• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Perolehan Narkoba

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 176-184)

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN PERILAKU BERISIKO

5.4. Sumber Perolehan Narkoba

Ada beberapa cara untuk memperoleh narkoba, baik dari teman, pacar, saudara, atau lainnya. Berdasarkan hasil survei, sebagian besar responden pemakai narkoba pertama kali memperoleh narkoba dari temannya. Jumlah yang menyatakan demikian untuk pemakai setahun terakhir 92,40%, sedangkan untuk pernah pakai 92,6%. Berkaitan dengan itu, maka hubungan pertemanan harus menjadi kewaspadaan bersama.

Asal mendapatkan narkoba pertama kali

Pernah Pakai Narkoba Pakai Narkoba 1 tahun terakhir

N % N % 1. Teman 3.851.915 92,60% 2.961.313 92,40% 2. Pacar 21.001 0,50% 21.001 0,70% 3. Saudara (kakak/adik) 10.723 0,30% 8.567 0,30% 4. Orang tua 2.379 0,10% 2.379 0,10% 5. Pasangan 10.890 0,30% 10.890 0,30% 6. Bandar/pengedar 74.427 1,80% 58.257 1,80% 7. Apotik 9.887 0,20% 8.624 0,30% 8. Oknum petugas 69.921 1,70% 69.921 2,20% 9. Lainnya 106.775 2,60% 64.653 2,00%

Tabel 5.9 Asal-Usul Responden Mendapatkan Narkoba Pertama Kali

Begitu pula ketika ditanyakan tentang sumber perolehan narkoba, sebagian besar responden setahun terakhir memakai narkoba juga menyatakan memperoleh dari teman (89,50%). Begitu pula mereka yang pernah pakai narkoba, sebagian besar (87,0%) juga menyatakan memperoleh narkoba dari temannya. Jadi dalam hal perolehan narkoba, jalur pertemanan lebih mengungguli jalur pengedar/bandar narkoba. Hal itu karena pengedar biasanya hanya berhubungan dengan orang tertentu yang terbatas jumlahnya.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian bersama yaitu beberapa pemakai, walaupun jumlahnya tidak banyak, mengaku memperoleh narkoba pertama kali dari apotek. Hasil wawancara dengan beberapa penghuni panti rehabilitasi di Yogyakarta, mereka memperoleh narkoba dari apotek menggunakan resep dokter. Modus yang dilakukan yaitu mereka datang ke dokter dan mengeluh dengan pura-pura sakit pusing, stress, tidak bisa tidur, mudah capek, atau keluhan lainnya. Tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan hanya percaya pada keluhan pasien, dokter kemudian membuatkan resep, yang ditebus di apotek. Sebelum ditebus, resep tersebut digandakan lebih dulu dan digunakan untuk menebus obat yang sama di apotek lain, jika persediaan obat sudah habis. Modus lain adalah permintaan obat itu dilakukan secara berulang dengan dokter yang sama atau yang berbeda, dengan pengakuan keluhan yang sama. Hasil wawancara dengan seorang dokter di rumah sakit jiwa di Yogyakarta, sulit bagi seorang dokter untuk tidak mempercayai keluhan pasien. Karena itu dokter akan memberikan obat sesuai dengan yang dikeluhkan pasien, tanpa melakukan pemeriksaan lanjutan, kecuali keluhan pasien itu menunjukkan gejala penyakit yang serius.

Sumber perolehan Narkoba

Pernah Pakai Narkoba

Pakai Narkoba 1 tahun terakhir N % N % 1. Teman 1. Ya 3.945.649 87,00% 3.061.555 89,50% 2.Tidak 285.140 6,30% 178.681 5,20% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 2. Pacar 1. Ya 68.004 1,50% 46.844 1,40% 2. Tidak 4.162.785 91,80% 3.193.392 93,40% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 3. Saudara (kakak/adik) 1. Ya 73.284 1,60% 71.128 2,10% 2. Tidak 4.157.505 91,70% 3.169.108 92,70% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 4. Orang tua 1. Ya 0 0,00% 0 0,00% 2. Tidak 4.230.789 93,30% 3.240.236 94,80% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 5. Pasangan 1. Ya 17.486 0,40% 17.486 0,50% 2. Tidak 4.213.303 92,90% 3.222.750 94,30% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 6 Bandar/pengedar 1. Ya 635.071 14,00% 589.197 17,20% 2. Tidak 3.595.718 79,30% 2.651.038 77,50% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 7 Apotik 1.Ya 122.862 2,70% 71.677 2,10% 2. Tidak 4.107.927 90,60% 3.168.558 92,70% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 8 Oknum petugas 1. Ya 110.662 2,40% 95.849 2,80% 2. Tidak 4.120.127 90,90% 3.144.386 92,00% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20% 9 Lainnya 1. Ya 229.722 5,10% 187.600 5,50% 2. Tidak 4.001.067 88,20% 3.052.636 89,30% Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

Tabel 5.10. Sumber Perolehan Narkoba yang biasa digunakan

Pemakaian narkoba biasanya diawali dari keinginan untuk mencoba, dan pengguna narkoba pertama kali biasanya diberikan secara gratis oleh temannya dalam acara minum atau menghisap berkelompok. Hal ini terlihat dari hasil survei sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini bahwa responden yang menjawab “diberikan secara gratis cara memperoleh narkoba” merupakan jawaban yang paling banyak, yakni sekitar 69,3% dibandingkan dengan cara lainnya dalam memperoleh narkoba. Mendapatkan cara gratis adalah karakteristik pengguna narkoba pemula, sementara itu, responden yang menjawab “membeli melalui teman cara mendapatkan narkoba” sebanyak 47,5% adalah jawaban terbanyak kedua. Kelompok kedua merupakan responden yang sudah mulai ketagihan narkoba dengan membeli narkoba dari teman satu grup pertama kali menghisap.

Membeli dengan cara patungan dan dikonsumsi bersama

(sharing) dalam satu kelompok pertemanan merupakan karakteristik pengguna lapisan bawah yang biasanya membeli narkoba jenis shabu dengan harga terjangkau. Paket hemat atau dikenal dengan “pahe” menunjukkan bahwa narkoba jenis shabu tidak barang mewah, seperti ekstasi yang bisa dikonsumsi secara masif. Namun demikian, ada pula dengan cara membeli narkoba melalui transaksi tatap muka. Responden yang menjawab seperti ini merupakan kelompok responden terbesar ketiga, yakni sebesar 36,5%. Responden yang membeli dari tatap muka adalah bagian dari jaringan perdagangan narkoba, namun di antara mereka tidak saling mengenal, dan bisa diduga kelompok responden ini tidak hanya membutuhkan narkoba tetapi bisa diduga ada motif bisnis narkoba. Kelompok responden ini memiliki kontak langsung dengan bandar narkoba yang lebih besar. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan terdapat tiga cara yang paling menonjol untuk memperoleh narkoba, yaitu diperoleh gratis dari teman, pola patungan (sharing) dan transaksi tatap muka. Sementara itu cara lainnya sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini tidak signifikan, persentasenya sekitar atau di bawah 5,0%.

Walaupun jumlah responden yang mengaku memperoleh narkoba dengan cara membeli sendiri melalui telepon dan media online jumlahnya sedikit (4,80% melalui telepon dan 0,30% melalui media online), namun hal itu perlu menjadi perhatian serius, karena mudahnya orang melakukan transaksi narkoba menggunakan cara ini. Sebagaimana diketahui, pada saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi bukan barang mewah lagi, dan sudah banyak dimiliki untuk berinteraksi dengan orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 34,5% responden yang memiliki komputer atau laptop yang terhubung dengan internet. Pemilikan sarana komputer yang terhubung dengan internet itu memiliki potensi untuk digunakan sebagai alat untuk melakukan transaksi narkoba secara online.

Cara Memperoleh Narkoba

Pernah Pakai Narkoba

Pakai Narkoba 1 tahun terakhir

N % N %

a) Diberikan secara gratis 1. Ya 2.963.709 65,40% 2.370.269 69,30%

2. Tidak 1.267.080 27,90% 869.967 25,40%

Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

b) Membeli sendiri langsung

tatap muka 1. Ya2. Tidak 1.537.025 33,90%2.693.763 59,40% 1.249.699 36,50%1.990.537 58,20%

Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

c) Membeli sendiri lewat

telepon 1. Ya2. Tidak 4.042.709 89,10%188.080 4,10% 3.074.977 89,90%165.258 4,80%

Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

d) Membeli sendiri lewat

media online 1. Ya2. Tidak 4.220.858 93,10%9.931 0,20% 3.230.305 94,50%9.931. 0,30%

Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

e) Membeli bersama teman

(sharing) 1. Ya2. Tidak 1.877.644 41,40%2.353.145 51,90% 1.623.287 47,50%1.616.948 47,30%

Tidak menjawab 303.955 6,70% 178.953 5,20%

Tabel 5.11. Cara Responden Memperoleh Narkoba

Pemilikan komputer/laptop yang terhubung dengan internet

Perkotaan Perdesaan Total

Ya 42,40 22,30 34,50

Tidak 57,60 77,70 65,50

Total 100,00 100,00 100,00

N 17.356 11.196 28.552

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Tabel 5.12. Pemilikan Sarana Komputer dan Laptop yang Terhubung dengan Internet

Selain komputer dan laptop, sarana komunikasi berupa handphone (HP) atau telepon genggam yang sudah terkoneksi dengan internet juga sudah tersebar kemana-mana. Hampir semua kelompok masyarakat tidak pandang strata baik di daerah perkotaan maupun perdesaan setiap saat terlihat selalu menggunakan telepon genggam. Apalagi

dengan munculnya sarana komunikasi dalam bentuk whatsapp, semua

kelompok masyarakat menggunakan sampai tidak mengenal ruang

dan waktu. Penggunaan whatsapp tidak hanya digunakan di rumah,

kantor, melainkan juga di jalan-jalan dapat terlihat jelas fenomena masyarakat sibuk dengan teknologi gadget tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 82,30% responden yang memiliki telepon genggam, yaitu 87,2% di perkotaan dan 74,7% di perdesaan (tabel 5.13), dan hampir semua telepon genggam yang dimiliki terhubung dengan jaringan internet (tabel 5.14).

Keemilikan HP/telepon genggam Perkotaan Perdesaan Total

Ya 87,20 74,70 82,30

Tidak 12,80 25,30 17,70

Total 100,00 100,00 100,00

N 17.356 11.196 28.552

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Keberadaan aplikasi WA, Facebook, Instagram, dll atau terkoneksi dengan

internet dalam HP yang dimiliki

Perkotaan Perdesaan Total

Ada 77,70 58,50 70,70

Tidak ada 22,30 41,50 29,30

Total 100,00 100,00 100,00

N 15.834 9.052 24.886

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN - LIPI, 2019

Tabel 5.14. Koneksi HP dan Aplikasi WA, FB, Instagram serta Internet

Aplikasi yang tersedia di HP memungkinkan pengguna HP melakukan bebagai hal seperti main game, mencari berita dan informasi, melakukan transaksi, termasuk transaksi jual beli narkoba, dan sebagainya. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden atau 86,9% dari 3.4189.188 responden memiliki HP atau telepon genggam. Dari semua responden yang memiliki HP, sebanyak 83,7% memiliki HP yang dilengkapi dengan WA, Facebook, dan Instagram yang terkoneksi dengan interenet. Dalam menggunakan media sosial, berita dan informasi merupakan konten yang paling banyak dicari oleh responden, yaitu sekitar 70 %, baik di desa maupun di kota. Konten yang juga banyak digunakan adalah aplikasi permainan, yaitu 49% di kota dan 36% di desa. Diikuti oleh jual beli online, terutama oleh responden yang tinggal di kota (33%) (Grafik 5.11). Penggunaan HP untuk jual beli online itu kadang dimanfaatkan juga sebagai salah satu sarana untuk transaksi narkoba, baik dalam jumlah besar di tingkat bandar, maupun jual beli dalam bungkusan kecil. Beberapa kasus narkoba yang tertangkap diketahui bahwa mereka melakukan transaksi jual beli menggunakan HP, bahkan dari dalam Lapas HP digunakan untuk mengatur penjualan narkoba di luar Lapas.

Bagi para pemakai narkoba, untuk memperoleh narkoba bukan hal yang sulit. Menurut pengakuan beberapa narasumber di Yogyakarta, hanya dengan menggunakan SMS dan media sosial lainnya maka seseorang bisa mendapatkan narkoba, tanpa harus bertemu dengan orang yang menjualnya. Seorang narasumber mengatakan

bahwa dengan mengetik t*s* yo*y* di internet, akan dengan mudah

secara online, pengedar dari luar daerah akan sangat mudah menjual narkoba di daerah lain. Hal itulah yang menjadi penyebab peredaran narkoba sulit untuk dibendung.

Grafik 5.11. Konten yang sering diakses melalui HP, di Kota dan Desa

Sumber: Survei Penyalahgunaan Narkoba BNN – LIPI, 2019

Penyerahan narkoba kepada pembeli dilakukan dengan cara rahasia, yaitu kurir memberi tahu kepada pembeli dengan menaruh barang pada suatu tempat, misalnya di bawah batu di depan rumah, diselipkan di batang pohon, ditempelkan di dinding tembok, ditempelkan di dinding selokan, dan sebagainya. Transaksi jual beli dilakukan dengan menggunakan transaksi perbankan. Uang dibayar terlebih dahulu kepada bandar, selanjutnya bandar akan memeriksa transaksi tersebut menggunakan

SMS banking. Jika dana sudah masuk, bandar segera memberi tahu kurir untuk mengantarkan barang. Uang bagian kurir akan ditransfer oleh bandar.

Upaya untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba tidak mudah, karena masyarakat sangat kreatif untuk menemukan zat/obat baru yang bisa disalahgunakan. Seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi misalnya, sengaja minum obat batuk melebihi dosis yang disarankan dengan tujuan agar dapat mabuk. Begitu pula penggunaan pil untuk sapi, yang sengaja diminum dengan tujuan untuk mabuk. Menurutnya, kalau

0

Game Situs Porno Jual Beli Online Berita & Informasi Lainnya Kota Desa 10 20 30 40 50 60 70 80 49 36 15,9 5,7 33 26 15,4 23,5 70,7 69,7

sudah mabuk maka badan akan terasa enteng. Dengan demikian mabuk digunakan sebagai tujuan antara untuk mencapai tujuan lebih lanjut, tanpa disadari bahwa itu dapat menimbulkan ketergantungan.

Dalam dokumen SURVEI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Halaman 176-184)