• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Narapidana Terhadap Program Pembinaan

ANALISIS DATA

5.2.2 Sikap Narapidana Terhadap Program Pembinaan

5.2.2 Sikap Narapidana Terhadap Program Pembinaan

Pengukuran berikutnya yang berkenaan dengan respon narapidana terhadap program pembinaan adalah melalui sikap narapidana. Pengukuran suatu program melalui sikap narapidana dapat dilihat melalui beberapa bagian, seperti yang diuraikan pada hasil penelitian berikut :

Tabel 5.17

Tanggapan Responden Dalam Mengikuti Program Pembinaan Yang Diberikan

No. Kategori Frekuensi %

1 Selalu Mengikuti 38 66,70

2 Kadang-kadang Mengikuti 15 26,30

3 Tidak Mengikuti 4 7

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui, bahwa 38 orang responden (66,70%) selalu mengikuti program pembinaan yang diberikan. Sebanyak 15 orang responden (26,30%) kadang-kadang mengikuti program pembinaan yang diberikan dan sebanyak 4 orang responden (7%) tidak mengikuti program pembinaan yang diberikan.

cviii Dari seorang responden yang kadang-kadang mengikuti dalam pelaksanaan program pembinaan yaitu saudara Muhammad Khaidir yang mengalami tindak pidana narkotikamengatakan bahwa :

“Dalam kegiatan program pembinaan yang dilaksanakan di LP ini, saya sebenarnya sangat senang untuk mengikutinya. Saya hanya bisa mengikutinya sekali-sekali. Kendala sehingga saya hanya sekali-sekali mengikuti program pembinaan adalah karena saya sering mengalami sakit, sehingga saya harus istirahat di blok saja“.

Tabel 5.18

Tanggapan Responden Tentang Keberadaan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Menarik 51 89,50

2 Kurang Menarik 1 1,70

3 Tidak Menarik 5 8,80

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi, bukan rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan seseorang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menyukai atau tidak menyukai, menginginkan atau tidak menginginkan, serta mengandung aspek evaluatif dalam hal ini menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Berdasarkan tabel 5.18 dapat diketahui, bahwa sebanyak 51 orang responden (89,50%) menganggap bahwa program pembinaan yang diberikan menarik. Hal ini disebabkan karena program pembinaan yang dilakukan terhadap narapidana memberikan suasana yang baru dan angin segar bagi para narapidana dan kegiatan mengatasi kejenuhan para narapidana dengan ruang gerak yang terbatas. Program pembinaan ini menarik, karena sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan pasti akan

cix melibatkan camput tangan pihak luar, sehingga memungkinkan narapidana untuk mendapat teman dan koneksi yang baru.

Sebanyak 1 orang responden (1,75%) menganggap bahwa program pembinaan yang diberikan kurang menarik dan sebanyak 5 orang responden (8,80%) menganggap bahwa program pembinaan yang diberikan tidak menarik. Seorang responden yang mengaku tidak merasa tertarik dengan program pembinaan ini yaitu Muhammad Syahrizal dengan tindak pidana pencurian menyatakan :

“saya tidak tertarik dalam mengikuti program pembinaan ini, karena saya merasa tersiksa di dalam LP ini. membosankan. dikarenakan saya tidak bebas dalam melakukan setiap kegiatan saya. Dan saya selalu teringat dengan keluarga di luar, dan saya ingin bebas secepat mungkin“.

Tabel 5.19

Tanggapan Responden Mengenai Adanya Program Pembinaan Yang Diberikan Di Lembaga Pemasyarakatan

No. Kategori Frekuensi %

1 Setuju 54 94,74

2 Kurang Setuju 1 1,75

3 Tidak Setuju 2 3,51

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.19 dapat diketahui, bahwa 54 orang responden (94,74%) setuju dengan adanya program pembinaan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya hal positif yang diberikan oleh program pembinaan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang sudah dirasakan oleh semua pihak khususnya responden sendiri, yaitu narapidana mendapat pengetahuan yang baru, misalnya

cx keterampilan, narapidana menjadi lebih disiplin dalam setiap kegiatan yang dilakukan dan dapat meningkatkan kadar keimanan para narapidana.

Sebanyak 1 orang responden (1,75%) kurang setuju dengan adanya program pembinaan yang diberikan dan sebanyak 2 orang responden (3,51%) tidak setuju dengan adanya program pembinaan yang diberikan. Para responden yang tidak setuju ini adalah responden yang belum mengetahui tujuan dan manfaat dari program pembinaan ini.

Tabel 5.20

Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Program Pembinaan Dengan Kebutuhan Narapidana

No. Kategori Frekuensi %

1 Sesuai 53 93

2 Kurang Sesuai 3 5,30

3 Tidak Sesuai 1 1,70

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.20 dapat diketahui, bahwa 53 orang responden (93%) menganggap bahwa program pembinaan sudah sesuai dengan kebutuhan responden. Hal ini dapat dilihat dari lembaga pemasyarakatan adalah sebagai wadah pembinaan untuk melenyapkan sifat-sifat jahat melalui pendidikan serta kebutuhan narapidana yaitu agar dapat meluluhkan kembali kesadaran mereka dalam bermasyarakat, untuk memperbaiki martabat dan harga diri mereka ditengah-tengah masyarakatnya. Salah satu program yang mendukung hal tersebut adalah pembinaan kepribadian.

cxi Sebanyak 3 orang responden (5,30%) menganggap bahwa program pembinaan kurang sesuai dengan kebutuhan responden karena para responden belum memahami pentingnya program pembinaan ini bagi dirinya yaitu untuk merubah diri kearah yang lebih baik dan tidak melakukan tindak pidana lagi. Dan sebanyak 1 orang responden (1,70%) menganggap bahwa program pembinaan tidak sesuai dengan kebutuhan responden karena responden ini menggangap bahwa program yang diberikan hanya sekedar mengisi waktu luang saja dan hanya sekedar menjalani masa hukumannya saja.

Tabel 5.21

Penilaian Responden Tentang Manfaat Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Bermanfaat 54 94,74

2 Kurang Bermanfaat 2 3,51

3 Tidak Bermanfaat 1 1,75

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.21 dapat diketahui, bahwa 54 orang responden (94,74%) menganggap bahwa program pembinaan bermanfaat. Manfaat program pembinaan adalah para narapidana menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga diterima kembali oleh lingkungan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Manfaat lain dari program pembinaan ini adalah sebagai bekal narapidana setelah kembali dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya dalam bidang keterampilan. Wawancara yang

cxii peneliti lakukan dengan salah satu responden yaitu saudara Putra Hari Angga mengatakan bahwa :

“program pembinaan yang saya ikuti adalah pemuka kerja di LP yaitu di poliklinik. Selama menjadi pemuka kerja dan mengikuti setiap program pembinaan yang dilakukan di LP ini, saya mendapat banyak manfaat yaitu lebih menyadari lagi akan tata hidup yang lebih baik sesuai dengan norma yang berlaku dan selama di poliklinik saya mengetahui tentang prosedur kesehatan“.

Sebanyak 2 orang responden (3,51%) menganggap bahwa program pembinaan kurang bermanfaat bagi responden dan sebanyak 1 orang responden (1,75%) menganggap bahwa program pembinaan tidak bermanfaat bagi responden.

Tabel 5.22

Penilaian Responden Mengenai Sikap Pembina/Petugas Pemasyarakatan Dalam Melaksanakan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Baik 55 96,50

2 Tidak Baik 2 3,50

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan surat edaran Dirjen Pemasyarakatan beberapa kewajiban petugas pemasyarakatan yang berkaitan dengan sikap petugas dalam melaksanakan program pembinaan adalah menjunjung tinggi hak-hak WBP, bersikap belas kasih dan tidak sekali-kali menyakiti WBP, berlaku adil terhadap WBP, menjaga rahasia pribadi WBP dan memperhatikan keluhan warga binaan pemasyarakatan. Berdasarkan tabel 5.22 dapat diketahui, bahwa 55 orang responden (96,50%) menganggap bahwa sikap pembina/petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan program pembinaan adalah

cxiii baik. Hanya 2 orang responden (3,50%) menganggap bahwa sikap pembina/ petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan program pembinaan adalah tidak baik.

Tabel 5.23

Setuju Tidaknya Responden Mengenai Keterlibatan Keluarga dan Masyarakat Dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Setuju 52 91,23

2 Kurang Setuju 5 8,77

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Salah satu program yang memerlukan keterlibatan masyarakat dan keluarga adalah Pembebasan Bersyarat. Hak ini merupakan hak pengintegrasian narapidana yaitu hak narapidana untuk sepenuhnya berada di tengah-tengah masyarakat, dengan syarat narapidana tersebut telah menjalani 2/3 dari masa hukumannya. Narapidana yang memperoleh pembebasan bersyarat ini tetap diawasi oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Jaksa negeri setempat. Dalam menjalani program ini, keluarga juga dilibatkan secara aktif yaitu sebagai individu yang menjamin narapidana setelah kembali ke dalam masyarakat. Berdasarkan tabel 5.23 dapat diketahui, sebanyak 52 orang responden (91,23%) setuju jika keluarga dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembinaan.

Sebanyak 5 orang responden (8,77%) kurang setuju jika keluarga dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembinaan. Salah satu responden yang kurang setuju akan adanya keterlibatan keluarga dan masyarakat yaitu saudara Safwedi @ Edi mengatakan bahwa :

cxiv “dengan masuk LP saja sudah membuat repot dan malu keluarga. Apalagi dengan adanya keterlibatan dari mereka. Lebih baik saya berbenah diri dan menjalani hukuman saya disini sampai selesai“.

Tabel 5.24

Penilaian Responden Mengenai Kesesuaian Pelaksanaan Program Pembinaan Dengan Peraturan yang Berlaku

No. Kategori Frekuensi %

1 Sesuai 53 93

2 Kurang Sesuai 4 7

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.24 dapat diketahui, bahwa sebanyak 53 orang responden (93%) menganggap bahwa pelaksanaan program pembinaan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan para narapidana yang telah disusun dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dan dalam Pasal 1 ayat 1 Keppres RI No. 174 Tahun 1999 mengenai remisi yaitu pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana yang berkelakuan baik selama menjalani hukuman pidana sudah dilakukan dengan baik oleh petugas pemasyarakatan. Salah satu responden yang menyatakan bahwa pelaksanaan program pembinaan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu saudara Muhammad Yahya Hasibuan yang telah menjalani masa pidananya selama 6 tahun mengatakan bahwa :

“setiap ada hari besar keagamaan dan 17 agustus, saya selalu mendapat remisi sesuai dengan perhitungan yang telah ditetapkan. Saya juga mendapat remisi karena saya telah berkelakuan baik“.

cxv 5.2.3 Partisipasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan

Partisipasi narapidana terhadap program pembinaan dapat dilihat dari keterlibatan responden dalam mengikuti dan melaksanakan program pembinaan. Hasil penelitian dari partisipasi responden terhadap program pembinaan diuraikan sebagai berikut :

Tabel 5.25

Keterlibatan Responden dalam Mengikuti Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Aktif 42 73,70

2 Kurang Aktif 11 19,30

3 Tidak Aktif 4 7

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Keinginan anggota suatu kelompok berpartisipasi dalam pelaksanaan program ditentukan oleh kuat-lemahnya motivasi, baik itu motif kepentingan diri pribadi, keberhasilan kelompok atau untuk menyenangkan orang lain.

Berdasarkan tabel 5.25 dapat diketahui, bahwa 42 orang responden (73,70%) aktif dalam mengikuti program pembinaan. Para narapidana memiliki keinginan kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan setelah kembali dalam kehidupan bermasyarakat dapat berfungsi sosial dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, para narapidana aktif dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan. Salah satu responden yang selalu aktif dalam mengikuti program pembinaan yaitu saudara Suwondo @ Wondo mengatakan bahwa :

“saya selalu mengikuti program pembinaan yang dilaksanakan di LP ini. saya paling aktif dalam kegiatan keagamaan yaitu di mesjid. Saya lebih taat beribadah dan sholat teratur. Saya juga lebih sadar akan perbuatan

cxvi saya sebelumnya dan dapat mengetahui apa alasan saya hidup yaitu selalu berbuat baik“.

Sebanyak 11 orang responden (19,30%) kurang aktif dalam mengikuti program pembinaan dan sebanyak 4 orang responden (7%) tidak aktif dalam mengikuti program pembinaan. Hal ini disebabkan karena faktor kesehatan sehingga tidak dapat mengikuti program pembinaan dan tidak adanya minat atau keinginan untuk mengikuti program pembinaan tersebut.

Tabel 5.26

Penilaian Responden Mengenai Pelaksanaan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Memuaskan 50 87,70

2 Kurang Memuaskan 5 8,80

3 Tidak Memuaskan 2 3,50

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.26 dapat diketahui, bahwa 50 orang responden (87,70%) menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah memuaskan. Penilaian tersebut tidak terlepas pada hasil dan manfaat dari program pembinaan yang sudah dirasakan sendiri oleh para narapidana. Jika hasilnya memuaskan dan bermanfaat langsung maka secara otomatis program pembinaan tersebut sudah baik.

Sebanyak 5 orang responden (8,80%) menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah kurang memuaskan dan 2 orang responden (3,50%) menilai bahwa pelaksanaan program pembinaan adalah tidak memuaskan.

cxvii Tabel 5.27

Keterlibatan Responden Dalam Sosialisasi Program Pembinaan Terhadap Sesama Narapidana dan Keluarga

No. Kategori Frekuensi %

1 Terlibat 28 49,10

2 Jarang Terlibat 18 31,60

3 Tidak Terlibat 11 19,30

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.27 dapat diketahui, bahwa 28 orang responden (49,10%) terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap sesama narapidana dan keluarga. Bentuk sosialisasi ini dapat dimulai dari sesama narapidana yaitu dengan mengajak ikut serta dalam kegiatan pembinaan yang dilakukan serta menjelskan manfaat keikutsertaan program tersebut. Bentuk sosialisi yang kedua adalah keluarga, yaitu sosialisasi tentang program-program pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan ini. Salah satu responden yang terlibat dalam sosialisasi dengan sesama narapidana yaitu saudara Gesang Purnomo mengatakan bahwa :

“saya sebagai pemuka kerja di bagian seksi bimpas. Jadi setiap ada kegiatan pembinaan, saya akan membuat surat edaran mengenai pelaksaan kegiatan pembinaan yang akan dilakukan. Saya akan mengedarkan ke seluruh kepala kamar yang ada di setiap blok agar disosialisasikan juga kepada narapidana yang lain. dan saya juga sedang menjalani proses pembebasan bersyarat. saya sudah menghubungi keluarga saya yang jauh di jawa timur agar segera datang untuk menjamin pembebasan bersyarat saya “.

Sebanyak 18 orang responden (31,60%) kurang terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga dan sebanyak 11 orang

cxviii responden (19,30%) tidak terlibat dalam sosialisasi program pembinaan terhadap masyarakat dan keluarga.

Tabel 5.28

Intensitas Keterlibatan Responden Dalam Pelaksanaan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Sering Terlibat 34 59,70

2 Jarang Terlibat 12 21,00

3 Tidak Pernah Terlibat 11 19,30

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.28 dapat diketahui, bahwa 34 orang responden (59,70%) sering terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan yang dilaksanakan. Dari hal ini, kita dapat melihat keterlibatan narapidana memiliki frekuensi yang baik dalam melaksanakan program pembinaan.

Sebanyak 12 orang responden (21,00%) jarang terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan. Dari seorang responden yang jarang terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan yaitu saudara Muhammad Khaidir yang mengalami tindak pidana narkotikamengatakan bahwa :

“saya jarang mengikuti kegiatan, karena kondisi badan saya tidak memungkin untuk ikut, saya sakit. Tetapi jika saya badan saya kuat, saya tetap mengikuti kegiatan yang dilaksanakan“.

Sebanyak 11 orang responden (19,30%) tidak pernah terlibat dalam pelaksanaan program pembinaan dikarenakan mereka memang tidak mau terlibat dalam program pembinaan tersebut.

cxix Tabel 5.29

Penilaian Responden Terhadap Sarana dan Prasarana Dalam Menunjang Pelaksanaan Program Pembinaan

No. Kategori Frekuensi %

1 Memadai 44 77,20

2 Kurang Memadai 12 21,05

3 Tidak Memadai 1 1,75

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Seseorang dapat mengikuti suatu kegiatan secara maksimal jika didukung dengan sarana dan prasarana yang baik. Berdasarkan tabel 5.29 dapat diketahui, sebanyak 44 orang responden (77,20%) mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu sudah memadai. Dari hasil observasi yang telah saya lakukan, kondisi bangunan tempat pembinaan misalnya mesjid, gereja dan aula sudah memadai. Dilihat dari kondisi bangunan yang baik dan tersedianya peralatan yang mendukung terlaksananya program pembinaan tersebut.

Sebanyak 12 orang responden (21,05%) mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu kurang memadai dan sebanyak 1 orang responden (1,75%) mengganggap bahwa sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan yaitu tidak memadai. Menurut para responden, mengapa menyatakan bahwa tidak memadai, disebabkan karena kondisi kamar tidur yang kurang memadai yaitu adanya overcapacity/ kelebihan daya tampung dari kapasitas hunian yang ada di Lembaga Pemasyarakatan. Hal ini dapat kita lihat dari data di lapangan yang menunjukkan bahwa kapasitas hunian yang disediakan hanya berkisar lebih kurang 245 orang. Dan jika dilihat secara

cxx langsung di lapangan, bahwa lembaga pemasyarakatan ini ditempati oleh lebih kurang 800 orang penghuni.

Tabel 5.30

Manfaat dari Program Pembinaan Yang Diikuti oleh Narapidana

No. Kategori Frekuensi %

1 Sudah Bermanfaat 48 84,21

2 Kurang Bermanfaat 8 14,04

3 Belum Bermanfaat 1 1,75

Jumlah 57 100

Sumber : Data Primer, 2012

Program Pembinaan memerlukan campur tangan dan keikutsertaan narapidana. Berdasarkan tabel 5.30 dapat diketahui, bahwa sebanyak 48 orang responden (84,21%) sudah pernah merasakan manfaat dari program pembinaan. Hal ini dilihat dari partisipasi dan keikutsertaan mereka di dalam pelaksanaan program pembinaan. Dari segi lain yakni mengenai apa yang telah mereka rasakan dan dapatkan dalam kegiatan pembinaan, mencakup apa yang sudah diberikan oleh program tersebut dalam suatu kegiatan yang mereka lakukan. Dari seorang responden yang merasakan manfaat dari pelaksanaan program pembinaan yaitu saudara Herry Gunawan yang mengalami tindak asusila dan telah menjalani masa hukuman selama 3 tahun mengatakan bahwa :

“program yang ada di LP ini cukup dibutuhkan oleh para narapidana. Karena ini akan bermanfaat setelah kita keluar dari LP dan bermanfaat juga di LP. Saya mengikuti program yang ada di bingker yaitu montir/mekanik alat-alat elektronik. Kegiatan Olahraga juga saya ikuti, karena saya merasa sehat dengan berolahraga “.

cxxi 5.3 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Program Pembinaan

Setelah dianalisis secara kualitatif tentang respon narapidana terhadap program pembinaan, pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1.Skor memuaskan (positif) adalah 1 2.Skor kurang memuaskan (netral) adalah 0 3.Skor tidak memuaskan (negatif) adalah -1

Untuk mendapatkan hasil respon narapidana terhadap program pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai dilakukan melalui pemberian skor berdasarkan 3 variabel yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Dari jawaban responden yang telah dianalisis, kemudian dapat diklasifikasikan apakah persepsi, sikap dan partisipasinya positif atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti terlihat pada uraian di bawah ini :

i =

Variabel Nilai atas – Nilai bawah

i = 3 1- (-1) i = 3 2 i = 0,66

cxxii Negatif Netral Positif

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0,66 1

Maka dapat ditentukan kategori persepsi, sikap dan partisipasi yaitu positif atau negatif dengan adanya batasan nilai yang telah diperoleh sebagai berikut:

Respon dengan nilai -1 sampai dengan – 0,33 = respon negative Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral Respon dengan nilai 0,33 sampai dengan 1 = respon positif

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Pembinaan

Pemberian skor variabel pengetahuan terhadap program pembinaan ini merupakan variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel persepsi (V1) merupakan hasil rata-rata ∑ skor variabel persepsi : (hasil jumlah sub variabel/item dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel persepsi ada 7 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V1 = ∑ skor variabel : ( 7 x 57 ).

Untuk mengetahui apakah persepsi narapidana tersebut termasuk respon positif atau negatif, maka dilakukan analisa dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden.

cxxiii Hasil akhir dapat dilihat apakah persepsi positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut :

= 237 : (7 x 57 ) = 237 : 399 = 0,59 Keterangan :

∑ skor variabel persepsi = 237 Jumlah sub variabel persepsi = 7

Jumlah responden = 57

Hasil skor variabel persepsi (V1) = 0,59

( Persepsi positif yaitu 0,59 karena berada di antara 0,33 sampai 1 )

Berdasarkan hasil skala likert tersebut, dapat diketahui bahwa responden memiliki persepsi positif karena responden telah mengerti program pembinaan, arti program pembinaan, tujuan, dan manfaat dari Program Pembinaan yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Pembinaan

Pemberian skor variabel sikap terhadap program pembinaan ini merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel sikap (V2) merupakan hasil rata-rata ∑ skor variabel sikap : (hasil sub variabel sikap dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel sikap ada 12 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V2 = ∑ skor variabel : ( 8 x 57 ).

Untuk mengetahui apakah sikap narapidana tersebut termasuk respon positif atau negatif, maka dilakukan analisa dengan memberikan nilai 1 pada respon positif,

cxxiv nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden.

Hasil akhir dapat dilihat apakah sikap positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert, yaitu sebagai berikut :

= 395 : ( 8 x 57 ) = 395 : 456 = 0,86 Keterangan :

∑ skor variabel sikap = 395 Jumlah sub variabel sikap = 8

Jumlah responden = 57

Hasil skor variabel persepsi (V1) = 0,86

( Sikap positif yaitu 0,86 karena berada di antara 0,33 sampai 1 )

Berdasarkan hasil skala likert tersebut, dapat diketahui bahwa responden memiliki sikap positif karena responden setuju dengan dilaksanakannya program pembinaan dan mengharapkan program tersebut tetap berjalan dan bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat narapidana setelah kembali ke masyarakat nantinya.

Dokumen terkait