• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan Kelima / Kamis 23 Januari 2014

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

5. Pertemuan Kelima / Kamis 23 Januari 2014

Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 39 orang. Diadakannya tes siklus I ini dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII-I. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).

Sebelum siswa melakukan tes, peneliti meminta siswa untuk mempelajari sekitar 5 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus I kepada siswa.

Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan dengan lancar, dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang meskipun masih banyak siswa yang bertanya untuk membenarkan jawabannya. Kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa orang siswa yang tidak paham dengan soalnya, setelah peneliti menjelaskannya siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib.

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap ini dimulai pada saat bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan yang dilakukan peneliti selaku pelaksana tindakan sekaligus observer 1 dan observer 2 yaitu mengamati aktivitas belajar matematika siswa. Ada tujuh indikator untuk melihat aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas. Setiap indikator aktivitas belajar matematika siswa dihitung nilai persentasenya. Persentase setiap indikator aktivitas belajar matematika siswa dirata-ratakan sehingga menjadi rata-rata persentase aktivitas belajar matematika pada pertemuan tersebut.

Peneliti membuat data persentase aktivitas belajar matematika siswa dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Adapun data persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I adalah:

Tabel 4.1

Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus I

No Aspek yang diamati f Pert-1 (%) f Pert-2 (%) F Pert-3 (%) F Pert-4 (%) ̅

1 Kesiapan menerima pembelajaran 30 76.92 31 79.49 30 76.92 37 94.87 82.05 2 Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru/teman 32 82.05 33 84.62 33 84.62 35 89.74 85.26 3

Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 23 58.97 13 33.33 14 35.90 17 43.59 42.95 4 Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan 17 43.59 27 69.23 26 66.67 28 71.79 62.82 5 Mengerjakan LKS kelompok 35 89.74 36 92.31 36 92.31 38 97.44 92.95 6 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 35 89.74 38 97.44 37 94.87 38 97.44 94.87 7 Berani mempresentasikan hasil LKS/diskusi kelompok 4 10.26 5 12.82 4 10.26 4 10.26 10.90 Rata-rata (%) 64.47 67.03 65.93 72.16 67.40

Dari tabel di atas diketahui bahwa adanya penurunan rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa dari pertemuan 2 ke pertemuan 4 sebesar

1.10%. Hal ini disebabkan karena mereka sudah merasa bosan dan jenuh dalam belajar matematika karena menurut mereka materi pada pertemuan ke -4 sulit.

Dapat dilihat pula pada tabel 4.2, bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 67.40%. Jika dilihat dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan, maka pada siklus I belum berhasil. Dalam siklus I keaktifan siswa didominasi pada mencatat penjelasan, mengerjakan LKS, mendengarkan penjelasan guru/teman, dan kesiapan menerima pembelajaran. Sedangkan aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat dan berani mempersentasikan masih kurang aktif.

Selain melihat keaktifan siswa dikelas, peneliti juga melakukan analisis terhadap hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I. kemampuan komunikasi matematis siswa pada penelitian, dapat terlihat jika siswa mampu mengekspresikan ide matematika meliputi writing, drawing dan mathematical ekspression. Ketuntasa dalam belajar matematika dapat diperoleh berdasarkan hasil akhir tes siklus I. Adapun hasil akhir tes siklus I dapat terlihat dari tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Tes Formatif Akhir Siklus I Frekuensi Persentase (%)

KKM 13 33.33%

KKM 26 66.67%

Nilai rata-rata 67

Berdasarkan hasil akhir tes siklus I maka diperoleh skor rata-rata tes akhir siklus I siswa sebesar 67. Selanjutnya, pada tabel tersebut dapat dilihat, hanya 13 siswa yang telah tuntas pada pelajaran matematika dengan persentase sebesar 33.33% siswa dan 26 siswa yang belum tuntas pada pelajaran matematika dengan persentase sebesar 66.67% siswa. Jika dilihat pada hasil intervensi tindakan yang diharapkan, hal ini dapat disimpulkan bahwa tes akhir pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan.

Adapun hasil persentase indikator komunikasi matematis dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus I No Indikator Komunikasi Matematis Frekuensi Skor Ideal Mean Persentase (%) 1. Writing 39 12 8.44 70 2. Drawing 39 12 8.56 71 3. MathematicalExspression 39 12 7.18 60

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator komunikasi yang diukur dalam penelitian ini yaitu writing, drawing dan mathematical exspression. Pada indikator writing yang diukur yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri atau kata-kata tertulis, pada indikator drawing yang diukur yaitu mendeskripsikan soal meatematika kebentuk gambar dan pada indikator mathematical exspression yang diukur yaitu mengekspresikan konsep matematika ke dalam simbol matematika.

Pada siklus I, persentase tertinggi pada indiktaor drawing yaitu sebesar 71% sedangkan persentase terendah pada indikator mathematical exspression yaitu sebesar 60%. Dari hasil tersebut telah menunjukkan bahwa pada umumnya siswa kelas VIII-I lebih menguasai kemampuan pada indikator drawing, kemudian menguasai kemampuan pada indikator writing dan yang terakhir menguasai kemampuan pada indikator mathematical exspression. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siklus I.

Gambar 4.5

Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis

Berikut beberapa contoh jawaban siswa pada tes akhir siklus I. Salah satu soal yang mengukur kemampuan komunikasi matematis pada aspek writing sebesar70%. Salah satu soal yang mengukur kemampuan komunikasi matematis.

1. Perhatikan gambar berikut! Menurut kalian?

a. Titik mana yang merupakan titik pusat, jelaskan!

b. Manakah yang dinamakan diameter, ED, DF atau CG, jelaskan!

c. Garis OB, OA, OD dan OF disebut …. ,

jelaskna!

d. Disebut segitiga apakah ? Mengapa?

Gambar 4.6

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Writing

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Writing Drawing Mathematical

Exspression rata -r ata p e rsen tase

indikator kemampuan komunikasi matematis

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II G F D E C B A O H I J

Pada indikator writing masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menuangkan ide yang mereka sudah pahami ke dalam bentuk kata-kata tertulis tentang unsur-unsur lingkaran, akan tetapi ada salah satu siswa yang dapat menuangkan ide yang dipahami ke dalam bentuk kata-kata tertulis dengan benar dan tepat.

Selain writing, indikator kemampuan komunikasi matematis siswa adalah drawing. Indikator drawing dapat dilihat pada soal nomor 3, Pada soal tersebut, siswa diminta untuk menggambar tutup kaleng yang dibuat dari selembar seng, dengan tujuan untuk menemukan sebuah penyelesaian. Soal yang mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek drawing adalah:

Dari selembar seng berbentuk persegi panjang yang berukuran 50 cm 30 cm akan dibuat 2 buah tutup kaleng berbentuk lingkaran yang berdiameter 20 cm. gambarlah! Dan tentukan berapakah luas sisa kaleng yang terbuang?

Berikut jawaban siswa:

Gambar 4.7

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Drawing

Dilihat dari jawaban siswa tersebut, bahwa kemampuan komunikasi pada aspek drawing sebagian besar siswa sudah mengerti, namun masih saja ada beberapa siswa yang belum mengerti. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang teliti dalam membaca soal.

Hal serupa terjadi pada soal nomor 5, dimana siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari soal yang diberikan, akan tetapi masih ada siswa yang hanya mampu menjawab langsung jawabannya tanpa disertai dengan menggambar terlebih dahulu. Pada indikator drawing ini sebagian besar siswa

lebih memahaminya dari pada indikator lainnya yaitu indikator writing dan mathematical exspression

Berikutnya adalah indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang masih rendah pada kelas VIII-I adalah indikator mathematical exspression. Berikut merupakan contoh jawaban siswa pada soal yang mengukur komunikasi matematis pada indikator mathematicalexspression.

Soal:

Pak Roni mempunyai sebidang tanah dipojok rumahnya berbentuk seperempat lingkaran. Tanah tersebut memiliki lebar (jari-jari) 4,2 meter yang akan dijual. Harga tanah standar daerah setempat adalah Rp 200.000 per meter persegi., akan tetapi Pak Roni ingin menjual tanah tersebut dengan harga Rp150.000 per meter persegi.

a. Apakah Pak Roni mengalami keuntungan/kerugian? Mengapa? Berapa kerugian yang dialami Pak Roni?

Gambar 4.8

Indikator Komunikasi Matematis Siswa Pada Aspek Mathematical Exspression

Dilihat dari jawaban siswa tersebut, sebagian besar siswa masih saja bingung dalam menuliskan sebuah simbol. Hal tersebut terlihat dari jawaban siswa yang hanya diisi langsung dengan jawaban tanpa sebuah cara. Pada indikator mathematicalexspression, siswa masih sulit untuk mengubah kata-kata menjadi sebuah simbol. Hal ini disebabkan siswa masih kurang memahami soal yang telah diberikan.

Hubungan antara hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Hubungan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Aktivitas Belajar Matematika Siklus I Ketuntasan Belajar Aktivitas Siswa Kategori frekuensi (%) KKM Baik 0 0 Sedang 6 15 Cukup 6 15 Kurang 1 3 KKM Baik 0 0 Sedang 5 13 Cukup 14 36 Kurang 7 18

Peneliti menggunakan tabel di atas adalah bahwa peneliti dapat mengetahui persentase aktivitas siswa yang memiliki kategori baik, sedang, cukup atau kurang. Dapat dilihat pada tabel tersebut, bahwa siswa yang mencapai nilai

KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang dan cukup sebesar 15%, sedangkan pada kategori kurang sebesar 3% karena siswa tersebut tidak berani dalam mempersentasikan hasil kelompok. Selain itu, siswa yang mencapai nilai KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang sebesar 13%, pada kategori cukup sebesar 36% dan pada kategori kurang sebesar 8%.

Jika dianalisis dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dan persentase aktivitas siswa, maka penelitian pada siklus I ini belum memenuhi intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

d. Tahap Refleksi

Setelah proses pembelajaran siklus I selesai maka dilakukan tes akhir siklus. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebesar 64 dan setelah dilakukan analisis aktivitas belajar matematika bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 67.40%. Hanya ada 13 siswa yang dapat mencapai hasil intervensi tindakan yang diharapkan dan 26 siswa yang tidak dapat mencapai hasil intervensi tindakan yang diharapkan. Dikarenakan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran matematika

lebih besar dari pada yang tunas, dengan demikian maka perlu diadakannya perbaikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger pada siklus berikutnya.

Ada beberapa catatan yang menjadi keberhasilan dan kekurangan dalam penelitian siklus I ini, salah satu keberhasilannya adalah dalam penggunaan lembar kerja siswa (LKS) yang dapat membantu siswa dalam memahami masalah dan memudahkan dalam mengerjakan tugas serta membantu keaktifan mereka dalam belajar.

Kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki selama pelaksanaan tindakan adalah:

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang tinggi terdapat pada indikator drawing dan writing, sementara pada indikator mathematical exspression masih perlu ditingkatkan lagi.

2. Dalam meningkatkan aktivitas siswa, yaitu menentukan kelompok yang kurang sesuai dan tidak cocok.

Dari kekurangan-kekurangan tersebut maka perlu diadakannya perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu pada penelitian siklus II, diantaranya: (1) peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) yang lebih baik. (2) peneliti akan membuat kelompok berdasarkan teman yang cocok (sepermainan), (3) dalam meningkatkan perbaikkan, sebelum pembelajaran dimulai maka peneliti mengulang materi sebelumnya.

4. Penelitian siklus II

Dokumen terkait