• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan kesepuluh / Kamis 13 Februari 2014

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

5. Pertemuan kesepuluh / Kamis 13 Februari 2014

Pada pertemuan terakhir ini dilakukannya siklus II untuk siswa, diadakannya tes siklus II ini dengan tujuan untuk melihat setelah siklus I diadakan, apakah ada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII-I. pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran).

Sebelum siswa melakukan tes, seperti pada tes siklus sebelumnya yaitu tes siklus I, peneliti meminta siswa untuk mempelajari sekitar 10 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus II kepada siswa. Pada pertemuan terakhir ini semua siswa hadir untuk melaksanakan tes akhir siklus II, karena sebelumnya peneliti meminta semua siswa untuk hadir dalam pertemuan terakhir ini.

Dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang, kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa orang siswa yang tidak paham dengan soalnya, setelah peneliti menjelaskannya, barulah siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus II berlangsung dengan baik dan tertib.

c. Tahap Observasi dan Analisis

Selama kegiatan siklus II, peneliti dibantu oleh seorang observer dalam melakukan kegiatan siklus II ini, peneliti menganalisis data aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II dan menyajikannya dalam bentuk berup tabel. Adapun data aktivitas belajar matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Persentase Aktivitas Siswa Belajar Matematika Siklus II

No

Aspek yang diamati f Pert-5 (%) F Pert-6 (%) f Pert-7 (%) f Pert-8 (%) ̅

1 Kesiapan menerima pembelajaran 34 87.18 36 92.31 37 94.87 37 94.87 92.31 2 Mendengarkan /memperhatikan penjelasan guru/teman 33 84.62 36 92.31 35 89.74 38 97.44 91.03

3 Bertanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung 28 71.79 28 71.79 30 76.92 32 82.05 75.64

4 Mengemukakan pendapat

ketika diberi kesempatan 28 71.79 28 71.79 30 76.92 33 84.62 76.28 5 Mengerjakan LKS kelompok 33 84.62 37 94.87 38 97.44 39 100.00 94.23

6 Mencatat penjelasan yang

disampaikan guru 35 89.74 35 89.74 36 92.31 38 97.44 92.31 7 Berani mempresentasikan

hasil LKS/diskusi kelompok 4 10.26 5 12.82 5 12.82 5 12.82 12.18 Rata-rata 71.43 75.09 77.29 81.32 76.28

Dapat dilihat pada tabel 4.6, bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa adalah 76.28%, artinya aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II ini sudah mencapai intervensi tindakan yang diharapkan. Pada siklus II ini terjadi peningkatan sebanyak 8.88% dari siklus I.

Peneliti dan observer II juga menganalisis dan menyajikan data berupa tabel mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus II ini, adapun tabel kemampuan komunikasi matmematis siswa siklus II adalah:

Tabel 4.7

Hasil Tes Formatif Akhir Siklus II Frekuensi Persentase (%)

KKM 30 76.92%

KKM 9 23.08%

Nilai rata-rata 74

Berdasarkan hasil tes siklus II maka diperoleh skor rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa sebesar 73, dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 96. Selanjutnya, pada tabel tersebut dapat dilihat, bahwa 21 siswa yang tuntas pada pelajaran matematika dan 18 siswa yang belum tuntas. Jika dilihat pada hasil intervensi tindakan yang diharapkan, bahwa hal ini sudah mencapai hasil ketuntasan dalam pembelajaran matematika. Sehingga pada siklus II penelitian dihentikan

Adapun hasil persentase indikator komunikasi matematis pada siklus II dapat disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siklus II No Indikator Komunikasi

Matematis Frekuensi Skor Ideal Mean

Persentase (%) 1. Writing 39 8 5.97 75 2. Drawing 39 8 6.08 76 3. Mathematical Exspression 39 8 5.82 73

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus II, persentase tertinggi tetap pada indikator drawing yaitu sebesar 76% sedangkan persentase terendah tetap pada indikator mathematical exspression yaitu sebesar 73%. Pada indikator mathematical exspression kemampuan siswa meningkat lebih besar dari pada kemampuan komunikasi yang lainnya yaitu writing dan drawing. Hal ini disebabkan karena peneliti mengulang materi yang sebelumnya dipelajari, sehingga siswa dapat mengingat kembali simbol-simbol yang telah dipelajari.

Dari hasil tabel tersebut telah menunjukkan bahwa pada umumnya siswa kelas VIII-I lebih menguasai kemampuan pada indikator drawing, kemudian menguasai kemampuan pada indikator writing dan yang terakhir menguasai kemampuan pada indikator mathematical exspression. Secara umum kemampuan komunikasi matematis siswa cukup baik. Berikut ini akan disajikan diagram batang perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada siklus II.

Gambar 4.9

Hasil Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II Data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat pada soal-soal berikut ini:

Soal: 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Writing Drawing Mathematical

Exspression Ra ta -ra ta persenta se

indikator kemampuan komunikasi matematis

Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II

Sebuah lingkaran O mempunya tiga buah titik yang terletak pada keliling lingkaran, yaitu titik A, titik B dan titik C. Jika ketiga titik tersebut dihubungkan, maka akan terbentuklah sebuah segitiga samakaki di dalam lingkaran dengan titik kakinya adalah A dan C, jika besar sudut CAO adalah 200 dan besar sudut ACB adalah 550.

a. Buatlah gambarlah lingkaran O

Gambar 4.10

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek Drawing

soal tersebut meminta siswa untuk menggambar sebuah lingkaran yang mempunyai 3 buah titik yang terletak di dalam lingkaran. jika dilihat dari jawaban siswa, sebagian besar siswa mampu menginterpretasikan ide matematika kebentuk gambar.

Berikut ini merupakan salah satu contoh soal matematika yang mengukur indikator mathematicalexspression.

Soal:

Perhatikan gambar berikut!

Besar

ACD28

0dan

BAC70

0. Jika tali busur AC merupakan diameter, maka tentukanlah besar BCD! D

C B

Gambar 4.11

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek

Mathematical Exspression

Soal tersebut meminta siswa untuk mencari sebuah besar sudut keliling dari informasi yang telah diberikan. Sebenarnya siswa hanya memerlukan beberapa sifat-sifat sudut keliling untuk menemukan jawaban tersebut, akan tetapi kebanyakan siswa kurang teliti dalam mengerjakannya. Sehingga terjadi kekeliruan dalam mengoperasikan perhitungannya. Akan tetapi ada sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan soal ini dengan benar.

Selanjutnya, soal nomor 1 yang mengukur kemampuan indikator writing. Soal:

Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukanlah sudut pusat beserta masing masing sudut kelilingnya, jelaskan!

F E D C B A O

Berikut jawabannya:

Gambar 4.12

Indikator Komunikasi Matematis Siswa yang Mengukur Aspek Writing

Di dalam soal ini siswa diminta untuk menentukan sudut pusat beserta sudut kelilingnya berikut alasannya. Dalam menuliskan jawaban, kemampuan komunikasi matematis siswa pada indikator writing cukup baik. Akan tetapi beberapa siswa masih ada yang kurang tepat dalam menjawab yang disertai dengan alasan.

Hubungan antara hasil kemampuan komunikasi matematis siswa dan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Hubungan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Aktivitas Belajar Matematika Siklus II Ketuntasan Belajar Aktivitas Siswa Kategori f (%) KKM Baik 0 0 Sedang 22 56 Cukup 8 21 Kurang 0 0 KKM Baik 0 0 Sedang 7 18 Cukup 2 5 Kurang 0 0

Dapat dilihat pada tabel 4.10, bahwa siswa yang mempacai nilai KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang sebesar 56%, pada kategori cukup sebesar 18%, pada kategori kurang sebesar 0%. Selanjutnya, siswa yang mencapai nilai KKM dan memiliki aktivitas belajar pada kategori sedang

sebesar 18%, pada kategori cukup sebesar 5% dan pada kategori kurang sebesar 0%. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang memiliki aktivitas belajar pada kategori kurang, hal ini disebabkan karena rasa antusias siswa dan rasa kebersamaan/kekompakan siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran matematika pada siklus II.

Jika dianalisis dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dan persentase aktivitas siswa pada siklus II ini, maka penelitian pada siklus II ini sudah memenuhi intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan pada siklus II.

d. Tahap Refleksi

Hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 76,28% dan nilai rata-rata tes formatif akhir siklus II mencapai 74. Dengan demikian jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan maka tindakan penelitian siklus II ini telah memenuhi indikator keberhasilannya, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan.

Keberhasilan tindakan penelitian ini tidak lepas dari perbaikan-perbaikan yang diperoleh dari siklus I, yakni upaya dalam meningkatkan komunikasi matematis siswa yaitu dengan membuat lembar kerja siswa (LKS) yang lebih baik, dan mengulang materi yang sudah dipelajari sebelum memulai materi yang akan dipelajari. Dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa yaitu dengan membuat kelompok dengan pembuatan kelompok berdasarkan teman sepermainan.

Selain keberhasilan penelitian tindakan yang telah dicapai, namun masih saja terdapat kekurangan pada kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu pada indikator mathematical exspression. Sedangkan pada aktivitas siswa terdapat kekurangan pada poin dalam mempersentasikan hasil diskusi ke depan papan tulis. Akan tetapi secara umum, aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model Treffinger semakin baik. Siswa sudah dapat beradaptasi terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran dengan

menggunakan model Treffinger dapat meningkatkan suasana yang saling membantu sehingga terjalinnya komunikasi antar siswa dan dapat memberikan manfaat bagi masing-masing kelompok.

Dokumen terkait