiknya guru setelah penelitian ini dapat menerapkan metode pembelajaran tersebut untuk melakukan kegiatan belajar mengajar pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air.

(57)

75

(58)

76

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press.

Arends, Richard, I. 2001. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Joni, T. Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui Strategi Pembelajaran Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta : Rinehart and Wiston.

Keputusan Menteri. 2004. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 129a/U/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.

Peraturan Menteri. 2008. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

_____. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

(59)

77

Sudjana, Nana. 1989. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,Taktik,dan

Model pembelajaran. Bandung. Tersedia di

http//akhmadSudrajat.wordpress.com /2008/09/12/pengertian-pendekatan strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. (18 Agustus 2014).

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(60)

78 Lampiran 1. Daftar Siswa

(61)

79

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON

(TKBB)

SMK NEGERI 2 SALATIGA

Mata Pelajaran : Konstruksi Batu Kelas / Semester : XI / Ganjil Pertemuan Ke :

Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

Standar Kompetensi : Peralatan pekerjaan konstruksi

Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan

konstruksi bangunan gedung atau bangunan air sesuai spesifikasi teknis.

4.2 Menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan

konstruksi gedung, bangunan air.

Indikator : Siswa dapat mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik

pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air Siswa dapat menggunakan perlatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

(62)

80

2. Siswa dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

II. MATERI PEMBELAJARAN

1. Jenis – jenis peralatan tangan mekanik/ listrik. 2. Fungsi peralatan tangan mekanik/ lisrtik. 3. Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik. 4. Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik.

5. Teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik. III. METODE PEMBELAJARAN

1. Direct Instruction (Pengajaran Langsung) IV. LANGKAH PEMBELAJARAN

a. Siklus I

Pendahuluan (10 menit) - Memberi salam - Berdoa dan Presensi

- Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air

Kegiatan Inti (185 menit) 1. Orientasi

- Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air.

(63)

81

praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

- Tujuan mempelajari kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air supaya siswa dapat mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

- Tahapan metode pembelajaran Direct Instruction ada 5 yaitu, orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, latihan mandiri

- Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik

- Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal, mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi modal untuk kita bekerja

2. Demonstasi

(64)

82

- Identifikasi spesifikasi molen adukan :

1. Tabung adukan, berupa bejana berbentuk silinder dengan bagian bawah tetutup dan lapisan atas berbentuk kerucut terpancung. Pada ujung atas kerucut terdapat lubang mulut tabung untuk memasukan bahan – bahan susun adukan beton dan untuk menumpahkan adukan beton setelah selesai dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang membantu mencampur bahan – bahan susunannya.

2. Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar.

3. Roda molen, agar mudah memindahkan molen

4. Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat dengan mudah dipindahkan.

5. Roda pembalik tabung, berguna untuk mengubah kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan ketika untuk menumpahkan hasil adukan.

(65)

83

- Cara menggunakan molen adukan :

1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen

2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen

3. Masukan batu split, semen, dan pasir - Cara merawat molen adukan :

1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar

2. Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)

- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong : a. Handle pengangkat

b. Tutup pisau potong (dinamis) c. Tutup pisau potong (statis) d. Pisau potong (batu gerinda) e. Skala pengukur sudut potong f. Plat pelindung percikan g. Dudukan

h. Stang pengunci i. Pengunci ulir

(66)

84

- Cara menggunakan gerinda pemotong :

1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan. 2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan

mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna.

3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk pemotongan

4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan

5. Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat 6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling

jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik

(67)

85

- Cara merawat gherinda pemotong :

1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.

2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala

3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda

4. Tempatkan di ruang praktik 3. Latihan Terstruktur

- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik

4. Latihan Terbimbing

- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki.

5. Latihan Mandiri

- Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik. - Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba

mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.

Penutup (30 menit)

- Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari

- Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan

(68)

86 - Memberi salam

b. Siklus II

Pendahuluan (10 menit) - Memberi salam - Berdoa dan Presensi

- Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air

Kegiatan Inti (185 menit) 1. Orientasi

- Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air.

- Metode pembelajaran Direct Instruction adalah metode pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

- Tujuan mempelajari kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air supaya siswa dapat mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air

(69)

87

- Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik

- Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal, mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi modal untuk kita bekerja

2. Demonstasi

- Mengambil alat peraga di ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik sebagai sarana pendukung untuk proses pembelajaran

- Identifikasi spesifikasi molen adukan :

(70)

88

dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang membantu mencampur bahan – bahan susunannya.

2. Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar.

3. Roda molen, agar mudah memindahkan molen

4. Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat dengan mudah dipindahkan.

5. Roda pembalik tabung, berguna untuk mengubah kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan ketika untuk menumpahkan hasil adukan.

6. Batang tarik mesin, untuk memudahkan memindahkan molen

- Cara menggunakan molen adukan :

1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen

2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen

3. Masukan batu split, semen, dan pasir - Cara merawat molen adukan :

1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar

(71)

89

- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong : a. Handle pengangkat

b. Tutup pisau potong (dinamis) c. Tutup pisau potong (statis) d. Pisau potong (batu gerinda) e. Skala pengukur sudut potong f. Plat pelindung percikan g. Dudukan

h. Stang pengunci i. Pengunci ulir

j. Lengan ulir percikan

- Cara menggunakan gerinda pemotong :

1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan. 2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan

(72)

90

3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk pemotongan

4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan

5. Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat

6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik 7. Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di

alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.

- Cara merawat gherinda pemotong :

1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.

2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala

3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda

4. Tempatkan di ruang praktik 5. Latihan Terstruktur

(73)

91 6. Latihan Terbimbing

- Guru memanggil satu per satu siswa untuk mecoba megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki.

7. Latihan Mandiri

- Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik. - Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba

mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.

Penutup (30 menit)

- Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari

- Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan

- Menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

- Memberi salam

V. ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR 1. Alat Sarana

 Papan tulis dan perlengkapanya

 LCD dan Laptop

 Peralatan tangan mekanik/ listrik yang ada di Ruang Praktik 2. Sumber Bahan Ajar

(74)

92 VI. PENILAIAN

1. Tugas hasil identifikasi peralatan 2. Observasi/ pengamatan

3. Portofolio terkait kemampuan penggunaan alat 4. Tes Tertulis

Salatiga, November 2014

Guru Mata Pelajaran Peneliti

(75)

93 Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Soal Uji Coba

KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA

IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK

Identifikasi dan

~ Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik

~ Teknik menggunakan peralatan

5, 11

4, 8, 10

5 46% ~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/

listrik

7, 9 1, 2

6

Jumlah %

~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/ listrik

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal

Identifikasi peralatan

Gambar

Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang praktik
Tabel 2.2. Standar Sarana pada Area Kerja Batu Beton
Tabel 2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan
Gambar 3.1. Diagram alur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Definisi operasional yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian “ Manfaat hasil kursus tata rias wajah pengantin modern sebagai kesiapan menjadi penata rias pengantin “

Peran bahan organik dan tanah mineral sangat penting dalam meningkatkan kapasitas pegang air dan kadar air pada media tanam sehingga berpengaruh terhadap kandungan air

A NEEDS ANALYSIS FOR DESIGNING AN ESP-BASED SYLLABUS IN AN ISLAMIC STUDIES EDUCATION PROGRAM..

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pupuk KCl.. Pengaruh Penambahan Arang

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang Pembuatan Website Salon Kecantikan Lutuye Menggunakan Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas internet dan

Mengembangkan silabus Bahasa Inggris untuk pengajaran Bahasa Inggris di sebuah Program Studi Pendidikan Agama Islam dianggap perlu berdasarkan fakta bahwa silabus Bahasa

diperoleh hasil hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit lslam Kendal menghasilkan t = 0,225 yang artinya hubungan

Jalan Kolonel Wahid