• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap terhadap Pengantaran Narkoba

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 109-114)

PEREDARAN NARKOBA

SMP/ MTs

4.3. Sikap Terhadap Peredaran Gelap Narkoba

4.3.1. Sikap terhadap Pengantaran Narkoba

Seperti uraian sebelumnya bahwa sebagian besar responden menolak tawaran narkoba baik dengan cara membeli maupun ditawarkan secara gratis. Demikian pula jika ditinjau dari sikap responden jika ditawarkan mengantarkan narkoba pada seseorang ternyata hampir sepertiga responden menolak melakukannya yang jumlahnya 72,1%. Tidak ada perbedaaan yang signifikan terkait sikap responden yang berdomisili di daerah perkotaan (72%) maupun perdesaan (72,4%) dalam menolak tawaran mengantarkan narkoba pada seseorang (Tabel 4.22).

Responden yang berdomisili di daerah perkotaan ternyata sedikit mempunyai keberanian melaporkan kepada pihak berwajib jika ada seseorang yang menyuruh menawarkan narkoba daripada mereka yang berdomisili di daerah perdesaan (16,7% banding 15,3%). Data tersebut kiranya berkaitan dengan pemahaman hukum yang biasanya lebih tinggi pada masyarakat yang berdomisili di daerah perkotaan daripada

mereka yang berdomisili di daerah perdesaan. Sementara itu besarnya arus informasi yang ada di daerah perkotaan membuat masyarakat mempunyai pengetahuan yang luas terkait dengan masalah penegakan hukum yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.

Tabel 4.22 Sikap Jika Diminta Untuk Mengantarkan Narkoba Kepada Orang Lain Menurut Kota dan Desa

Sikap Jika Diminta Mengantarkan Narkoba Perkotaan Perdesaan Total

Menolak 72,00 72,40 72,10

Menghindar 11,20 12,20 11,60

Melaporkan kepada yang berwajib 16,70 15,30 16,20

Membeli/ menerima/mengantar/ menjual 0,10 0,10 0,10

Total 100,00 100,00 100,00

N 17.322 11.180 28.502

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Melakukan tindak kejahatan narkoba memiliki risikonya yang besar terutama berkaitan dengan masalah hukum. Rata-rata mereka yang terlibat dengan penyalahgunaan narkoba cepat atau lambat pasti dapat ditangkap oleh Aparat Penegak Hukum (APH) baik kepolisian maupun BNN. Fenomena yang banyak terjadi dewasa ini adalah tidak ada perbedaan signifikan terkait jenis kelamin pada mereka yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Hal ini diperkuat dengan kasus penyalahgunaan narkoba yang baru saja terjadi di Kota Banda Aceh, dimana pihak kepolisian setempat melakukan penangkapan di sebuah hotel yang sedang mengadakan pesta narkoba. Semua yang ikut terlibat pesta narkoba tersebut adalah mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi (Serambi Indonesia 2019).

Sehubungan data diatas perempuan juga mempunyai resistensi yang tinggi untuk melawan penyalahgunaan narkoba. Hal ini terlihat dari besarnya proporsi perempuan yang menolak dijadikan kurir narkoba dengan jumlahnya mencapai 72,8%, sementara responden laki-laki berjumlah 71,4% (Tabel 4.23). Besarnya proporsi perempuan yang menolak untuk dijadikan kurir narkoba dikarenakan responden merasa dunia narkoba merupakan hal yang asing bagi mereka. Jika

ada perempuan yang terlibat kejahatan narkoba, hal itu biasanya dikarenakan mereka dijebak oleh para mafia narkoba.

Sementara responden yang menghindar menjadi kurir narkoba maupun responden yang melaporkan jika diminta menjadi kurir narkoba jumlahnya relatif sama antara laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki yang menghindar menjadi kurir narkoba jumlahnya 12,8%, sementara responden perempuan 10,5%. Responden laki-laki relatif mempunyai kemampuan untuk menghindar jika ditawarkan menjadi perantara narkoba karena mereka memiliki keberanian untuk berpindah. Sedangkan responden perempuan ternyata memiliki keberanian yang luar biasa daripada responden laki-laki dalam melaporkan kepada pihak yang berwajib jika ada yang manawarkan menjadi perantara narkoba (16,7% banding 15,6%). Data di atas menunjukkan bahwa responden perempuan cenderung tidak ingin terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba dengan risiko berurusan dengan aparat penegak hukum.

Tabel 4.23. Sikap Jika Diminta Untuk Mengantar Narkoba Kepada Orang Lain Menurut Jenis Kelamin

Sikap Jika Diminta Mengantarkan Narkoba Laki-laki Perempuan Total

Menolak 71,40 72,80 72,10

Menghindar 12,80 10,50 11,60

Melaporkan kepada yang berwajib 15,60 16,70 16,20

Membeli/ menerima/mengantar/ menjual 0,10 0,00 0,10

Total 100,00 100,00 100,00

N 13.372 15.130 28.502

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Pendidikan kiranya dapat meningkatkan pengetahuan seseorang untuk memahami kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di daerah tertentu. Kepekaan sebuah kelompok masyarakat untuk mengamati perubahan lingkungan yang terjadi apakah karena adanya perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat atau karena adanya pengaruh dari luar. Maraknya penyalahgunaan narkoba yang terjadi sekarang tidak bisa dilepaskan dengan adanya pengaruh eksternal.

Dengan demikian benteng masyarakat untuk melawan penyalahgunaan narkoba tersebut harus melalui pengetahuan yang diperoleh melalui jalur pendidikan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menolak jika mereka dijadikan kurir narkoba (diatas 70%) dan tidak ada perbedaan jika ditinjau dari strata pendidikan. Hanya saja terlihat proporsi responden yang berpendidikan SMA/MAN-Sederajat dan akademi/Perguruan Tinggi lebih banyak yang melaporkan kepada pihak berwajib jika ada sesorang yang menyuruh menjadi kurir narkoba dengan jumlah masing-masing 16,7 % dan 17,8 % (Tabel 4.24). Dengan berbekal pendidikan tinggi tersebut banyak diantara responden yang menyadari besarnya risiko mengedarkan narkoba apalagi jika berurusan dengan aparatur penegak hukum. Terlebih pada beberapa instansi kepolisian dan TNI telah menyatakan perang terhadap narkoba dan memberikan sanksi yang tegas berupa pemecatan jika ada anggotanya yang ketahuan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Tabel 4.24. Sikap Jika Diminta Untuk Mengantarkan Narkoba Kepada Orang Lain Menurut Tingkat Pendidikan Sikap Jika Diminta

Mengantarkan Narkoba Tidak sekolah Tidak/ belum tamat SD SD/MI sedera-jat SMP/ MTs sed-erajat SMA/MA sedera-jat Aka-demi/ PT Total Menolak 71,50 72,70 72,50 72,50 71,80 71,90 72,10 Menghindar 12,30 10,70 12,00 12,30 11,50 10,30 11,60 Melaporkan kepada yang berwajib 16,20 16,30 15,30 15,00 16,70 17,80 16,20 Membeli/ menerima/ mengantar/ menjual 0,00 0,20 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 N 650 1.349 5.341 6.109 11.171 3.882 28.502

Umur merupakan sebuah variabel demografi yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang. Semakin bertambah umur seseorang biasanya akan cenderung semakin dewasa sesorang dalam mengambil tindakan maupun keputusan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya hampir tiga perempat (72,1%) responden berdasarkan seluruh variabel menolak dijadikan kurir narkoba. Data tersebut menunjukkan bahwa resistensi responden sangat tinggi dalam menolak ajakan seseorang untuk terlibat sebagai perantara narkoba.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan umur yang signifikan diantara responden yang menolak jika dijadikan kurir narkoba. Hanya saja kelompok umur responden dibawah 25 tahun dan umur antara 25-59 tahun sedikit lebih besar jumlahnya yang menolak dijadikan kurir narkoba yang jumlahnya masing-masing 72,4% dan 72,3% (Tabel 4.25). Besarnya proporsi responden pada dua kelompok umur tersebut (dibawah 25 tahun dan 25-59 tahun) dikarenakan mereka lebih mengerti bahwa barang yang ditawarkan merupakan barang berbahaya dan risikonya sangat besar jika sampai berurusan dengan aparatur penegak hukum.

Sebaliknya responden yang berumur diatas 60 tahun lebih banyak yang melaporkannya jika ada seseorang yang menawarkan menjadi kurir narkoba dengan jumlah 18,5%, sementara responden yang berumur dibawah 25 tahun dan antara 25-59 tahun proporsinya adalah 14,8% dan 16,3%. Kelompok responden yang berumur diatas 60 tahun merupakan penduduk dalam kategori individu yang mempunyai pemikiran matang dalam memutuskan sesuatu. Kedewasaan mereka sangat berperan penting dalam melaporkan kepada pihak berwajib jika ada orang yang berusaha menawarkan menjadi kurir narkoba tidak hanya pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada warga di lingkungannya.

Tabel 4.25. Sikap Jika Diminta Untuk Mengantarkan Narkoba Kepada Orang Lain Menurut Kelompok Umur

Sikap Jika Diminta Mengantarkan Narkoba

< 25 25 - 59 60+ Total

Menolak 72,40 72,30 70,40 72,10

Menghindar 12,70 11,40 10,90 11,60

Melaporkan kepada yang berwajib 14,80 16,30 18,50 16,20

Membeli/ menerima/mengantar/

menjual 0,10 0,10 0,20 0,10

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

N 5.211 21.325 1.966 28.502

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 109-114)