• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Tentang Narkoba

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 87-91)

PEREDARAN NARKOBA

4.1. Persepsi Tentang Narkoba

Persepsi masyarakat tentang narkoba akan berpengaruh terhadap cara dan sikap mereka terhadap narkoba. Jika masyarakat memiliki persepsi bahwa narkoba sebagai zat yang berbahaya, maka diperkirakan mereka akan menjauhinya. Sebaliknya jika mereka berpandangan bahwa narkoba itu bermanfaat, maka mereka tidak akan segan-segan untuk menggunakan narkoba.

Secara umum, masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang narkoba. Hal ini terlihat dari hasil survei tentang persepsi responden terhadap narkoba yang disajikan pada tabel 4.1. Mayoritas responden menganggap narkoba sebagai obat haram/terlarang (97,30%). Narkoba juga dianggap sebagai obat yang menimbulkan kecanduan/ ketergantungan (93,20%). Hasil survei ini mencerminkan bahwa mayoritas masyarakat sudah memahami bahwa narkoba merupakan barang/zat yang tidak boleh dikonsumsi dan menimbulkan ketergantungan. Sedang jenis narkoba yang banyak diketahui adalah jenis ganja, ekstasi dan shabu, terlihat dari hasil survei sebanyak 90,8% responden mengetahui

IV

bahwa narkoba adalah sejenis ganja, ekstasi, shabu dan lainnya, yang merupakan jawaban terbanyak ketiga. Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh banyaknya kasus penangkapan, baik pemakaian maupun kasus peredaran narkoba jenis ganja, ekstasi, shabu. Pemahaman narkoba sebagai bubuk setan/racun, narkoba sebagai pil yang menyebabkan mabuk/fly, dan narkoba sebagai zat prikotropikan dan zat adiktif lainnya, dijawab oleh paling banyak 88% responden.

Kecenderungan yang sama juga terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan. Di perkotaan, responden yang menjawab narkoba merupakan obat haram/terlarang, sebanyak 97,90% responden, diikuti narkoba merupakan obat yang menimbulkan kecanduan/ketergantungan, sebesar 95,30%. Narkoba sejenis ganja, ekstasi, shabu dan lainnya, dan narkoba sebagai pil yang menyebabkan mabuk/fly, dijawab cukup banyak oleh responden, yaitu masing-masing 93,2% dan 91,00%. Persepsi narkoba merupakan narkotika, psikotropika dan zat aditkif lainnya, dan narkoba sebagai bubuk setan/racun, dijawab oleh responden masing-masing sebanyak 89,90% dan 87,60%. Kemudian di daerah perdesaan, persepsi masyarakat tentang narkoba sebagai obat haram/terlarangsebanyak 96,30%.

Persepsi tentang narkoba sebagai bubuk setan/racu, dan narkoba sebagai narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, dijawab oleh sekitar 80% responden lebih kecil dibandingkan di kota (Tabel 4.1). Hasil survei diatas menunjukkan bahwa secara umum masyarakat, baik di desa maupun di kota menganggap bahwa narkoba merupakan zat yang tidak boleh untuk dikonsumsi dan dilarang oleh agama (haram). Begitu juga dengan narkoba sebagai obat yang menimbulkan kecanduan/ ketergantungan diketahui oleh mayoritas masyarakat. Namun narkoba

sebagai obat yang berdampak negatif seperti memabukkan/fly atau

sebagai racun lebih banyak diketahui oleh masyarakat perkotaan, begitu juga dengan narkoba sebagai narkotika, psikotropika dan zat adiktif lebih banyak diketahui oleh masyarakat perkotaan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh informasi dan banyaknya kasus narkoba yang terjadi di perkotaan.

Berdasarkan jenis kelamin, secara umum tidak ada perbedaan yang mencolok antara laki-laki dan perempuan dalam hal persepsi terhadap narkoba. Narkoba sebagai obat terlarang/haran dijawab oleh mayoritas responden laki-laki dan perempuan, yaitu masing-masing sebesar 97,3%, diikuti oleh narkoba sebagai obat yang menimbulkan ketergantungan, sekitar 93,6% laki-laki dan 92,9% perempuan (Tabel 4.2). Laki-laki lebih banyak mengetahui jenis-jenis narkoba dibandingkan perempuan. Narkoba sebagai sejenis ganja, ekstasi, shabu dan lainnya, Narkoba sebagai pil yang menyebabkan mabuk/fly, dan Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya lebih banyak dijawab oleh laki-laki dibandingkan perempuan, meski dengan selisih persentase yang tidak terlalu besar. Sedangkan narkoba sebagai bubuk setan/racun sedikit lebih banyak dijawab oleh laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.1 Persepsi Masyarakat tentang Narkoba Berdasarkan Tempat Tinggal

Persepsi tentang Narkoba Perkotaan Perdesaan Total N

Obat haram/terlarang 97,90 96,30 97,30 27.718

Obat yang menimbulkan kecanduan/ ketergantungan

95,30 90,10 93,20 26.557

Bubuk setan/racun 87,60 80,50 84,80 24.150

Pil yang menyebabkan mabuk/fly 91,00 85,40 88,80 25.262

Sejenis ganja ,ekstasi, shabu dan lainnya 93,20 87,10 90,80 25.860 Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya 89,80 80,80 86,20 24.547

Lainnya 10,30 9,20 9,90 2.632

Pemahaman tentang narkoba berbeda-beda tergantung pada beberapa hal, salah satunya adalah latar belakang tingkat pendidikannya. Hasil survei pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden pada semua latar belakang pendidikan, mulai yang tidak sekolah sampai yang berpendidikan akademi/perguruan tinggi, mayoritas mereka memahami bahwa narkoba merupakan obat haram/terlarang, diikuti narkoba merupakan obat yang menimbulkan kecanduang/ketergantungan dan narkoba sejenis ganja, ekstasi, shabu sebagai jawaban terbesar kedua dan ketiga. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka persentase yang menjawab pada ketiga persepsi tersebut juga semakin besar. Narkoba sebagai obat haram/terlarang pada responden yang tidak sekolah adalah sebesar 90%, tidak/belum tamat SD sebesar 95,2%, SD sebesar 95,1%, SMP/MTS sebesar 97,8%, SMA/MA sebesar 98,3%, dan akademi/PT sebesar 97,6% (Tabel 4.3)

Narkoba sebagai narkotika, psikotropika dan zat adiktif kurang diketahui oleh responden yang berpendidikan rendah, yaitu tidak sekolah, tidak/belum tamat SD dan SD/MI sederajat, dimana persentase jawabannya paling rendah, yaitu 0,9% pada responden tidak sekolah, 74,6% pada responden tidak/tamat SD dan 77,3% pada resoponden SD/MI sederajat. Kemungkinan responden yang berpendidikan rendah tersebut adalah para orang tua yang lebih banyak dirumah sehingga merasa masing mendengar istilah psikotropika atau zat adiktif.

Tabel 4.2. Persepsi Masyarakat Tentang Narkoba Berdasarkan Jenis Kelamin

Persepsi tentang Narkoba Laki-laki Perempuan Total N

Obat haram/terlarang 97,30 97,30 97,30 27.718

Obat yang menimbulkan kecanduan/ ketergantungan

93,60 92,90 93,20 26.557

Bubuk setan/racun 84,50 85,10 84,80 24.150

Pil yang menyebabkan mabuk/fly 89,40 88,20 88,80 25.262

Sejenis ganja, ekstasi, shabu dan lainnya 92,00 89,80 90,80 25.860 Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya 87,40 85,20 86,20 24.547

Lainnya 10,10 9,70 9,90 2.632

Hasil survei ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, pemahaman terhadap narkoba semakin baik, terlihat dari besarnya persentase responden yang menjawab pada masing-masing persepsi. Hal ini dapat dipahami karena semakin tinggi tingkat pendidikan pengetahuan dan akses informasi terkait narkoba semakin terbuka. Begitu juga pergaulan dengan sesama teman di sekolah seperti SMA atau tempat kuliah semakin membuka akses informasi tentang narkoba dan tidak sedikit yang tergoda menggunakan narkoba. Hasil penelitian BNN-LIPI di 13 Provinsi tahun 2018 menunjukkan bahwa penggunaan narkoba di kalangan pelajar cukup tinggi. Angka prevalensi pernah pakai di kalangan pelajar tingkat SMA adalah 6,4% dan Perguruan Tinggi sebesar 6%.

Tabel 4.3. Persepsi Masyarakat tentang Narkoba Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Persepsi tentang Narkoba Tidak Tidak/ belum tamat SD SD/MI sedera-jat SMP/

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 87-91)