• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Persepsi

2.1.4.2 Persepsi terhadap Penggunaan Alat Peraga Montessori

Transfer pengetahuan akan dapat berjalan efektif bilamana memperhatikan faktor-faktor psikologis yang ada pada siswa dan guru, salah satunya meliputi aspek kognitif. Salah satu aktivitas dari aspek kognitif yang paling penting adalah persepsi. Persepsi dapat mempengaruhi intensi seseorang dalam melakukan tindakan selanjutnya. Persepsi juga dipengaruhi oleh sikap terhadap objek dan dipicu oleh suatu kejadian yang mengaktifkan sikap (Fazio, 1989; Fazio dan Roskos Ewoldsen, 1995).

Aspek kognitif yang berupa persepsi untuk memaknai berbagai fenomena, informasi atau data di sekitarnya. Hal ini disebabkan persepsi merupakan suatu proses masuknya informasi ke dalam otak yang diterimanya melalui indera dan individu mempretasikannya apa yang telah diterimanya. Persepsi juga dipengaruhi oleh suatu sikap terhadap objek dan dipicu oleh suatu kejadian yang mempengaruhi perilakunya (Suharnan, 2005: 51). Oleh karena itu sikap yang akan

terbentuk berhubungan dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.

Persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan penghayatan dan dapat diterima secara rasional dan emosional maka manusia akan mempersepsikan positif atau cenderung menyukai dan menanggapi sesuai dengan objek yang dipersepsikan. Apabila tidak sesuai dengan penghayatan maka persepsinya negatif atau cenderung menjauhi, menolak dan menanggapinya secara berlawanan terhadap objek persepsi tersebut Rahmat (dalam Muchtar, 2012: 13-14).

Persepsi positif atau negatif yang muncul pada individu berawal dari pengalaman yang diperolehnya dan akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut. Melalui sikap yang muncul maka akan berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya. Dengan demikian, persepsi dapat mempengaruhi intensitas seseorang dalam melakukan tindakan selanjutnya. Berikut ini adalah gambar bagan persepsi yang dikutip (Walgito, 2013: 116) :

evaluasi

senang/tidaksenang bertindak

Gambar 2.1 Gambar bagan persepsi

Selanjutnya peneliti memodifikasi bagan persepsi tersebut sesuai dengan persepsi penelitian ini. Di dalam gambar persepsi yang telah dimodifikasi terdapat

Kepribadian

kognisi afeksi Sikap

keyakinan proses belajar pengalaman pengetahuan

persepsi

faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh objek

perbedaan yaitu terdapat empat tahapan yang saling berhubungan untuk mendapatkan persepsi terhadap objek yang diterima melalui indera. Tahapan yang pertama di mulai dari pengamalan narasumber. Pengalaman narasumber dapat berupa hasil belajar, pemikiran dan perasaan yang dialami oleh narasumber. Tahap selanjutnya persepsi narasumber dapat berupa persepsi positif maupun negatif. Tahap berikutnya yakni sikap narasumber setelah mempersepsi suatu objek. Tahap terakhir pada gambar persepsi yang telah dimodifikasi yakni tindakan narasumber yang telah dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi dan sikap. Keempat tahapan di atas saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Berikut adalah gambar persepsi yang telah dimodifikasi sebagai berikut :

Gambar 2.2 Gambar persepsi yang sudah dimodifikasi

Peneliti mencoba menjabarkan gambar persepsi (Walgito, 2013: 116) yang telah dimodifikasi sebagai berikut :

1. Pengalaman

Pengalaman merupakan tahap awal dalam tahapan persepsi. Pengalaman dalam penelitian ini dapat berupa pengalaman belajar narasumber menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar akan memberikan pengalaman bagi narasumber guru maupun siswa. Pengalaman diperoleh dari hasil belajar narasumber, pemikiran serta perasaan yang dialami oleh narasumber.

Pengalaman Persepsi Sikap Tindakan hasil belajar pemikiran perasaan kepercayaan perilaku perasaan

2. Persepsi

Pada tahap ini, setelah narasumber mendapat pengalaman belajar menggunakan alat peraga maka akan muncul tanggapan, respons serta perasaan narasumber terhadap alat peraga tersebut. Perasaan, tanggapan, dan respons narasumber terhadap alat peraga tersebut dapat mempengaruhi persepsi individu. Berbagai macam persepsi dari narasumber yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar narasumber menggunakan alat peraga dapat berupa persepsi positif maupun persepsi negatif.

3. Sikap

Pada awalnya, setelah narasumber memperoleh pengalaman belajar menggunakan alat peraga selanjutnya akan muncul persepsi dari narasumber berupa persepsi positif maupun persepsi negatif. Persepsi yang muncul dari narasumber akan membentuk sikap yang di dalamnya terdapat kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Sikap dan persepsi saling berkaitan serta saling mempengaruhi.

4. Tindakan

Tindakan merupakan rangkaian tahapan yang terbentuk setelah narasumber mendapat pengalaman belajar, mempersepsi yang telah diterima serta membentuk sikap yang di dalamnya terdapat kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Persepsi yang berupa positif maupun negatif akan mempengaruhi sikap narasumber dan mempengaruhi tindakan narasumber selanjutnya.

Proses kegiatan belajar menggunakan alat peraga dapat memberikan pengalaman bagi guru maupun siswa. Pengalaman yang dimiliki oleh guru maupun siswa inilah akan membentuk persepsi yang positif maupun negatif. Dalam hal ini guru maupun siswa akan mempretasikan apa yang telah diterima melalui alat inderanya yang selanjutnya akan muncul sikap. Di dalam munculnya sikap terdapat kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Oleh karena itu, persepsi berkaitan erat dengan sikap dan akan berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya bagi guru maupun siswa. Di dalam penelitian ini, diharapkan guru dan siswa mendapatkan pengalaman selama menggunakan alat peraga Montessori berupa

dakon. Setelah mendapatkan pengalaman, guru dan siswa akan mempretasikan apa yang telah diperolehnya secara positif maupun negatif. Salah satu contoh persepsi dari guru maupun siswa setelah mendapatkan pengalaman belajar menggunakan alat peraga yakni alat peraga tidak hanya sekedar alat tetapi narasumber memiliki pemikiran bahwa menggunakan alat peraga dapat membantu memahami materi serta alat peraga Montessori memiliki karakteristik khusus dibanding alat peraga lainnya.

Kemunculan persepsi dari guru maupun siswa akan berpengaruh terhadap sikap yang di dalamnya terdapat kepercayaan, perasaan dan perilaku. Sebagai contohnya sikap yang muncul dari guru maupun siswa yakni kepercayaan bahwa menggunakan alat peraga dapat membantu memahami materi sehingga narasumber dapat mengembangkan sikap matematisnya. Persepsi yang positif akan menimbulkan kepercayaan dan perasaan yang positif juga sehingga akan berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya. Hal yang berpengaruh apabila muncul persepsi yang positif maka intensitas menggunakan alat peraga Montessori pun tinggi. Begitupun sebaliknya, jika guru maupun siswa memiliki persepsi negatif setelah mendapatkan pengalaman menggunakan alat peraga Montessori maka akan berpengaruh pada sikap dan tindakan. Akibat yang akan muncul yakni intensitas guru maupun siswa dalam menggunakan alat peraga Montessori rendah. Sehubungan dengan hal ini persepsi itu mulai berperan dalam proses transfer pengetahuan dengan menggunakan alat pembelajaran yang baru.

Dokumen terkait