• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.3 Elastisitas Permintaan

6.3.2 Permintaan Daging Ayam Ras

Besaran dan arah elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan daging ayam ras, tercantum pada Tabel 29. Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

6.3.2.1Elastisitas Harga Sendiri

Hasil perhitungan pada komoditas daging ayam ras menunjukkan tanda dan arah elastisitas harga sendiri yang sama dan hanya berbeda pada besarannya. Pembahasan secara lebih terincinya ialah sebagai berikut:

1) Tabel 29 menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga sendiri untuk daging ayam ras sebagian besar bertanda negatif dan bersifat inelatis. Tanda negatif sesuai dengan hukum permintaan yang menunjukkan adanya korelasi negatif antara harga suatu komoditas dengan jumlah permintaannya. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras secara umum sebesar -0,254 artinya setiap perubahan harga daging ayam ras (menurun/meningkat) sebesar 10 persen maka jumlah daging ayam ras yang diminta berubah (meningkat/menurun) sebesar 2,54 persen.

63 Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras secara umum lebih rendah dibandingkan dengan nilai elastisitas harga sendiri komoditas lainnya. Daging ayam ras merupakan salah satu pangan asal ternak yang banyak tersedia di warung makan maupun restoran dan memiliki produk olahan yang bervariasi. Hal ini menyebabkan mahasiswa menganggap daging ayam ras sebagai kebutuhan pokok sehingga permintaan daging ayam ras cenderung lebih stabil terhadap perubahan harga. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hadini (2011) yang menyatakan bahwa elastisitas harga daging ayam broiler bersifat inelastis yang berarti barang kebutuhan pokok.

Tabel 29 Elastisitas permintaan harga sendiri, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan daging ayam ras berdasarkan kategori sosial ekonomi

Kategori sosial ekonomi

Elastisitas harga sendiri

(Eii)

Elastisitas harga silang (Eij)

terhadap: Elastisitas pendapatan (Eiy) Daging sapi Telur

ayam ras Susu sapi 1.Pendapatan a. Kelas I -1.655 -4.007 -2.567 -1.867 0.598 b. Kelas II -0.231 -0.539 0.052 -0.713 0.446 c. Kelas III -0.779 -0.068 1.285 -0.774 1.184 2.Jenis Kelamin a. Laki-laki -0.406 -0.344 -0.027 -0.277 1.008 b. Perempuan -0.220 -0.623 0.324 -0.739 0.260

3.Status tempat tinggal

a. Kos/kontrak -0.289 -0.413 0.165 -0.724 0.430 b. Rumah orangtua/ wali 0.239 -2.006 0.584 -0.029 0.254 4.Asal daerah a. Perkotaan -0.243 -0.544 0.103 -0.630 0.332 b. Pedesaan -0.500 -0.342 0.169 -0.622 1.112 Rata-rata -0.254 -0.570 0.186 -0.629 0.465

Sumber: Data primer, diolah (2014)

2) Berdasarkan pengelompokan menurut pendapatan, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa kelas pendapatan I. Pendapatan yang rendah memberikan batasan pada mahasiswa untuk mengonsumsi suatu barang sehingga ketika terjadi perubahan harga daging ayam ras maka permintaan daging ayam ras akan direspon lebih kuat oleh mahasiswa kelas pendapatan I. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa kelas pendapatan I sebesar -1,655 artinya jika terdapat perubahan harga daging

64

ayam ras (meningkat/menurun) sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras akan berubah (menurun/meningkat) sebesar 16,55 persen.

3) Berdasarkan pengelompokan menurut jenis kelamin, mahasiswa laki-laki memiliki nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras yang lebih elastis. Mahasiswa laki-laki cenderung lebih mementingkan kesehatan/nilai gizi yang terkandung dalam daging ayam ras sehingga perubahan harga daging ayam ras akan direspon lebih kuat oleh mahasiswa laki-laki. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa laki-laki sebesar -0,406 artinya jika terdapat perubahan harga daging ayam ras (meningkat/menurun) sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras akan berubah (menurun/meningkat) sebesar 4,06 persen.

4) Berdasarkan pengelompokan menurut status tempat tinggal, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtua/wali kecil dan bertanda positif. Daging ayam ras merupakan makanan kesukaan bagi sebagian besar mahasiswa yang tinggal di rumah orangtua/wali sehingga perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi perubahan jumlah permintaannya. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtua/wali sebesar 0,239 artinya jika terdapat perubahan harga daging ayam ras (meningkat/menurun) sebesar 10 persen, permintaan daging ayam ras hanya berubah (menurun/meningkat) sebesar 2,39 persen. Lain halnya dengan mahasiswa yang kos cenderung menghemat pengeluarannya sehingga ketika terjadi penurunan harga maka permintaan daging ayam ras meningkat dengan persentase yang lebih kecil.

5) Berdasarkan pengelompokan menurut asal daerah, nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Mahasiswa asal daerah pedesaan cenderung memilih pangan lain seperti pangan nabati dibandingkan mengonsumsi daging ayam ras namun apabila terjadi perubahan harga maka permintaan daging ayam ras direspon lebih kuat dari mahasiswa asal daerah pedesaan. Nilai elastisitas harga sendiri daging ayam ras pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar -0,5 artinya jika terdapat perubahan harga (meningkat/menurun) daging ayam ras sebesar 10

65 persen, jumlah daging ayam ras yang diminta akan berubah (menurun/meningkat) sebesar 5 persen pada mahasiswa asal daerah perkotaan.

6.3.2.2Elastisitas Harga Silang

Berdasarkan Tabel 29 diketahui bahwa sebagian besar elastisitas harga silang bernilai kurang dari satu dan terdapat variasi arah koefisien. Pada tabel terlihat bahwa daging ayam ras secara umum mempunyai hubungan komplementer dengan daging sapi dan susu sapi. Tetapi memiliki hubungan yang bersifat substitusi antara daging ayam ras dengan telur ayam ras.

Hubungan komplementer terkuat terjadi pada hubungan daging ayam ras terhadap daging sapi pada mahasiswa kelas pendapatan I. Interpretasinya adalah peningkatan harga daging sapi akan diikuti dengan penurunan permintaan daging ayam ras. Hubungan substitusi terkuat terjadi pada hubungan daging ayam ras terhadap telur ayam ras pada mahasiswa kelas pendapatan III. Interpretasinya adalah peningkatan harga telur ayam ras akan diikuti dengan peningkatan permintaan daging ayam ras pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtua/wali.

6.3.2.3Elastisitas Pendapatan

Hasil perhitungan elastisitas pendapatan yang disajikan pada Tabel 29 menunjukkan bahwa daging ayam ras bersifat barang normal, yang berarti jika terdapat peningkatan pendapatan maka jumlah permintaan daging ayam ras akan meningkat. Nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras secara umum tanpa pengelompokan sebesar 0,465 artinya peningkatan/penurunan pendapatan mahasiswa sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan/penurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 4,65 persen.

Berdasarkan tingkat pendapatan, secara konsisten ditunjukkan bahwa nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras akan semakin elastis dengan semakin tingginya tingkat pendapatan mahasiswa. Tingkat konsumsi daging ayam ras meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan walaupun proporsi pengeluarannya menurun. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan mahasiswa menyebabkan mahasiswa mengalokasikan untuk kebutuhan lain. Namun apabila terjadi perubahan harga daging ayam ras maka permintaannya

66

akan memperoleh respon permintaan yang lebih kuat dari mahasiswa kelas pendapatan III.

Berdasarkan jenis kelamin, nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa laki-laki. Kesadaran mahasiswa laki-laki terhadap kesehatan/gizi yang terkandung dalam daging ayam ras menyebabkan mahasiswa laki-laki cenderung lebih cepat merespon perubahan pendapatan terhadap jumlah permintaan daging ayam ras. Nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras pada mahasiswa laki-laki sebesar 1,008 artinya peningkatan/penurunan pendapatan mahasiswa laki-laki sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan/penurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 10,08 persen.

Berdasarkan status tempat tinggal, nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa yang tinggal di rumah orangtua/wali. Mahasiswa yang kos cenderung menghemat pengeluarannya sehingga perubahan pendapatan akan direspon lebih cepat terhadap jumlah permintaan daging ayam ras. Elastisitas pendapatan daging ayam ras pada mahasiswa yang kos sebesar 0,43 artinya peningkatan/penurunan pendapatan mahasiswa yang kos sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan/penurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 4,3 persen.

Berdasarkan asal daerah, nilai elastisitas pendapatan daging ayam ras lebih elastis pada mahasiswa asal daerah pedesaan. Mahasiswa asal daerah pedesaan cenderung memilih pangan lain seperti pangan nabati dibandingkan mengonsumsi daging ayam ras namun apabila terjadi perubahan pendapatan maka permintaan daging ayam ras direspon lebih kuat dari mahasiswa asal daerah pedesaan. Elastisitas pendapatan daging ayam ras pada mahasiswa asal daerah pedesaan sebesar 1,112 artinya peningkatan/penurunan pendapatan mahasiswa asal daerah perkotaan sebesar 10 persen menyebabkan peningkatan/penurunan jumlah permintaan daging ayam ras sebesar 11,12 persen