• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREDARAN NARKOBA

SMP/ MTs

sedera-jat SMA/ MA sed-erajat Aka-demi/ PT Total N a) Obat haram/terlarang 90,00 95,20 95,10 97,80 98,30 98,60 97,30 27.718 b) Obat yang menimbulkan kecanduan/ ketergantungan 81,00 85,90 87,20 93,90 95,80 97,80 93,20 26.557 c) Bubuk setan/racun 75,90 76,80 78,70 84,70 87,20 90,80 84,80 24.150

d) Pil yang menyebabkan

mabuk/fly 76,80 80,40 82,80 89,10 91,40 94,20 88,80 25.262

e) Sejenis ganja ,ekstasi,

shabu dan lainnya 77,50 82,20 83,60 91,40 93,60 96,90 90,80 25.860

f) Narkotika, psikotropika dan zat

adiktif lainnya 70,90 74,60 77,30 86,30 89,60 95,40 86,20 24.547

g) Lainnya 9,70 7,00 7,90 9,00 10,80 12,20 9,90 2.632

Walaupun sebagian besar responden memiliki persepsi yang negatif tentang narkoba, namun yang lebih memprihatinkan, seorang narasumber pemakai narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Yogyakarta menyatakan bahwa dia menggunakan narkoba di depan ibunya, tapi dibiarkan saja karena ibunya tidak tahu tentang bahaya narkoba. Padahal anak tersebut secara terus terang memberi tahu kepada ibunya bahwa barang yang dikonsumsinya adalah sabu. Kejadian ini mungkin hanya contoh kecil untuk memberikan gambaran bahwa masih ada masyarakat yang belum mengetahui narkoba dan bahaya yang ditimbulkannya.

4.2. Sikap Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

4.2.1 Sikap terhadap Penawaran Narkoba

Sikap merupakan gambaran yang akan dilakukan seseorang jika dihadapkan pada suatu keadaan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Bermacam-macam sikap responden jika ada seseorang yang menawarkan narkoba. Sikap Responden tersebut tentunya sangat berkaitan dengan latar belakang sosial ekonominya, seperti pendidikan dan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden atau 73,8% menolak jika ada seseorang yang menawarkan narkoba, sebanyak 13,6% yang melaporkan kepada yang berwajib jika ditawarkan narkoba dan 12,5% yang bersikap menghindar (Tabel 4.4).

Tidak ada perbedaan yang mencolok antara sikap responden yang berdomisili di daerah perkotaan dan perdesaan, sebagian besar menolak jika ditawari narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat baik di desa maupun di kota memahami bahaya narkoba sehingga mereka tidak mau terlibat atau mengkonsumsinya. Penolakan sebagian besar masyarakat jika ditawari narkoba merupakan hal positif bagi pemberantasan narkoba di tanah air. Artinya semakin banyak yang menyatakan sikap menolak tersebut semakin terbatas dan berkurang peredaran narkoba di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat juga memiliki sikap akan melaporkan kepada pihak yang berwajib jika ada yang menawarkan narkoba kepada mereka. Sikap ini bisa saja

menunjukkan bahwa responden kemungkinan tidak berani menolak secara terang-terangan, sehingga mendorong mereka melaporkannya kepada pihak berwajib.

Masing-masing kelompok masyarakat terlihat mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam menghadapi semakin maraknya peredaran narkoba di tanah air. Sikap tersebut juga terlihat tidak hanya berbeda menurut tempat tinggal, namun kemungkinan juga berbeda menurut jenis kelamin. Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan sedikit lebih besar bersikap menolak jika ada seseorang yang menawarkan narkoba daripada responden laki-laki, yaitu 74,5% perempuan dan 72,9% laki-laki (Tabel 4.5).

Besarnya proporsi responden perempuan yang berani bersikap menolak tawaran seseorang memakai narkoba dilandasi kedewasaan berpikir responden perempuan yang lebih tenang dalam mengambil keputusan daripada responden laki. Sebaliknya responden laki-laki ternyata lebih berani bersikap menghindar daripada responden perempuan jika ada seseorang yang datang menawarkan narkoba, yaitu 14,2% laki-laki dan 11,1% perempuan. Data tersebut dapat dipahami karena responden laki-laki lebih mobile daripada responden perempuan karena mereka dengan mudah berpindah ke tempat lain jika ada tekanan. Sementara responden perempuan yang sebagian besar berada di dalam rumah cenderung pasif, namun mereka lebih berani terang-terangan menolak jika ada seseorang datang menawarkan narkoba. Responden perempuan dengan segala ketenangannya terlibat

Tabel 4.4. Sikap Jika Ditawari Memakai Narkoba Menurut Kota-Desa

Sikap jika ditawari memakai Narkoba Perkotaan Perdesaan Total

Menolak 74,00 73,50 73,80

Menghindar 12,20 13,10 12,50

Melaporkan kepada yang berwajib 13,70 13,40 13,60

Membeli/ menerima/mengantar/ menjual 0,20 0,10 0,20

Total 100,00 100,00 100,00

N 17.319 11.179 28.498

lebih banyak melaporkan kepada pihak berwajib jika ada seseorang yang menawarkan narkoba daripada responden laki-laki (14,4% banding 12,7%).

Seperti yang telah dijelaskan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap sikap seseorang dalam kaitannya penyalahgunaan narkoba. Seperti data yang telah ditampilkan terlihat bahwa secara keseluruhan responden (73,8%) menyatakan sikap menolak jika ada seseorang yang datang menawarkan narkoba. Sementara reponden yang tidak sekolah (75,4%) dan akademi/perguruan tinggi lebih (74,8%) berani menolak jika ada seseorang yang datang menawarkan narkoba (Tabel 4.6). Responden yang melaporkan kepada pihak yang berwajib lebih besar sedikit daripada responden yang menghindar dari tawaran narkoba (13,6% banding 12,5%). Terlihat responden yang berpendidikan tinggi (akademi/perguruan tinggi) lebih berani melaporakan kepada pihak yang berwajib (14,3%.) jika ada seseorang yang datang menawarkan narkoba. Dengan tingkat pendidikan tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan mereka tentang seluk beluk hukum apalagi yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Diharapkan responden dengan pendidikan tersebut bisa menjadi motor penggerak dalam penolakan penyalahgunaan secara luas kepada masyarakat.

Tabel 4.5. Sikap Jika Ditawari Memakai Narkoba Menurut Jenis Kelamin

Sikap jika ditawari memakai Narkoba Laki-laki Perempuan Total

Menolak 72,90 74,50 73,80

Menghindar 14,20 11,10 12,50

Melaporkan kepada yang berwajib 12,70 14,40 13,60

Membeli/ menerima/mengantar/ menjual 0,30 0,00 0,20

Total 100,00 100,00 100,00

N 13.370 15.128 28.498

Secara demografis bahwa faktor umur sangat menentukan sikap seseorang dalam bertindak. Kelompok masyarakat yang berumur lebih tua tentunya mempunyai pengetahuan yang luas daripada kelompok masyarakat yang berusia muda terutama yang berkaitan dengan sikap terhadap peredaran narkoba yang akhir-akhir ini semakin marak. Seperti diketahui konsep responden yang digunakan dalam penelitian adalah seseorang yang berumur antara 15-65 tahun. Responden dalam kelompok umur tersebut merupakan kelompok masyarakat yang berumur produktif. Kelompok masyarakat yang berumur produktif tersebut biasanya mereka mempunyai pengetahuan luas dalam menyikapi secara arif agar mereka terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menolak jika ditawari narkoba hampir sama pada semua kelompok umur (Tabel 4.7). Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memahami dampak buruk penyalahgunaan narkoba. Melaporkan kepada yang berwajib lebih banyak disikapi oleh responden yang berumur diatas 65 tahun sebesar 16,2% dibandingkan responden yang berumur kurang 25 tahun (12,3%) dan diatas 65 tahun (13,6%). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa responden yang berumur diatas 60 tahun

Tabel 4.6. Sikap jika ditawari memakai Narkoba Menurut Tingkat Pendidikan

Sikap jika ditawari memakai Narkoba Tidak sekolah Tidak/ belum tamat SD SD/MI sedera-jat SMP/

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 91-95)