• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permintaan, Ekspor dan Harga Rokok Kretek 1 Permintaan Rokok Kretek

Annual Recovery Cost = ) i)

5.4. Permintaan, Ekspor dan Harga Rokok Kretek 1 Permintaan Rokok Kretek

Sehubungan dengan ketidaktersediannya data ataupun informasi mengenai permintaan rokok kretek maka dalam penelitian ini, permintaan rokok kretek didekati dengan menggunakan data konsumsi rokok kretek per kapita dikali dengan populasi penduduk I ndonesia.

Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan rokok kretek (DEMRKt) disajikan pada Tabel 25. Tampak bahwa besarnya

permintaan rokok kretek, secara bersama-sama, dipengaruhi secara nyata oleh tingkat harga riil rokok kretek (RPRKt), harga riil rokok putih (RPRPt), produksi

rokok kretek jenis SKT (PRODSKTt), jenis SKM (PRODSKMt), pendapatan riil per

kapita (I NCPKR), dan peubah sandi kebijakan di bidang kesehatan (DHEALTH). Keragaman besarnya permintaan rokok kretek dapat dijelaskan dengan sangat baik yaitu sebesar 98.69 persen oleh peubah-peubah dalam persamaan tersebut.

Secara sendiri-sendiri, peubah produksi rokok kretek jenis SKM dan jenis SKM, serta peubah sandi kebijakan di bidang kesehatan, berpengaruh nyata pada permintaan rokok kretek. Sedangkan peubah-peubah lainnya tidak berpengaruh terhadap permintaan rokok kretek, termasuk peubah harga riil rokok kretek dan harga riil rokok putih, namun tanda parameter estimasinya sesuai dengan dugaan awal.

Tabel 25. Hasil Pendugaan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rokok Kretek Peubah Parameter Estimasi Prob > T Elastisitas

Jk Pendek Nama Peubah I NTERCEP -3 960.3932 0.7897 - I ntersep

RPRK -1.8851 0.9009 - Harga Riil Rokok Kretek

RPRP 13.8541 0.1682 Harga Riil Rokok Putih

PRODSKT 0.8021 0.0002* * * 0.64 Produksi Rokok Kretek Jenis SKT

PRODSKM 0.3124 0.0001* * * 0.34 Produksi Rokok Kretek Jenis SKM

PRODKLB -1.0990 0.4247 - Produksi Rokok Kretek

Jenis KLB

I NCPKR -0.0081 0.4770 - Pendapatan Per Kapita

Penduduk

DHEALTH 10 168 0.0068* * * - Peubah Sandi Kebijakan Di Bidang Kesehatan R2 = 0.9869 DW = 1.960 Dh = -0.5190

Parameter estimasi dari peubah produksi rokok kretek jenis SKT dan SKM, berpengaruh nyata terhadap permintaan rokok kretek. Elastisitas jangka pendek permintaan rokok kretek terhadap produksi rokok kretek jenis SKT dan SKM, masing-masing sebesar 0.64 dan 0.34, artinya permintaan rokok kretek tidak responsif terhadap perubahan produksi kedua jenis rokok kretek tersebut. Apabila produksi rokok kretek jenis SKT dan SKM meningkat sebesar 10 persen, sementara faktor-faktor lainnya konstan, maka permintaan rokok kretek hanya meningkat, masing-masing sebesar 6.4 dan 3.4 persen. Sementara itu, peubah sandi di bidang kesehatan, berpengaruh terhadap permintaan rokok kretek dan tandanya positif, artinya adanya kebijakan untuk pengamanan rokok bagi kesehatan masyarakat belum mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan yakni menurunkan konsumsi rokok kretek, malahan konsumsi cenderung meningkat.

5.4.2. Ekspor Rokok Kretek

Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ekspor rokok kretek (EXPRKt) disajikan pada Tabel 26. Tampak bahwa besarnya ekspor

rokok kretek, secara bersama-sama, dipengaruhi oleh harga riil ekspor rokok kretek (RPXRKt), produksi rokok kretek SKT (PRODSKTt), produksi rokok kretek

SKM (PRODSKMt), dan nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika (KURSR),

serta kebijakan tataniaga berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980 (DKTN1) dan kebijakan tataniaga berdasarkan BPPC (DKTN2). Keragaman besarnya ekspor rokok kretek dapat dijelaskan dengan sangat baik yaitu sebesar 91.18 prsen oleh keenam peubah dalam persamaan struktural tersebut.

Secara sendiri-sendiri, peubah produksi rokok kretek jenis SKT dan jenis SKM, dan peubah sandi kebijakan tataniaga berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980, berpengaruh nyata terhadap ekspor rokok kretek, sedangkan peubah harga riil ekspor rokok kretek, nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika dan peubah sandi kebijakan tataniaga berdasarkan BPPC, tidak berpengaruh nyata, namun tanda parameter estimasinya sesuai dengan dugaan awal.

Tabel 26. Hasil Pendugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rokok Kretek Peubah Parameter Estimasi Prob > T Elastisitas

Jk Pendek Nama Peubah I NTERCEP -3 997.4979 0.0063 - I ntersep

RPXRK 0.0100 0.7945 - Harga Riil Ekspor Rokok Kretek

PRODSKT 0.1189 0.0032* * * 2.40 Produksi Rokok Kretek SKT

PRODSKM 0.0213 0.0376* * 0.55 Produksi Rokok Kretek SKM

KURSR 0.3454 0.2647 - Nilai Tukar Riil Rp/ US$ DKTN1 -1 068.7644 0.0714* - Peubah Sandi Kebijakan

Tataniaga I

DKTN2 -210.9791 0.8060 - Peubah Sandi Kebijakan

Tataniaga I I R2 = 0.9118 DW = 1.570 Dh = 0.430

Parameter estimasi dari produksi rokok kretek jenis SKT dan jenis SKM nyata dengan tanda positif. Elastisitas jangka pendek, ekspor rokok kretek terhadap produksi rokok kretek SKT dan SKM, masing-masing sebesar 2.40 dan 0.55, berarti ekspor rokok kretek responsif terhadap perubahan produksi rokok kretek jenis SKT, tapi tidak responsif terhadap perubahan produksi rokok jenis SKM. Apabila produksi rokok kretek jenis SKT dan SKM meningkat sebesar 10 persen, sementara faktor-faktor lainnya konstan, maka ekspor rokok kretek akan meningkat masing-masing sebesar 24.0 dan 5.5 persen. Dibandingkan dengan

ekspor cengkeh secara langsung, ini menunjukkan bahwa ekspor cengkeh melalui rokok kretek merupakan sarana efektif untuk meningkatkan ekspor cengkeh nasional.

5.4.3. Harga Rokok Kretek

Hasil pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi harga rokok kretek di pasar domestik (RPRKt), disajikan pada Tabel 27. Tingkat harga riil rokok kretek

dipengaruhi secara nyata oleh produksi rokok kretek jenis SKT (PRODSKTt), jenis

SKM (PRODSKMt), permintaan rokok kretek (DEMRKt), tingkat harga riil cengkeh

di pasar domestik (RPCt), tarif cukai riil rokok kretek (RBEARKt), peubah sandi

kebijakan tataniaga berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980 (DKTN1) dan kebijakan tataniaga berdasarkan BPPC (DKTN2), serta peubah sandi kebijakan di bidang kesehatan (DHEALTH). Keragaman tingkat harga rokok kretek di pasar domestik dapat dijelaskan dengan sangat baik yaitu sebesar 98.73 persen oleh peubah-peubah yang terdapat dalam persamaan tersebut.

Tabel 27. Hasil Pendugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Rokok Kretek Peubah Parameter Estimasi Prob > T Elastisitas

Jk Pendek Nama Peubah I NTERCEP 214.7475 0.0023 - I ntersep

PRODSKT -0.0009 0.6788 - Produksi Rokok Kretek

SKT

PRODSKM -0.0030 0.0002* * -0.35 Produksi Rokok Kretek SKM

DEMRK 0.0029 0.1065 - Permintaan Rokok Kretek

RPC 0.0060 0.0045* * 0.10 Harga Riil Cengkeh RBEARK 0.0001 0.0001* * * Tarif Cukai Rokok Kretek DKTN1 179.6172 0.0001* * * - Peubah Sandi Kebijakan

Tataniaga I

DKTN2 140.0187 0.0006* * * - Peubah Sandi Kebijakan Tataniaga I I

DHEALTH 30.4449 0.3443 R2 = 0.9973 DW = 1.622 Dh = 0.609

Secara sendiri-sendiri, dari delapan peubah yang terdapat dalam persamaan di atas, hanya peubah produksi rokok jenis SKT, permintaan rokok kretek dan sandi kebijakan di bidang kesehatan yang tidak berpengaruh nyata.

Parameter estimasi dari peubah produksi rokok kretek jenis SKM (PRODSKMt) nyata dengan tanda negatif. Elastisitas jangka pendek harga riil

rokok kretek di pasar domestik terhadap produksi rokok kretek jenis SKM sebesar -0.35, artinya harga riil rokok kretek tidak responsif terhadap perubahan produksi rokok kretek jenis SKM, apabila produksi SKM meningkat sebesar 10 persen, sementara faktor-faktor lainnya konstan, maka harga rokok kretek hanya menurun sebesar 3.5 persen.

Sedangkan parameter estimasi dari harga riil cengkeh di pasar domestik (RPCt) nyata dengan tanda positif. Elastisitas jangka pendek harga riil rokok

kretek terhadap harga riil cengkeh sebesar 0.10, artinya harga riil rokok kretek juga tidak responsif terhadap perubahan harga riil cengkeh di pasar domestik. Apabila tingkat harga riil cengkeh di pasar domestik meningkat sebesar 10 persen, sementara faktor-faktor lainnya tidak berubah, maka harga riil rokok kretek hanya meningkat sebesar 1.0 persen.

Peubah tarif cukai riil rokok kretek (RBEARK) berpengaruh nyata terhadap tingkat harga riil rokok kretek dengan tanda positif. Elastisitas jangka pendek harga riil rokok kretek terhadap tarif cukai rokok kretek sebesar 0.35, berarti tingkat harga riil rokok kretek juga tidak responsif terhadap perubahan tarif cukai rokok. Apabila tarif cukai rokok kretek meningkat sebesar 10 persen, sementara faktor-faktor lainnya konstan, harga riil rokok kretek hanya akan meningkat sebesar 3.5 persen.

memberikan tanda parameter estimasi yang positif. Kebijakan tataniaga berdasarkan Keppres RI No. 8 Tahun 1980 (DKTN1) dan kebijakan tataniaga berdasarkan BPPC (DKTN2), berpengaruh sangat nyata. Artinya, dengan diterapkannya kebijakan tataniaga baik pada masa sebelum BPPC beroperasi maupun pada masa BPPC, justru berdampak meningkatkan harga riil rokok kretek di pasar domestik.

5.5. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas maka secara umum, keterkaitan antara industri cengkeh dan industri rokok kretek dapat digambarkan melalui hubungan antara peubah-peubah yang terdapat dalam model ekonometrika sistem percengkehan nasional. Dengan asumsi ceteris paribus, dapat disimpulkan bahwa:

1. Produksi cengkeh domestik yang ditunjukkan oleh persamaan luas areal dan produktivitas tanaman cengkeh menghasilkan, dipengaruhi oleh tingkat harga riil cengkeh di pasar domestik periode t-5, artinya dengan meningkatnya harga riil cengkeh di pasar domestik periode t-5, akan berdampak meningkatkan luas areal dan produktivitas tanaman cengkeh menghasilkan, meskipun dengan nilai elastisitas yang relatif kecil.

2. I mpor cengkeh nasional dipengaruhi secara sangat nyata oleh produksi cengkeh domestik, dengan meningkatnya produksi cengkeh maka secara langsung akan berdampak menurunkan impor cengkeh.

3. Stok cengkeh nasional dipengaruhi secara sangat nyata oleh stok cengkeh oleh stok cengkeh periode t-1.

4. Konsumsi cengkeh pabrik rokok kretek dipengaruhi secara sangat nyata oleh banyaknya produksi rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM), dengan

meningkatnya produksi untuk rokok jenis ini maka secara langsung akan berdampak pada meningkatnya konsumsi cengkeh PRK.

5. Ekspor cengkeh dipengaruhi oleh konsumsi cengkeh PRK baik untuk rokok jenis SKT, SKM dan KLB, dengan meningkatnya konsumsi cengkeh PRK untuk ketiga jenis rokok tersebut maka ekspor cengkeh akan berkurang.

6. Harga cengkeh di pasar domestik dipengaruhi oleh kebijakan tataniaga yang pernah diterapkan dalam percengkehan nasional, yakni kebijakan berdasarkan Keppres RI Nomor 8 Tahun 1980 dan kebijakan berdasarkan BPPC. Penerapan kedua kebijakan tersebut berdampak menurunkan harga cengkeh di pasar domestik. Sementara peubah konsumsi cengkeh PRK tidak berpengaruh nyata terhadap harga cengkeh di pasar domestik namun tandanya positif sesuai dengan yang diharapkan.

7. Permintaan rokok kretek dipengaruhi oleh produksi rokok jenis SKT dan SKM, meningkatnya produksi rokok jenis SKT dan SKM akan meningkatkan permintaan rokok kretek. Sementara harga rokok kretek sendiri tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan rokok kretek, namun tandanya negatif sesuai dengan dugaan awal.

8. Ekspor rokok kretek dipengaruhi oleh produksi rokok jenis SKT dan SKM, meningkatnya produksi rokok jenis SKT dan SKM akan meningkatkan ekspor rokok kretek.

9. Harga rokok kretek dipengaruhi secara nyata oleh harga cengkeh dan tarif cukai rokok kretek. Meningkatnya harga cengkeh dan tarif cukai akan berdampak meningkatkan harga rokok kretek