• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan permukiman di sekitar TPAS Galuga dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999).

Data dan informasi yang berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam bentuk diagram pie sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis.

35 Selain itu dihitung nilai rata-rata skala perbedaan semantik (semantic differential) untuk menyimpulkan hasil penilaian responden. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap kebersihan digunakan lima nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat kotor, nilai dua untuk kategori kotor, nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori bersih, dan nilai lima untuk kategori sangat bersih. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap kondisi air digunakan dua nilai skala, yaitu nilai nol untuk kategori tercemar dan nilai satu untuk kategori tidak tercemar. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap pengelolaan TPAS Galuga digunakan tiga nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori tidak baik, nilai dua untuk kategori cukup, dan nilai tiga untuk kategori baik. Skala perbedaan semantik untuk penilaian responden terhadap tingkat gangguan digunakan lima nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat tidak terganggu, nilai dua untuk kategori terganggu, nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori terganggu, dan nilai lima untuk kategori sangat mengganggu.

4.5.2 Estimasi Besarnya Nilai Ekonomi dari Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Penurunan kualitas lingkungan di sekitar TPAS Galuga diestimasi berdasarkan biaya kesehatan (cost of illness) dan biaya pengganti (replacement cost), maka dilakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan. Biaya-biaya tersebut dilihat dari asumsi pertama yaitu, biaya kesehatan akan dikeluarkan oleh masyarakat di sekitar TPAS Galuga akibat dari mengkonsumsi air sumur dan menghirup udara di sekitar TPAS Galuga. Kedua, biaya pengganti akan dikeluarkan oleh masyarakat sebagai akibat dari penggantian konsumsi air karena air sumur mereka sudah tercemar akibat keberadaan TPAS Galuga.

36

1) Cost of Illness

Menurut Dwight et al. (2004) dalam Gita (2010) pendekatan cost of illness atau biaya penyakit dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit.

Cost of illness dari opporunity cost, mencakup peluang orang sakit untuk bekerja tidak dapat direalisasikan, dan currative cost atau biaya pengobatan atau penyembuhan. Total biaya dihitung baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, yaitu mengukur biaya yang harus disediakan untuk perlakuan penderita lain meliputi perawatan pada rumah sakit, perawatan selama penyembuhan, obat-obatan, serta biaya transportasi.

Biaya tidak langsung mengukur nilai kehilangan produktivitas akibat seseorang menderita sakit. Biaya tidak langsung di ukur melalui penggandaan upah oleh kehilangan waktu karena tidak bekerja. Dengan kata lain, besarnya biaya penyakit dapat dihitung dengan model sebagai berikut :

= +� … … … …. .…. (1) dimana :

= biaya penyakit

= hilangnya pendapatan

37

a. Nilai Pendapatan yang Hilang

Nilai pendapatan responden yang hilang karena sakit dihitung berdasarkan cost of time. Cost of time adalah kerugian yang ditanggung oleh seseorang karena hilangnya waktu untuk bekerja. Kerugian responden yang tidak masuk kerja pada saat terkena sakit sama dengan nilai hilangnya pendapatan per hari. Nilai ini diperoleh dari jumlah hari tidak bekerja responden dikali dengan tingkat pendapatan responden per hari. Selanjutnya nilai kerugian responden tidak masuk kerja dapat dihitung dengan rumus :

= �� .� … … … …. .… … … …(2) �

�=1

dimana :

= nilai kerugian responden tidak masuk kerja (Rp)

�� = jumlah hari tidak kerja responden ke-i (hari)

� = tingkat pendapatan responden ke-i per hari (Rp)

� = jumlah responden

� = responden ke-i (1, 2, 3,....,n)

b. Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke dokter atau puskesmas dan atau biaya pembelian obat yang dikeluarkan. Biaya pengobatan responden merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati sakit pada saat responden atau anggota keluarga yang menjadi tanggungan responden menderita sakit. Biaya pengobatan yang dikeluarkan responden dapat dilihat pada rumus berikut :

38 � = � �=1 . + + … … … … …. .… … … …(3) dimana :

� = biaya pengobatan per responden per penyakit (Rp) = jumlah kunjungan ke dokter

= biaya kunjungan ke dokter (Rp) = biaya pembelian obat (Rp)

= biaya perawatan rumah sakit (Rp)

� = jumlah responden

� = responden ke-i (1, 2, 3,...., n)

c. Nilai Kerugian Ekonomi dari Biaya Kesehatan

Dari persamaan (2) dan (3) maka, persamaan (1) dapat dirubah menjadi sebagai berikut : = +� = �� .� + . + + � �=1 … … … …(4) dimana : = biaya penyakit

�� = jumlah hari tidak kerja responden ke-i (hari)

� = tingkat pendapatan responden ke-i per hari (Rp) = jumlah kunjungan ke dokter

= biaya kunjungan ke dokter (Rp) = biaya pembelian obat (Rp)

39 Setelah memperoleh biaya kesehatan yang dikeluarkan responden, selanjutnya total biaya pengobatan dikali dengan jumlah populasi yang berpeluang terkena penyakit. Hal ini dilakukan untuk memperoleh biaya kerugian yang dikeluarkan oleh masyarakat. Populasi yang berpeluang terkena penyakit diduga proporsinya dengan tingkat morbiditas pada skala kota maupun nasional. Tingkat morbiditas untuk penyakit diare adalah1

3 × jumlah penduduk. Pada

penelitian ini diasumsikan tingkat morbiditas semua penyakit sama yaitu 1

3 ×

jumlah penduduk, sehingga diperoleh tingkat morbiditas sebesar 1.884.

2) Replacement Cost

Pencemaran yang terjadi menyebabkan adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk menggantikan atau mengembalikan sumberdaya setelah adanya TPAS Galuga. Keberadaan TPAS Galuga menyebabkan air sumur masyarakat tercemar sehingga masyarakat harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk mendapatkan air bersih. Menurut Garrod dan Willis (1999) pendekatan biaya pengganti (replacement cost) merupakan perhitungan nilai suatu sumberdaya yang telah mengalami kerusakan. Informasi yang dibutuhkan untuk menghitung kerugian yang terjadi adalah data mengenai kerusakan dan kehilangan sumberdaya. Formula untuk perhitungan kerugian yang dialami adalah :

= ×

dimana :

= biaya pengganti (Rp/Unit) = harga barang (Rp)

40

4.5.3 Analisis Pengaruh Faktor Penurunan Kualitas Lingkungan terhadap

Dokumen terkait