• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perolehan Aset Tetap melalui Sewa Pembiayaan (Finance Lease)

Dalam dokumen AKUNTANSI PAJAK MENENGAH (Halaman 73-77)

1. Pengertian Sewa Pembiayaan

Salah satu cara perolehan asset tetap selain pembelian adalah dengan cara sewa pembiayaan (Finance Lease). Menurut PSAK 30, sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan.

Indikator atau situasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu sewa akan diakui sebagai sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:

DFD\Akuntansi Pajak Menengah 71 b) lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan;

c) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan;

d) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan

e) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

f) jika lessee dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh lessee;

g) keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee; h) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan

nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental.

Apabila terdapat satu atau lebih indicator, maka entitas akan mempertimabangkan untuk mengakui sewa sebagai sewa pembiayaan.

2. Pengakuan dan Pengukuran Awal Sewa Pembiayaan.

Pada awal sewa Lesee (penyewa) menentukan apakah sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi (sewa biasa). Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak berkomitmen terhadap persyaratan pokok sewa.

Apabila sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, maka pada awal masa sewa (tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan), lesee mengakui sewa pembiayaan sebagai asset dan liabilitas.

Aset dan liabilitas diukur sebesar:  nilai wajar asset sewaan atau

 sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar (atau dapat diharuskan untuk dibayar) oleh lessee, ditambah dengan jumlah yang dijamin oleh lessee atau oleh pihak yang berelasi dengan lessee.

Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa.

Biaya langsung yang dikeluarkan oleh lesee, ditambahkan kepada nilai asset. Ilustrasi 4.

Pada tanggal 5 Mei 2012 PT DFD memperoleh mesin dengan cara sewa pembiayaan (Finance Lease). Informasi dalam perjanjian sewa pembiayaan adalah diketahui sebagai berikut:

1 Harga mesin Rp 200.000

2 Tk bunga 12%

3 Nilai residu - 4 Hak opsi, jika diambil dibayar bersamaan

dengan pembayaran terakhir Rp 15.000,00

DFD\Akuntansi Pajak Menengah 72 5 Pembayaran berkala perbulan dibayar diakhir

bulan

Rp 6.310,00

6 Masa lease 3 Tahun

7 Masa manfaat Aset 6 Tahun

PT DFD membayar biaya administrasi Rp 500 dan membayar biaya instalasi mesin Rp 3.000 secara kas. Mesin mulai digunakan pada tanggal 1 juni 2012.

Diminta:

 Apakah sewa akan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan? Jika ya, hitung nilai asset dan kewajiban sewa pembiayaan.

 Susun ayat jurnal yang diperlukan Solusi yang disarankan

Nilai kini dari jumlah pembayaran minimum:

 PV Pembayaran berkala = Rp 6.310 X PVIFA 36, 12%/12

= Rp 6.310 X 30,11 = Rp 189.978  PV Nilai opsi = Rp 15,000 X PVIF 36, 12%/12

= Rp 15.000 X 0,70 = Rp 10.484 = Rp 200.462 Keterangan: PVIF 36, 12%/12 = 1/(1+0,01)^36 = Rp 0,70

PVIFA 36, 12%/12 = (1-PVIF)/0,01 = Rp 30,11 a) Pertimbangan klasifikasi:

 pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan;

 lessee memiliki opsi untuk membeli aset.

Situasi di atas mengindikasikan sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan mesin, maka sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

b) Nilai asset pembiayaan:

Nilai kini jumlah pembayaran minimum sebesar Rp 200.462, lebih besar dari nilai wajar asset pada awal masa leasing. Maka asset dan liabilitas diukur dengan nilai Rp 200.000.

c) Jurnal:

Dr: Asets under Finance Lease-Machinery Rp 203.500

Cr: Finance Lease Liabilities Rp 200.000 Cr: Cash Rp 3.500

3. Beban Sewa Pembiayaan.

Saat pembayaran berkala, entitas mengalokasikan jumlah pembayaran berkala pada pelunasan pokok utang dan beban sewa pembiayaan.

Beban pembiayaan = Saldo utang sewa pembiayaan X Tarif suku bunga efektif Pelunanasan pokok = Pembayaran berkala - Beban pembiayaan.

DFD\Akuntansi Pajak Menengah 73 Ilustrasi 5.

Melanjutkan ilustrasi 4. Diminta:

 Hitung beban pembiayaan selama tahun 2012, dan saldo utang sewa pembiayaan per 31-12-2012.

 Susun jurnal yang diperlukan. Solusi yang disarankan:

Schedule pelunasan pokok dan pembebanan bunga.

Pembayaran Bulan Saldo awal Utang Bunga 1,013%) Pokok Saldo akhir Utang

A B C D=EIR X C E = A-D F = C-E

(200.000) 1 6.310 2012-6 200.000 2.025 4.285 195.715 2 6.310 7 195.715 1.982 4.328 191.387 3 6.310 8 191.387 1.938 4.372 187.015 4 6.310 9 187.015 1.894 4.416 182.599 5 6.310 10 182.599 1.849 4.461 178.138 6 6.310 11 178.138 1.804 4.506 173.632 7 6.310 12 173.632 1.758 4.552 169.081 8 6.310 2013-1 169.081 1.712 4.598 164.483 9 6.310 2 164.483 1.666 4.644 159.839 10 6.310 3 159.839 1.619 4.691 155.147 11 6.310 4 155.147 1.571 4.739 150.408 12 6.310 5 150.408 1.523 4.787 145.622 13 6.310 6 145.622 1.475 4.835 140.786 14 6.310 7 140.786 1.426 4.884 135.902 15 6.310 8 135.902 1.376 4.934 130.968 16 6.310 9 130.968 1.326 4.984 125.985 17 6.310 10 125.985 1.276 5.034 120.950 18 6.310 11 120.950 1.225 5.085 115.865 19 6.310 12 115.865 1.173 5.137 110.729 20 6.310 2014-1 110.729 1.121 5.189 105.540 21 6.310 2 105.540 1.069 5.241 100.299 22 6.310 3 100.299 1.016 5.294 95.004 23 6.310 4 95.004 962 5.348 89.656 24 6.310 5 89.656 908 5.402 84.254 25 6.310 6 84.254 853 5.457 78.798 26 6.310 7 78.798 798 5.512 73.286 27 6.310 8 73.286 742 5.568 67.718 28 6.310 9 67.718 686 5.624 62.093 29 6.310 10 62.093 629 5.681 56.412 30 6.310 11 56.412 571 5.739 50.674 31 6.310 12 50.674 513 5.797 44.877 32 6.310 2015-1 44.877 454 5.856 39.021 33 6.310 2 39.021 395 5.915 33.106 34 6.310 3 33.106 335 5.975 27.132 35 6.310 4 27.132 275 6.035 21.096 36 21.310 5 21.096 214 21.096 0 EIR= 1,013% 42.160 200.000

DFD\Akuntansi Pajak Menengah 74  Beban sewa pembiayaan tahun 2012 (Juni-Des 2012) = Rp 13.251

 Pokok pelunasan utang sewa pembiayaan per 31-12-2012 = Rp 169.081 Jurnal:

Tgl 30-06-2012:

Dr: Interest lease expenses Rp 2.025 Dr: Finance lease liabilities Rp 4.285

Cr: Cash Rp 6.310 Setiap akhir bulan PT DFD menyusun jurnal yang sama.

4. Beban Penyusutan Aset Sewa Pembiayaan.

Penyusutan mengikuti kebijakan penyusutan asset tetap sebagaimana PSAK 13. Masa penyusutan untuk asset finance lease diatur sebgai berikut:

 Jika terdapat hak opsi, maka penyusutan dilakukan selama taksiran masa manfaat.  Jika tidak terdapat hak opsi, maka penyusutan dilakukan selama periode sewa

atau masa manfaat mana yang lebih pendek. Ilustrasi 6.

Melanjutkan ilustrasi 5. Diminta:

Berapa lama masa penyusutan yang disarankan dan hitung beban penyusutan tahun 2012.

Susun ayat jurnal untuk penyusutan. Solusi yang disarankan:

Dalam perjanjian terdapat hak opsi, maka disarankan untuk melakukan penyusutan selama taksiran masa manfaat, yaitu 6 tahun

Penyusutan tahun 2012:

Misalnya PT DFD menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu. Penyusutan tahun 2012 = Rp 203.500 X 7/12 = Rp 19.785

6 tahun Jurnal:

Dr: Depreciation expenses Rp 19.785

Cr: Acc. Depreciatiom Rp 19.785

Dalam dokumen AKUNTANSI PAJAK MENENGAH (Halaman 73-77)

Dokumen terkait