ANALISIS DATA
5.2.1 Persepsi Responden Terhadap Program Pembinaan
Persepsi narapidana Lembaga pemasyarakatan Klas II A Binjai adalah suatu proses kognitif dalam memahami informasi tentang program pembinaan, melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan dan perasaan yang akan disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.9
Pengetahuan Responden Tentang Adanya Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 47 82,50
2 Kurang Mengetahui 7 12,30
3 Tidak Mengetahui 3 5,20
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005:51). Pengetahuan responden mengenai adanya pelaksanaan program pembinaan berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui, bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 47 orang (82,50%) mengetahui adanya program pembinaan sedangkan sebanyak 7 orang responden (8,3%) kurang mengetahui adanya program pembinaan
c dan sebanyak 3 orang responden (5,20%) tidak mengetahui adanya program pembinaan.
Program pembinaan dirasakan memang diperlukan keberadaannya mengingat program pembinaan ini berupaya untuk membina dan mengembalikan narapidana ke dalam kesatuan hidup masyarakat yang baik dan berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Tabel 5.10
Sumber Informasi Tentang Program Pembinaan Pertama Kali
No. Kategori Frekuensi %
1 Petugas Pemasyarakatan 47 82,45
2 Sesama Narapidana 10 17,55
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui sebanyak 47 orang responden (82,45%) menjawab bahwa petugas pemasyarakatan adalah sumber informasi mengenai program pembinaan dan sebagian mengetahuinya dari pidato kepala pemasyarakatan ketika adanya suatu acara yang dilaksanakan di lembaga pemasyarakatan ini. Sebanyak 10 orang responden (17,55%) mengetahui dari sesama narapidana yaitu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh petugas pemasyarakatan dan menghimbau agar para narapidana juga memberitahu kepada para sesama narapidana mengenai program pembinaan yang akan dilaksanakan.
ci Tabel 5.11
Pengetahuan Responden Tentang Pengenalan Program Pembinaan oleh Pembina/ Petugas Pemasyarakatan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 42 73,70
2 Kurang Mengetahui 9 15,80
3 Tidak Mengetahui 6 10,50
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa rata-rata responden mengetahui adanya penjelasan yang diberikan oleh petugas pemasyarakatan mengenai program pembinaan yang akan dilaksanakan sehingga nantinya memudahkan para narapidana untuk menjalankan program mereka. Penjelasan-penjelasan yang diberikan mencakup segala jenis kegiatan yang akan dilakukan dan bagian-bagiannya. Selain itu juga dijelaskan mengenai manfaat dan tujuan dibuat program tersebut sehingga nantinya dalam pelaksanaan program tidak banyak lagi kendala yang dihadapi.
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui, bahwa sebanyak 42 orang responden (73,70%) mengetahui adanya pengenalan program pembinaan oleh petugas pemasyarakatan. Dari hal tersebut, petugas pemasyarakatan yang bertanggung jawab melakukan pembinaan terhadap narapidana atau tahanan di lembaga pemasyarakatan sudah melakukan tugasnya dengan baik yaitu dengan adanya pengenalan program pembinaan.
cii Tabel 5.12
Mengerti Tidaknya Responden Tentang Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengerti 44 77,20
2 Kurang Mengerti 10 17,50
3 Tidak Mengerti 3 5,30
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui, bahwa sebanyak 44 orang responden (77,20%) mengerti tentang apa yang dimaksud dengan program pembinaan. Penjelasan yang mendetail dari para petugas akan memudahkan responden untuk memahami tentang program pembinaan yang akan dilakukan. Jika responden sudah memahami mengenai program pembinaan tersebut maka dalam pelaksanaan program tidak akan ditemui banyak kesulitan. Menurut pendapat salah satu responden yaitu saudara Rifki Husaini Purbamengatakan bahwa :
“pada dasarnya program pembinaan adalah arah pelayan, pembinaan dan bimbingan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan ini adalah untuk memperbaiki tingkah laku para narapidana dan tahanan agar tidak melakukan kesalahan lagi “.
Sebanyak 10 orang responden (17,50%) kurang mengerti tentang apa yang dimaksud dengan program pembinaan ini dikarenakan kurang memahami istilah program tersebut walaupun secara umum para responden mengetahui adanya kegiatan kerohanian, bidang kerja yang merupakan wujud nyata dari program pembinaan. Dan sebanyak 3 orang responden (5,30%) tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan program pembinaan dikarenakan para responden tidak mendapat informasi dan tidak pernah hadir dalam sosialisasi program pembinaan tersebut.
ciii Tabel 5.13
Pengetahuan Responden Mengenai Jenis-Jenis Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 39 68,40
2 Kurang Mengetahui 11 19,30
3 Tidak Mengetahui 7 12,30
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 5.12 nampak bahwa responden yang mengerti akan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan program pembinaan itu akan mudah mengetahui jenis-jenis program pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan. Tetapi lain hal dengan mereka yang kurang mengerti bahkan tidak mengerti mengenai penjelasan yang diberikan maka mereka pun tidak akan mengetahui jenis-jenis program pembinaan tersebut.
Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui, bahwa sebanyak 39 orang responden (68,40%) mengetahui jenis-jenis program pembinaan. Menurut salah satu responden dalam penelitian ini yaitu saudara Muhammad Irfan yang mengalami tindak pidana narkotikamengatakan bahwa :
“Dalam memberikan penjelasan tentang program pembinaan dijelaskan pula tentang jenis-jenis kegiatan dalam program pembinaan. Salah satu jenis program pembinaan yang ada di lembaga pemasyarakatan ini dan yang menarik minat saya adalah olahraga. Olahraga ini dapat bermanfaat bagi kesehatan saya“.
Adapun jenis-jenis program pembinaan yang dilaksanakan oleh lembaga pemasyarakatan Klas II A Binjai adalah pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
civ Tabel 5.14
Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 36 63,20
2 Kurang Mengetahui 14 24,60
3 Tidak Mengetahui 7 12,20
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui, bahwa 36 orang responden (63,20%) mengetahui apa tujuan dari adanya program pembinaan yang ada di lembaga pemasyarakatan Klas II A Binjai. Program pembinaan ini bertujuan sebagai suatu sistem pembinaan terhadap para pelanggar hukum dan sebagai pengejawantahan keadilan yang bertujuan untuk mencapai reintegrasi sosial atau pulihnya kesatuan hubungan antara narapidana dengan masyarakat.
Sebanyak 14 orang responden (24,60%) kurang mengetahui tujuan program pembinaan dan sebanyak 7 orang responden (12,20%) tidak mengetahui tujuan program pembinaan. Hal ini disebabkan, karena kurangnya informasi mengenai program pembinaan ini dan tidak jarang para narapidana menganggap bahwa program pembinaan ini hanya bertujuan hanya untuk mengisi waktu luang para narapidana yang ruang geraknya terbatas yaitu hanya di dalam lembaga pemasyarakatan selama menjalani masa hukuman.
cv Tabel 5.15
Pengetahuan Responden Mengenai Manfaat Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 34 59,70
2 Kurang Mengetahui 15 26,30
3 Tidak Mengetahui 8 14
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Seseorang yang mengetahui manfaaat suatu program akan cenderung untuk lebih merespon positif program tersebut. Tujuan suatu program biasanya sejalan dengan manfaat dari adanya program tersebut. Dengan tercapainya suatu tujuan maka dapat dirasakan secara langsung manfaatnya. Tujuan bisa diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, serta manfaat yaitu apa yang didapat atau yang bisa berguna bagi seseorang.
Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui, sebanyak 34 orang responden (59,70%) mengetahui manfaat program pembinaan. Hal ini disebabkan karena para narapidana sudah mengetahui terlebih dahulu apa tujuan dari program pembinaan tersebut. Adapun manfaat dari program pembinaan adalah dengan adanya program tersebut diharapkan para narapidana agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dan sebagai bekal keterampilan hidup setelah kembali dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebanyak 15 orang responden (26,30%) kurang mengetahui manfaat program pembinaan dan sebanyak 8 orang responden (14%) tidak mengetahui manfaat program pembinaan.
cvi Tabel 5.16
Pengetahuan Responden Mengenai Tata Cara Pelaksanaan Program Pembinaan
No. Kategori Frekuensi %
1 Mengetahui 37 65
2 Kurang Mengetahui 12 21
3 Tidak Mengetahui 8 14
Jumlah 57 100
Sumber : Data Primer, 2012
Dalam suatu program, diperlukan adanya tata cara pelaksanaan yang tepat untuk melaksanakan program tersebut. Tujuannya adalah supaya lebih mudah dimengerti untuk selanjutnya dapat dijalankan dan dilaksanakan oleh para narapidana.
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui, sebanyak 37 orang responden (65%) mengetahui tata cara pelaksanaan program pembinaan yaitu bagaimana langkah-langkah pelaksanaan program pembinaan oleh lembaga pemasyarakatan Klas II A Binjai. Langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman bagi para narapidana dalam mengikuti serta berpartisipasi di dalam pelaksanaan kegiatan.
Tata cara yang dimaksud dalam pelaksanaan program pembinaan adalah para narapidana harus memiliki sikap yang sopan dan perilaku yang lebih baik dari sebelum masuk ke dalam lembaga pemasyarakatan. Misalnya dalam pelaksanaan Pembebasan Bersyarat (PB), seorang narapidana harus memiliki perilaku yang baik dan mendapat persetujuan dari pihak keluarga dalam menjalani PB, serta harus ada yang menjamin keberadaan narapidana setelah berada di luar lembaga pemasyarakatan.
cvii Sebanyak 12 orang responden (21%) kurang mengetahui tata cara pelaksanaan program pembinaan dan sebanyak 8 orang responden (14%) tidak mengetahui tata cara pelaksanaan program pembinaan. Hal ini disebabkan karena mereka jarang ikut berpartisipasi di dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan tidak memiliki minat untuk mengikuti program pembinaan tersebut.