• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI sebagai informasi pasar kerja bagi pencari kerja LN

Dalam dokumen data 04 05 2017 122933 LAKIP DEP KLNP 2016 (Halaman 44-48)

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

4. Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI sebagai informasi pasar kerja bagi pencari kerja LN

Jobsinfo (jobsinfo.bnp2tki.go.id) merupakan tools online yang digunakan untuk memfasilitasi demander dan supplier agar dapat lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat dalam melakukan posting peluang kerja dan pendaftaran bagi calon pencari kerja luar negeri. Portal job ini ditargetkan dapat memberikan kontribusi setidaknya sebesar 40% dari target penempatan nasional sebesar 210.000 (70% dari target total penempatan). Kontribusi ini ditetapkan sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama BNP2TKI. Adapun pencapaian IKU hingga akhir tahun 2016 mencapai 17% didapat dari jumlah yang terdaftar di jobsinfo (36.145 CTKI) dibandingkan dengan target penempatan tahun 2016 (210.000 TKI), tapi apabila dibandingkan dengan target IKU 2016, 40% (84.000 TKI), maka capaiannya sebesar 43%.

Analisis Kinerja serta Alternatif Solusi

Pada dasarnya jobsinfo sudah semakin dikenal publik, khususnya pencari kerja luar negeri. Dari proporsi pencari kerja terlihat bahwa pada portal job ini pencari kerja pada level SMU lebih mendominasi dibandingkan level pendidikan lainnya.

Hal ini, merupakan konsekuensi logis dari hasil sosialisasi dan diseminasi yang dilakukan unit terkait di BNP2TKI yang memusatkan kegiatannya di SMK. Pada level pendidikan inilah jumlah pencari kerja terkonsentrasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa pencari kerja di level SMU pada umumnya lebih

membutuhkan layanan pengantar kerja karena status yang relatif belum mandiri baik terhadap akses informasi maupun kemampuan finansial.

Namun demikian, masih banyak ruang untuk perbaikan guna meningkatkan kontribusi Jobs info terhadap penempatan TKI, seperti peningkatan frekuensi sosialisasi dan diseminasi Jobsinfo, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui media cetak/elektronik; peningkatan kinerja program Jobs info khususnya menyangkut kemudahan melakukan pendaftaran; penambahan data dukung yang sesuai dengan kebutuhan pencarikerja, menambah informasi peluang kerja dari berbagai skema yang tersedia; peningkatan layanan pengantar kerja; dan integrasi Jobs info dengan SISKOTKLN sebagai sistem yang mengatur proses penempatan. Semua kegiatan sudah mengarah pada pencapaian IKU tersebut, namun ada beberapa hal yang menyebabkan belum optimalnya kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) melalui http://jobsinfo.bnp2tki.go.id belum sepenuhnya dapat mengakomodir kebutuhan terkait kegiatan di Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN. Dalam pengoperasiannya masih banyak ditemukan kendala teknis serta business process yang belum mengalir sampai pada end processSISKO-TKLN. Oleh karena itu perlu revitalisasi secepat mungkin. 2) Perbedaan nomenklatur antara lain klasifikasi jabatan di SISKO TKLN dan

klasifikasi jabatan yang ada di Deputi KLNP. Saat ini di jobsinfo masih mengadopsi The Australian and New Zealand Standard Classification of Occupations (ANZSCO) sedangkan di SISKO TKLN sudah mempunyai klafisikasi jabatan khusus sehingga kesulitan jika menentukan parameter penempatan berdasarkan data pemetaan (belum ada relevansi antara kedua klasifikasi jabatan/okupasi tersebut).

3) Tindak lanjut CTKI yang sudah terfasilitasi dengan informasi lowongan kerja luar negeri pada event job fair maupun penyuluhan jabatan tidak dapat diketahui berapa orang yang berhasil ditempatkan.

4) Dari sisi informasi demand masih tergolong rendah penyebabnya antara lain belum ada ketentuan peraturan yang mengikat bahwa posting job luar negeri wajib melalui jobsinfo.

5) Pemetaan potensi TKLN oleh UPT Daerah menghasilkan angka agregat cenderung tinggi, namun potret persentase yang berminat bekerja ke luar negerimasih susah diukur. Pemetaan ini di luar system jobsinfo. Selain itu UPT Daerah belum mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang pemetaan walaupun sudah dibimtek/monev berkali-kali sesuai pedoman pemetaan.

6) Duplikasi tugas dan fungsi terkait demand di lingkungan Deputi Bidang KLN dan Promosi.

7) Pengolahan data pemetaan supply kurang optimal. Hal ini disebabkan karena pengolahan data tersebut masih bersifat manual.

8) Informasi lowongan kerja luar negeri belum sampai kepada masyarakat yang membutuhkan lowongan kerja. Kurangnya minat peserta untuk mengisi lowongan kerja di luar negeri. Hal ini disebabkan karena kurang lengkapnya informasi yang disampaikan, peserta penyuluhan tidak tepat, belum adanya informasi berdasarkan job order yang riil pada saat penyuluhan.

9) Integrasi Sistem Informasi Pencari Kerja Luar Negeri dengan lembaga / stakeholder lain belum optimal dilakukan

Solusi yang telah dan akan terus dilakukan adalah :

1) Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) sudah mendesak untuk segera direvitalisasi. Usulan business process terkait modul supply akan disampaikan oleh Deputi Bidang KLN dan Promosi kepadadeveloperserta tetap akan dikoordinasikan dengan modul-modul yang lain. Sistem aplikasi final diharapkan dapat sebagai tools utama Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I dan II dalam memonitor ketersediaan supply CTKLN yang berminat bekerja ke luar negeri. Dukungan kebijakan sangat penting dalam mensukseskan jobsinfo. Diharapkan sistem tersebut menjadi sentral database supply dan demand dan diharapkan

semua lowongan kerja yang akan diproses untuk penerbitan SIP sudah harus melalui posting terlebih dahulu di jobsinfo.

Sebagai tindak lanjut ada beberapa hal mendesak untuk dilaksanakan : • Perlu kebijakan terkait solusi permasalahan data sampah yang ada di

Jobsinfo. Sebagai informasi bahwa kondisi database jobsinfo saat ini sudah masuk dalam kategori parah sehingga memerlukan penanganan serius dari ahli database / programmer. Data jobsinfo adalah aset BNP2TKI yang harus dapat dipertanggungjawabkan dan sewaktu-waktu publik dapat mempertanyakan tindaklanjut data tersebut.

• Dibutuhkan alur baru pendaftaran pencaker di Jobsinfo yang lebih mudah dan simple, karena banyak sekali pertanyaan dari pencaker baik yang datang ke counter Jobsinfo maupun melalui telepon yang menginginkan proses yang mudah agar bisa mendaftar dan bisa berangkat ke luar negeri. Bahkan perlu juga untuk pengembangan aplikasi jobsinfo ke versi mobile yang dapat diakses lewat ponsel. • Dalam tahap finalisasi revitalisasi jobsinfo perlu diadakan demo

komprehensif jobsinfo mulai dari pendaftaran jobseeker, proses padu padan, proses seleksi, penerimaan serta sampai transfer data ke SISKO-TKLN. Dalam demo tersebut harus melibatkan semua modul terkait. Permasalahan yang muncul harus diantisipasi dan segera direspon oleh tim developer jobsinfo. Diharapkan dengan demo tersebut sekaligus ujicoba bahwa jobsinfo memang bisa memenuhi ekspektasi pencari kerja luar negeri.

2) Perlunya standarisasi jabatan yang akan digunakan yang dapat mengakomodir dari sisi supply dan demand. Standar jabatan luar negeri tersebut kemudian dikodifikasi sehingga memudahkan dalam proses padu padan. Perlu disepakati dengan unit internal maupun eksternal.

3) Perlu ada tools yang memudahkan dalam memantau progress CTKI yang telah difasilitasi.

4) Mengusulkan kerjasama dengan Perwakilan RI di luar negeri sehingga lowongan kerja langsung dapat dientry di jobsinfo oleh user, peran

Perwakilan RI selain menjalankan fungsimarket intelligencejuga berperan dalam memverifikasi lowongan yang diposting tersebut.

5) Diharapkan rincian data kuantitatif list pencari kerja yang disampaikan oleh UPT daerah dapat difasilitasi untuk diarahkan mendaftar melalui jobsinfo sehingga dapat dipantau berapa stok yang tersedia, dan berminat secara real time.

6) Perlunya sinkronisasi tugas dan fungsi terkait demand, belum ada pembatasan fungsi demand yang melekat di Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN dan Direktorat Promosi. Hal ini juga menjadi usulan bila ada rencana perubahan struktur organisasi di lingkungan Deputi Bidang KLN dan Promosi sehingga kegiatan tidak overlapping. 7) Perlunya Sistem Informasi pelaporan data pemetaan potensi dari UPT

Daerah berbasis website, sebagai fitur tambahan di jobsinfo.

8) Masukan dalam revitalisasi jobsinfo tentang penyederhanaan, layout menarik sehingga memudahkan bagi pencaker untuk registrasi serta informasi lowongan kerja luar negeri yang banyak dan prospektif.

9) Integrasi Jobsinfo dengan portal lowongan kerja pada mitra yang telah bekerja sama perlu dikomunikasikan kembali guna memudahkan dalam penyiapan CTKLN yang berminat bekerja ke luar negeri. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN perlu menindaklanjuti kembali kesepahaman kerjasama dengan CDC politeknik serta rekomendasi bersama dengan BKK SMK.

Dalam dokumen data 04 05 2017 122933 LAKIP DEP KLNP 2016 (Halaman 44-48)