DAFTAR PUSTAKA
H. NORMA DI MASYARAKAT KERJASAMA DAN KONFLIK (Lanjutan)
I. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PT
159
Lampiran 2 Daftar desa/kelurahan dalam ruang lingkup community development PT Indominco Mandiri dan PT Badak NGL
Perusahaan Kabupaten/Kota, &
Kecamatan Desa/Kelurahan
Kutai Timur
Sangatta 1. Desa Suka Damai 2. Desa Suka Rahmat PT Indominco
Mandiri
3. Desa Teluk Pandan
4. Desa Santan Ulu 5. Desa Santan Tengah Kutai Kertanegera
Kecamatan Marangkayu
6. Desa Santan Hilir Bontang
Bontang Selatan 7. Kelurahan Bontang Lestari Bontang Barat 8. Kelurahan Kanaan
Bontang Utara 9. Kelurahan Guntung 10. Kelurahan Loktuan
PT Badak Natural Gas Liquefaction
Bontang Seluruh Kelurahan di Kota Bontang
160
Lampiran 3
Pengalaman Wawancara dengan Responden
Sebelum berangkat ke lapangan, penulis sudah mengumpulkan berbagai informasi mengenai desa-desa yang akan dikunjungi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut mata pencaharian utama masyarakat, kebiasaan- kebiasaan atau adat istiadat, daerah asal, serta sarana prasarana desa. Hal ini akan sangat membantu kelancaran kegiatan di lapangan. Informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber termasuk laporan-laporan, koran dan buku.
Pengumpulan data primer khususnya wawancara dengan responden membutuhkan teknik wawancara dan kesabaran tersendiri. Untuk mendapatkan informasi yang detil dan akurat dari seorang responden, penulis harus menempatkan diri dalam berbagai posisi. Pada waktu tertentu penulis memposisikan diri sebagai seorang mahasiswa, pada kesempatan lain sebagai seorang PNS, dan di tempat tertentu memposisikan diir sebagai salah satu suku bangsa. Selama melakukan survei lapang penulis menggunakan dua jenis suku yaitu Bugis dan Jawa. Penempatan diri pada posisi yang berbeda-beda tersebut sangat bermanfaat untuk mendekatkan diri pada kehidupan dan emosi responden.
Penerimaan seseorang terhadap kehadiran orang asing pada umumnya akan memberikan kesan curiga dan menjaga jarak. Demikian pula dengan sambutan awal Bapak Syamsuddin, Kepala Desa Suka Damai. Namun satelah mendengar maksud kedatangan ke desa tersebut dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, beliau sangat bersemangat dan antusias. Cerita kehidupan masyarakat sehari-hari, terbentuknya desa baru yang pro Kota Bontang, wacana pemekaran desa, dan informasi seputar kegiatan community development perusahaan batubara PT Indominco Mandiri mengalir dengan lancar. Dari hasil pembicaraan selama kurang lebih tiga jam, terkesan bahwa beliau menyimpan harapan yang besar terhadap bantuan PT Indominco Mandiri untuk kemajuan desa dan masyarakat Desa Suka Damai. Pada kesempatan tersebut penulis menempatkan diri sebagai seorang mahasiswa. Suatu pemahaman umum yang masih berlaku
161
pada masyarakat pedesaan adalah anggapan bahwa seorang yang memiliki pendidikan tinggi akan mendapatkan tempat yang lebih tinggi juga.
Sambutan masyarakat Desa Suka Damai sendiri tidak jauh berbeda. Sifat suku Bugis yang ramah dan terbuka tetap tercermin dalam sikap mereka meskipun pada awal pertemuan agak menjaga jarak. Untuk mengatasi hal tersebut, setelah berbasa-basi menanyakan daerah asal, penulis mengakui berasal dari suku yang sama. Selanjutnya penulis menggunakan dua macam bahasa dalam wawancara yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis. Hal ini disebabkan bahasa pengantar sehari-hari yang digunakan dikalangan orangtua adalah Bahasa Bugis, bahkan masyarakat yang berumur di atas 60 tahun jarang yang bisa berbahasa Indonesia. Namun di kalangan anak-anak umumnya menggunakan Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa setempat dan asal suku yang sama memberikan kemudahan dalam melakukan pendekatan dengan responden. Hal ini dibuktikan pula sewaktu melakukan wawancara dengan salah seorang tokoh yang pro Kota Bontang yaitu Ibu Yuliana yang dikenal dengan sebutan Bude. Pada awalnya Bude yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur tersebut sedikit galak dan tidak bersahabat. Namun satelah penulis mencoba menyapa dengan Bahasa Jawa, sikapnya langsung berubah jadi hangat dan bersahabat. Bahkan cerita seputar unjuk rasa, pembakaran kantor desa, dan penolakan sebagian masyarakat menjadi warga Kabupaten Kutai Timur menjadi lebih komplit melengkapi informasi dari kepala desa.
Hal yang sama juga ditemui pada beberapa responden yang berasal dari Pulau Jawa yang berdomisili di Desa Suka Rahmat. Setelah disapa menggunakan bahasa Jawa, sambutan mereka menjadi lebih ramah dan lebih terbuka dalam mencerirakan sesuatu. Meskipun penguasaan Bahasa Bugis dan Bahasa Jawa Jawa penulis tidak begitu baik, namun pengetahuan akan bahasa setempat ternyata sangat membantu dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Namun saat melapor dan melakukan pembicaraan dengan Kepala Desa Suka Rahmat, penulis mengaku memposisikan diri sebagai seorang PNS yang sedang tugas belajar untuk mengimbangi ketidakyakinan beliau terhadap mahasiswa. Disamping itu, di desa tersebut sedang berjalan proses penyelesaian sengketa/konflik antara PT Indominco Mandiri dengan masyarakat menyangkut
162
tumpang tindih lahan. Mengetahui status penuslis sebagai PNS Departemen Kehutanan, beliau lebih terbuka menceritakan permasalahan tersebut karena lokasi yang dipersengketakan berada dalam kawasan Hutan Lindung. Bahkan beberapa keluhan dan protes terhadap kebijakan Departemen Kehutanan juga diangkat dalam pembicaraan selama lebih dari 2 jam tersebut.
Namun respon masyarakat terhadap kehadiran penulis tidaklah semuanya baik. Memasuki pemukiman masyarakat pendatang dari Madura di Desa Suka Rahmat penolakan untuk diajak berbincang diterima dari sebagian besar pemilik rumah. Penolakan tersebut disertai berbagai alasan. Mulai dari alasan hanya sebagai pekerja, bukan pemilik rumah, sedang istirahat, atau yang langsung menutup pintu rumah tanpa sepatah katapun sebagai jawaban atas salam yang diberikan. Hal ini justru menjadi menarik untuk mengetahui latar belakang kehidupan mereka yang umumnya bekeja sebagai pembuat batu bata.
Masyarakat asal Madura tersebut sebagian besar bekerja sebagai pembuat batu bata dalam bentuk usaha keluarga. Setiap tempat dikerjakan oleh beberapa orang yang masih ada hubungan kekeluargaan. Informasi yang diperoleh dari penduduk lain disekitarnya menyatakan bahwa mereka cenderung tertutup terhadap orang luar. Oleh karena itu, untuk melakukan wawancara dengan salah seorang pembuat batubata penulis mencoba mendekati anak-anak yang sedang bermain. Awalnya anak-anak tersebut sedikit ketakutan, namun ketika penulis memberikan obat merah terhadap luka seorang anak yang terjatuh, mereka berbalik berkerumun dengan sikap malu-malu. Kesempatan tersebut penulis manfaatkan dengan menyodorkan makanan kecil dan permen yang sudah disiapkan dalam tas ransel. Anak-anak dengan gembira dan berebutan menerima makanan kecil dan permen tersebut. Akhirnya orang tua anak yang terjatuh tersebut ikut bergabung dan secara tidak sadar membuka diri menjawab semua pertanyaan yang disodorkan.
Nuansa adat istiadat Bugis paling menonjol di Desa Kandolo. Penghormatan terhadap orang yang memiliki darah bangsawan masih berlangsung. Hal ini terlihat dari kepala desa terpilih dan tokoh-tokoh masyarakat ataupun tokoh pemuda yang disegani masih menggunakan gelar bangsawan Bugis. Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk masih memiliki kekerabatan karena
163
kedatangan di lokasi tersebut dengan sistim eksodus puluhan keluarga dari Bone menuju desa tersebut. Cara yang paling aman untuk menempatkan diri adalah status sebagai mahasiswa dan daerah asal yang sama yaitu Bugis. Status sebagai PNS penulis tutup rapat-rapat karena sebelumnya mendapatkan informasi bahwa di desa tersebut sering terjadi bentrok antara masyarakat dengan petugas lapangan TN Kutai.
Pengalaman wawancara di Kelurahan Bontang Lestari tidak jauh berbeda dengan ketiga desa lainnya karena latar belakang kebiasaan dan daerah asal yang sama. Yang sedikit berbeda adalah pengalaman wawancara responden di Kelurahan Kanaan. Hal ini disebabkan kebiasaan adat istiadat responden yang umumnya berasal dari Toraja. Meskipun penulis sudah mengetahui kebiasaan suku Toraja memelihara anjing dan babi, namun hal yang ditemui sangat diluar dugaan. Ketakutan akan sambutan berupa gonggongan anjing yang ramai dan galak serta adanya babi sebagai peliharaan responden membuat penulis harus meminta bantuan pendamping selama melakukan wawancara di kelurahan tersebut. Meskipun sedikit ragu dan was-was penulis tetap melakukan wawancara dan menikmati suguhan minum yang ditawarkan pemilik rumah. Di luar itu semua, penerimaan responden cukup terbuka dan bersahabat.
Dalam melakukan wawancara dengan responden, informasi yang paling sulit didapatkan adalah tingkat pendapatan. Ada kecenderungan responden tidak ingin diketahui pendapatannya yang real. Disamping itu, responden belum memiliki sistim pencatatan mengenai penghasilan yang didapatkan. Umumnya mereka hanya menghitung penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan panen dalam jumlah besar, sedangkan penghasilan yang diterima yang jumlahnya kecil dan sewaktu-waktu tidak ikut diperhitungkan.
Hal lain yang yang dapat penulis catat dalam melakukan pengumpulan data primer adalah sebelum mengajuklan pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian harus dilakukan pendekatan dengan responden. Pendekatan tersebut penulis lakukan dengan cara melakukan pembicaraan awal tentang kehidupan sehari-hari responden antara lain pekerjaan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, sampai pada cerita kepindahan mereka ke desa tersebut. Sebab responden ternyata lebih terbuka menceritakan kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu, penulis berusaha
164
menempatkan diri sebagai bagian dari mereka dan harus bisa menanggapi cerita yang disampaikan baik berupa saran, informasi, atapun hanya sekedar membenarkan. Setelah suasana menjadi lebih rileks, barulah menyelipkan pertanyaan menyangkut tujuan penelitian.
165
Lampiran 4 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Badak NGL tahun 2004
Jenis Kegiatan No. Bidang/Program
Fisik/Sarana prasarana Non Fisik 1 Infrastruktur Renovasi gedung
instansi pemerintah
Pembangunan mesjid
2 Pendidikan Bantuan sarana belajar (buku, komputer, bahan laboratorium) untuk sekolah dan yayasan pendidikan Bantuan biaya pelaksanaan perayaan hari-hari besar nasional dan organisasi Bantuan dana pendidikan dan SPP tingkat SD, SLTP, SMA, S1 dan S2 Bantuan biaya perjalanan mengikuti studi banding, pelaksanaan seminar, dll. Bantuan komsumsi untuk berbagai kegiatan di bidang pendidikan
3 Keagamaan Bantuan komputer untuk mesjid, gereja, dan lembaga agama lainnya
Bantuan komsumsi dan dana untuk kegiatan keagamaan
Bantuan akomodasi dan transportasi untuk peserta acara
keagamaan
4 Kesehatan Bantuan satu unit mobil ambulance untuk Polres Bontang
Bantuan keringanan biaya pengobatan di RS PTB untuk pihak ke III/masyarakat tidak mampu dan staf instansi pemerintah dan anggota ABRI
166
Kegiatan pengembangan masyarakat PT Badak NGL tahun 2004 (lanjutan)
Jenis Kegiatan No. Bidang/Program
Fisik/Sarana prasarana Non Fisik
Bantuan 1 unit Blood Bank Refrigerator dan 1 unit Bench-Top Refrigerator
Centrifuge untuk PMI Kota Bontang
Khitanan massal
Bantuan dana dan komsumsi untuk kegiatan seminar, penyuluhan, dan kegiatan lainnya dibidang kesehatan 5 Pemberdayaan Masyarakat Bantuan komsumsi, seragam, spanduk, dll untuk berbagai kegiatan pelatihan, seminar, dll Bantuan dana kepada kelompok nelayan
6 Olah Raga dan kesenian
Bantuan dana, peralatan olah raga, akomodasi dan komsumsi untuk pelaksanaan berbagai kegiatan olahraga Bantuan dana, akomodasi dan komsumsi untuk pelaksanaan berbagai kegiatan kesenian
7 Lain-lain Bantuan komputer untuk berbagai kegiatan
instansi Pemerintah/ ABRI
Bantuan komsumsi, dan akomodasi untuk berbagai kegiatan instansi
pemerintah/ABRI Bantuan transportasi kepada instansi pemerintah dan ABRI Sumber: Laporan Community Development PT Badak NGL 2004
167
Lampiran 5 Kegiatan pengembangan masyarakat PT Indominco Mandiri tahun 2004-2005
Jenis Kegiatan No. Bidang/Program
Fisik/Sarana prasarana Non Fisik 1 Infrastruktur Pembangunan jalan
dan jembatan desa
Pusat Pelatihan Pos Polisi Pembangunan Sekolah Taman Kanak-Kanak Pembangunan Kantor Desa Pembangunan kanal Semenisasi SDN 020
Pembangunan mesjid
2 Kesehatan Khitanan massal
3 Keagamaan Perayaan hari-hari
besar agama Pelatihan Dai
4 Pendidikan Peralatan sekolah GNOTA dan beasiswa Tranportasi/Bis
sekolah
5 Ekonomi Pelatihan untuk
masyarakat dan plot percontohan budidaya kedelai, jagung, dan rumput laut Pelatihan menjahit tingkat mahir dan bordir Demplot sistem insemninasi buatan untuk pembenihan ikan mas Dana bergulir kelompok Tani Pemuda Santan Tengah Budaya Holtikultura
168
Kegiatan pengembangan masyarakat PT Indominco Mandiri Tahun 2004-2005 (lanjutan)
Jenis Kegiatan No. Bidang/Program
Fisik/Sarana Prasarana Non Fisik 6 Sosial, Budaya,
dan Kesenian
Bantuan dana untuk berbagai kegiatan seni dan budaya
7 Lain-Lain Bantuan dana untuk
kegiatan pendidikan, sosial , olag raga dan kepemudaan yang sifatnya insidentil Studi Banding ke pertanian kedelai di Berau
Sumber: Laporan Kegiatan Community Development PT Indominco Mandiri Tahun 2004 dan Tahun 2005 periode Januari – Juni 2005
169
Lampiran 6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-2003 (juta rupiah)
TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1 364 606.00 1 533 919.00 1 745 202.00 1 789 307.00 1 886 857.00 2 005 397.00 2 041 083.00 Pertambangan dan penggalian 4 799 550.00 6 413 052.00 6 776 631.00 6 964 590.00 7 351 810.00 8 025 055.00 8 314 944.00 Industri pengolahan 5 399 868.00 6 683 649.00 7 031 143.00 7 467 478.00 7 821 633.00 7 749 345.00 7 685 916.00 Listrik, gas & air
bersih
45 184.00 68 980.00 75 642.00 84 247.00 97 991.00 103 046.00 112 094.00 Bangunan 433 008.00 558 811.00 567 193.00 594 929.00 667 498.00 726 742.00 797 551.00 Perdagangan, hotel &
restaurant 1 430 950.00 1 901 068.00 1 960 528.00 1 989 468.00 2 031 563.00 2 109 079.00 2 222 429.00 Pengangkutan dan komunikasi 1 355 092.00 2 181 588.00 2 257 788.00 2 348 509.00 2 455 700.00 2 612 788.00 2 716 576.00 Keuangan,
persewaan, & jasa perusahaan
534 480.00 669 998.00 578 835.00 599 743.00 635 978.00 669 847.00 706 695.00
Jasa-jasa 345 681.00 503 558.00 526 657.00 545 698.00 564 516.00 591 238.00 628 711.00 TOTAL 15 708 419.00 20 514 623.00 21 519 619.00 22 383 969.00 23 513 546.00 24 592 537.00 25 225 999.00 PDRB tanpa migas 7 939 660.00 11 090 269.00 11 548 182.00 11 966 068.00 12 857 127.00 13 793 840.00 14 447 511.00
Sumber : BPS, PDRB Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 1993-2003
170
Lampiran 7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993- 2003 (juta rupiah) TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 12 492.68 14 011.45 15 209.08 15 512.31 16 279.29 16 089.44 16 953.01 Pertambangan dan penggalian 9 686.00 19 230.45 20 876.08 21 834.29 22 973.20 23 798.70 25 705.33 Industri pengolahan 2 520 672.75 3 346 911.84 3 701 535.95 4 103 566.36 4 258 925.30 4 063 762.89 4 101 307.17 Listrik, gas & air
bersih 1 772.00 4 039.13 4 374.92 5 626.57 5 751.84 6 283.35 6 885.09 Bangunan 83 409.00 145 550.68 158 398.39 170 927.70 192 263.82 215 419.26 254 210.91 Perdagangan, hotel & restauran 88 059.00 127 644.07 139 084.36 148 591.38 154 873.02 159 638.09 171 325.31 Pengangkutan dan komunikasi 27 050.61 43 646.56 47 476.13 50 155.38 51 570.14 53 039.92 54 501.86 Keuangan,
persewaan, & jasa perusahaan
33 715.00 51 207.39 54 561.87 58 529.26 61 224.99 63 354.82 63 952.87
Jasa-jasa 19 641.00 32 563.62 35 524.19 41 997.42 44 041.09 46 512.37 49 542.77 TOTAL 2 796 498.04 3 784 805.19 4 177 040.97 4 616 740.67 4 807 902.69 4 647 898.84 4 744 384.32 PDRB tanpa migas 681 740.29 878 959.91 959 539.48 1 028 002.32 1 082 156.54 1 127 130.57 1 226 728.43 Sumber : 1. Bappeda dan BPS, PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Bontang 1993-2003
171
Lampiran 8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1993-2003 (juta rupiah)
TAHUN Sektor 1993 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 87 562.42 101 424.73 93 655.69 102 664.59 110 326.38 113 664.48 218 112.97 Pertambangan dan penggalian 344 967.16 622 677.51 779 094.71 784 678.19 818 954.28 984 858.59 1 112 067.06 Industri pengolahan 3 836.38 10 544.91 11 697.25 13 333.37 14 946.80 16 427.09 15 342.57 Listrik, gas & air
bersih 316.09 1 395.16 1 565.66 2 249.35 2 602.56 4 021.34 5 081.28 Bangunan 14 399.54 26 959.20 28 205.47 31 434.16 42 121.77 73 015.98 104 680.25 Perdagangan, hotel & restauran 11 590.02 36 541.02 32 425.12 34 082.13 37 164.37 42 277.15 63 287.92 Pengangkutan dan komunikasi 26 214.34 34 185.64 35 219.53 59 716.16 53 971.37 73 006.59 74 562.21 Keuangan,
persewaan, & jasa perusahaan 23 476.78 34 107.33 37 850.60 39 872.34 44 112.46 54 262.49 75 352.91 Jasa-jasa 4 527.54 6 797.84 7 239.93 8 281.36 11 690.30 14 776.03 23 426.87 TOTAL 516 890.27 874 633.34 1 026 953.96 1 076 311.65 1 135 890.29 1 376 309.74 1 691 914.04 PDRB tanpa migas 460 714.49 805 479.72 961 364.15 1 008 767.91 1 053 931.53 1 296 195.06 1 608 175.64 PDRB Tanpa migas dan batubara 176 566.14 260 972.29 259 349.29 305 478.91 332 183.35 408 964.22 602 239.56
172
Lampiran 9 Mata pencaharian utama responden
Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan
Petani Guru/PNS/ ABRI
Karyawan
Swasta Wiraswasta Lainnya
Suka Damai 18 0 2 0 0
Suka Rahmat 9 0 4 7 0
Bontang Lestari 9 1 7 2 1
Kanaan 4 2 11 1 2
Jumlah desa dampak 40 3 24 10 3
Persentase (%) 50 3.75 30 12.5 3.75 Kandolo 18 1 0 1 0 Jumlah desa non-dampak 18 1 0 1 0 Persentase (%) 90 5 0 5 0
Mata pencaharian utama responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi
Pelapisan sosial
ekonomi Jumlah responden (%)
Petani
Guru/PNS/ ABRI
Karyawan
Swasta Wiraswasta Lainnya
Atas 53 11 21 16 0
Menengah 48 6 35 6 3
Bawah 66 0 18 12 4
Keterangan :
Petani : Petani dengan lahan sendiri, petani bukan lahan sendiri dengan sistem bagi hasil , nelayan
Guru/PNS/ABRI : Guru, pegawai negeri, ABRI, honorer pada instansi pemerintah Karyawan swasta : Karyawan perusahaan swasta, sopir, buruh bangunan, buruh pabrik Wiraswasta : Pedagang, usaha meubel, warung/rumah makan, usaha sendiri
Lainnya : Pemulung, karyawan swasta yang habis masa kontrak dan menunggu masa 6 bulan untuk dapat melamar bekerja kembali pada perusahaan yang sama
173
Lampiran 10 Tingkat pendidikan responden
Jumlah responden (org) Desa/Kelurahan Tidak pernah sekolah Tidak tamat SD SD SLTP SLTA Diploma S1 Suka Damai 2 6 5 5 2 0 0 Suka Rahmat 3 4 6 1 6 0 0 Bontang Lestari 3 5 4 3 5 0 0 Kanaan 2 0 5 4 7 1 1 Jumlah desa dampak 10 15 20 13 20 1 1 Persentase (%) 12.5 18.75 25 16.25 25 1.25 1.25 Kandolo 2 2 11 3 2 0 0 Jumlah desa non-dampak 2 2 11 3 2 0 0 Persentase (%) 10 10 55 15 10 0 0
Tingkat pendidikan responden berdasarkan pelapisan sosial ekonomi
Jumlah responden (%) Pelapisan sosial
ekonomi pernah Tidak sekolah Tidak tamat SD SD SLTP SLTA Diploma S1 Atas 5 5 16 21 42 5 5 Menengah 10 16 19 19 35 0 0 Bawah 16 22 44 12 6 0 0