• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak biasa dan efisien (Best Linear Unbasstimator/BLUE) dari suatu persamaan linier barganda dengan metode kuadrat terkecil (least Squares), perlu dilakukan pengujian dengan jalan memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Supriyanto, 2010: 256).

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji

Kolmogorov-Smirnov e”0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal (Supriyanto, 2010: 256).

b. Uji Multikolienieritas.

Uji multikoliniaritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independent). Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikoliniaritas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflaction factor) (Supriyanto, 2010: 253).

Menurut Gunawan (dalam Supriyanto, 2010: 256) mengatakan bahwa akibat adanya multikolinieritas adalah penaksiran-penaksiran kuadrat terkecil tidak bisa ditentukan (interminate) dan varian dan kovarian dari penaksiran menjadi tak terhingga besarnya (infinitely large).

Pendeteksian multikolinieritas biasanya dilakukan pada koefisien determinasi (R2) tetapi kadang (R2) tinggi taksiran tidak siginifikan, koefisien korelasi antara Xi dan Xj (rxixj) yang tinggi hanyalah suatu syarat yang cukup (sufficient condition) atau bukan kriteria yang tepat bagi adanya multikolinieritas, dan koefisien determinasi (R2) mungkin saja tinggi, tetapi taksiran-taksiran mungkin tidak signifikan. Meskipun demikian, kombinasi dari ketiga kriteria di atas akan membantu dalam mendeteksi adanya multikolinieritas (Supriyanto, 2010: 253-254).

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut Hanke & Reitsch (dalam Supriyanto, 2010: 255) Heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lain, artinya setiap observasi mempunyai reabilitas yang

berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model.

Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung heterokedastisitas dan sebaliknya berarti non heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas (Supriyanto, 2010: 255-256).

d. Uji Linearitas

Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan curve estimate, yaitu gambaran hubungan linear antara variabel X dan Y. Jika nilai signifikansi f d” 0,05, maka variabel tersebut memiliki hubungan linear dengan Y (Supriyanto, 2010: 256).

2. Uji Regresi Linear Berganda

Regresi berganda adalah suatu analisis untuk menghitung besarnya pengaruh antara independent variabel dengan dependent variabel secara serentak, dirumuskan sebagai berikut: (Surpriyanto, 2010: 288).

Ý = a + b1x1+ b2x2+ e Keterangan:

Ý = Kepuasan Konsumen a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari kualitas pelayanan b2 = Koefisien regresi dari persepsi harga x1= Kualitas pelayanan

x2 = Persepsi harga e = Error

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda berdasarkan uji secara parsial (uji t), uji secara simultan (uji F), uji koefisien determinasi (R2), maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS.

a. Pengujian Secara Persial (Uji T)

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, sementara sejumlah variabel bebas lainnya yang diduga mempunyai pertautan dengan variabel terikat tersebut dianggap konstan digunakan uji regresi parsial. Adapun keputusan yang digunakan dalam pengujian ini adalah jika thitung < ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Kemudian jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Supriyanto, 2010: 299).

b. Uji Sacara Simultan (Uji F)

Uji secara simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen (x1 dan x2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (y). Analisa Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F, harus ditentukan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (degree offreedom) = n 0 (k+1) agar dapat ditentukan nilai kritisnya. Adapun nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05. Dimana kriteria pengambilan keputusan digunakan adalah jika thitung < ttabel atau Pvalue < a, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa variabel independen secara

bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Sebaliknya apabila thitung < ttabel atau Pvalue < a, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Supriyanto, 2010: 297).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen.

Jika koefisien dterminasi (R2) = 1, artinya variabel independen memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Jika koefisien determinasi (R2) = 0, artinya variabel independen tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen.

Semakin besar koefisien determinasi terkoreksi suatu model regreasi, maka model yang didapatkan akan semakin baik. Adapun perhitungan dan pengujian statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas paket program SPSS for windows versi 22.0 (Supriyanto, 2010: 299).

55 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Gojek Indonesia

Gojek merupakan perusahaan angkutan roda dua pertama yang menggunakan media teknologi berupa aplikasi untuk melakukan pemesanannya. Gojek Indonesia berdiri pada tahun 2011 sebagai social entrepreneurship inovatif untuk mendorong perubahan sektor transportasi informasi agar dapat beroperasi seacara profesional yang melayani angkutan manusia dan barang melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan oleh Nadiem Makarim. Menurut Ehpedia.com (dalam Kharisma, 2016: 4) mengatakan bahwa PT. Gojek Indonesia atau Gojek didirikan pada tahun 2011, awalnya Gojek melayani lewat panggilan telepon saja seperti panggilan pada taksi.

Gojek semakin berkembang pada awal tahun 2015 Gojek dengan meluncurkan aplikasi android. Dengan terpilihnya aplikasi Gojek sebagai aplikasi terbaik tahun 2015 mengindikasikan bahwa banyak masyarakat yang mengunduh dan memberikan rating yang baik terhadap aplikasi Gojek. Gojek juga meraih penghargaan dalam Indonesia Cellular Show (ICS) Award 2015 dengan kategori Best Mobile Apps. Menjadi kepuasan tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang menggunakan aplikasi Gojek karena hal ini menunjukkan bahwa Gojek mulai diminati dan mendapat tempat di Indonesia (Rizan, 2015: 641).

Perusahaan transportasi berbasis online, Gojek memperluas layanannya ke beberapa sejumlah di Sumaetra Barat, setelah sebelumnya beroperasi di Kota Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, dan Payakumbuh.

Gojek sendiri pertama kali hadir di Kota Padang mulai April 2017 lalu, dan beberapa bulan kemudian atau tepatnya di bulan Agustus 2017 memperluas layanan bisnisnya ke Kota Bukittinggi yang mencakup layanan di Padang Panjang dan Payakumbuh.

2. Visi dan Misi PT. Gojek Indonesia

Visi dan misi PT. Gojek Indonesia diantaranya: (Fauji, 2017: 52-53) a. VISI

Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Indonesia kedepannya.

b. MISI

1) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.

2) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan.

3) Membuka lapangan kerja selebar-lebarnya bagi masyarakat Indonesia.

4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

5) Menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dengan usaha ojek online.

3. Jenis Pelayanan Gojek

Jenis-jenis pelayanan dihadirkan oleh PT. Gojek untuk pelanggan yaitu: (Fauji, 2017: 53-56)

1) Go-Ride yaitu layanan transportasi dengan menggunakan sepeda motor.

2) Go-Car aplikasi ini untuk layanan transportasi menggunakan mobil untuk mengantar semua orang kemanapun dengan nyaman.

3) Go-Send aplikasi ini untuk layanan kurir instan yang dapat anda gunakan untuk mengirim surat dan barang dalam waktu yang efisien.

4) Go-Food aplikasi ini untuk memudahkan seseorang untuk memesan makanan dan diantar sampai tempat tujuan.

5) Go-Mart layanan yang bisa anda gunakan untuk belanja ribuan jenis barang dari berbagai macam toko.

6) Go-Galmyaitu layanan jasa perawatan kecantikan untuk manicure pedicure, cream bath, waxing, dll.

7) Go-Massage yaitu layanan pemijatan yang akan datang ketempat konsume.

8) Go-Clean yaitu layanan jasa kebersihan profesional untuk membersihkan rumah, kantor, dan lain-lain.

9) Go-Box yaitu layanan untuk masyarakat untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain menggunakan mobil box.

10) Go Busway layanan pengantaran penumpang ke halte TransJakarta 11) Go-Tix yaitu layanan pemesanan tiket bioskop.

12) Go-Pay yaitu layanan dompet virtual untuk transaksi anda kedalam aplikasi Gojek.

13) Go-Auto yaitu layanan perawatan mobil yang bisa dipanggil.

Go-Med yaitu layanan ini yang memungkinkan konsumen untuk membeli obat-obatan, vitamin, dan kebutuhan medis lainnya dari apotek berlisensi.

B. Analisis Deskriptif Penelitian

1. Deskriptif Karakteristik Responden

Kuesioner penelitian ini disebar kepada 96 responden pengguna jasa transportasi ojek online. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan umur. Setelah kuesioner disebar maka didapatkan karakteristik demografi responden seperti berikut ini:

a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terhadap 96 responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 1

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 39 40, 62%

Perempuan 57 59, 38%

Total 96 100%

Sumber: data primer (diolah) 2019

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat sebanyak 39 orang responden berjenis kelamin pria dan 57 orang yang berjenis kelamin wanita. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pelanggan yang menggunakan jasa transportasi ojek online di Padang Panjang berjenis kelamin wanita.

b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pada tabel 4.2 berikut memperlihatkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaannya yang di kelompokan menjadi empat bagian sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

PNS 8 8,33%

Pegawai Swasta 11 11,46%

Wiraswasta 20 20,83%

Mahasiswa/pelajar 57 59,38%

Total 96 100%

Sumber : Data primer (diolah) 2019

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan mahasiswa/pelajar memiliki jumlah yang paling tinggi dalam

menggunakan jasa transportasi ojek online yaitu 59,38%, posisi keduadengan pekerjaan wiraswasta dengan nilai presentase 20,83%, kemudian diikuti oleh pegawai swasta dengan presentase 11,46%, dan pegawai negeri dengan nilai 8,33%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua jenis kalangan pekerjaan yang menggunakan jasa transportasi ojek online. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang dominan dalam menggunakan jasa transportasi ojek online yaitu pekerjaan mahasiswa/pelajar.

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan responden, dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok tingkat pendidikan yang dijelaskan dalam tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4. 3

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persentase

SMP 14 14,58%

SMA 49 51,04%

D3 4 4,17%

S1 21 21,88%

Lain-lain 8 8,33%

Total 96 100%

Sumber : Data primer (diolah) 2019

Berdasarkan tabel di atas 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA berada di tingkat paling atas yaitu 51,04%, selanjutnya yang berada ditingkat kedua yaitu sarjana sebanyak 21,88%, diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 14,58%, kemudian diikuti tingkat pendidikan lain-lain sebesar 8,33%, dan terakhir diikuti oleh tingkat Diploma(D3) sebesar 4,1%. Hal ini

memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan SMA merupakan pelanggan yang sering menggunakan jasa transportasi ojek online.

d. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan karakeristik usia responden dikelompokkan menjadi empat kelompok usia yang dijelaskan dalam tabel 4.4 berikut :

Tabel 4. 4

Karakteristik Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Presentase Kurang dari 15 tahun 14 14,58%

15-25 tahun 44 45,83%

26-35 tahun 21 21,88%

36-45 tahun 14 14,58%

Besar 46 3 3,13%

Total 96 100%

Sumber : Data primer (diolah) 2019

Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa karakteristik umur responden terbanyak berada pada usia 15-25 tahun yaitu sebanyak 45,83%. Responden dengan umur 26-35 tahun berada pada tingkat kedua yakni sebanyak 21,88%. Responden dengan umur 21,88% dan umur besar dari 36-45 tahun sama memperoleh persentase sebanyak 14,58% dan responden dengan dicatas 46 tahun sebanyak 3,13%.

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang menggunakan jasa transportasi online yaitu berada pada umur 15-25 tahun yaitu sebanyak 45,83%.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov e”0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal (Supriyanto, 2010: 256)

Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel dan variabel penelitian disajikan berikut ini:

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.89531805

Most Extreme Differences Absolute .056

Positive .039

Negative -.056

Test Statistic .056

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Hasil uji normalitas di atas menunjukan bahwa nilai signifikan (Asymp.Sig 2-Tailed) mempunyai nilai sebesar 0,200, lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Uji normalitas yang dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot Of Regression Residual yang dapat dilihat melalui grafik dibawah ini:

Gambar 4. 1

Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot terlihat bahwa data tersebar disekitar garis diagonal dan menyebar disepanjang garis histogramnya. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian memiliki pola distribusi normal. Distribusi normal membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independent). Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflaction factor) (Supriyanto, 2010: 253).

Pendeteksian multikolinearitas biasanya dilakukan pada koefisien determinasi (R2) tetapi kadang (R2) tinggi taksiran tidak siginifikan, koefisien korelasi antara Xi dan Xj (rxixj) yang tinggi hanyalah suatu syarat yang cukup (sufficient condition) atau bukan kriteria yang tepat bagi adanya multikolinearitas, dan koefisien dterminasi (R2) mungkin saja tinggi, tetapi taksiran-taksiran mungkin tidak signifikan. Meskipun demikian, kombinasi dari ketiga kriteria di atas akan membantu dalam mendeteksi adanya multikoliniaritas (Supriyanto, 2010: 253-254).

Tabel 4. 6

Rangkuman Hasil Multikolinearitas

Variabel VIF Kesimpulan

X1 1.099 VIF < 10 tidak terjadi multikoloneartitas X2 1.099 VIF < 10 tidak terjadi multikoloneartitas

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan nilai VIF dari semua variabel bebas yaitu X1 dan X2. Nilai VIF kualitas pelayanan dan persepsi harga sama-sama 1,099. Dari kedua variabel memenuhi kriteria nilai VIF kecil dari 10, artinya tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung heterokedastisitas dan jika signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (5%) maka persamaan regresi tersebut berarti non heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji

koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas (Supriyanto, 2010:

255-256).

Gambar 4. 2 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Dilihat gambar 4.2 dapat dilihat grafik Scatterplot di atas dapat dilihat titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kualitas pelayanan dan persepsi harga berdasarkan variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan.

Untuk dapat mengetahui apakah hasil scatterplot tidak terjadi heteroskedastisitas maka peneliti menguji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman sebagai berikut.

Tabel 4. 7

Hasil Rangkuman Rank Spearman Variabel Signifikansi Kesimpulan

X1

0,594 Signifikansi > 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas X2

0,808 Signifikansi > 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan hasil output di atas maka dapatdisimpulkan bahwa nilai signifikansi kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,594> dari 0,05maka dapat dikatakan data tidak dapat masalah heteroskedastisitas dan untuk persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan didapat nilai signifikansi sebesar 0,808

> 0,05 maka juga dapat disimpulkan bahwa juga tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Linearitas

Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan curve estimate, yaitu gambaran hubungan linear antara variabel X dan Y. Jika nilai signifikansi f d” 0,05, maka variabel tersebut memiliki hubungan linear dengan Y (Supriyanto, 2010: 256).

Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 4. 8

Rangkuman Hasil Linearitas Variabel

Signifikansi Keterangan Bebas Terikat

X1 Y 0,804 Linear

X2 Y 0,052 Linear

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa uji linearitas:

1) Kualitas pelayanan memiliki nilai signifikansi deviation from linearty sebesar 0,804 > 0,05, maka dinyatakan terdapat hubungan yang linear antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelangggan pengguna jasa transportasi ojek online.

2) Persepsi harga memiliki nilai signifikansi deviation from linearty sebesar 0,052 > 0,05, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan yang linear antara persepsi harga dan kepuasan pelangggan pengguna jasa transportasi ojek online.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi berganda adalah suatu analisis untuk menghitung besarnya pengaruh antara independent variabel dengan dependent variabel secara serentak. Hasil analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 9

Rangkuman Hasil Linear Berganda

No Variabel Koefisien

Regresi

Signifikansi

1. X1= kualitas pelayanan 0,309 0,000 2. X2= persepsi harga -0,112 0,466

Y= kepuasan pelanggan

Konstanta= 10,288 R= 0,442 dan R Square= 0,196

Sumber: data primer (diolah) menggunakan SPSS 22

Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Ý = a + + + e Keterangan:

Ý = Kepuasan Konsumen a = Konstanta

= koefisien regresi dari kualitas pelayanan = koefisien regresi dari persepsi harga = kualitas pelayanan

= persepsi harga e = error

Ý= 10,288+ +

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka hasil koefisien regresi dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

a. Besarnya nilai konstanta, yakni 10,288 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel (kualitas pelayanan dan persepsi harga) bernilai 0 (nol), maka kepuasan pelanggan bernilai 10,288

b. Besarnya nilai koefisien (b1), yakni 0,309 menunjukan kualitas pelayanan (variabel ) berubah satu satuan maka kepuasan pelanggan akan mengalami perubahan sebesar 0,309 dengan asumsi variabel lain (persepsi harga) tetap. Koefisien kualitas pelayanan bernilai positif, maka kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online. Peningkatan satu satuan pada kualitasakan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0,309 dan sebaliknya penurunan satu satuan kualitas pelayanan akan menurunkan kepuasan pelanggan sebesar 0,309. Jika kualitas pelayanan meningkat, maka kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online juga akan meningkat.

c. Besarnya nilai koefisien (b2), yakni -0,112 menunjukkan apabila persepsi harga (variabel ) berubah satu satuan maka kepuasan pelanggan akan mengalami perubahan sebesar -0,112 dengan asumsi variabel lain (kualitas pelayanan) tetap. Koefisien persepsi harga

positif, maka persepsi harga berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online. Peningkatan satu satuan persepsi harga maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online sebesar -0,112 dan sebaliknya penurunan satu satuan persepsi harga akan mengurangi kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online sebesar -0,112.

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online yaitu positif, yang berarti ketika kualitas pelayanan harga meningkat maka kepuasan pelanggan akan mengalami peningkatan. Persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online yaitu negatif, semakin meningkat persepsi harga maka semakin menurun kepuasan pelanggan pengguna jasa transporatasi ojek online.

3. Uji Hipotesis

Untuk melihat rangkuman hasil penelitian bisa kita lihat pada tabel 4.9. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini sebanyak tiga hipotesis yaitu dengan menggunakan uji T yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat, uji F yaitu untuk mengetahui secara bersama-sama pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan koefisien determinasi (R2) yaitu untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel bebas. Hasil lengkap dari hasil uji coba program SPSS akan diberikan dalam lampiran.

a. Hipotesis pertama

: Terdapat pengaruh positif kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online Gojek di Kota Padang Panjang.

1: Terdapat pengaruh negatif kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online Gojek di Kota Padang Panjang.

Berdasarkan hasil uji variabel kualitas pelayanan (X1) diperoleh thitung sebesar 4,705 dan ttabel 1,661, karena thitung> ttabel (4,705

> 1,661), Sedangkan untuk signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <

0,05). Maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikansi terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online. Nilai thitung positif, artinya pengaruh yang terjadi adalah positif, semakin bagus kualitas pelayanan maka semakin meningkat kepuasan pelanggan pengguna jasa transporati ojek online.

b. Hipotesis kedua

: Terdapat pengaruh positif persepsi harga terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online Gojek di Kota Padang Panjang.

2:Terdapat pengaruh negatif persepsi harga terhadap kepuasanpelanggan pengguna jasa transportasi ojek online Gojek di Kota Padang Panjang.

Berdasarkan hasil uji untuk variabel harga (X2) diperoleh thitungsebesar 0,608 dan ttabel 1,661 dengan tingkat signifikan 0,05, karena thitung< ttabel (-0,732 < 1,661). Sedangkan untuk signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,466 < 0,05). Maka Ho2ditolak dan Ha2 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi harga tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online di Padang Panjang. Artinya nilai thitungnegatif, artinya pengaruh yang terjadi adalah negatif, semakin meningkat persepsi harga maka semakin menurun kepuasan

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa transportasi ojek online di Padang Panjang. Artinya nilai thitungnegatif, artinya pengaruh yang terjadi adalah negatif, semakin meningkat persepsi harga maka semakin menurun kepuasan

Dokumen terkait